Universal Soil Loss Equation USLE dan RUSLE Revised

  • Slides: 15
Download presentation
Universal Soil Loss Equation (USLE), dan RUSLE (Revised USLE) (Abdurachman et al. 1984; Abdurachman

Universal Soil Loss Equation (USLE), dan RUSLE (Revised USLE) (Abdurachman et al. 1984; Abdurachman 1989; Abdurachman dan Kurnia 1990). EVALUASI EROSI PADA TANAH Beberapa inovasi iptek utama yang dihasilkan dalam periode ini adalah: (1) Nilai faktor erodibiltas tanah-tanah Indonesia (Kurnia dan Suwardjo 1984), (2) Nilai faktor pertanaman dan tindakan pengendalian erosi (Abdurachman et al. 1984), (3) Penggunaan soil conditoner, (4) Tingkat erosi tanah pada berbagai lahan pertanian, (5) Teknologi pengelolaan bahan organik, (6) Teknologi pengolahan tanah, (7) Teknologi pengendalian erosi, dan (8) Teknologi rehabilitasi tanah.

Pra-Kata • Erosi tanah oleh air menurunkan produktivitas secara nyata melalui penurunan kesuburan tanah,

Pra-Kata • Erosi tanah oleh air menurunkan produktivitas secara nyata melalui penurunan kesuburan tanah, baik fisika, kimia maupun biologi. • Lahan pertanian memiliki fungsi yang besar bagi kemanusiaan melalui fungsi gandanya (multifunctionality). Selain berfungsi sebagai penghasil produk pertanian (tangible products) yang dapat dikonsumsi dan dijual, pertanian memiliki fungsi lain yang berupa intangible products, antara lain mitigasi banjir, pengendali erosi, pemelihara pasokan air tanah, penambat gas karbon atau gas rumah kaca, penyegar udara, pendaur ulang sampah organik, dan pemelihara keanekaragaman hayati (Agus dan Husen 2004). Kondisi sumber daya lahan Indonesia cenderung mempercepat laju erosi tanah, terutama tiga faktor berikut: (1) curah hujan yang tinggi, baik kuantitas maupun intensitasnya, (2) lereng yang curam, dan (3) tanah yang peka erosi, terutama terkait dengan genesa tanah Data BMG (1994) menunjukkan bahwa sekitar 23, 1% luas wilayah Indonesia memiliki curah hujan tahunan > 3. 500 mm, sekitar 59, 7% antara 2. 000 -3. 500 mm, dan hanya 17, 2% yang memiliki curah hujan tahunan < 2. 000 mm. Lereng merupakan penyebab erosi alami yang dominan di samping curah hujan. Sebagian besar (77%) lahan di Indonesia berlereng > 3% dengan topografi datar, agak berombak, bergelombang, berbukit sampai bergunung. Lahan datar (lereng < 3%) hanya sekitar 42, 6 juta ha, kurang dari seperempat wilayah Indonesia (Subagyo et al. 2000).

Lanjutan Degradasi tanah diartikan sebagai suatu proses, fenomena atau transformasi yang menurunkan kualitas tanah,

Lanjutan Degradasi tanah diartikan sebagai suatu proses, fenomena atau transformasi yang menurunkan kualitas tanah, yang menyebabkan sifat-sifat fisika, kimia atau biologi tanah menjadi kurang sesuai untuk pertanian (Arshad et al. 1998)

Rumus-rumus Erosi Tanah untuk Indonesia

Rumus-rumus Erosi Tanah untuk Indonesia

Metode USLE adalah model prediksi erosi yang dirancang untuk memprediksi erosi jangka panjang dari

Metode USLE adalah model prediksi erosi yang dirancang untuk memprediksi erosi jangka panjang dari erosi lembar dan alur pada keadaan tertentu dengan menggunakan rumus : A = R x K x LS x C x P Dimana : A : Besarnya kehilangan tanah (tonhatahun), diperoleh dari perkaitan faktor-faktor erosi. Besarnya kehilangan tanah atau erosi dalam hal ini hanya terbatas pada erosi permukaan. Tidak termasuk sedimen yang diendapkan. R : Indeks erosivitas hujan K : Indeks erodibilitas tanah L : Indeks Panjang Lereng S : Indeks Kemiringan Lereng C : Indeks penutup tanah P : Indeks tindakan konservasi tanah Untuk penentuan erosi pada penelitain ini ada dua yaitu erosi aktual dan erosi potensial. Untuk erosi potensial tanpa menggunakan indeks pengelolaan lahan dan penutup lahan atau vegetasi sedang untuk erosi aktual sudah masuk didalamnya campur tangan manusia. Adapun penghitungan erosi potensial tidak dimasukkan indeks C dan Indeks P. Rumus Erosi potensial adalah : A = R x K x LS Keterangan : A : Besarnya kehilangan tanah (tonhatahun), diperoleh dari perkaitan faktor-faktor erosi. Besarnya kehilangan tanah atau erosi dalam hal ini hanya terbatas pada erosi permukaan. Tidak termasuk sedimen yang diendapkan. R : Indeks erosivitas hujan K : Indeks erodibilitas tanah L : Indeks Panjang Lereng S : Indeks Kemiringan Lereng

Input data tang diperlukan Data primer yang digunakan dalam penelitian ini, yang merupakan hasil

Input data tang diperlukan Data primer yang digunakan dalam penelitian ini, yang merupakan hasil pengamatan dan pengukuran di lapangan meliputi : 1. Panjang kemiringan lereng 2. Kenampakan erosi 3. Erodibilitas tanah 4. Bentuk-bentuk konservasi 5. Penutup Lahan 6. Vegetasi Hasil analisis tanah di laboratorium meliputi : 1. Tekstur tanah 2. Premeabilitas tanah 3. Kandungan bahan organik

Data diolah dan diproses kemudian disajikan dalam bentuk tabel, grafik, diagram maupun peta lalu

Data diolah dan diproses kemudian disajikan dalam bentuk tabel, grafik, diagram maupun peta lalu dianalisa. Data yang diproses dan dianalisa, meliputi : Penentuan nilai LS (panjang lereng dan kemiringan lereng) Nilai lereng dan panjang lereng dapat ditentukan dengan menggunakan rumus Wischmeier and Smith (1978): Lereng < 22 %, rumusnya adalah: LS = L 1/2 (0, 00138 S + 0, 00138) Dimana : L = Panjang lereng (m) S = Kemiringan lereng (%) Penentuan nilai K (indeks erodibilitas tanah. Sifat-sifat tanah yang diperlukan untuk menentukan nilai erodibilitas tanah adalah: (1) tekstur tanah, (2) kadar bahan organik tanah, (3) struktur tanah dan (4) permeabilitas tanah. Penentuan besarnya nilai erodibilitas tanah (K) dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: 100 K= 1. 292 {2. 1 M 1. 14(10 -4) (12 -a)+3. 25 (b-2)+2. 5(c-3)} Dimana: K = Faktor erodibilitas tanah M = Parameter ukuran butir yang diperoleh dari: (% debu - % pasir sangat halus) (100 -% liat) a = Persentase bahan organik b = Indeks struktur tanah c = Indeks permeabilitas tanah

Sekian dan Terimakasih

Sekian dan Terimakasih