METODA PREDIKSI DAMPAK Prediksi prakiraan estimasi atau peramalan

  • Slides: 20
Download presentation
METODA PREDIKSI DAMPAK

METODA PREDIKSI DAMPAK

“Prediksi” (“prakiraan”) “estimasi” atau “peramalan”: Pendugaan dampak suatu rencana kegiatan terhadap komponen lingkungan hidup,

“Prediksi” (“prakiraan”) “estimasi” atau “peramalan”: Pendugaan dampak suatu rencana kegiatan terhadap komponen lingkungan hidup, dilakukan melalui cara prakiraan atau peramalan. Cara melakukan prediksi (Soemarwoto, 1989): Prediksi kondisi lingkungan saat tdengan proyek = Qdp Prediksi kondisi lingkungan saat ttanpa proyek = Qtp maka dampak yang diprediksi: Qdp - Qtp.

Prediksi adanya dampak: upaya untuk mencari jawaban atas pertanyaan tentang besarnya perubahan nilai parameter

Prediksi adanya dampak: upaya untuk mencari jawaban atas pertanyaan tentang besarnya perubahan nilai parameter lingkungan sebagai akibat adanya rencana kegiatan. - dilakukan untuk setiap parameter lingkungan. Model prediksi apapun yang digunakan pasti akan mengandung aspek ketidakpastian sehingga dalam setiap kegiatan prediksi dampak harus dimasukkan analisis probabilitas.

PRAKIRAAN BESARNYA DAMPAK SELISIH SKL (yad) dengan SKL (rla) Keterangan : SKL(yad) = Skala

PRAKIRAAN BESARNYA DAMPAK SELISIH SKL (yad) dengan SKL (rla) Keterangan : SKL(yad) = Skala kualitas lingkungan yang akan datang dengan proyek SKL(rla) = Skala kualitas lingkungan awal (Rona lingkungan awal) Prakiraan besarnya dampak ≥ 2 dikategorikan sebagai dampak besar <2 dikategorikan sebagai dampak kecil.

Soemarwoto, 1996 Q Dengan proyek MUNN CLARK Tanpa proyek t 0 Waktu t 1

Soemarwoto, 1996 Q Dengan proyek MUNN CLARK Tanpa proyek t 0 Waktu t 1

Kondisi dengan proyek Area besar dampak BOD (mg. L) Tanpa proyek T 3 Kondisi

Kondisi dengan proyek Area besar dampak BOD (mg. L) Tanpa proyek T 3 Kondisi dengan proyek T 1 Proyek A mulai Kondisi tanpa proyek T 2 BOD (mg. L) T 2 Umur proyek Area besar dampak Tanpa proyek T 1 Proyek A mulai Kondisi tanpa proyek T 3 Umur proyek

KRITERIA PENTINGNYA DAMPAK PP 27 TAHUN 1999 TENTANG ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN, PASAL 5, yaitu

KRITERIA PENTINGNYA DAMPAK PP 27 TAHUN 1999 TENTANG ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN, PASAL 5, yaitu : 1. Jumlah manusia yang terkena dampak 2. Luas wilayah persebaran dampak 3. Intensitas dan Lamanya dampak berlangsung 4. Banyaknya komponen lingkungan lain yang terkena dampak 5. Sifat kumulatip dampak Berbalik atau tidaknya dampak

Metoda prediksi dampak: l l Metoda formal, terdiri atas: – Model prakiraan cepat, –

Metoda prediksi dampak: l l Metoda formal, terdiri atas: – Model prakiraan cepat, – Model matematika, – Model fisis, – Model eksperimental. Metoda informal, dapat dilakukan secara: – Intuitif, – Pengalaman, – Analogi.

l Metoda prakiraan dampak yang sering digunakan: kombinasi metoda formal (uraian deskriptif secara kuantitatif)

l Metoda prakiraan dampak yang sering digunakan: kombinasi metoda formal (uraian deskriptif secara kuantitatif) dan metoda informal (uraian deskriptif secara kualitatif) yang disesuaikan dengan karakteristik masing-masing parameter lingkungan. l Kerangka waktu prakiraan dampak dilakukan sesuai dengan perkiraan umur teknis rencana kegiatan.

Metoda Formal: l l Metoda formal yang digunakan dalam prakiraan dampak pada studi Amdal

Metoda Formal: l l Metoda formal yang digunakan dalam prakiraan dampak pada studi Amdal ini merupakan pendekatan dengan model dan perhitungan matematik. Hubungan sebab akibat yang merepresentasikan dampak rencana kegiatan terhadap komponen/subkomponen/parameter lingkungan akan dirumuskan secara kuantitatif dalam bentuk rasio-rasio kuantitatif dan model-model matematik.

a) Kualitas udara Besarnya emisi sumber bergerak dapat dihitung berdasarkan faktor emisi dari WHO

a) Kualitas udara Besarnya emisi sumber bergerak dapat dihitung berdasarkan faktor emisi dari WHO Offset Publication No. 62, 1982. Tabel PD-1 Emisi polutan per m 3 bahan bakar Besarnya emisi = Faktor emisi x Jumlah bahanbakar

b) Kebisingan Prakiraan sebaran bising yang ditimbulkan oleh rencana kegiatan terhadap lingkungan di sekitarnya

b) Kebisingan Prakiraan sebaran bising yang ditimbulkan oleh rencana kegiatan terhadap lingkungan di sekitarnya menggunakan rumus pendekatan: L 2 = L 1 – 10 log R 2/R 1 –Ae L 2 = L 1 – 20 log R 2/R 1 –Ae (bising bergerak) (bising diam) dengan: L 2 = Tingkat bising pada jarak R 2 dari tapak proyek, sumber bising (d. BA) L 1 = Tingkat bising sumber bising pada jarak R 1, d. BA R 1, R 2 = Jarak dari sumber bising, m Ae = Atenuasi bising kerena klembaban udara, d. BA

c) Sedimentasi lebih banyak diakibatkan oleh adanya erosi permukaan (sheet erossion). Dengan adanya rencana

c) Sedimentasi lebih banyak diakibatkan oleh adanya erosi permukaan (sheet erossion). Dengan adanya rencana kegiatan maka bahan erosi yang terangkut oleh sungai (angkutan sedimen) akan tertahan dan terendapkan di kolam dengan peningkatan volume sedimentasi di kolam: Volume Sedimen erosi x luas DTA) x Trap-efficiency Volume Sedimen= =(laju erosi x luas DTA) x Trap-efficiency l l Besarnya angkutan sedimen di hilir sungai: Volume Sedimen = (laju erosi x luas DTA) x(100% - Trap-efficiency)

l Pada saat pelaksanaan konstruksi, peningkatan angkutan bahan sedimen dapat dilakukan pengamatan. Persamaan untuk

l Pada saat pelaksanaan konstruksi, peningkatan angkutan bahan sedimen dapat dilakukan pengamatan. Persamaan untuk menghitung angkutan sedimen berdasarkan pengamatan ini adalah: dengan: Qs = Rata-rata debit sedimen harian (ton/hari) CI = Konsentrasi sedimen pada saat t. I Qwi = Debit aliran air pada saat t. I t = Interval waktu pengukuran aliran (jam) n = Jumlah pengukuran aliran

d) Erosi l Dengan adanya perubahan penutup lahan (land coverage), maka akan menyebabkan perubahan

d) Erosi l Dengan adanya perubahan penutup lahan (land coverage), maka akan menyebabkan perubahan laju erosi permukaan. Besarnya erosi permukaan dihitung dengan menggunakan rumus USLE: EE = RRLLKKSSP P dengan: E R L K S P = laju erosi permukaan = erosivity hujan = panjang ekuivalen lereng = erodibility tanah/lahan = kemiringan lahan = pola penanaman (cropping practice)

e) Air larian Perubahan bentang alam berdampak lanjutan pada peningkatan air larian. l Rencana

e) Air larian Perubahan bentang alam berdampak lanjutan pada peningkatan air larian. l Rencana kegiatan yang diprakirakan menimbulkan dampak terhadap air larian adalah kegiatan pembersihan lahan dan konstruksi. l Dampak timbul terhadap air larian karena hilangnya sebagian kantong air alami (semak), berkurangnya daerah resapan air, dan timbulnya sedimentasi pada aliran air alami (sungai). l Besarnya air larian akibat perubahan bentang alam dapat dihitung dengan persamaan: QQ ==CCI AI A dengan: Q = jumlah aliran permukaan (m 3/detik) C = faktor pengaliran I = intensitas curah hujan (mm/tahun) A = luas daerah pengaliran (m 2) l

NILAI KOEFISIEN AIR LARIAN (Otto Soemarwoto, 1994) TIPE DAERAH DRAINASE KOEFISIEN AIR LARIAN LAPANGAN

NILAI KOEFISIEN AIR LARIAN (Otto Soemarwoto, 1994) TIPE DAERAH DRAINASE KOEFISIEN AIR LARIAN LAPANGAN RUMPUT - TANAH BERPASIR, DATAR, 2 % - TANAH BERPASIR, RATA-RATA, 2 - 7% - TANAH BERPASIR, BERLERENG, 7% - TANAH BERAT, DATAR, 2% - TANAH BERAT, RATA-RATA, 2% - 7% - TANAH BERAT BERLERENG, 7 % 0, 05 0, 10 0, 15 0, 13 0, 18 0, 25 DAERAH USAHA - DAERAH USAHA DI KOTA - DAERAH USAHA DI KAMPUNG 0, 70 - 0, 95 0, 50 - 0, 70 DAERAH PEMUKIMAN - PEMUKIMAN INDIVIDUAL - MULTI – UNIT, BERDIRI SENDIRI-SENDIRI - MULTI - UNIT, TERGABUNG - SUB URBAN - DAERAH PEMUKIMAN APARTEMENT 0, 30 0, 40 0, 60 0, 25 0, 50 INDUSTRI - BER INDUSTRI BERAT - BERINDUSTRI RINGAN 0, 50 - 0, 80 0, 60 - 0, 90 TAMAN, KUBURAN 0, 10 - 0, 25 DAERAH PERMAINAN (PLAY GROUNDS), DAERAH STASIUN KA 0, 20 - 0, 40 DAERAH TIDAK TERBANGUN 0, 10 - 0, 30 JALAN - ASPAL, BETON, BATA - KERIKIL, TAK DIPERKERAS DAN LAHAN KOSONG 0, 70 - 0, 95 0, 10 - 0, 30 ATAP (GENTENG) 0, 75 - 0, 95 DAERAH BERHUTAN BAIK 0, 01 - 0, 10 - - 0, 10 0, 15 0, 20 0, 17 0, 22 0, 35 0, 50 0, 60 0, 75 0, 40 0, 70

f) Kualitas air l Prakiraan penurunan kualitas air akibat buangan limbah cair rencana kegiatan

f) Kualitas air l Prakiraan penurunan kualitas air akibat buangan limbah cair rencana kegiatan digunakan persamaan mixing zone: CCcc dengan: Cc Qa Ca Qb Cb (Qa. C + Qb. CC ) / (Qa + Q+b)Q ) == (Q a. Caa + Q b b b) / (Q a b = konsentrasi parameter kualitas air badan air setelah tercampur limbah cair = debit limbah cair = konsentrasi parameter limbah cair = debit air badan air sebelum terkena limbah cair = konsentrasi kualitas air badan air sebelum tercampur limbah cair

g) Sedimentasi Peningkatan sedimentasi akibat perubahan kondisi penutup tanah dapat diprakirakan dengan metoda USLE

g) Sedimentasi Peningkatan sedimentasi akibat perubahan kondisi penutup tanah dapat diprakirakan dengan metoda USLE untuk menghitung kehilangan tanah akibat erosi dan sedimentasi: A A = SD SD = R= KRLKSLPSCP C x SDR A= x. ASDR dengan: A = kehilangan tanah pucuk akibat erosi (ton/ha/tahun) R = erosivitas hujan K = erodibilitas tanah L = panjang lereng S = kelerengan P = faktor teknik konservasi tanah C = factor pengolahan tanah dan tanaman penutup tanah SD = sedimentasi SDR =sediment delivery ratio

Metoda Informal Prakiraan dampak rencana kegiatan terhadap komponen lingkungan ditetapkan berdasarkan pengalaman profesional, studi

Metoda Informal Prakiraan dampak rencana kegiatan terhadap komponen lingkungan ditetapkan berdasarkan pengalaman profesional, studi analogi, narasumber lain atau sumber lain. Tabel PD-2 Metoda pendekatan informal yang dapat digunakan