Kerajaan Islam di Indonesia Kesultanan Samudra Pasai Kerajaan

  • Slides: 15
Download presentation
Kerajaan Islam di Indonesia

Kerajaan Islam di Indonesia

Kesultanan Samudra Pasai Kerajaan Islam pertama di Indonesia yang terletak di pantai utara Aceh

Kesultanan Samudra Pasai Kerajaan Islam pertama di Indonesia yang terletak di pantai utara Aceh tepatnya di muara Sungai Pasangan (Pasai) Pada tahun 1297 M, Sultan Malik as-Saleh wafat dan dimakamkan di Kampung Samudra Mukim Blang Me dengan kuburnya yang berciri Islam. Dari bukti sejarah berupa batu nisan kubur yang bertulis angka 1297, Kerajaan Samudra Pasai dinyatakan sebagai Kerajaan Islam yang pertama di Indonesia. Masyarakat Samudra Pasai yang sudah memeluk Islam disatukan oleh Meurah Silau. Kemudian beliau dinobatkan menjadi sultan setelah masuk Islam dengan gelar Malik as-Saleh Sepeninggalnya Sultan Malik as. Saleh, digantikan oleh putranya yang bernama Muhammad yang dikenal dengan nama Sultan Malik at-Tahir yang menjabat hingga tahun 1326 M. Lalu dilanjutkan oleh Sultan Ahmad atau yang lebih dikenal dengan Sultan Malik at. Tahir II.

Kesultanan Samudra Pasai Pada masa pemerintahan Sultan Malik at-Tahir II, pelabuhan di Samudra Pasai

Kesultanan Samudra Pasai Pada masa pemerintahan Sultan Malik at-Tahir II, pelabuhan di Samudra Pasai berkembang menjadi bandar transito. Melihat perkembangan ini, Kerajaan Majapahit yang juga sedang berkembang pesat pada saat itu tidak senang sehingga menyerang Kesultanan Samudra Pasai pada tahun 1350 M. Dan ini yang menjadikan Kesultanan Samudra Pasai menjadi mundur. Kemunduran ini membuat para pedagang berangsur-angsur meninggalkan Samudra Pasai dan kegiatan perdagangan beralih ke Aceh Utara dan Pulau Bintan. Akibat kemunduran ini, Kesultanan Samudra Pasai menjadi melemah dan dikuasai oleh Kerajaan Aceh

Kesultanan Aceh Darussalam Kesultanan Aceh berhasil mempersatukan 6 kerajaan penting di sekitar Aceh yaitu

Kesultanan Aceh Darussalam Kesultanan Aceh berhasil mempersatukan 6 kerajaan penting di sekitar Aceh yaitu Kesultanan Perlak, Kesultanan Samudra Pasai, Kesultanan Teumiang, Kesultanan Pidie, Kesulanan Inderapura dan Kesultanan Inderajaya. Kesultanan ini disatukan oleh Sultan Husain Syah yang memerintah Aceh pada tahun 1465 -1480 M.

Masa Pertumbuhan Kesultanan Aceh Darussalam Aceh semula menjadi taklukan Kerajaan Pedir, akan tetapi akibat

Masa Pertumbuhan Kesultanan Aceh Darussalam Aceh semula menjadi taklukan Kerajaan Pedir, akan tetapi akibat Malaka dan Pasai jatuh ketangan Portugis, para pedagang di selat Malah mengalihkan perdagangannya ke Pelabuhan aceh, sehingga aceh mengalami perkembangan yang cukup pesat. Setelah berkembang dan berhasil memerdekakan diri, raja pertama yang memerintah sekaligus pendiri Kerajaan Aceh adalah Sultan Ali Mugayat Syah yang memerintah tahun 1514 -1528 M.

Masa Pertumbuhan Kesultanan Aceh Darussalam Faktor pendukung perkembangan Kesultanan Aceh Letak Ibu Kota Kerajaan

Masa Pertumbuhan Kesultanan Aceh Darussalam Faktor pendukung perkembangan Kesultanan Aceh Letak Ibu Kota Kerajaan yang cukup strategis, yakni berada di pintu gerbang pelayaran Indirdan Timur Tengah menuju Malaka, Cina dan Jawa. Pelabuhan aceh (olele) mempunyai persyaratan yang baik sebagai pelabuhan dagang. Akibat jatuhnya Malaka ke tangan Portugis menyebabkan para pedagang singgah ke Aceh. Daerah aceh mempunyai kekayaan penghasil lada yang besar sebagai komoditi perdgangan ekspor ke luar negeri yang sangat penting.

Masa Kejayaan Kesultanan Aceh Darussalam Setelah Sultan Ali Mugayat Syah wafat pada tahun 1530

Masa Kejayaan Kesultanan Aceh Darussalam Setelah Sultan Ali Mugayat Syah wafat pada tahun 1530 M, ia digantikan oleh putra sulungnya yaitu Salahuddin. Akan tetapi, Salahuddin tidak dapat menjalankan pemerintahan sehingga digantikan oleh adiknya Sultan Alaudin Riayat Syah dengan gelar al. Qahar (yang perkasa) pada tahun 1537 M. Pada masa pemerintahannya, Aceh memiliki hubungan baik dengan Turki sehingga Turki membantu mengirimkan perwira untuk melakukan penyerangan ke Portugis. Penyerangan dilakukan sebanyak 3 kali yaitu pada tahun 1547 M, 1560 M, dan 1568 M namun masih mengalami kegagalan. Dan Sultan Alaudin Riayat Syah pun meninggal.

Masa Kejayaan Kesultanan Aceh Darussalam Pemerintahan dilanjutkan oleh sultan Iskandar Muda (1607 M-1636 M)

Masa Kejayaan Kesultanan Aceh Darussalam Pemerintahan dilanjutkan oleh sultan Iskandar Muda (1607 M-1636 M) perlawanan terhadap Portugis pun dimulai lagi. Aceh berhasil merebut kembali daerah yang dikuasi oleh Portugis diantaranya Deli, Johor, Bintan, Pahang, Kedah, Perak dan Nias pada tahun 1625 M. Daerah sepanjang pantai barat Sumatra dapat dikuasai pula. Pada masa inilah Aceh mengalami kejayaan.

Masa Kemunduran Kesultanan Aceh Darussalam Pada tahun 1636 M, Sultan Iskandar Muda meninggal dunia,

Masa Kemunduran Kesultanan Aceh Darussalam Pada tahun 1636 M, Sultan Iskandar Muda meninggal dunia, lalu takhta dipegang oleh menantunya Iskandar Tani. Masa kekuasaan Sultan Iskandar Tani tidak terlalu lama, sekitar tahun 1636 M-1641 M karena ia tidak sekuat Sultan Iskandar Muda. Banyak daerah pinggiran yang tidak loyal dan melepaskan diri dari Kesultanan Aceh mengalami kemunduran dari beberapa bidang seperti perdagangan, ekonomi, dan politik. Pada akhirnya pada abad ke-20 yaitu pada tahun 1905 M Aceh dapat dikuasai oleh Belanda. Namun Aceh tetap memegang peran penting dalam penyebaran agama Islam.

Masa Kemunduran Kesultanan Aceh Darussalam Sultanah (Sultan wanita) yang memerintah Aceh setelah meninggalnya Iskandar

Masa Kemunduran Kesultanan Aceh Darussalam Sultanah (Sultan wanita) yang memerintah Aceh setelah meninggalnya Iskandar Tani (1641 M-1699 M) Sri Ratu Tajul Alam Johan Berdaulat (1641 M-1675 M) Sri Ratu Zakiatuddin Inayat Syah (1678 M -1688 M) Sri Ratu Tajul Nurul Alam Naqiatuddin (1675 M-1678 M) Sri Ratu Kamalat Syah (1688 M-1699 M)

Kesultanan Demak berada di pantai utara Jawa. Kesultanan Demak berdiri menjelang runtuhnya Kerajaan Majapahit

Kesultanan Demak berada di pantai utara Jawa. Kesultanan Demak berdiri menjelang runtuhnya Kerajaan Majapahit pada akhir abad ke-15. Kesultanan Demak dipimpin oleh Raden Patah.

Kesultanan Demak Faktor pendukung kebesaran Kesultanan Demak Runtunya kekuasaan Majapahit (tahun 1478 M) turut

Kesultanan Demak Faktor pendukung kebesaran Kesultanan Demak Runtunya kekuasaan Majapahit (tahun 1478 M) turut mempercepat perkembangan Demak sebagai pusat perdagangan dan politik di Jawa. Kota-kota pantai utara Jawa sebaga sentral jalur perdagangan di Indonesia dan sebagai perantara Maluku dan Malaka. Jatuhnya Bandar Malaka (1511 M) ke tangan Portugis menambah makin ramainya Bandar Jepara (milik Demak). Demak didukung oleh kota-kota perdagangan di sepanjang pantai utara Jawa yang sudah melepaskan diri dari Kekuasaan Majapahit. Pemerintahan Demak didukung oleh para wali sehingga secara magis religius menambah kewibawaan Kesultanan Demak.

Kesultanan Pajang merupakan kelanjutan dari Kesultanan Demak. Raja pertamanya adalah Jaka Tingkir yang berasal

Kesultanan Pajang merupakan kelanjutan dari Kesultanan Demak. Raja pertamanya adalah Jaka Tingkir yang berasal dari Pengging. Ia adalah menantu Sultan Trenggana yang diberi kekuasaan di Pajang. Jaka Tingkir dinilai cukup berpengaruh dalam penyebaran Islam di Jawa. Pada masanya tumbuh dan berkembang kesusastraan dan kesenian keraton yang sangat maju. Perkembangan seni dan sastra itu cukup maju terutama di Demak dan Jepara.

Kesultanan Banten terletak di ujung barat Pulau Jawa. Sultan Hasanuddn kemudian menikah dengan putri

Kesultanan Banten terletak di ujung barat Pulau Jawa. Sultan Hasanuddn kemudian menikah dengan putri Raja Indrapura dari Demak dan diresmikan menjadi Panembahan banten tahun 1552 M. Pada tahun 1568 M, ketika kekuasaan Demak berpindah ke Pajang, Sultan Hasanuddin memerdekakan Banten sehingga ia dianggap sebagai raja pertama.

Kerajaan Islam di Kalimantan Utara Kalimantan Barat Kerajaan Sarawak, Sabah, Sulu, dan Brunai. Kerajaan

Kerajaan Islam di Kalimantan Utara Kalimantan Barat Kerajaan Sarawak, Sabah, Sulu, dan Brunai. Kerajaan Sambas, Pontianak, Tanjungpura, Sintang, dan Kerajan Kubu. Kalimantan Timur Kalimantan Selatan Kerajaan Islam Kutai Kertanegara, Kutai Martadipura, Paser, Berau, Bulungan, Sambaliung, Gunung Tabur, dan Tidung. Kerajaan Kahuripan, Banjar, Kusan, Sabamban, Tjingal, dan. Sampanahan.