Oleh HADI SUMARNO DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN

  • Slides: 14
Download presentation
Oleh HADI SUMARNO DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN IPA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 1

Oleh HADI SUMARNO DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN IPA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 1

Metode Komponen Kohort SKEDUL FERTILITAS Trend Net Migr Trend TFR Trend AHH f(X, T)=

Metode Komponen Kohort SKEDUL FERTILITAS Trend Net Migr Trend TFR Trend AHH f(X, T)= ASFR(X, T)= fertilitas S(X, T)= ASSR(X, T)= survival NM(X, T)= ASNMR(X, T)= net migration SEBARAN PENDUDUK HADI SUMARNO DEPARTEMEN MATEMATIKA FMIPA IPB LIFE TABEL SKEDUL MIGRASI MODEL PENDUDUK MULTISTATE 2

ASUMSI: 1. Skedul fertilitas menurut umur tidak berubah sepanjang waktu proyeksi 2. Perubahan fertilitas

ASUMSI: 1. Skedul fertilitas menurut umur tidak berubah sepanjang waktu proyeksi 2. Perubahan fertilitas total sepanjang waktu proyeksi mengikuti fungsi linear atau eksponensial sebagai berikut TFR(t) = Total Fertility Rate pada tahun t rf = tingkat pertumbuhan tahunan dari TFR Proses Perhitungan (ASFR) HADI SUMARNO DEPARTEMEN MATEMATIKA FMIPA IPB 3

ASUMSI: 1. Skedul mortalitas mengikuti life tabel Coale-Demeny model Barat 2. Perubahan angka harapan

ASUMSI: 1. Skedul mortalitas mengikuti life tabel Coale-Demeny model Barat 2. Perubahan angka harapan hidup sepanjang waktu proyeksi mengikuti fungsi linear atau logistik sebagai berikut AHH(t) = Angka Harapan Hidup pada tahun t Proses Perhitungan (Life Tabel) HADI SUMARNO DEPARTEMEN MATEMATIKA FMIPA IPB 4

ASUMSI: 1. Skedul migrasi bersih (net migration) menurut umur tidak berubah sepanjang waktu proyeksi

ASUMSI: 1. Skedul migrasi bersih (net migration) menurut umur tidak berubah sepanjang waktu proyeksi 2. Tingkat migrasi bersih menurut umur tidak berubah selama periode proyeksi NM(x, t) = N(x, 0) untuk semua t Proses Perhitungan (Migrasi) HADI SUMARNO DEPARTEMEN MATEMATIKA FMIPA IPB 5

B(0) P(0, 0) *[S 0(0, 0)+NM 0(0, 0)] P(0, 1) *[S(0, 0)+NM(0, 0)] P(1,

B(0) P(0, 0) *[S 0(0, 0)+NM 0(0, 0)] P(0, 1) *[S(0, 0)+NM(0, 0)] P(1, 0) P(1, 1) P(x, 0) P(x, 1) P(K+, 0) P(K, 1) P(K+, 1) = P(K, 1)+P[K+1)+, 1] P[K+, 1] HADI SUMARNO DEPARTEMEN MATEMATIKA FMIPA IPB 6

P(0, 1) = B(0)*[S 0(0, 0)+NM 0(0, 0)] P(1, 1) = P(0, 0)*[S(0, 0)+NM(0,

P(0, 1) = B(0)*[S 0(0, 0)+NM 0(0, 0)] P(1, 1) = P(0, 0)*[S(0, 0)+NM(0, 0)] P(2, 1) = P(1, 0)*[S(1, 0)+NM(1, 0)] : P(x, 1) = P(x-1, 0)*[S(x-1, 0)+NM(x-1, 0)] : P((K+, 1) = P(K, 1)+P(K+, 0)*[S(K+, 0)+NM(K+, 0)] Secara umum, penduduk umur x pada tahun ke t+1 dapat dirumuskan sebagai berikut: P(0, t+1) = B(t)*[S 0(0, t)+NM 0(0, t)], untuk x=0 P(x, t+1) = P(x-1, t)*[S(x-1, t)+NM(x-1, t)], untuk 0<x<K-1 P((K+, t+1) = P(K, t+1)+P(K+, t)*[S(K+, t)+NM(K+, t)], x=K+ HADI SUMARNO DEPARTEMEN MATEMATIKA FMIPA IPB 7

P(x, t) = jumlah penduduk umur x pada tahun t B(t) = jumlah kelahiran

P(x, t) = jumlah penduduk umur x pada tahun t B(t) = jumlah kelahiran pada tahun ke t NM(x, t) = tingkat migrasi bersih umur x pada tahun t NM 0(x, t) = tingkat migrasi bersih bayi pada tahun t S(x, t) = tingkat bertahan hidup dari umur x pd thn t s/d umur x+1 pd thn t+1 S 0(0, t) = tingkat bertahan hidup bayi yang lahir pada tahun t dan belum mencapai umur satu tahun pada tahun t+1 K =batas umur tertinggi, misalnya 75 HADI SUMARNO DEPARTEMEN MATEMATIKA FMIPA IPB 8

Ba a+1 Pw P wa a a Ba-1 HADI SUMARNO DEPARTEMEN MATEMATIKA FMIPA IPB

Ba a+1 Pw P wa a a Ba-1 HADI SUMARNO DEPARTEMEN MATEMATIKA FMIPA IPB 9

HADI SUMARNO DEPARTEMEN MATEMATIKA FMIPA IPB Proses Perhitungan (Sx & Ba) 10

HADI SUMARNO DEPARTEMEN MATEMATIKA FMIPA IPB Proses Perhitungan (Sx & Ba) 10

HADI SUMARNO DEPARTEMEN MATEMATIKA FMIPA IPB Proses Perhitungan (Proyeksi) 11

HADI SUMARNO DEPARTEMEN MATEMATIKA FMIPA IPB Proses Perhitungan (Proyeksi) 11

Dalam melakukan proyeksi tingkat wilayah (propinsi atau kabupaten/kota) perlu diperhatikan hal-hal berikut: 1. Angka

Dalam melakukan proyeksi tingkat wilayah (propinsi atau kabupaten/kota) perlu diperhatikan hal-hal berikut: 1. Angka migrasi propinsi atau kabupaten/kota kecil kemungkinannya sama dengan nol 2. Perlu penyesuaian dengan angka proyeksi pada cakupan wilayah yang lebih tinggi, • Jumlah penduduk hasil proyeksi semua propinsi harus sesuai dengan hasil proyeksi nasional. • Jumlah penduduk hasil proyeksi semua kabupaten/kota harus sesuai dengan hasil proyeksi pada propinsi bersangkutan, yang telah dilakukan penyesuaian dengan hasil proyeksi nasional. HADI SUMARNO DEPARTEMEN MATEMATIKA FMIPA IPB 12

Manfaat Proyeksi 1. Untuk meramalkan jumlah penduduk yang akan datang • Jika tidak ada

Manfaat Proyeksi 1. Untuk meramalkan jumlah penduduk yang akan datang • Jika tidak ada kebijakan tertentu terhadap berlangsungnya trend komponen demografi, proyeksi jumlah penduduk di masa yang akan datang dapat digunakan sebagai acuan untuk menetapkan beberapa kebijakan terhadap pelayanan publik, seperti masalah pendidikan, kesehatan, perumahan, dll. 2. Sebagai dasar pertimbangan dalam memilihan suatu kebijakan, yaitu dengan melakukan simulasi beberapa alternatif kebijakan terhadap trend komponen demografi (fertilitas, mortalitas, dan migrasi), dan kemudian mempelajari dampaknya terhadap pertumbuhan penduduk • Suatu kebijakan tertentu terhadap komponen demografi akan berdampak kepada struktur dan sebaran penduduk, sehingga menentukan bagaimana seharusnya kebijakan-kebijakan tentang pelayanan publik harus dilakukan, • Atau jika kita sudah memiliki target tentang kebijakan terhadap pelayan publik tertentu, kondisi komponen demografi yang bagaimana yang harus dipenuhi, untuk menjamin keberhasilan target tersebut. HADI SUMARNO DEPARTEMEN MATEMATIKA FMIPA IPB 13

SELESAI 14

SELESAI 14