Syarat Diterimanya Syahadat Syuruthu Qabulisy Syahadatain Syarat diterimanya
Syarat Diterimanya Syahadat (Syuruthu Qabulisy Syahadatain)
Syarat diterimanya syahadat Ilmu yang menampik kebodohan Keyakinan yang menampik keraguan Keikhlasan yang menampik kesyirikan Kejujuran yang menampik kedustaan Cinta yang Penerimaan menampik yang permusuhan menampik dan penolakan kebencian Pelaksanaan yang menampik pengabaian dan sikap enggan beramal
Ilmu yang menampik kebodohan Ketika syahadat terucap, kita harus memiliki pengetahuan tentangnya. Wajib bagi kita untuk memahami arti dua kalimat itu beserta bersedia menerima konsekuensinya. Orang yang jahil (bodoh) – tidak memahami – syahadatain tak mungkin mengamalkannya.
ﺍ ﺍﻟ ﺍ ﻧ ﻳ ﺍﺍ ﺍﻟ ﺍ Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Ilah (sesembahan, tuhan) selain Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan. Dan Allah mengetahui tempat kamu berusaha dan tempat kamu tinggal. (QS. Muhammad: 19) ﺍ ﺍ
Keyakinan yang menampik keraguan Keyakinan Ketika syahadat terucap, kita harus meyakini ucapan itu sebagai sesuatu yang kita imani dengan sepenuh hati tanpa keraguan. Keraguan kemunafikan Iman yang benar = tak bercampur dengan keraguan sedikitpun tentang Tauhidullah. Istiqamah Pemenuhan atas konsekuensinya
ﺍ ﺍﻭ ﺍﻳ آ ﻭﺍ ﺍﻟ ﻭ ﺍ ﻭﺍ ﺍ ﻧ ﻱ ﻳ ﺍﻟ ﻭ ﺍﻟ ﺍﻭ Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang percaya (beriman) kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjuang (berjihad) dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar. (QS. Al-Hujurat: 15)
QS. Al-Baqarah: 1 -5 Alif laam miim. Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa, (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebahagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka. dan mereka yang beriman kepada Kitab (Al Quran) yang telah diturunkan kepadamu dan Kitabkitab yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat. Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah orang-orang yang beruntung.
Keikhlasan yang menampik kesyirikan Ketika syahadat terucap, kita harus memiliki niat yang ikhlas lillaahi ta’ala. Syahadat adalah ibadah, mengikrarkannya harus dengan ikhlas. Syahadatain Riya’ Tak akan diterima oleh Allah SWT
ﺍﺍﻳ ﻭ Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu. "Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan terhapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi. (QS. Az-Zumar: 65) ﻯ ﺍﻳ ﻥ ﻭ
Kejujuran yang menampik kedustaan Ketika syahadat terucap, kita wajib membenarkannya (shiddiq) secara jujur tanpa bercampur sedikit pun dusta. Benar Membenarkan Dusta Mendustakan Landasan Iman Ketaatan dan amanah Landasan Kufur Kemaksiatan dan pengkhianatan
ﺍﻭ ﻭ ﺍ ﻱ ﺍ ﺍﻟ Dan orang yang membawa kebenaran (Muhammad) dan membenarkannya, mereka itulah orang-orang yang bertakwa. (QS. Az-Zumar: 33) ﺍﻭ ﺍﺍﻳ ﺍﻟ ﺍ ﻥ ﻭ ﻭﺍ آ ﺍ ﺍﻟ ﺍﻳ ﻭﺍ ﺍ ﺍﻳ ﻥ Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta. (QS. Al-Ankabut: 2 -3)
Cinta yang menampik permusuhan dan kebencian Ketika syahadat terucap, kita harus melandaskannya dengan rasa cinta. Cinta adalah rasa suka yang melapangkan dada. Ia merupakan ruh ibadah, sedangkan syahadat merupakan ibadah yang paling utama. Rasa suka yang melapangkan dada = ruh ibadah Syahadat = Ibadah yang utama Beban terasa ringan Syahadat bisa dilaksanakan dengan mudah Cinta
HR. Muttafaqun ‘alaih Mencintai seseorang ataupun membencinya karena Allah dan Rasul. Nya lebih dicintai daripada selainnya Benci kembali kepada kekafiran sebagaimana benci jika dilemparkan ke dalam api neraka Manisnya iman
ﺍﻟ ﻭ ﺍ ﻱ ﻳ ﻡ ﻥ ﺍ آﺍ ﺍ ﻳ ﺍ ﺍﻭ ﺍ ﺍ ﺍ ﺍﻟ ﺍﻟ ﺍ ﻱ ﺍ ﺍﺍﻳ Katakanlah: "jika bapa-bapa, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya". Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik. (QS. At-Taubah: 24) ﻯ ﻭﺍ
ﻥ ﺍ آﺍ ﺍ ﻳ ﺍ ﺍﻭﺍ ﺍ ﺍ ﻡ ﺍﻟ ﻭ ﺍ ﻱ ﻳ ﻭﺍ ﻯ ﺍﻟ ﺍﻟ ﺍ ﻱ ﺍ ﺍﺍﻳ Katakanlah: "jika bapa-bapa, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya". Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik. (QS. At-Taubah: 24)
Penerimaan yang menampik penolakan Ketika syahadat terucap, sebagai muslim kita harus menerima semua nilai dan kandungannya. Mendengar Tunduk Patuh Taat Tak boleh ada keberatan dan keterpaksaan sedikit pun. Tak ada pilihan kecuali Kitabullah dan Sunnah Rasul.
ﺍﻟ ﻭ ﻥ ﺍ ﺍ ﻯ ﺍﻟ ﻭ ﺍ ﻥ ﻭ ﺍ ﺍ Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata. (QS. Al-Ahzab: 36) ﺍﺍ ﺍ ﺍ ﻳ
ﻥ ﻭ ﻭﺍ ﺍ ﺍ ﻭ ﺍﻳ ﺍ ﻭﺍ ﻯ ﺍﻟ ﻭ ﺍﺍ ﺍﻭ Sesungguhnya jawaban orang-orang mukmin, bila mereka dipanggil kepada Allah dan rasul-Nya agar rasul menghukum (mengadili) di antara mereka ialah ucapan. "Kami mendengar, dan kami patuh". Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung. (QS. An-Nur: 51)
Pelaksanaan yang menampik pengabaian dan sikap enggan beramal Ketika syahadat terucap, maka kemudian diwujudkan dalam bentuk amal yang nyata. Diri, keluarga dan masyarakatnya Muslim Siap melaksanakan ajaran Islam
ﺍ ﺍ ﻭﺍ ﻭ ﻡ ﺍ ﻯ Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. (QS. An-Nahl: 97) ﻥ ﻧ ﺍ ﺍ
Pedoman Al-Qur’anul Kariim Lembaga Kajian Manhaj Tarbiyah. 2009. Modul Tarbiyah Islamiyah. Jakarta: Robbani Press
- Slides: 21