Panoptikon Dan Sejarah Pengetahuan Panopticon pada awalnya adalah

  • Slides: 7
Download presentation
Panoptikon Dan Sejarah Pengetahuan

Panoptikon Dan Sejarah Pengetahuan

 • Panopticon pada awalnya adalah konsep bangunan penjara yang dirancang oleh filsuf Inggris

• Panopticon pada awalnya adalah konsep bangunan penjara yang dirancang oleh filsuf Inggris dan teoretisi sosial Jeremy Bentham pada 1785. • Penjara panoptikon berbentuk sebuah lingkaran besar dan memiliki sel tahanan yang bertingkat-tingkat. Tepat di tengah lingkaran itu berdiri sebuah menara pengawas yang dilengkapi sebuah lampu yang bercahaya amat keras seperti mercusuar, yang akan terus berputar menyusuri setiap sel tahanan. • Siang dan malam, setiap tahanan akan terus-menerus merasa terawasi, meskipun mereka tidak tahu apakah betul-betul ada seorang petugas yang sedang berjaga-jaga di menara itu. • Panopticon oleh Bentham dimaksudkan sebagai model penjara yang lebih murah dibandingkan penjara lain pada masanya, karena hanya membutuhkan sedikit staf. • Pada perkembangannya, Panopticon bukan sekadar desain arsitektur, namun model pengawasan dan pendisiplinan masyarakat, yang diterapkan sampai sekarang. • Filsuf yang mengulas masalah pendisiplinan masyarakat dengan model Panopticon ini adalah Michel Foucault. • Michel Foucault menulis dalam bukunya Surveiller et punir: Naissance de la Prison (1975) yang terbit di Perancis, lalu diterjemahkan ke bahasa Inggris dengan judul Discipline and Punish: The Birth of the Prison (1977). • Desain Panoptico menjadi metafora bagi masyarakat “disiplin” modern dan kecenderungannya yang menyebar, untuk mengawasi dan menormalisasi. • Efek dari sistem panoptik ini, kesadaran bahwa diri ini selalu ada dalam pengawasan dan kesadaran bahwa tubuh ini dilihat secara permanen. • Kesadaran ini menjamin berlangsungnya fungsi kekuasaan secara otomatis, dimana pengawasan dilakukan secara tidak teratur atau diskontinyu, tetapi efeknya, kesadaran akan rasa diawasi, berlangsung secara kontinyu dan permanen. • Foucault mengatakan bahwa sistem panoptik merupakan sistem di mana hubungan kekuasaan menjadi total meskipun tidak bersifat fisik. • Kehadiran fisik, atau pengawasan, cukup sesekali saja, tetapi para tahanan tidak diberikan kesempatan untuk tahu, yang mereka tahu hanya satu, sedang diawasi, 24 jam setiap hari

 • Bagi Foucault penjara Panoptikon merupakan suatu instrumen fisik yg memungkinkan semua mekanisme

• Bagi Foucault penjara Panoptikon merupakan suatu instrumen fisik yg memungkinkan semua mekanisme disiplin dilakukan. • Panopticon juga merupakan laboratorium, tempat untuk melakukan eksperimen terhadap individu, mengumpulkan informasi mengenai individu serta menganalisis secara menyeluruh apa yg bisa dicapai dari perilaku mereka. • Penjara panopticon memberikan power of mind. Mesin untuk menciptakan individu sesuai yang diharapkan. Mengubah para tahanan menjadi individu yang setidaknya berguna bagi society. • Model Panopticon digunakan Foucault untuk memeriksa relasi-relasi kuasa yang beroperasi dalam hampir seluruh bentuk institusi masyarakat modern.

 • Dalam karya Discipline and Punish, konsep relasi kekuasaan pengetahuan dan tubuh sebagai

• Dalam karya Discipline and Punish, konsep relasi kekuasaan pengetahuan dan tubuh sebagai objek dari teknologi kekuasaan ditulis secara lebih eksplisit. • Fokus analisisnya adalah relasi kekuasaan dan pengetahuan yang tertanam dalam tubuh, yang menundukkannya, dan menjadikannya sebagai objek pengetahuan. • Analisisnya memprioritaskan pada analisa terhadap institusi sosial, praktik sosial, teknologi kekuasaan, teknologi diri, dan seluruh kompleksitas interelasi bentuk pengetahuan dalam hubungannya dengan pengetahuan dan kekuasaan, dimana insitusi sosial digunakan sebagai alat mekanisme kekuasaan dengan bentuk pengetahuan yang mengkonsolidasikannya.

 • Kekuasaan yang beroperasi terhadap tubuh individu merupakan gambaran dari bentuk disciplinary power.

• Kekuasaan yang beroperasi terhadap tubuh individu merupakan gambaran dari bentuk disciplinary power. • Disciplinary power adalah teknologi kekuasaan yang dijalankan untuk mendisiplinkan tubuh dan membuatnya menjadi tubuh yang patuh dan berguna. • Kekuasaan model ini dapat berlangsung efektif dalam institusi yang tertutup seperti penjara, rumah sakit jiwa atau pusat rehabilitasi, dan pada institusi pendidikan atau sekolah. • Kekuasaan model ini berusaha menciptakan situasi di mana tubuh individu dapat menginternalisasikan penundukan sebagai suatu keadaan yang normal. • Konsep disciplinary power digunakan untuk menunjuk suatu bentuk kekuasaan dan teknologi. • Konsep ini lahir sebagai hasil analisa genealogi kekuasaan Foucault terhadap operasi kekuasaan dalam masyarakat Eropa sejak abad tujuh belasan hingga abad modern. • Pada konteks negara, disciplinary power berlangsung dalam institusi tertutup sebagai mekanisme pengendalian individu agar dapat memberikan kegunaan bagi kepentingan negara atau pemerintah

 • Foucault ingin mengungkapkan bahwa terjadi relasi pengetahun dengan kekuasaan atas tubuh melalui

• Foucault ingin mengungkapkan bahwa terjadi relasi pengetahun dengan kekuasaan atas tubuh melalui internalisasi pengetahuan. • He(the prisoner) always becomes the object of information, but never be a subject of communication… “ • Foucault melihat bahwa dampak terbesar dari panoptikon adalah untuk menstimulasi kesadaran dan pandangan masyarakat yang meyakini adanya fungsi kekuasaan yang berlangsung secara otomatis tanpa kita sadari dalam kehidupan sehari-hari. • Dengan panoptikon, aparatus (penjaga) bisa mengamati secara konstan dan mengenal dengan cepat. Sehingga, konsep panoptikon dicirikan adanya kuasa atas informasi oleh satu pihak. • Oleh karena itu, tawanan tidak pernah menjadi subyek komunikasi • Dalam sosial media, semua yang bersifat privat telah menjadi public atau konsumsi umum. • Selalu ada pihak lain yang bisa memantau, mengintai, menyadap, memata-matai, dan menelanjangi diri kita, tanpa memandang waktu dan tempat. • Karena sadar diri menjadi obyek pantauan, manusia selalu merasa terpenjara, dipantau, diawasi, diintai, dan dimata-matai oleh pihak lain, baik pengawasan itu benar-benar aktual terjadi atau sekadar dalam imajinasinya saja. Ini yang kemudian oleh Foucault dikenal dengan Panoptikon, yaitu ruang-ruang tempat relasi kuasa beroperasi secara langsung.

 • Kesadaran dan pandangan seseorang yang menjadi titik penting Foucault tentang panoptikon bisa

• Kesadaran dan pandangan seseorang yang menjadi titik penting Foucault tentang panoptikon bisa diambil karakteristiknya dari media sosial. Dengan melakukan berbagai aktivitas sharing di berbagai media sosial, akan menyingkap sisi lain istilah panoptikon virtual dalam sosial media kontemporer. • Aktivitas kita dimonitor dan direkam oleh penyedia jasa media sosial guna kepentingan ekonomi dan lain sebagainya, dan membawa dampak langsung terhadap pola perilaku kita terkait dengan siapa saja orang atau khalayak yang menjadi tujuan kita melakukan sharing tersebut. • Memang tidak ada penjaga dan tidak ada tahanan dalam panoptikon di media sosial. Tapi, kita semua adalah penjaga dan tahanan yang melihat dan secara tidak langsung menghakimi satu sama lain saat kita melakukan sharing content dalam sosial media. • Perumpamaan tentang penjara dan tahanan dalam konsep panoptikon mengakibatan para tahanan tidak bisa melihat menara penjaga, sehingga mereka merasa diawasi setiap saat dan cenderung untuk memenuhi harapan untuk mengatur perilaku mereka. • Faktor serupa membentuk perilaku kita di sosial media. Seperti layaknya tahanan dalam panoptic, pengguna sosial media mengasumsikan dirinya selalu diawasi dan akan dihakimi oleh khalayak sosial media berdasar atas konten yang di bagikan, sehingga ia memframing konten yang dibagikan dengan maksud untuk memuaskan dan memberi kesan baik pada “penjaga” tersebut. • Efek panoptikon seperti inilah yang membentuk identitas kita bentuk di sosial media. Secara ekstremnya, kita memerankan atau melakukan suatu pencitraan dengan identitas tertentu yang bisa membuat orang lain merasa terkesan pada kita.