BAB VIII CARA BERGAUL YANG BAIK A Memahami
BAB VIII CARA BERGAUL YANG BAIK
A. Memahami Konsep Seni Bergaul Manusia diciptakan sebagai makhluk sosial yang selalu akan hidup dalam suatu hubungan keterikatan dengan individu lainnya. Dalam perkembangan usia, pola hubungan seseorang juga berkembang. Pola itu terdiri atas lima dimensi (lsmail 2007, 1 09). 1. Dimensi persamaan. Kita memilih teman yang mempunyai persamaan dalam kepribadian, nilai-nilai hidup, perilaku, minat dan latar belakang. 2. Dimensi timbal balik. Kita mencari teman yang bisa saling mengerti, saling percaya, saling tolong, saling mengakui keunggulan dan saling memaklumi kelemahan masing-masing.
4. Dimensi kecocokan. Kita berteman karena merasa cocok dan senang berada bersama dia. 4. Dimensi struktur. Kita mencari teman yang berjarak dekat, mudah dihubungi dan bisa langgeng. 4. Dimensi model. Kita berteman karena kita respek dan mengagumi kualitas kepribadiannya. Sejalan dengan berkembangnya kemampuan, kematangan dan kebutuhan, pola hubungan antarorang berkembang dalam tujuh tahap. Adapun ketujuh tahap tersebut adalah: 1. Tahap Bayi, Bayi berusia setahun terheran-heran melihat bayi lain. Ia tertarik pada temannya dengan cara meraba, menyentuh atau memukul.
2. Tahap anak kecil (3 -6 tahun). Pada tahap ini anak hanya melihat dari sudut pandang dan kepentingannya sendiri. Anak yang menerima cukup kehangatan, pujian, dan perlakuan baik dari orang tuanya akan lebih terbuka dan berprakarsa mendekati teman. Sebaliknya, ada anak yang malu dan ragu-ragu, bahkan bermasalah. 3. Tahap anak besar (6 -12 tahun). Keberhasilan atau kegagalan berteman pada tahap ini akan mewarnai hidup kita seterusnya. Pergaulan dengan teman pada tahap ini membentuk kepribadian kita. 4. Tahap remaja dan pemuda (12 -25 tahun). Pada tahap ini kita membentuk jati diri sambil menjauhkan diri dari pengaruh orang tua, sehingga pengaruh teman menjadi dominan. Akibatnya kita kurang kritis dalam memilih teman.
5. Tahap dewasa muda (25 -40 tahun). Biasanya pada usia ini kita sulit mempunyai intimasi karena tidak mau mencampuri urusan pribadi teman. Pergaulan yang sehat ditandai oleh teratasinya kesulitan itu, sehingga kita bisa intim dengan kawan, namun tidak mencampuri urusan pribadinya. 6. Tahap dewasa (40 -65 tahun). Pada tahap ini kita cenderung sibuk dengan kepentingan sendiri, karena kita berada puncak karier. 7. Tahap usia lanjut. Pada usia ini biasanya jumlah teman berkurang namun mutu persahabatan menjadi lebih matang dan murni.
Pergaulan merupakan suatu hubungan yang meliputi tingkah lebih dari seorang individu (Gunarsa dan Gunarsa 1997, 36). Seni bergaul adalah cara bagaimana membuat diri kita disukai oleh sesama (Selan 1991, 1 03). Faktor utama dalam memupuk seni bergaul adalah pengertian dari kita sendiri tentang pribadi orang lain. Empat belas pedoman meningkatkan seni bergaul (Selan 1991, 104 -105). 1. Pertama, dalam pergaulan pada setiap individu perlu adanya keterbukaan diri: melalui pertimbangan menerima apa yang diberikan oleh orang lain dalam bentuk pendapat dan pandangan.
2. 3. 4. 5. 6. 7. Kedua, melihat seseorang sebagaimana Tuhan memandangnya. Ketiga, mengenal individu lain sebagai seorang individu yang lain yang tidak sama dengan diri kita sendiri. Keempat, mengerti bahwa individu lain memiliki ciri khas, sifat khusus dan latar belakang masing-masing. Kelima, memerhatikan orang lain dalam berbagai keadaan. Keenam, ambillah waktu untuk bersahabat dengan dia dan membiarkan dia berbicara tentang hobinya serta problemnya, temannya dan pokok-pokok yang menarik baginya. Ketujuh, memahami faktor psikologis yang mendorong kelakuannya.
8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. Kedelapan, berusaha untuk menghindari sifat atau sikap yang kurang menyenangkan seseorang. Kesembilan, perbuatlah apa yang menurut pendapat Anda harus diperbuat orang lain kepada Anda. Kesepuluh, setiap orang mendambakan pujian. Pujian adalah ungkapan penghargaan yang diberikan secara tulus, tanpa pamrih untuk kepentingan pribadi. Kesebelas, hindarilah perbantahan. Keduabelas, jangan merusak kesenangan orang lain. Ketigabelas, bersahabatlah dengan pemuda atau pemudi yang akan membawa anda ke hidup yang baik, jangan yang jahat. Keempatbelas, pupuklah rasa humor. Rasa humor dapat membuat suasana gembira dan santai.
Seorang sahabat adalah dia yang menerima kita sebagaimana adanya. Ia menyelami kelemahan kita dan rela menolong kelemahan itu. Sekaligus ia mengagumi keunggulan kita dan mau memetik pelajaran dari keunggulan itu. Berikut ini ada beberapa hal praktis yang dapat menolong anda mendapatkan sahabat dengan mudah: 1. Memusatkan perhatian anda pada orang lain. Tunjukkanlah bahwa anda menikmati kehadiran mereka. 2. Menghargai orang lain. Perlakukanlah mereka sebagai gambar dan rupa Allah yang sama dengan Anda. 3. Mengubah cara berpikir tentang orang lain. 4. Mencari orang yang terlantar dan sedih.
Berikut ini beberapa hal praktis yang dapat menolong Anda bersahabat dengan seteru: 1. Pusatkan perhatian Anda pada bagaimana Anda dapat menolong mereka. 2. Daftarkanlah kebaikan-kebaikan yang Anda lihat dari orang yang kurang menyenangkan hati Anda. 3. Bawalah mereka yang pernah menyakiti hati Anda kepada Tuhan dalam doa.
B. Menjadi Sahabat Sejati Untuk membangun persahabatan ada tujuh prinsip berikut ini yang perlu diperhatikan. 1. Pertama, perhatikan setiap orang baru di sekitar Anda. 2. Kedua, kembangkan ekspresi yang membuat suasana ceria. 3. Ketiga, berlatih menyapa orang dengan nama. 4. Keempat, ajukan pertanyaan yang tepat. 5. Kelima, menjadi pendengar yang baik. 6. Keenam, jangan congkak dan merasa lebih baik dari orang lain. 7. Ketujuh, hendaknya sopan santun dalam tingkah laku.
Adapun ciri-ciri persahabatan yang baik adalah sebagai berikut. 1. Pertama, persahabatan yang baik tidak mementingkan diri sendiri. 2. Kedua, persahabatan sejati bersifat teguh. 3. Ketiga, persahabatan sejati bersedia berkorban. 4. Keempat, persahabatan sejati bersifat menyucikan. Jikalau Anda mulai melihat bahwa persahabatan Anda dengan seorang non-Kristen tertentu menjauhkan Anda dari Tuhan, anda harus melakukan sesuatu. 1. Pertama, sahabat sejati adalah sahabat yang bersedia mendengarkan segala macam cerita dan keluh kesah sahabatnya. 2. Kedua, belajarlah menghargai segala macam perbedaan sifat sahabat Anda.
3. 4. 5. 6. Ketiga, jagalah baik-baik kepercayaan yang telah diberikan oleh sahabat Anda. Keempat, jadilah sahabat yang selalu siap memberikan dukungan. Kelima, jangan jadikan sahabat Anda sebagai saingan terberat Anda. Keenam, jangan pernah ragu untuk minta maaf pada sahabat saat Anda melakukan sebuah kesalahan padanya.
C. Menggali Sumber Alkitab tentang Pergaulan Ada dua bahaya yang menyangkut hubungan kita dengan teman-teman kita (Brownlee 1986, 77 -78). 1. Bahaya pertama adalah keeksklusifan, yaitu kecenderungan untuk menolak orang-orang dari kalangan tertentu. 2. Bahaya kedua yang menyangkut hubungan kita dengan teman-teman ialah tekanan untuk menyesuaikan diri dengan pendapat dan perbuatan yang tidak baik. Tanpa sahabat rasanya hidup ini gersang dan sepi. Namun dalam 1 Korintus diberitahukan agar kita berhati-hati dalam pergaulan. Karena pergaulan yang buruk dapat merusak kehidupan kita.
Amsal 18: 24 dikatakan, "Ada teman yang mendatangkan kecelakaan, tetapi ada juga sahabat yang lebih karib daripada seorang saudara. “ Ayat di atas berarti pergaulan Kristen bukanlah eksklusif pada orang Kristen saja, tetapi pergaulan Kristen juga bukan "asal bergaul" sehingga dapat merusak kehidupan dan kesaksian kita, melainkan harus memerhatikan prinsip bergaul yang benar. Motif dalam pergaulan Kristen adalah "kasih yang sudah kita terima dari Kristus, " bukan "kasih yang sekuler, " misalnya kasih yang dikuasai oleh hawa nafsu, kasih yang materialistis atau kasih yang egoistis.
Beberapa prinsip pergaulan yang berdasarkan kasih Kristus dan yang sesuai dengan kebenaran Alkitab adalah sebagai berikut. 1. Pertama, kemuliaan bagi Allah. 2. Kedua, demi kebaikan orang lain. 3. Ketiga, kebaikan bagi diri sendiri. Oleh karena itu, kalau hendak melakukan sesuatu hendaklah yang bermanfaat bagi manusia. 4. Keempat, saling mempercayai. 5. Kelima, saling menghargai. 6. Keenam, saling mengasihi.
D. Membangun Argumen tentang Suka dan Duka Pergaulan mendatangkan banyak keuntungan yaitu: � Menghilangkan kekesalan yang ada dalam hati, � Bergembira bersama, � Bertukar pendapat, � Menambah pengetahuan tentang hal-hal yang ada dalam masyarakat. � Mendapat teman untuk menumpahkan seluruh isi hati yang memang belum tentu teman dapat membantu, tetapi minimal merasa seolah-olah bebas bila telah mencurahkan isi hati.
Dalam pergaulan Anda tidak boleh terlalu acuh atau akrab sebab dalam pergaulan ada duka. � rahasia Anda bisa dibongkar semua. � menjauhi Anda dengan alasan yang tidak jelas, mungkin iri atau yang lain yang Anda sendiri tidak tahu pasti. � mengucapkan fitnah supaya nama Anda menjadi jelek dan dijauhi oleh teman lain. � terjadi salah paham dalam pergaulan antara Anda dengan teman � tidak semua orang mempunyai sifat yang sama, ada yang sombong, ada yang genit, ada yang egois dan sebagainya.
E. Mendeskripsikan Tahap-Tahap Pergaulan Tulus Tu'u (1988, 33 -36) membagi pergaulan muda-mudi ke dalam lima tahap. � Pertama, sifatnya terbatas pada persahabatan biasa. � Kedua, persahabatan yang lebih istimewa. � Ketiga, pacaran. � Keempat, bertunangan. � Kelima, pernikahan.
TERIMA KASIH
- Slides: 20