MENGENALI DIRI Menggali potensi Manusia Unggul Profesional Penyusun

  • Slides: 22
Download presentation
MENGENALI DIRI Menggali potensi Manusia Unggul & Profesional Penyusun & Penyaji Materi Ustadz Anant

MENGENALI DIRI Menggali potensi Manusia Unggul & Profesional Penyusun & Penyaji Materi Ustadz Anant

Rosusululloh saw bersabda : MAN ‘AROFA NAFSAHU FAQOD ‘AROFA ROBBAHU Barangsiapa mengenal dirinya maka

Rosusululloh saw bersabda : MAN ‘AROFA NAFSAHU FAQOD ‘AROFA ROBBAHU Barangsiapa mengenal dirinya maka sungguh akan mengenal Tuhannya

Sebelum Nabi adam diciptakan Makhluk Alloh adalah Malaikat – Jin – Iblis Yang merupakan

Sebelum Nabi adam diciptakan Makhluk Alloh adalah Malaikat – Jin – Iblis Yang merupakan makhluk halus Makhluk Software Tidak punya Jasad kasar

Maka ketika Alloh swt hendak menciptakan manusia (Makhluk berjasad kasar) (Makhluk ber. HARDWARE +

Maka ketika Alloh swt hendak menciptakan manusia (Makhluk berjasad kasar) (Makhluk ber. HARDWARE + SOFTWARE ) Malaikat mempertanyakan (protes ? ) ﺍ ﻱ ﺍﻻﻭ ﺍ ﻻ ﻱ ﺍﻷ ﻳ ﺍﻭﺍ ﻳﺍ ﻳﺍ ﺍﻟ ﺍ Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi. " mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau? " Tuhan berfirman: "Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui. “ (QS. Al-Baqarah [2] : 30 )

Makhluk Hidup JASAD RUH

Makhluk Hidup JASAD RUH

BINATANG JASAD KASAR RUH Tampak GHOIB

BINATANG JASAD KASAR RUH Tampak GHOIB

MALAIKAT, JIN (Iblis, Setan ) JASAD HALUS RUH Tidak Tampak GHOIB

MALAIKAT, JIN (Iblis, Setan ) JASAD HALUS RUH Tidak Tampak GHOIB

MANUSIA 2 JASAD RUH GHOIB JASAD KASAR JASAD HALUS RAGA JIWA Tampak GHOIB =

MANUSIA 2 JASAD RUH GHOIB JASAD KASAR JASAD HALUS RAGA JIWA Tampak GHOIB = =

Sebuah perumpamaan AL-QUR’ANUL KARIM SERING MEMPERGUNAKAN PERUMPAMAAN-PERUMPAMAAN UNTUK MENJELASKAN SUATU PERKARA Wa tilkal amtsaalu

Sebuah perumpamaan AL-QUR’ANUL KARIM SERING MEMPERGUNAKAN PERUMPAMAAN-PERUMPAMAAN UNTUK MENJELASKAN SUATU PERKARA Wa tilkal amtsaalu nadribuha linnaasi la’allahum yatafakkaruun Dan perumpamaan-perumpamaan itu Sesungguhnya Kami buat untuk manusia telah Kami buatkan bagi manusia supaya mereka berfikir dalam Al Quran ini (QS. Al-Hasyr [59] : 21 ) setiap macam perumpamaan supaya mereka dapat pelajaran (QS. Az-Zumar [39] : 27 )

Seumpama Manusia itu laptop : 1. Ruh adalah baterai/ listrik/Power 2. Jiwa Software 3.

Seumpama Manusia itu laptop : 1. Ruh adalah baterai/ listrik/Power 2. Jiwa Software 3. Raga Hardware/ body – Rangka laptop

Bila MANUSIA Umpama BUAH KELENGKENG Bisa juga “Rambutan”

Bila MANUSIA Umpama BUAH KELENGKENG Bisa juga “Rambutan”

MANUSIA 2 JASAD KASAR = RAGA Kulit JASAD HALUS = JIWA Daging buah RUH

MANUSIA 2 JASAD KASAR = RAGA Kulit JASAD HALUS = JIWA Daging buah RUH Biji

JASAD KASAR JASAD HALUS = = JIWA RAGA Otak Akal Alat pikir Indra Hati

JASAD KASAR JASAD HALUS = = JIWA RAGA Otak Akal Alat pikir Indra Hati Penglihatan, Pendengaran, perasaan, dsb Mata, Telinga, Hidung, lidah, dsb Darah Alat pikir-nya Jiwa Darah Nafsu Indra-nya Jiwa Darah-nya Jiwa

JIWA (Nafs) Akal sangat dipengaruhi RUH yang sifatnya Ruhaniah sekali/ Ukhrowi Alat pikir-nya Jiwa

JIWA (Nafs) Akal sangat dipengaruhi RUH yang sifatnya Ruhaniah sekali/ Ukhrowi Alat pikir-nya Jiwa Hati, kondisinya adalah hasil dari tarik menarik Akal dan nafsu/Ruhani dan jasmani Hati Penglihatan, Pendengaran, perasaan, dsb Nafsu Indra-nya Jiwa Nafsu sangat dipengaruhi Jasmani/BADAN yang Darah-nya sifatnya Badaniah/ duniawi Jiwa

Akal Selalu mengajak kepada kebaikan Alat pikir-nya Jiwa Hati (Indera-nya jiwa) ﺍ ﻻ ﻯ

Akal Selalu mengajak kepada kebaikan Alat pikir-nya Jiwa Hati (Indera-nya jiwa) ﺍ ﻻ ﻯ ﺍﻷﺍ ﻯ ﺍﻭ ﺍﻱ ﻱ ﺍﻟ ﻭ Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada ( QS. Al Hajj [22]: 46 ) Hati Penglihatan, Pendengaran, perasaan, dsb Indra-nya Jiwa Nafsu Sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Darah-nya Tuhanku. . Jiwa (QS. Yusuf [12]: 53 )

JIWA (Nafs) Akal Selalu mengajak kepada kebaikan Alat pikir-nya Jiwa Hati (Indera-nya jiwa) ﺍ

JIWA (Nafs) Akal Selalu mengajak kepada kebaikan Alat pikir-nya Jiwa Hati (Indera-nya jiwa) ﺍ ﻱ ﻯ ﻱ ﺍﻵ ﻯ ﻳﻼ Hati Penglihatan, Pendengaran, perasaan, dsb Dan Barangsiapa yang buta hatinya di dunia ini, niscaya di akhirat (nanti) ia akan lebih buta (pula) dan lebih tersesat dari jalan (yang benar). (QS. Al-Hajj [22]: 46) Indra-nya Jiwa Nafsu Sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Darah-nya Tuhanku. . Jiwa (QS. Yusuf [12]: 53 )

JIWA (Nafs) Akal Selalu mengajak kepada kebaikan Alat pikir-nya Jiwa Hati (Indera-nya jiwa) ﻯﻭ

JIWA (Nafs) Akal Selalu mengajak kepada kebaikan Alat pikir-nya Jiwa Hati (Indera-nya jiwa) ﻯﻭ ﻻﻭ dan Kami kunci mati hati mereka sehingga mereka tidak dapat mendengar (pelajaran lagi) (QS. Al-A’raaf [7]: 100 ) Hati Penglihatan, Pendengaran, perasaan, dsb Indra-nya Jiwa Nafsu Sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Darah-nya Tuhanku. . Jiwa (QS. Yusuf [12]: 53 )

Pergulatan akal dan Nafsu, akan mengakibatkan salah satu kalah dan yang lainnya menang. Bila

Pergulatan akal dan Nafsu, akan mengakibatkan salah satu kalah dan yang lainnya menang. Bila Akal-nya yang menang, ia lebih mulia daripada Malaikat. Bila Nafsu-nya yang menang, maka ia bisa lebih sesat dari binatang. Sehingga kondisi jiwa manusia bermacam-macam kwalitasnya. Ada 7 Tingkatan/LEVEL KWALITAS JIWA (Nafs)

1. Nafsul Ammarah Jiwa yang dikuasai oleh Nafsu. Akalnya kalah. Bangga melakukan dosa. Sulit/menderita

1. Nafsul Ammarah Jiwa yang dikuasai oleh Nafsu. Akalnya kalah. Bangga melakukan dosa. Sulit/menderita melakukan kebaikan. 2. Nafsul-Lawwaamah Jiwa yang masih dikuasai oleh Nafsu. Meskipun akalnya sudah memberontak. Menyesal setiap melakukan dosa. Tapi selalu kembali melakukannya.

3. Nafsul-Mulhammah Jiwa yang mulai dipimpin oleh Akal. Namun masih gampang goyah, karena Nafsu-pun

3. Nafsul-Mulhammah Jiwa yang mulai dipimpin oleh Akal. Namun masih gampang goyah, karena Nafsu-pun masih kuat mempengaruhi. Orang seperti ini sudah melakukan kebaikan, ibadah dsb, namun ia juga masih gampang melakukan dosa. Sibarat org yang berdiri di pinggir jurang. Belum jatuh, tapi bila ada angin sedikit saja menerpa ia akan terjerumus. 4. Nafsul-Muthma’innah Jiwa yang TENANG. Bahagia dan ketenangan baginya bila melakukan kebajikan dan ketaatan. Sedih dan tidak tenang bila melakukan dosa/ kesalahan. Jiwa yang seperti inilah yang mengantar manusia kepada ketakwaan. Jiwa yang seperti inilah yang mestinya (minimal) diraih oleh setiap insan.

5. Nafsul-Rodhiyah Jiwa yang RIDHO atas segala ketentuan Alloh. Ketentuan baikmaupun buruk. Tingkatan Wali

5. Nafsul-Rodhiyah Jiwa yang RIDHO atas segala ketentuan Alloh. Ketentuan baikmaupun buruk. Tingkatan Wali kecil. 6. Nafsul-Mardhiyyah Jiwa yang di. RIDHO-i oleh Alloh. Langkahnya diridhoi, ucapannya diridhoi, pandangannya diridhoi, pendengarannya diridhoi. Tingkatan Wali besar.

7. Nafsul-Kamilah Jiwa yang SEMPURNA. Ini hanya bisa dicapai/ dimiliki oleh para Nabi dan

7. Nafsul-Kamilah Jiwa yang SEMPURNA. Ini hanya bisa dicapai/ dimiliki oleh para Nabi dan Rosul Alloh. Beliau-beliau terpelihara dari dosa (maksum). Nafsunya sudah sangat taat kepada pemiliknya. Hatinya (indera Jiwanya) begitu tajam/peka, suci dan bersinar )