ILMU PENAFSIRAN Adalah proses mengetahui sejumlah hal di

ILMU PENAFSIRAN

Adalah proses mengetahui sejumlah hal di alam melalui paca indra, organ tubuh, dan tentunya pengalaman serta terkadang dengan bantuan alat yang minimal. Dalam suatu perjalanan, terkadang kita dihadapkan pada suatu keadaan yang mengharuskan untuk menaksir terlebih dahulu kondisi medan yang akan dihadapi, maksunya agar saat melewati medan tersebut kita tidak terjebak dalam kesulitan, contohnya, sebelum kita menyebrangi sungai, kita harus menaksir lebar sungai, kedalaman, serta kecepatan arusnya, sebelum memanjat tebing, kita juga harus menaksir tingginya agar dapat memperkirakan panjang tali serta peralatan lain yang diperlukan. Hasil penaksiran yang didapat tentu saja tidak begitu tepat, untuk ketelitian hasil penaksiran akan tergantung dari kecermatan dan pengalaman.

Panca indera q. Rasa : yang membedakan manis, asin, asam, kecut atau kombinasinya (tawar, payau, asin dan asam) q. Cium : yang mendeteksi sejumlah bau seperti harum, tengik, anyir, atau kombinasinya (ular, babi, pantai, mayat dll) q. Dengar : yang mengartikan dengungan suara yang dapat terjangkau oleh telinga (debur ombak, suara air terjunriam, kesunyian) q. Raba : yang mengartikan sentuhan-rabaan kulit terhadap alam sekitar (dingin, kasar halus kesat atau kombinasinya. q. Lihat : yang mengartikan cahaya dari sumber cahaya tersebut (awan, gerak air dll)

Anggota tubuh Setidaknya setiap anggota tim harus mengetahui tinggi badannya, ini bermanfaat untuk mempermudah penaksiran. Selain itu juga lebih baik apabila di jadikan standar adalah bagian tubuh, karena selalu terbawa selama perjalanan. Pengalaman Makin sering kita memakai penaksiran selama dimedan maka kita akan mempunyai ‘sense’ contohnya bila sudah terbiasa menaksir tinggi tebing, tek perlu penaksiran lagi dengan bantuan tinggi badan, sudah terbayang dipikiran ‘sense’ umpamanya 100 meter setinggi itu. Alat bantu minimal Alat bantu yang dimaksud adalah alat bantu yang saat itu tersedia.

Teknik-teknik penaksiran 1. Menaksir lebar sungai a. Lebar sungai tenang atau danau Caranya : Jatuhkan benda berat (batu) ke air. Perhatikan riak air yang berjalan menuju titik C, dan perhatikan titik B yaitu riak yang sama saat riak air yang menyentuh titik C. Ukur jarak A B lebar sungai = AB. b. Mengukur lebar sungai dengan bantuan topi. Caranya : Atur posisi ujung topi sehingga mata dapat melihat titik C (di sebrang sungai) tepat di ujung topi D. posisi tetap tegak. Putarkan kepala kita sehingga titik D akan satu garis dengan titik B harus tepat di tepi sungai. Ukur jarak A B. lebar sungai = AB

c. Mengukur lebar sungai dengan bantuan kacu segi tiga Caranya : Tentukan titik X dan B (tempat kita berada) Berjalan dari A ke arah B sampai terjadi sudut AB-BX = 450. Pengukuran sudut dengan memanfaatkan sudut kacu. 2. Menaksir dalam sungai dihulu. Di daerah hulu cendrung berbentuk V. jadi cara mengukurnya menggunakan galah yang tegak lurus, usakan dilakukan di tengah sungai dan di beberapa tempat. Biasanya cara ini sulit dilakukan.