HUBUNGAN SOSIAL ANTAR KELOMPOK ETNIK Oleh Paulus Wirutomo
HUBUNGAN SOSIAL ANTAR KELOMPOK ETNIK Oleh Paulus Wirutomo Sistem Sosial Indonesia (2015)
HUBUNGAN SOSIAL ANTAR KELOMPOK ETNIK • Isu tentang hubungan antar kelompok etnik masih menjadi isu penting terutama pada masa reformasi ini. • Etnisitas dan hubungan antar kelompok etnik dipandang memiliki hubungan yang erat dengan masalah-masalah pembangunan masyarakat Indonesia. • Keberagaman budaya yang dimiliki masyarakat Indonesia pada dasarnya adalah sebuah potensi untuk membentuk identitas kita sebagai bangsa Indonesia. • Kecenderungan ini memang tidak saja terjadi dalam konteks masyarakat Indonesia, namun telah menjadi kecenderungan pada masyarakat dunia, seperti diungkapkan Huntington (1997: 28)
DEFENISI ETNISITAS Etnisitas merupakan konsep yang kompleks. Etnisitas juga dapat diartikan sebagai bangsa. Berdasarkan akar kata, etnisitas berasal dan bahasa Yunani kuno, yaitu ethnos yang berarti bangsa dan ethnikos yang berarti “lainnya”. Dalam pengertian ini maka etnisitas menitikberatkan pada adanya perbedaan antara apa yang dipandang sebagai bangsa dengan kelompok lainnya yang dipandang sebagai bukan bangsa.
PANDANGAN DAN KONSEP ETNISITAS, MENURUT AGUSTINO (2001: 255 - 256) 1. Pandangan primodialis Pandangan ini cenderung menganggap etnisitas adalah sesuatu yang inheren dalam diri manusia, atau dengan kata lain ras dan etnisitas memiliki arti yang saling tumpang tindih. Menurut pandangan ini, tatkala banyak suku, agama, atau lainnya, maka akan timbul pertikaian hingga kekerasan diantara mereka yang berbeda.
2. Pandangan instrumentalis Etnisitas dianggap sebagai alat yang digunakan oleh individu atau kelompok untuk mengejar suatu tujuan yang lebih besar, biasanya dalam bentuk materiil. Konsepsi etnisitas, bagi kaum instrumentalis, tidak terlalu relevan kecuali digunakan atau diperalat oleh elit politik yang ingin mencapai tujuan tertentu.
3. Pandangan konstruktivis Etnisitas tidak bersifat kaku sebagaimana dibayangkan kaum primodialis atau sedemikian mudahnya diperalat oleh kaum elit politik sebagaimana diduga kaum instrumentalis. Etnisitas dapat diolah hingga membentuk suatu jaringan (relasi) pergaulan sosial dan berbagai lapisan pengalaman. Artinya, etnisitas merupakan sumber kekayaan hakiki yang dimiliki oleh dunia ini untuk saling mengenal dan memperkaya budaya satu dengan lainnya.
• Dengan melihat berbagai pandangan tersebut dapat disimpulkan bahwa keanggotaan seseorang dalam kelompok etnisitas tertentu tidaklah serta menjadi sama dengan kekeluargaan, karena etnisitas lebih mengarah pada identitas yang dipersepsikan, bukan sebagai suatu kelompok yang memiliki aksi sosial yang kongkrit (Weber 1996: 35).
KOMPOSISI ETNIS Salah satu cara untuk melihat komposisi kelompok etnik di Indonesia adalah dengan melihat peta demografi penduduk. Tetapi, informasi mengenai komposisi kelompok etnik di Indonesia hanya dapat dilihat pada data sensus penduduk tahun 1930 dan 2000 (Suryadinata 2003: 13). Sensus 1930 adalah sensus yang dilakukan Pemerintah Belanda. Sedangkan tahun 2000 adalah pertama kalinya Badan Pusat Statistik Indonesia memasukan pertanyaan tentang etnisitas.
POLA HUBUNGAN ANTAR ETNIS 1. Masa kolonial Hubungan antar etnik dalam konteks masyarakat Indonesia saat ini tidak dapat dipisahkan begitu saja dengan yang telah terjadi pada masa kolonial Belanda. Hubungan antar etnik pada dasarnya telah terjadi jauh sebelum masa kolonial dalam bentuk hubungan perdagangan dan pertukaran budaya, namun masa kolonial merupakan satu titik penting sebab kelompok etnik di wilayah jajahan berinteraksi dengan pemerintah kolonial.
2. Pasca-kolonial: Orde Lama dan Orde Baru Pada masa Orde Lama dan Orde Baru, dampak yang dibuat pemerintah kolonial masih membekas, bahkan hingga kini. Hal ini dilihat dari kebijakan pemerintah yang menempatkan kelompok etnis Cina bukan bagian dari negara Indonesia. Kenyataan menarik pada gerakan nasionalis yang memperoleh kemerdekaan dan menguasai pemerintahan Indonesia, Belanda dan pengusaha-pengusaha Eropa digantikan oleh orang-orang Indonesia, baik dalam bidang pemerintahan dan politik. Tetapi tidak terjadi perubahan pada status kelompok Cina, baik kelompok yang terpisah dan masyarakat pribumi maupun kelompok yang mengontrol ekonomi modern dalam masyarakat Indonesia.
3. Masa reformasi Hubungan antar etnis di Indonesia tak lepas dan sejarah dan bagaimana negara mengatur hubungan tersebut. Pemerintah cukup memegang peranan dalam mengatur hubungan itu. Karenanya, perubahan peta politik dan kebijakan publik penting untuk dijadikan dasar dalam menganalisa pola hubungan antar etnis di Indonesia.
KEBANGKITAN IDENTITAS ETNIK • Faktor penting yang harus diperhatikan dalam kelompok etnik dapat berubah menjadi hubungan konfliktual yaitu jika di antara kelompok etnis yang saling berinteraksi, bahkan hidup berdampingan dalam satu kesatuan unit politik negara, tidak memiliki tujuan yang selaras. Dalam hal ini konflik dapat dilihat sebagai sesuatu yang fungsional, sebagai strategi untuk menghilangkan unsur disintegrasi dalam masyarakat yang tidak terintegrasi dengan sempurna.
EMPAT TEORI TENTANG PENYEBAB KONFLIK ANTAR ETNIS, MENURUT BYMAN (2002) 1. Dilema keamanan kelompok etnik Segala usaha untuk meningkatkan keamanan yang dilakukan suatu kelompok sehingga menimbulkan reaksi balik dari kelompok lain dan pada akhirnya membuat kelompok tersebut merasa kurang aman. 2. Perlindungan status Konflik etnis muncul sebagai konsekuensi atau hasil dari ketakutan kelompok terhadap dominasi kelompok lain, baik secara material maupun budaya.
lanjutan 3. Ambisi hegemoni Suatu kelompok yang berkuasa tidak cukup puas dengan bertahannya nilai-nilai budaya dan institusi mereka saja, tetapi ingin menjadi kelompok dominan. 4. Aspirasi kaum elit Adanya ambisi dari elit kelompok etnik tertentu untuk mendapatkan dan mempertahankan kekuasaan dengan menggunakan isu-isu ketakutan, kebencian dan ambisi kelompok etnik.
Terima kasih
- Slides: 15