Komunikasi Dalam Konseling PENGERTIAN KOMUNIKASI Komunikasi adalah pertukaran

  • Slides: 26
Download presentation
Komunikasi Dalam Konseling

Komunikasi Dalam Konseling

PENGERTIAN KOMUNIKASI • Komunikasi adalah pertukaran verbal dari pemikiran atau gagasan (Hoben, 1954) •

PENGERTIAN KOMUNIKASI • Komunikasi adalah pertukaran verbal dari pemikiran atau gagasan (Hoben, 1954) • Komunikasi adalah proses yang melaluinya kita dapat memahami orang lain dan pada gilirannya berusaha untuk dapat dipahami orang lain. Proses itu dinamis, berubah dan berganti secara konstan dalam merespon setiap situasi (Anderson, 1953)

MACAM KOMUNIKASI 1. Komunikasi Tatap Muka 2. Komunikasi Interpersonal 3. Komunikasi Kelompok • Komunikasi

MACAM KOMUNIKASI 1. Komunikasi Tatap Muka 2. Komunikasi Interpersonal 3. Komunikasi Kelompok • Komunikasi kelompok kecil • Komunikasi kelompok besar

KOMUNIKASI NON VERBAL DALAM KONSELING • Kinestik, yaitu studi yang mempelajari gerakan anggota tubuh.

KOMUNIKASI NON VERBAL DALAM KONSELING • Kinestik, yaitu studi yang mempelajari gerakan anggota tubuh. • Proksemik, yaitu studi yang mempelajari posisi tubuh dan jarak tubuh (ruang antar tubuh) yang biasanya terjadi ketika seseorang melakukan komunikasi interpersonal. • Paralinguistik, yaitu studi penggunaan suara dan vokalisasi. • Artifaktual, yaitu merujuk pada segala macam penampilan dari potongan tubuh, kosmetik yang dipakai seperti baju, tas, pangkat, dan atribut lainnya.

Tanda Perilaku Non Verbal Dalam Konseling • Senyuman, untuk menyatakan sikap menerima, misalnya pada

Tanda Perilaku Non Verbal Dalam Konseling • Senyuman, untuk menyatakan sikap menerima, misalnya pada saat menyambut kedatangan konseli. • Cara duduk, yaitu untuk menyatakan sikap rileks dan sikap mau memperhatikan, misalnya membungkuk ke depan, duduk agak bersandar • Anggukan kepala, untuk menyatakan penerimaan, pengertian, juga menyertai kata-kata yang bertujuan menguatkan dan mendukung. • Gerak-gerik lengan dan tangan, untuk memperkuat apa yang diungkapkan secara verbal.

Lanjutan …. . • Berdiam diri, untuk memberikan kesempatan kepada konseli berbicara secara leluasa,

Lanjutan …. . • Berdiam diri, untuk memberikan kesempatan kepada konseli berbicara secara leluasa, mengatur pikirannya atau menenangkan diri. Bila konseli diam, konselor bisa berdiam diri sebentar. • Mimik (ekspresi wajah, roman muka, air muka, raut muka), yaitu untuk menunjang, mendukung dan menyertai reaksi-reaksi verbal. Misalnya mengerutkan kening, mengangkat alis, senyum • Kontak mata, untuk menunjang atau mendukung tanggapan verbal atau menyatakan sikap dasar. Cara menatap muka klien harus wajar. Kontak mata juga berfungsi sebagai sarana pengamatan terhadap perasaan yang dialami.

Lanjutan …. • Nada suara. Variasi nada suara dan kecepatan bicara untuk menyesuaikan diri

Lanjutan …. • Nada suara. Variasi nada suara dan kecepatan bicara untuk menyesuaikan diri dengan ungkapan perasaan konseli. Misalnya konselor berbicara lebih lemah lembut, lambat, lebih cepat, nada suara lebih tinggi atau lebih rendah. • Sentuhan, untuk menunjang tanggapan verbal dan menyatakan sikap dasar. Kontak fisik antara konselor dan klien secara potensial bisa membahayakan!!. Disarankan konselor mengendalikan diri dalam menggunakan sentuhan sebagai tanda perhatian dan keprihatinan.

Fungsi Perilaku Non Verbal • Mengulangi perilaku verbal. Misal: menganggukan kepala untuk “Ya”, atau

Fungsi Perilaku Non Verbal • Mengulangi perilaku verbal. Misal: menganggukan kepala untuk “Ya”, atau menggelengkan kepala untuk “Tidak” • Memperteguh, menekankan atau melengkapi perilaku verbal. Misal: melambaikan tangan sambil mengucapkan “Selamat jalan”, “Sampai jumpa lagi” atau “Bye, bye”. Atau gerakan tangan dengan telapak tangan mengarah ke depan sebagai pengganti kata tidak • Meregulasi perilaku verbal. Misal: mhs mengenakan jaket, atau membereskan buku atau melihat jam tangan ketika jam kuliah, atau ketika menjelang kuliah berakhir, sebagai tanda keinginan mhs agar kuliah segera usai. • Membantah atau bertentangan dengan perilaku verbal. Misal: suami mengatakan, ”Bagus!” ketika mengomentari gaun yang baru dibeli istrinya sambil terus membaca surat kabar atau menonton TV.

PRINSIP KOMUNIKASI INTERPERSONAL 1. Komunikasi interpersonal bersifat relasional ü Afek, perasaan yang saling dirasakan

PRINSIP KOMUNIKASI INTERPERSONAL 1. Komunikasi interpersonal bersifat relasional ü Afek, perasaan yang saling dirasakan oleh partisipan ü Kontrol, tingkat dominasi seseorang terhadap yang lain, ada dua sifat: Ø Komplementer -> seseorang membiarkan yang lain menentukan siapa yang mempunyai pengaruh lebih besar Ø Simetris -> seseorang tidak sepakat pada siapa yang berada dalam kontrol

Lanjutan …. 2. Komunikasi interpersonal mengandung maksud Contoh, ketika Busro berjalan mendahului Alwi di

Lanjutan …. 2. Komunikasi interpersonal mengandung maksud Contoh, ketika Busro berjalan mendahului Alwi di jalan, kebutuhan sosialnya harus dipenuhi dengan mengatakan, “Hai Alwi, apa kabar? ”. Maksud Busro akan tercapai jika Alwi memberikan respon. 3. Komunikasi interpersonal bisa dipelajari Misal: keluarga yg berbicara dalam bahasa Inggris, anakpun belajar berkomunikasi dalam bahasa Inggris; keluarga yg percaya bahwa menatap mata orang secara langsung ketika berbicara adalah tindakan yang tidak sopan, anakpun akan belajar untuk menundukkan pandangan saat berbicara. 4. Komunikasi interpersonal berlangsung terus menerus.

FAKTOR PENGHAMBAT KOMUNIKASI 1. Masalah Motivasional • M’p’tahankan diri dari kemungkinan terlihat inadekuat, mis.

FAKTOR PENGHAMBAT KOMUNIKASI 1. Masalah Motivasional • M’p’tahankan diri dari kemungkinan terlihat inadekuat, mis. diam karena takut t’lihat konyol • Takut akan kemungkinan dipengaruhi orang lain, so t’dapat banyak omissions (tdk m’beri informasi) & inaccuracies (informasi tidak tepat) • Konselor & klien berespon thd pikiran mereka sendiri • B’usaha m’evaluasi motif 2 dari pihak yg lain, shg krn tdk m’dengarkan, yg tjd adalah kehilangan sebagian informasi, & komunikasi defensif dari pihak lain

2. Halangan Psikologis Mengakibatkan kegagalan memori. Kemungkinan yg terjadi: - Lupa tdk ada informasi,

2. Halangan Psikologis Mengakibatkan kegagalan memori. Kemungkinan yg terjadi: - Lupa tdk ada informasi, yg diingat & dilupakan b’sifat selektif - Distorsi dari informasi ketidakmampuan psikologis utk m’produksi informasi krn ada kekuatan 2 emosional yg m’halangi 3. Kesulitan dalam Bahasa • Sulit menemukan kata 2 yg tepat utk m’gambarkan sesuatu, lalu apakah lawan bicara memiliki pemahaman kata yg sama • Perbedaan jumlah perbendaharaan kata yg dimiliki

4. Communication Anxiety Mrp kecemasan yg diasosiasikan dgn komunikasi data pribadi Timbul karena: •

4. Communication Anxiety Mrp kecemasan yg diasosiasikan dgn komunikasi data pribadi Timbul karena: • Cemas moral judgment dari konselor takut dikritik atau dinilai buruk konselor • Merasa bahwa informasi yg diberikan dapat m’beri kekuasan bagi orang lain utk m’celakai dirinya • Karena konselor orang yg khusus, cemas kalau konselor tahu ttg horrible truth klien yg klien sendiri tdk tahu • Cemas karena pertanyaan 2 konselor m’datangkan pikiran 2 yg selama ini dihindari

Mengenali pola-pola berkomunikasi • kebanyakan pola yang terjadi dalam sesi konseling adalah pola komunikasi

Mengenali pola-pola berkomunikasi • kebanyakan pola yang terjadi dalam sesi konseling adalah pola komunikasi interaktif. • tiga macam pola berkomunikasi yang luar biasa untuk hubungan sosial, tetapi tidak tepat bagi konselor, yaitu Økurang berpartisipasi, Øterlalu berpartisipasi, Øpartisipasi yang mengacaukan.

Konselor Yang Kurang Berpartipasi • Mungkin memiliki ketakutan terhadap klien atau terhadap masalahnya. •

Konselor Yang Kurang Berpartipasi • Mungkin memiliki ketakutan terhadap klien atau terhadap masalahnya. • Karakteristik nonverbal, adalah tampak kaku, kurang gerak, posisi badan sering menjaga jarak dengan klien, menghindarkan pandangan, dan kadang-kadang membungkukkan bahu. • Karakteristik verbal meliputi kalimatnya tidak lengkap, berbicara yang tidak berlanjut, kadang mencela pernyataannya sendiri, atau memberikan respon yang sifatnya reflektif. Atau dengan menggunakan bahasa yang lembut, sopan, dan pelan.

Konselor Yang Terlalu Berpartisipasi • Cenderung menggunakan gaya meresponnya untuk menutupi perasaan takut saat

Konselor Yang Terlalu Berpartisipasi • Cenderung menggunakan gaya meresponnya untuk menutupi perasaan takut saat interview. • Nonverbal dicirikan dengan jarang melakukan perpindahan gerak badan banyak beranimasi dan berekspresi. • Verbal, dicirikan dengan berbicara secara langsung melalui kata-kata yang kompulsif, tidak detail dan melakukan pengulangan, serta merespon secara panjang dibandingkan dengan respon klien. • Aspek bahasa: cenderung berbicara secara langsung dan cepat, banyak berhenti diantara kalimat-kalimat, serta tekanan suaranya kadang tinggi dan keras.

Partisipasi Yang Mengacaukan • Verbal dicirikan dengan pembicaraan yang tidak merespon pada masalah yang

Partisipasi Yang Mengacaukan • Verbal dicirikan dengan pembicaraan yang tidak merespon pada masalah yang utama / primair tetapi yang sekunder, mengalihkan topik, fokus pada orang lain dari pada klien, dan lebih mempermasalahkan masa lalu dari pada saat ini. • Non verbal: menggunakan perilaku-perilaku yang tidak perlu seperti memperhatikan orang lain, menggerak-gerakkan kaki dan tangan terlalu sering, mengangkat telepon, dsb

PRINSIP KOMUNIKASI INTERPERSONAL 1. Komunikasi interpersonal bersifat relasional ü Afek, perasaan yang saling dirasakan

PRINSIP KOMUNIKASI INTERPERSONAL 1. Komunikasi interpersonal bersifat relasional ü Afek, perasaan yang saling dirasakan oleh partisipan ü Kontrol, tingkat dominasi seseorang terhadap yang lain, ada dua sifat: Ø Komplementer -> seseorang membiarkan yang lain menentukan siapa yang mempunyai pengaruh lebih besar Ø Simetris -> seseorang tidak sepakat pada siapa yang berada dalam kontrol

Lanjutan …. 2. Komunikasi interpersonal mengandung maksud Contoh, ketika Busro berjalan mendahului Alwi di

Lanjutan …. 2. Komunikasi interpersonal mengandung maksud Contoh, ketika Busro berjalan mendahului Alwi di jalan, kebutuhan sosialnya harus dipenuhi dengan mengatakan, “Hai Alwi, apa kabar? ”. Maksud Busro akan tercapai jika Alwi memberikan respon. 3. Komunikasi interpersonal bisa dipelajari Misal: keluarga yg berbicara dalam bahasa Inggris, anakpun belajar berkomunikasi dalam bahasa Inggris; keluarga yg percaya bahwa menatap mata orang secara langsung ketika berbicara adalah tindakan yang tidak sopan, anakpun akan belajar untuk menundukkan pandangan saat berbicara. 4. Komunikasi interpersonal berlangsung terus menerus.

FAKTOR PENGHAMBAT KOMUNIKASI 1. Masalah Motivasional • M’p’tahankan diri dari kemungkinan terlihat inadekuat, mis.

FAKTOR PENGHAMBAT KOMUNIKASI 1. Masalah Motivasional • M’p’tahankan diri dari kemungkinan terlihat inadekuat, mis. diam karena takut t’lihat konyol • Takut akan kemungkinan dipengaruhi orang lain, so t’dapat banyak omissions (tdk m’beri informasi) & inaccuracies (informasi tidak tepat) • Konselor & klien berespon thd pikiran mereka sendiri • B’usaha m’evaluasi motif 2 dari pihak yg lain, shg krn tdk m’dengarkan, yg tjd adalah kehilangan sebagian informasi, & komunikasi defensif dari pihak lain

2. Halangan Psikologis Mengakibatkan kegagalan memori. Kemungkinan yg terjadi: - Lupa tdk ada informasi,

2. Halangan Psikologis Mengakibatkan kegagalan memori. Kemungkinan yg terjadi: - Lupa tdk ada informasi, yg diingat & dilupakan b’sifat selektif - Distorsi dari informasi ketidakmampuan psikologis utk m’produksi informasi krn ada kekuatan 2 emosional yg m’halangi 3. Kesulitan dalam Bahasa • Sulit menemukan kata 2 yg tepat utk m’gambarkan sesuatu, lalu apakah lawan bicara memiliki pemahaman kata yg sama • Perbedaan jumlah perbendaharaan kata yg dimiliki

4. Communication Anxiety Mrp kecemasan yg diasosiasikan dgn komunikasi data pribadi Timbul karena: •

4. Communication Anxiety Mrp kecemasan yg diasosiasikan dgn komunikasi data pribadi Timbul karena: • Cemas moral judgment dari konselor takut dikritik atau dinilai buruk konselor • Merasa bahwa informasi yg diberikan dapat m’beri kekuasan bagi orang lain utk m’celakai dirinya • Karena konselor orang yg khusus, cemas kalau konselor tahu ttg horrible truth klien yg klien sendiri tdk tahu • Cemas karena pertanyaan 2 konselor m’datangkan pikiran 2 yg selama ini dihindari

Mengenali pola-pola berkomunikasi • kebanyakan pola yang terjadi dalam sesi konseling adalah pola komunikasi

Mengenali pola-pola berkomunikasi • kebanyakan pola yang terjadi dalam sesi konseling adalah pola komunikasi interaktif. • tiga macam pola berkomunikasi yang luar biasa untuk hubungan sosial, tetapi tidak tepat bagi konselor, yaitu Økurang berpartisipasi, Øterlalu berpartisipasi, Øpartisipasi yang mengacaukan.

Konselor Yang Kurang Berpartipasi • Mungkin memiliki ketakutan terhadap klien atau terhadap masalahnya. •

Konselor Yang Kurang Berpartipasi • Mungkin memiliki ketakutan terhadap klien atau terhadap masalahnya. • Karakteristik nonverbal, adalah tampak kaku, kurang gerak, posisi badan sering menjaga jarak dengan klien, menghindarkan pandangan, dan kadang-kadang membungkukkan bahu. • Karakteristik verbal meliputi kalimatnya tidak lengkap, berbicara yang tidak berlanjut, kadang mencela pernyataannya sendiri, atau memberikan respon yang sifatnya reflektif. Atau dengan menggunakan bahasa yang lembut, sopan, dan pelan.

Konselor Yang Terlalu Berpartisipasi • Cenderung menggunakan gaya meresponnya untuk menutupi perasaan takut saat

Konselor Yang Terlalu Berpartisipasi • Cenderung menggunakan gaya meresponnya untuk menutupi perasaan takut saat interview. • Nonverbal dicirikan dengan jarang melakukan perpindahan gerak badan banyak beranimasi dan berekspresi. • Verbal, dicirikan dengan berbicara secara langsung melalui kata-kata yang kompulsif, tidak detail dan melakukan pengulangan, serta merespon secara panjang dibandingkan dengan respon klien. • Aspek bahasa: cenderung berbicara secara langsung dan cepat, banyak berhenti diantara kalimat-kalimat, serta tekanan suaranya kadang tinggi dan keras.

Partisipasi Yang Mengacaukan • Verbal dicirikan dengan pembicaraan yang tidak merespon pada masalah yang

Partisipasi Yang Mengacaukan • Verbal dicirikan dengan pembicaraan yang tidak merespon pada masalah yang utama / primair tetapi yang sekunder, mengalihkan topik, fokus pada orang lain dari pada klien, dan lebih mempermasalahkan masa lalu dari pada saat ini. • Non verbal: menggunakan perilaku-perilaku yang tidak perlu seperti memperhatikan orang lain, menggerak-gerakkan kaki dan tangan terlalu sering, mengangkat telepon, dsb