Aspek Kultural Masyarakat Desa SOSI OLOGI P EDESAAN

  • Slides: 16
Download presentation
Aspek Kultural Masyarakat Desa SOSI OLOGI P EDESAAN PERT EMUA N KE-9 22 OKT

Aspek Kultural Masyarakat Desa SOSI OLOGI P EDESAAN PERT EMUA N KE-9 22 OKT OBE R 2019

Cakupan materi Polak (1966): aspek kultural masyarakat adalah jiwa dan aspek struktural adalah raga

Cakupan materi Polak (1966): aspek kultural masyarakat adalah jiwa dan aspek struktural adalah raga suatu makhluk. Aspek kebudayaan (spesifik) masyarakat desa Khususnya masyarakat desa yang masih dalam kategori belum maju gambaran asli masyarakat desa.

Siapakah masyarakat desa yang asli? • Masyarakat petani? • Petani tradisional? • Petani modern?

Siapakah masyarakat desa yang asli? • Masyarakat petani? • Petani tradisional? • Petani modern? masyarakat petani bersahaja/tradisional/peasant

Kebudayaan Ralph Linton (1936): way of life suatu masyarat. Way of life mencakup way

Kebudayaan Ralph Linton (1936): way of life suatu masyarat. Way of life mencakup way of thinking, way of feeling, dan way of doing. Way of life masyarakat desa yang belum dirasuki oleh penggunaan teknologi modern serta system ekonomi uang.

1. Adaptasi yang kuat terhadap lingkungan alam Ciri kebudayaan tradisional masyarakat desa (Paul Landis):

1. Adaptasi yang kuat terhadap lingkungan alam Ciri kebudayaan tradisional masyarakat desa (Paul Landis): 2. Rendahnya tingkat inovasi masyarakat 3. Filsafat hidup organis/tebalnya rasa kekeluargaan dan kolektivitas. 4. Pola kebiasaan hidup yang lamban

5. Tebalnya kepercayaan terhadap tahayul 6. Aspek kebudayaan material yang bersahaja 7. Rendahnya kesadaran

5. Tebalnya kepercayaan terhadap tahayul 6. Aspek kebudayaan material yang bersahaja 7. Rendahnya kesadaran akan waktu 8. Sifat jujur, terus terang dan friendly 9. Standar moral yang kaku.

Peasan = petani kecil? Seorang peasan berjiwa subsisten, yang melakukan usaha sekedar untuk hidup

Peasan = petani kecil? Seorang peasan berjiwa subsisten, yang melakukan usaha sekedar untuk hidup dalam bentuknya yg minimal. Eric R. Wolf (1956), peasan adalah penghasil 2 pertanian yg mengerjakan tanah scr efektif, yg melakukan pekerjaan itu sbg nafkah hidupnya, bukan sbg bisnis yg bersifat mencari keuntungan.

 Raymond Firth : berkaitan dengan ekonomi, yaitu suatu sistem yang berskala kecil, dengan

Raymond Firth : berkaitan dengan ekonomi, yaitu suatu sistem yang berskala kecil, dengan teknologi dan peralatan sederhana, seringkali hanya memproduksi untuk mereka sendiri yang hidupnya subsisten. Usaha pokok untuk nafkah hidupnya ialah dengan mengolah tanah. Belshaw (1965), masyarakat peasan adalah way of life -nya berorientasi pada tradisionalitas.

E. Rogers, ciri-ciri peasan: (1) Petani produsen yg subsisten, sekedar memenuhi kebutuhan sendiri bukan

E. Rogers, ciri-ciri peasan: (1) Petani produsen yg subsisten, sekedar memenuhi kebutuhan sendiri bukan utk mencari keuntungan (2) Orientasinya yg cenderung pedesaan dan tradisional tetapi memiliki keterkaitan ke kebudayaan kota atau pusat kekuasaan (3) Jarang yg sepenuhnya mencukupi kebutuhan diri sendiri ada dana penggantian. Ciri utama: SUBSISTENSI yg membedakan peasan dg petani modern.

Subsistensi Secara umum subsitensi diartikan sebagai cara hidup yang cenderung minimalis. Usaha 2 yg

Subsistensi Secara umum subsitensi diartikan sebagai cara hidup yang cenderung minimalis. Usaha 2 yg dilakukan cenderung ditujukan untuk sekedar hidup. Eric R. Wolf, produksi pertanian di samping untuk keperluan hidup keluarga juga untuk: - Dana penggantian (replacement fund) - Dana seremonial/sosial (ceremonial fund) - Dana sewa tanah

Menariknya studi tentang peasan • Jumlah peasan sangat besar di dunia disbanding petani modern,

Menariknya studi tentang peasan • Jumlah peasan sangat besar di dunia disbanding petani modern, khususnya di negara agraris / sedang berkembang. • Pertumbuhan penduduk yang sangat cepat berdampak pada berbagai masalah. Misalnya, ketersediaan pangan, revolusi hijau. • Situasi politik suatu negara berpengaruh maupun bertolak dari keberadaan peasan.

Fenomena peasantry merupakan gejala yang bersifat : 1. Struktural : Kepemilikan dan penguasaan lahan

Fenomena peasantry merupakan gejala yang bersifat : 1. Struktural : Kepemilikan dan penguasaan lahan pertanian yang sempit. Kemiskinan dan kebodohan yang dialami. Struktur politik dan ekonomi yang kurang mendukung sektor pertanian. Pentrasi kapitalisme modern yang membuat kesenjangan yang tajam antara golongan kaya (yang diuntungkan oleh sistem) dan yang miskin yang semakin terpinggirkan.

2. Kultural Saling tidak mempercayai dalam hubungan antar anggota masyarakat (bagaimana dengan yang terjadi

2. Kultural Saling tidak mempercayai dalam hubungan antar anggota masyarakat (bagaimana dengan yang terjadi di Indonesia? )……. . Pemahaman tentang terbatasnya segala sesuatu di dunia ini. Sikap tergantung sekaligus bermusuhan terhadap kekuasaan pemerintah. Familiisme yang tebal. Tingkat inovasi yang rendah.

 Fatalisme ( rendahnya kemampuan perorangan untuk melihat masa depan), bisa disebabkan oleh kepercayaan

Fatalisme ( rendahnya kemampuan perorangan untuk melihat masa depan), bisa disebabkan oleh kepercayaan thd agama (pasrah thd Tuhan dengan berlebihan), dan struktur keluarga yang otoritarian sehingga menjadi pasif dan tergantung dengan keadaan. Tingkat aspirasi dan motivasi menuju masa depan yang rendah. Kurangnya sikap menanggughan kepuasan, sehingga cenderung tidak memiliki tabungan dan cadangan modal.

 • Pandangan yang sempit mengenai dunia (bersifat lokalitas), terbatasnya mobilitas sosial dan keterjangjauan

• Pandangan yang sempit mengenai dunia (bersifat lokalitas), terbatasnya mobilitas sosial dan keterjangjauan terhadap media massa. • Tingkat empathy yang rendah (tidak mampu membayangkan diri mereka dalam keadaan yang lain).