MATERI PERTEMUAN VII Al Ahkam Al Khamsah Tujuan

  • Slides: 18
Download presentation
MATERI PERTEMUAN VII Al Ahkam Al Khamsah

MATERI PERTEMUAN VII Al Ahkam Al Khamsah

Tujuan Instruksional Umum: Agar mahasiswa memahami Al Ahkam Al Khamsah Tujuan Instruksional Khusus: Agar

Tujuan Instruksional Umum: Agar mahasiswa memahami Al Ahkam Al Khamsah Tujuan Instruksional Khusus: Agar Mahasiswa dapat menjelaskan Al Ahkam Al Khamsah

Al Ahkam Al Khamsah o o Ahkam jamak dari perkataan hukm Khamsah atinya lima

Al Ahkam Al Khamsah o o Ahkam jamak dari perkataan hukm Khamsah atinya lima Al Ahkam Al Khamsah yang disebut juga hukum taklifi Hukum yang menghendaki dilakukannya suatu pekerjaan oleh mukallaf, atau melarang mengerjakannya, atau melakukan pilihan antara melakukan dan meninggalkannya.

Hukum Taklifi, diantaranya: 1. Wajib Sesuatu yang diperintahkan oleh syari’ agar dikerjakan oleh mukallaf

Hukum Taklifi, diantaranya: 1. Wajib Sesuatu yang diperintahkan oleh syari’ agar dikerjakan oleh mukallaf dengan perintah secara wajib dengan ketentuan perintah itu dilakukan sesuai dengan yang ditujukan atas kewajiban melakukannya. Cont: Perintah Berpuasa pada bulan Ramadhan. Maka puasa adalah wajib, karena bentuk yang dijadikan perintah menunjukan atas kewajiban puasa, di mana Allah telah berfirman: “Diwajibkan atas kamu berpuasa” (QS. Al. Baqarah: 183)

2. Sunnat/mandub Sesuatu yang diperintahkan oleh Syari’ agar dikerjakan oleh mukallaf secara tidak pasti,

2. Sunnat/mandub Sesuatu yang diperintahkan oleh Syari’ agar dikerjakan oleh mukallaf secara tidak pasti, artinya bentuk perintah syari’ itu sendiri tidak menunjukan atas kewajibannya, atau perintahnya tidak dibarengi oleh beberapa qorinah yang menunjukan ketiadaan mewajibkan. Contoh: “ Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermuamalah tidak secara tunai dalam waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya” (QS. Al -Baqarah: 282) Perintah menulis Utang (muamalah) itu adalah perintah sunnat, bukan perintah wajib dengan dalil qorinah yang ada dalam ayat diatas.

3. Haram Tuntutan yang tegas dari syari’ untuk tidak dikerjakan, dengan perintah secara pasti.

3. Haram Tuntutan yang tegas dari syari’ untuk tidak dikerjakan, dengan perintah secara pasti. Seperti Firman Allah: “Dan janganlah kamu mendekati zina, sesuangguhnya perbuatan zina itu adalah suatu perbuatan yang keji” (QS. Al Isra: 32) Keharaman itu diambil dari bentuk berita yang menunjukan kepada haram, atau dari bentuk permintaan yang berupa larangan, atau dari bentuk permintaan yang berupa perintah menjauhi, maka qorinah itu menunjukan bahwa permintaan adalah untuk mengharamkan.

4. Makruh Sesuatu yang diperintahkan oleh Syari’ agar mukallaf mencegah dari mengerjakan sesuatu, dengan

4. Makruh Sesuatu yang diperintahkan oleh Syari’ agar mukallaf mencegah dari mengerjakan sesuatu, dengan perintah yang tidak pasti. Seperti firman Allah: “ Janganlah kamu menanyakan (kepada Nabimu) hal-hal yang jika diterangkan, niscaya menyusahkan kamu” (QS. Al-Maidah: 101) Hal itu dilarang oleh-Nya, dan larangan itu adalah larangan yang dibarengi dengan dalil yang menunjukan bahwa larangan itu adalah larangan karohah (makruh), bukan larangan tahrim (haram).

5. Mubah Sesuatu yang oleh Syari’ seorang mukallaf diperintah memilih di antara mengerjakan atau

5. Mubah Sesuatu yang oleh Syari’ seorang mukallaf diperintah memilih di antara mengerjakan atau meninggalkan. Syari’ tidak memerintah mukallaf agar mengerjakan pekerjaan ini dan tidak meminta untuk meninggalkan. Contoh: “Dan tidak ada dosa bagi meminang wanita itu dengan sendirian” (QS. Al-Baqarah: 235)

Ruang Lingkup Al-Ahkam Al Khamsah: a) b) c) d) Meliputi seluruh lingkungan hidup dan

Ruang Lingkup Al-Ahkam Al Khamsah: a) b) c) d) Meliputi seluruh lingkungan hidup dan kehidupan Lingkungan hidup kesusilaan pribadi Hukum Taklifi berlaku diruang lingkup keagamaan yang meliputi semua lingkungan hidup Di lingkungan hidup kesusilaan dan hukum, ukuran dapat berubah-ubah

a) b) Di ruang lingkup keagamaan dilarang merngubah yang halal menjadi haram, haram menjadi

a) b) Di ruang lingkup keagamaan dilarang merngubah yang halal menjadi haram, haram menjadi halal. Dalam lingkungan hukum duniawi yang memberi sanksi adalah penguasa berupa ganti kerugian atau denda atau hukuman pidana. Dalam lingkungan keagamaan yang meliputi kesusilaan dan hukum duniawi yang memberi sanksi adalah Tuhan, baik di dunia ini maupun di akhirat kelak berupa pahala dan dosa.

Dalam norma agama, kelima sistem kaedah tersebut berlaku sebagai sarana pengendalian diri agar orang

Dalam norma agama, kelima sistem kaedah tersebut berlaku sebagai sarana pengendalian diri agar orang yang beriman dapat terpelihara tingkah lakunya sebagai umat untuk menjalankan ajaran agamanya dengan baik. Kaedah wajib (kewajiban) dan haram (larangan) berkaitan erat dengan keyakinan orang akan ajaran agamanya. Sistem reward and punishment dalam keyakinan beragama berkaitan dengan kepercayaan mengenai adanya surga dan neraka di hari kemudian atau hari akhirat.

Dalam hal norma Hukum. Jika mengacu dari Al-Ahkam Al-Khams tersebut, hanya tiga kaedah saja

Dalam hal norma Hukum. Jika mengacu dari Al-Ahkam Al-Khams tersebut, hanya tiga kaedah saja yang dapat kita sebut sebagai kaedah hukum, yaitu wajib, haram (larangan), dan mubah (boleh).

Dalam hal norma etika, Isi norma etik atau kesusilaan itu hanya kebolehan, anjuran untuk

Dalam hal norma etika, Isi norma etik atau kesusilaan itu hanya kebolehan, anjuran untuk melakukan, atau anjuran untuk jangan melakukan sesuatu. Bagi mereka yang mengikuti anjuran, dia terhindar dari citra yang negatif, dan sebaliknya akan mendapatkan penilaian baik dalam kehidupan bersama

Dengan mengacu kepada al-Ahkam al-Khams di atas, bisa juga dilihat dari paradigma sistem norma

Dengan mengacu kepada al-Ahkam al-Khams di atas, bisa juga dilihat dari paradigma sistem norma

TERIMAKASIH

TERIMAKASIH