ASUHAN GIZI PADA LANSIA DAN PASIEN GERIATRI Anugrah

  • Slides: 12
Download presentation
ASUHAN GIZI PADA LANSIA DAN PASIEN GERIATRI Anugrah Novianti, SGz, M. Gizi PROGRAM STUDI

ASUHAN GIZI PADA LANSIA DAN PASIEN GERIATRI Anugrah Novianti, SGz, M. Gizi PROGRAM STUDI ILMU GIZI FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

 • Deteksi dini (Penapisan dan Pengkajian) dan pemberian zat gizi adekuat sebagai tata

• Deteksi dini (Penapisan dan Pengkajian) dan pemberian zat gizi adekuat sebagai tata laksana awal merupakan hal yang penting dilakukan untuk mencegah terjadinya masalah gizi pada lansia

Kebutuhan Energi (Kalori) • BB aktual digunakan pada pasien dengan IMT kurang dan normal.

Kebutuhan Energi (Kalori) • BB aktual digunakan pada pasien dengan IMT kurang dan normal. Kebutuhan energi pasien dengan IMT kurang dapat berubah sesuai dengan perubahan berat badan aktual yang di dapatkan saat monev. • BB ideal digunakan pada pasien dengan IMT lebih atau obese.

Kebutuhan Energi (Kalori) • BB aktual digunakan pada pasien dengan IMT kurang dan normal.

Kebutuhan Energi (Kalori) • BB aktual digunakan pada pasien dengan IMT kurang dan normal. Kebutuhan energi pasien dengan IMT kurang dapat berubah sesuai dengan perubahan berat badan aktual yang di dapatkan saat monev. • BB ideal digunakan pada pasien dengan IMT lebih atau obese. • Kebutuhan energi lansia sehat dimulai dari 25 -30 kka/kg/hari • Sedangkan, kebutuhan energi pasien lasia dengan kondisi stress metabolik 30 -35 kksl/kg/hari

Kebutuhan Protein • Asupan protein untk lansia disarankan lebih tinggi dibandingkan dewasa muda. •

Kebutuhan Protein • Asupan protein untk lansia disarankan lebih tinggi dibandingkan dewasa muda. • PROT-AGE merekomendasikan 1 – 1, 2 gram protein/kg. BB/ hari untuk lansia sehat. • Pasien lansia dengan risiko malnutsrisi : 1, 2 – 1, 5 gram/kg. BB/hari • Pasien dengan diagnosa malnutrisi dan infeksi parah : 2 gram/kg. BBhari • Kebutuhan ini tidak berlaku untuk lansia dengan gangguan ginjal atau pada lansia yang harsus membatasi konsumsi protein.

Kebutuhan Lemak Jenis Lemak Total Lemak As Lemak Jenuh (SFA) As. Lemak Trans (TFA)

Kebutuhan Lemak Jenis Lemak Total Lemak As Lemak Jenuh (SFA) As. Lemak Trans (TFA) As. Lemak Tidak Jenuh Ganda (PUFA) As. Lemak Tidak Jenuh Tunggal (MUFA) US Dietary Guidelines 2015 Kolesterol Kebutuhan 20 -35% dari total kalori 10% dari total kalori < 1% total kalori 6 – 11% total kalori Total lemak – SFA – PUFA – TFA < 300 mg/hari < 200 mg /hari utuk individu dengan risiko tinggi oenyakit kardiovaskular dan DM tipe 2

Kebutuhan Cairan • Kebutuhan cairan harian lansia dihitung berdasarkan berat badan : 25 –

Kebutuhan Cairan • Kebutuhan cairan harian lansia dihitung berdasarkan berat badan : 25 – 30 ml/kg. BB Faktor yang mempengaruhi kebutuhan cairan : Faktor Demam Berkeringat Hiperventilasi Hipertiroid Peningkatan Kebutuhan Cairan 12, 5% untuk setiap kenaikan suhu 10 C di atas normal 10 – 25% 10 – 60% 25 – 60%

Pemberian NPO (Nutrisi Per Oral) • Mengonsumsi berbagai jenis makanan sesuai dengan pedoman diet

Pemberian NPO (Nutrisi Per Oral) • Mengonsumsi berbagai jenis makanan sesuai dengan pedoman diet sehat dan seimbang • Meningkatkan frekuensi makanan dalam sehari dengan kudapan (selingan) di antara waktu makan utama (3 x makan utama 3 x makan selingan, porsi kecil tapi sering) • Menghindari perut kosong di malam hari (> 12 jam) dengan memundurkan jam makan malam serta mengawalkan sarapan pagi dan atau memberikan kudapan • Memberikan makanan dengan nilai kalori tinggi dan atau protein tinggi • Mendesain menu sesuai dengan keinginan/preferensi pasien dan memodifikasi tekstur makanan menurut kemampuan mengunyah dan menelan • Memberikan suasana yang menyenangkan saat makan.

Tingkat Modifikasi Diet untuk Gangguan Menelan Tingkat Modifikasi Deskripsi Contoh Rekomendasi Tingkat 1 Homogen,

Tingkat Modifikasi Diet untuk Gangguan Menelan Tingkat Modifikasi Deskripsi Contoh Rekomendasi Tingkat 1 Homogen, kohesif Tidak perlu dikunyah, hanya perlu mengendalikan bolus Tingkat 2 Makanan semi solid yang lembab dan kohesif Memerluka sedikit kemampuan mengunyah - Sereal matang yang homogen dengan tekstur halus - Bubur halus tanpa gumpalan; daging, sayuran utuh - Sup saring, Puding, Yogurt - Sereal masak bertekstur - Daging giling - Buah/sayuran yang lunak

Tingkat Modifikasi Deskripsi Tingkat 3 Makanan padat lunak, lebih membutuhkan kemampuan mengunyah Tingkat 4

Tingkat Modifikasi Deskripsi Tingkat 3 Makanan padat lunak, lebih membutuhkan kemampuan mengunyah Tingkat 4 Tidak ada modifikasi, diperbolehkan makan apapun Contoh Rekomendasi - Roti, nasi atau pati lain - Buah atau sayur yang telah dimasak - Daging lunak atau yang telah diiris tipis - Tidak ada restriksi

Sarkopenia dan Frailty • Sarkopenia Terjadi penurunan massa otot 3 -8% per dekade •

Sarkopenia dan Frailty • Sarkopenia Terjadi penurunan massa otot 3 -8% per dekade • Dibutuhkan pencegah untuk mencegah risiko fraktur dan osteoporosis dengan cara mengonsumsi protein dengan jumlah yang lebih tinggi. • Untuk memaksimalkan sistesis protein otot diperlukan asupan protein 25 -30 gram protein dengan kualitas tinggi per setiap makan (setara dengan 10 gram asam amino esensial) • Leusin salah satu jenis as. Amino esensial dapat meningkatkan sistesis protein otot sehingga suplementasinya diduga dapat mencegah terjadinya sarkopenia. • Sebaiknya, konsumsi protein ini juga dikombinasikan dengan latihan resistensi yang dilakukan minimal 2 x dalam seminggu. Penelitian mengungkapkan hal ini mampu meningkatkann rerata massa bebas lemak 1, 3 kg

Tugas Pasien perempuan 68 tahun, TB 158 cm (berdasarkan konversi perhitungan tinggi lutut) dan

Tugas Pasien perempuan 68 tahun, TB 158 cm (berdasarkan konversi perhitungan tinggi lutut) dan BB 53 kg (IMT 21, 2) datang ke poliklinik geriatri dengan keluhan mudah lelah sejak dua minggu terakhir, memiliki gangguan mengunyah dan menelan. Anamnesis untuk menapis dan mengkaji status gizi pasien dengan MNA menunjukkan adanya penurunan nafsu makan, penurunan berat badan 2 kg dalam 3 bulan terakhir dan mobilitas pasien aktif. Suami dan anak pasien meninggal bulan lalu karena kecelakaan lalu lintas. Penapisan dengan SF-MNA menghasilkan skor 9 (kemungkinan malnutrisi). Hitung kebutuhan energi, zat gizi makro dan cairan pasien tersebut (contoh menu) !