Intervensi Gizi Di Negara Berkembang Pengelompokkan negaranegara di
Intervensi Gizi Di Negara Berkembang
• Pengelompokkan negara-negara di dunia terdiri atas dua kelompok yaitu negara maju dan negara berkembang. • Tujuh parameter sebagai patokan umum di dalam mengelompokkan negara-negara sebagai negara maju atau berkembang. Ketujuh indikator tersebut adalah: 1. Pendapatan Nasional Perkapita (Gross National Product/GNP) 2. Struktur mata pencaharian dari angkatan kerja. 3. Produktifitas per-tenaga kerja 4. Pengunaan energi per-orang. 5. Pengunaan metal yang telah diolah. 6. Penduduk melek huruf
o Adapula sumber lain yang membedakan suatu negara tergolong ke dalam kelompok negara maju atau negara berkembang berdasarkan aspek kependudukannya o Suatu negara dikelompokkan ke dalam kelompok negara berkembang, jika negara tersebut memiliki ciri-ciri kependudukan sebagai berikut: 1. Tingkat pertumbuhan penduduk tinggi 2. Tingkat pendapatan, pendidikan dan pelayanan kesehatan yang rendah, ketimpangan pendapatan yang mencolok, sehingga standar hidup pun rendah 3. Tingkat produktivitas rendah 4. Angka ketergantungan penduduk tinggi 5. Angka pengangguran baik nyata maupun terselubungtinggi 6. Pengelolaan informasi sangat terbatas dan pasar tidak sempurna 7. Aspek hubungan internasionalnya sangat rapuh
• Sedangkan ciri-ciri kependudukan negara maju adalah sebagai berikut: 1. Tingkat pertumbuhan penduduknya rendah 2. Persebaran penduduk terkonsentrasi di daerah perkotaan 3. Tingkat kelahiran dan kematian penduduknya rendah 4. Tingkat buta huruf rendah 5. Tingkat harapan hidupnya tinggi 6. Pendapatan perkapitanya tinggi 7. Penduduk wanita berstatus kawin di atas 19 tahundan banyak menggunakan alat kontrasepsi.
Intervensi Gizi di Negara Maju ØPerbaikan Gizi remaja di Inggris § Jenis malnutrisi remaja dalam dua dekade ini menunjukkan perubahan. § Di negara maju muncul masalah malnutrisi pada remaja sekolah menengah akibat tekanan sosial untuk mencapai bentuk tubuh yang ideal yaitu kurus langsing melalui gangguan perilaku makan anoreksia nervosa dan bulimia § Di lain pihak, prevalensi obesitas juga meningkat akibat perubahan pola konsumsi makanan tinggi lemak dan menurunnya aktivitas fisik khususnya di kota besar.
§ § § Remaja sekolah menengah di negara maju memiliki masalah gizi kurang dan gizi lebih. Gizi kurang muncul akibat tekanan sosial dari peer-group remaja untuk mencapai bentuk tubuh yang ideal yaitu kurus langsing Peningkatan konsumsi makanan fast food dan rendahnya aktivitas fisik mendorong bertambahnya status gizi gemuk dan obes khususnya di kota besar. Kehamilan remaja juga meningkat pada remaja sekolah menengah di negara maju yang berakibat munculnya masalah defisiensi zat gizi mikro Bentuk intervensi yang tepat dalam menurunkan masalah gizi remaja di negara maju adalah promosi diet gizi yang tepat disertai program edukasi gizi.
Badan yang mempengaruhi kebijakan makan dan gizi di Inggris o Food standard Agency o Department of Health (DH) o Strategi Gizi Kesehatan Masyarakat Nasional o Program Dengan Target Anak o Skema Pemberian Buah dan Sayur di sekolah o Standard Nasional Untuk Makan Siang dan Makanan Lainnya di Sekolah o School Food Trust o Health School Programme o Pengendalian Pemasaran Makanan dan Minuman Pada Anak o Weight Wise Campaign
Survei untuk memantau status gizi di Inggris o Survey konsumsi makanan rumah tangga o Survey Diet Individu o Survey Kesehatan Untuk Inggris
Kemungkinan Pilihan Kebijakan Untuk Mencegah Obesitas • Keharusan memberi label informasi gizi untuk makanan yang padat energi/kalori • Pengendalian terhadap iklan da promosi produk makanan dan minuman, terutama kepada anak, lihat “pengendalian pemasaran makanan dan minuman anak • Reformasi kebijakan agrikultural untuk meningkatkan produksi buah dan sayur yang lebih mudah • Indentif untuk mengingkatkan komposisi nutrien untuk makanan olahan • Kebijakan transportasi dan perencanaan kota • Insentif ekonomi • Standar makanan dan ketering • Produksi maknan • Promosi perilaku yang lebih sehat dan sekolah
Perbaikan Gizi Remaja di Negara Berkembang (Indonesia) • Di negara berkembang masih terjadi peningkatan kasus anemia zat gizi besi (Fe). • Akibat anemia Fe adalah penurunan daya kognitif/intelektual, prestasi belajar, dan rendahnya kapasitas/produktivitas kerja. • Defisiensi zat gizi mikro yang umum diderita remaja adalah defisiensi Zinc (Zn), vitamin A, dan kalsium (Ca). Dua zat gizi terakhir mempengaruhi kemampuan pertumbuhan; kalsium berperan pada pencegahan osteoporosis saat lanjut usia • Defisiensi vitamin A menurunkan kemampuan pertumbuhan dan kematangan seksual. Vitamin A juga berperan pada imunitas tubuh dan penglihatan optimal.
o Bentuk intervensi untuk memecahkan masalah gizi mikro remaja adalah suplementasi Fe, kapsul vitamin A, dan kapsul iodium, pendidikan gizi, dan sosialisasi konsumsi makanan yang difortifikasi. o Intervensi fortifikasi makanan dengan zat gizi mikro harus diintegrasikan dengan intervensi hygiene sanitasi dan penyakit infeksi sehingga masalahnya dapat tuntas.
o Pendekatan intervensi gizi remaja adalah menggunakan lingkungan sekolah karena memiliki beberapa keuntungan yaitu: 1. Siswa-siswi dapat mempengaruhi remaja lain di lingkungan sekitarnya. 2. Sekolah adalah tempat awal sumber informasi gizi dan teknologi ke masyarakat. 3. Remaja sekolah menengah dapat mempengaruhi remaja lain yang tidak sekolah.
Monitoring Program Intervensi Perbaikan Gizi Anak • Pengukuran dosis (jumlah intervensi yang telah dilaksanakan), • Jangkauan (jumlah individu yang tertarik dengan intervensi setelahmendapatkan intervensi), dan • kesesuaian antara implementasi intervensi dengan perencanaannya
Faktor Penghambat dan Pendukung Program perbaikan Gizi Anak Sekolah • Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mendukung kesuksesan implementasi program perbaikan gizi remaja sekolah menengah yaitu: 1. Fokus pada Keluar Pendidikan 2. Pengembangan Kebijakan Lintas Sektor Bersifat Formal • Melakukan Tiga Pendekatan untuk Meningkatkan Keberhasilan Intervensi Gizi Remaja Sekolah Menengah yaitu: 1. Promosi gizi sebagai bagian dari promosi kesehatan. 2. Pencegahan dan manajemen masalah gizi utama (malnutrisi, defisiensi zat gizi mikro, dan penyakit kronik terkait gizi). 3. Manajemen gizi klinik pada remaja.
• Faktor-faktor utama yang menghambat pelaksanaan intervensi gizi remaja sekolah menengah adalah adanya turnover/perubahan personil guru sekolah sehingga mengganggu kelangsungan implementasi intervensi, dan perubahan susunan staf guru sekolah akibat seringnya rotasi/mutasi.
- Slides: 15