DASARDASAR ILMU PENDIDIKAN PERMASALAHAN POKOK PENDIDIKAN KELOMPOK 2

  • Slides: 8
Download presentation
DASAR-DASAR ILMU PENDIDIKAN “PERMASALAHAN POKOK PENDIDIKAN” KELOMPOK 2 : 1. GUSTI RADA (15029101) 2.

DASAR-DASAR ILMU PENDIDIKAN “PERMASALAHAN POKOK PENDIDIKAN” KELOMPOK 2 : 1. GUSTI RADA (15029101) 2. PUTRA ALFAJRI (15086328) 3. PUTRI KHALISA (15029076) 4. RAFLI YOGI (15088330) 5. SILVIA YASNI (15058098)

PERMASALAHAN POKOK PENDIDIKAN JENIS PERMASALAHAN POKOK PENDIDIKAN Pemerataan Kuantitas Kualitas Efisiensi Efektivitas Relevansi Tenaga

PERMASALAHAN POKOK PENDIDIKAN JENIS PERMASALAHAN POKOK PENDIDIKAN Pemerataan Kuantitas Kualitas Efisiensi Efektivitas Relevansi Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan

 Pemerataan Masalah pemerataan pendidikan adalah persoalan bagaimana system pendidikan dapat menyediakan kesempatan yang

Pemerataan Masalah pemerataan pendidikan adalah persoalan bagaimana system pendidikan dapat menyediakan kesempatan yang seluas-luasnya kepada seluruh warga negara untuk memperoleh pendidikan, sehingga pendidikan itu menjadi wahana bagi pembangunan sumber daya manusia untuk menunjang pembangunan. Kuantitas Yaitu masalah yang menyangkut banyak murid yang harus ditampung di dalam sistem pendidikan atau sekolah. Masalah ini timbul karena calon murid yang tidak tertampung di suatu sekolah, karena terbatasnya daya tampung. Kesempatan memperoleh pendidikan masih terbatas pada tingkat Sekolah Dasar. Permasalahan ini mencuat terutama di SD pada tahun-tahun lampau. Tapi saat ini masalah itu sudah bisa diatasi. Sisa permasalahan ini ada pada anak -anak yang tinggal didaerah terpencil

 Kualitas Di sisi lain Heyneman dan Loxley dalam Boediono & Abbas Ghozali (1999)

Kualitas Di sisi lain Heyneman dan Loxley dalam Boediono & Abbas Ghozali (1999) menyimpulkan bahwa kualitas sekolah dan guru nampaknya sangat berpengaruh pada prestasi akademis di seluruh dunia; dan semakin miskin suatu negara, semakin kuat pengaruh tersebut. Menurut Penulis, mutu pendidikan merupakan tolok ukur keberhasilan sebuah proses pendidikan yang bisa dirasakan oleh masyarakat mulai dari input (masukan), proses pendidikan yang terjadi, hingga output (produk keluaran) dari sebuah proses pendidikan Efisiensi Masalah efisiensi pendidikan mempersoalkan bagaimana suatu sistem pendidikan mendayagunakan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan pendidikan.

 Efektivitas Jika kita melihatnya dari sudut pandang persekolah, maka secara khusus, pendidikan di

Efektivitas Jika kita melihatnya dari sudut pandang persekolah, maka secara khusus, pendidikan di Indonesia sudah dapat dikatakan efektif, hal ini bisa kita lihat sudah ada bebrapa lembaga pendidikan (sekolah) yang bisa dikatakan berkualitas, waaupun jumlahnya masih relative sedikit. Hal ini bisa kita amati dari hasil prestasi belajar siswa yang selalu meningkat setiap tahunnya. Relevansi Masalah relevansi pendidikan mencakup sejauh mana system pendidikan dapat menghasilkan luaran yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan, yaitu masalah seperti yang digambarkan dalam rumusan tujuan pendidikan nasional.

 Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan 1) Pendidik bukan berasal dari lulusan yang sesuai.

Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan 1) Pendidik bukan berasal dari lulusan yang sesuai. Maksudnya terkadang terdapat tenaga pendidik yang mengajar tidak sesuai dengan jurusannya. Contoh, pendidik yang merupakan lulusan metematika mengajar bahasa Indonesia. Hal ini secara tidak langsung akan menjadi masalah pendidikan di Indonesia. Padahal dalam PP NO. 19 tahun 2005 tentang standar pendidik dan tenaga kependidikan pasal 28 ayat 2, dijelaskan bahwa pendidik harus sesuai dengan ijazah dan sertivikat keahlian yang relevan dengan perundang-undangan yang berlaku. 2) Pendidik kurang menguasai dari 4 kompetensi yang harus dimiliki oleh pendidik maupun tenaga kependidikan sehingga hal ini menyebabkan adanya masalah kualitas pendidik dan tenaga kependidikan yang kurang baik. Dalam UU RI no. 14 Tahun 2005 pasal 8 ayat dijelaskan bahwa guru wajib memiliki kualifikasi yang salah satu diantaranya kompetensi , dan diperjelas dalam pasal 10 ayat 1 yang berbunyi “ kompetensi guru sebagai mana dalam pasal 8 meliputi kopetensi pedagogic, kepribadian, social dan professional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.

Selain itu juga dijelaskan dalam PP No. 19 Tahun 2005 pasal 28 ayat 3

Selain itu juga dijelaskan dalam PP No. 19 Tahun 2005 pasal 28 ayat 3 mengenai kometensi yang harus dimiliki oleh pendidik. 3) Pendidik terkadang menjadikan mengajar hanya untuk menggugurkan kewajiban sebagai pendidik, sehingga dia mengajar secara tidak maksimal. Hal ini tidak sesuai dengan PP No. 19 Tahun 2005 pasal 28 ayat 3 yang seharusnya pendidik memiliki kompetensi professional, yang mengharuskan pendidik wajib bertanggung jawab dengan tugas dan pembinaan terhadap peserta didik. 4) pendidik belum sepenuhnya dapat memenuhi harapan masyarakat. Fenomena itu ditandai dari rendahnya mutu lulusan, penyelesaian masalah pendidikan yang tidak tuntas, bahkan lebih berorintasi proyek. Akibatnya, seringkali hasil pendidikan mengecewakan masyarakat. Mereka terus mempertanyakan relevansi pendidikan dengan kebutuhan masyarakat dalam dinamika kehidupan ekonomi, politik , sosial, dan budaya. 5) Pendidik mengajar tidak sesuai dengan silabus sehingga target dari tujuan pembelajaran tidak sepenuhnya tercapai. Hal ini tidak sesuai dengan kompetensi pedagogic yang harus dimiliki oleh guru sesuai dengan PP No. 19 Tahun 2005 Pasal 28 (3) yang berbunyi “Kompetensi sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan anak usia dini meliputi: Kompetensi pedagogic, Kompetensi kepribadian, Kompetensi professional dan Kompetensi sosial. 6) Masih banyak pendidik yang belum memenuhi ketentuan sesuai dengan PP No. 19 tahun 2005 seperti pengajar di tingkat SD/MI minimal berijazah S 1/ D 4. Tapi dalam kenyataan di masyarakat masih terdapat pendidik yang belum berijazah D 4 atau dengan kata lain masih D 3. 7) Tenaga kependidikan biasanya masih berasal dari tenaga pendidik yang merangkap tugas menjadi tenaga kependidikan seperti guru merangkap menjadi tenaga administrasi atau tenaga perpustakaan.

TERIMAKASIH

TERIMAKASIH