Carl Roger HUMANISTIK PERSON CENTERED CARL ROGER 1902

  • Slides: 17
Download presentation
Carl Roger HUMANISTIK - PERSON CENTERED

Carl Roger HUMANISTIK - PERSON CENTERED

CARL ROGER 1902 - 1985 � Ahli pertanian memperdalam teologi dan Psikologi Klinis �

CARL ROGER 1902 - 1985 � Ahli pertanian memperdalam teologi dan Psikologi Klinis � Berdasarkan pengalaman sebagai terapis, memandang pusat kepribadian adalah Self � Perlu menggali diri sendiri agar mengetahui siapa dirinya dan dapat menerima diri sebagaimana adanya � Non directive Client-centered Person-centered � Karena perlunya mendudukkan individu dalam konseling sebagai personal dengan kapasitas positifnya.

DASAR PEMIKIRAN Konseling person centered dibangun atas dua hipotesis dasar, yaitu: � Setiap orang

DASAR PEMIKIRAN Konseling person centered dibangun atas dua hipotesis dasar, yaitu: � Setiap orang memiliki kapasitas untuk memahami keadaan yang menyebabkan ketidakbahagiaan & mengatur kembali kehidupannya menjadi lebih baik. � Kemampuan seseorang untuk menghadapi keadaan ini dapat terjadi dan ditingkatkan jika konselor menciptakan kehangatan, penerimaan, dan dapat memahami relasi (proses konseling) yang sedang dibangun.

PANDANGAN TENTANG MANUSIA individu pada dasarnya baik; mereka memiliki karakteristik positif, memiliki kapasitas untuk

PANDANGAN TENTANG MANUSIA individu pada dasarnya baik; mereka memiliki karakteristik positif, memiliki kapasitas untuk tumbuh & berkembang, realistis, dan dapat dipercaya; setiap manusia memiliki dorongan dari dalam (inner directed) untuk mengembangkan cara yang membuat dirinya berfungsi penuh.

ORGANISM, PHENOMENAL FIELD, & SELF

ORGANISM, PHENOMENAL FIELD, & SELF

KONSEP KEPRIBADIAN MENURUT ROGERS (1) � Organism merupakan individu itu sendiri, mencakup aspek fisik

KONSEP KEPRIBADIAN MENURUT ROGERS (1) � Organism merupakan individu itu sendiri, mencakup aspek fisik maupun psikologis. � Phenomenal Field pengalaman-pengalaman hidup yang bermakna secara psikologis bagi individu, dapat berupa pengetahuan, pengasuhan orangtua, hubungan pertemanan, dsb. q Self Gambaran diri yang dibentuk ( saya/ I / Me ) sebagai hasil interaksi antara organisme dan bidang phenomenal

Konsep Kepribadian menurut Rogers (2) Self interaksi antara organism/individu dengan phenomenal field akan membentuk

Konsep Kepribadian menurut Rogers (2) Self interaksi antara organism/individu dengan phenomenal field akan membentuk self (“I” / “me” / Saya…). kesadaran tentang self akan membantu seseorang membedakan dirinya dari orang lain. untuk menemukan self yang sehat, orang memerlukan penghargaan, kehangatan, perhatian, dan penerimaan tanpa syarat. tetapi, jika seseorang akan merasa berharga hanya bila bertingkah laku sesuai dengan yang dikehendaki orang lain “kamu memang anak yang baik, pintar, dan membanggakan. Mama senang akhirnya kamu pilih Jurusan IPA. ” (padahal potensi dan perolehan nilai pada rumpun mata pelajaran IPA hanya cukup), maka: saat berada dalam pengalaman nyata (phenomenal field), ia menemukan ternyata persepsi dirinya (ideal self) yang terbentuk (anak baik, pintar, dan membanggakan) tidak sesuai dengan diri realitas (real self) karena potensinya tidak mendukung untuk ia berada di Jurusan IPA, anak mengalami banyak hambatan dalam mengikuti proses belajar.

Real Self = gambaran diri subyek yang sesungguhnya/nyata sebagai hasil penilaian diri dan penilaian

Real Self = gambaran diri subyek yang sesungguhnya/nyata sebagai hasil penilaian diri dan penilaian orang lain sebagaimana adanya (penghargaan, kehangatan, perhatian, dan penerimaan tanpa syarat) � Ideal Self = gambaran diri subyek yang diharapkan/diinginkan sebagai hasil penilaian diri dan penilaian orang lain. � Incongruency = kesenjangan antara Real Self dan Ideal Self �

� Jadi, masalah yang dialami seseorang karena adanya ketidaksesuaian (incongruence) antara persepsi diri (ideal

� Jadi, masalah yang dialami seseorang karena adanya ketidaksesuaian (incongruence) antara persepsi diri (ideal self) dengan realitas (real self).

� Konseli ng dalam perspektif non-direktif � Merupakan proses membantu seseorang untuk mengaktualisasikan kekuatan

� Konseli ng dalam perspektif non-direktif � Merupakan proses membantu seseorang untuk mengaktualisasikan kekuatan positif yang sudah dimilikinya. Hal ini merupakan upaya untuk membuat seseorang lebih memiliki dorongan dari dalam diri sendiri (selfdirective).

TUJUAN KONSELING Membantu individu menemukan konsep dirinya yang lebih positif lewat komunikasi konseling, dimana

TUJUAN KONSELING Membantu individu menemukan konsep dirinya yang lebih positif lewat komunikasi konseling, dimana konselor mendudukkan klien sebagai orang yang berharga, orang yang penting, dan orang yang memiliki potensi positif dengan penerimaan tanpa syarat (unconditional positive regard), yaitu menerima klien apa adanya.

Jadi, kemampuan konselor dalam membangun hubungan interpersonal ( = melakukan komunikasi konseling), adalah elemen

Jadi, kemampuan konselor dalam membangun hubungan interpersonal ( = melakukan komunikasi konseling), adalah elemen kunci keberhasilan konseling.

CORE CONDITION SEORANG KONSELOR (1) � Genuineness seorang konselor harus menjadi diri sendiri, apa

CORE CONDITION SEORANG KONSELOR (1) � Genuineness seorang konselor harus menjadi diri sendiri, apa adanya, berlaku secara wajar, tidak pura-pura dengan mendengarkan klien secara sungguh dan memahami permasalahannya, maka respon-respon konselor akan muncul secara alamiah, asli, dan tidak dibuat-buat, sehingga tidak berlebihan.

CORE CONDITION SEORANG KONSELOR (2) � Acceptance/Penerimaan menunjukkan penghargaan yang spontan terhadap klien, dan

CORE CONDITION SEORANG KONSELOR (2) � Acceptance/Penerimaan menunjukkan penghargaan yang spontan terhadap klien, dan menerimanya sebagai individu yang berbeda dengan konselor (baik nilai, persepsi diri, maupun pengalaman-pengalaman hidupnya), sehingga hubungan terapeutik menjadi lebih konstruktif.

CORE CONDITION SEORANG KONSELOR (3) � Empathy kesanggupan konselor untuk memahami permasalahan klien, melihat

CORE CONDITION SEORANG KONSELOR (3) � Empathy kesanggupan konselor untuk memahami permasalahan klien, melihat melalui sudut pandang klien, peka terhadap perasaan-perasaan klien, sehingga konselor mengetahui bagaimana klien merasakan perasaannya. Selain itu, konselor dapat memahami permasalahan klien tidak hanya pada permukaan, tetapi lebih dalam.

KUIS � Apa yang dimaksud dengan Real Self, Ideal Self dan Incongruency ? �

KUIS � Apa yang dimaksud dengan Real Self, Ideal Self dan Incongruency ? � Jelaskan secara singket, apa dasar pemikiran Carl Rogers sehingga pendekatanya berkembang dari Client centered menjadi person centered ?

JAWABAN KUIS 1. Apa yang dimaksud dengan Real Self, Ideal Self dan Incongruency ?

JAWABAN KUIS 1. Apa yang dimaksud dengan Real Self, Ideal Self dan Incongruency ? � � � Real Self = gambaran diri subyek yang sesungguhnya sebagai hasil penilaian diri dan penilaian orang lain sebagaimana adanya. Ideal Self = gambaran diri subyek yang diharapkan/diinginkan sebagai hasil penilaian diri dan penilaian orang lain Incongruency = kesenjangan antara Real Self dan Ideal Self 2. Jelaskan secara singket, apa dasar pemikiran Carl Rogers sehingga pendekatanya berkembang dari Client centered menjadi person centered ? � Karena perlunya mendudukkan individu dalam konseling sebagai personal dengan kapasitas positifnya.