Standar K 3 Perakitan Komputer Anton Setiawan Dalam

  • Slides: 11
Download presentation
Standar K 3 Perakitan Komputer Anton Setiawan

Standar K 3 Perakitan Komputer Anton Setiawan

Dalam melakukan perakitan PC, terdapat beberapa ketentuan K 3 (Keamanan, kesehatan, dan Keselamatan Kerja)

Dalam melakukan perakitan PC, terdapat beberapa ketentuan K 3 (Keamanan, kesehatan, dan Keselamatan Kerja) diantaranya yaitu: 1. APD (ALAT PELINDUNG DIRI) 2. TIPS K 3 (KEAMANAN, KESEHATAN, DAN KESELAMATAN KERJA) DALAM PERAKITAN PC 3. PERTOLONGAN PERTAMA PADA KORBAN AKIBAT SENGATAN LISTRIK

1. APD (ALAT PELINDUNG DIRI) APD untuk keamanan dalam perakitan PC terdiri dari :

1. APD (ALAT PELINDUNG DIRI) APD untuk keamanan dalam perakitan PC terdiri dari : a. Gunakan Wearpack ini merupakan pakaian pelindung tubuh secara keseluruhan untuk melindungi tubuh dari kecelakaan yang mungkin terjadi. Wearpack ini digunakan dalam perakitan PC dengan tujuan untuk melindungi tubuh dari sengatan listrik yang mungkin saja terjadi. b. Gunakan sepatu sebagai pelindung Sepatu ini digunakan sebagai pelindung kaki apabila kita bekerja di tempat yang banyak terdapat kabel yang berceceran. Disamping penggunaan sepatu, ada baiknya kita juga menggunakan alas kaki (kaos kaki), hal ini juga sebagai pelindung dari sengatan, jadi tubuh kita tidak akan mudah tersengat.

Berikut ini merupakan tips dalam memilih alas kaki yang dapat diterapkan dalam proses perakitan

Berikut ini merupakan tips dalam memilih alas kaki yang dapat diterapkan dalam proses perakitan PC diantaranya yaitu: o Gunakan sepatu yang nyaman di kaki, maksudnya adalah sepatu tersebut tidak akan menghambat gerak kita pada saat melakukan proses perakitan PC. o Jangan memakai sepatu yang permukaannya licin, hal ini supaya kita tidak mudah tergelincir pada saat beraktivitas dalam proses melakukan perakitan PC. c. Memakai Masker, Sarung tangan, Apron Penggunaan masker, sarung tangan, apron ini sama halnya dengan penggunaan wearpack. Yaitu berfungsi untuk melindungi diri dari sengatan maupun kecelakaan kerja yang terjadi.

2. TIPS K 3 DALAM PERAKITAN PC Dalam melakukan perakitan PC terdapat beberapa tips

2. TIPS K 3 DALAM PERAKITAN PC Dalam melakukan perakitan PC terdapat beberapa tips yang dapat diperhatikan untuk keamanan dan keselamatan dalam proses perakitan PC berlangsung. Tips-tips tersebut diantaranya yaitu: a. Siapkan peralatan dan bahan-bahan sebelum memulai perakitan, agar seluruh kegiatan perakitan tidak terhambat pada kemungkinan kurangnya peralatan yang ada. b. Dalam melakukan perakitan PC, hindari merakit dalam keadaan berkeringat entah itu tangan ataupun badan yang berkeringat. Hal tersebut dikarenakan apabila keringat tersebut menetes kebagian peralatan yang sedang kita dirakit lalu pada saat itu juga kita menyalakan power supply maka akan terjadi hubungan arus pendek dan akan merusak hasil rakitan PC yang telah kita lakukan.

c. Hindari memegang atau bahkan meyentuh langsung kaki prossesor yang ada termasuk chipset. Hal

c. Hindari memegang atau bahkan meyentuh langsung kaki prossesor yang ada termasuk chipset. Hal ini dikarenakan menimbulkan adanya listrik statis yang dimiliki tubuh kita akan merusak komponen tersebut. Untuk mencegah hal ini kita harus mengground-kan tubuh kita dengan cara memengang cassing saat tombol power dinyalakan (dihidupkan). d. Matikan power supply pada setiap tahap perakitan sebelum menambahkan komponen yang baru. Karena apabila memasang komponen pada saat power supply dalam keadaan hidup akan merusak komponen yang akan di pasang dan komponen-komponen lainnya. e. Menggunakan gelang anti statis atau menyentuh permukaan logam pada casing sebelum memegang komponen untuk membuang muatan statis.

3. PERTOLONGAN PERTAMA PADA KORBAN AKIBAT SENGATAN LISTRIK

3. PERTOLONGAN PERTAMA PADA KORBAN AKIBAT SENGATAN LISTRIK

Berikut ini merupakan tata cara (pertolongan pertama) yang dapat dilakukan kepada korban akibat sengatan

Berikut ini merupakan tata cara (pertolongan pertama) yang dapat dilakukan kepada korban akibat sengatan listrik, diantaranya yaitu: a. Segera bertindak dengan mematikan aliran listrik. Cabut steker, atau matikan sekring/MCB pusat. b. Jauhkan penderita dari sumber listrik. Untuk itu kita dapat menggunakan benda yang tidak bisa mengantarkan listrik. Gunakan misalnya, sarung tangan karet yang kering (air juga dapat mengantarkan listrik), atau tongkat sapu. Apabila tidak ditemukan alat-alat tersebut, maka hal yang bisa dilakukan adalah dengan menendang korban agar aliran listrik ada tubuh korban dapat dilepaskan. c. Setelah itu, segera pindahkan korban ke tempat aman serta bersirkulasi udara lancar. Baringkan korban lalu evaluasi kesadaran penderita apakah sadar atau tidak, serta periksa denyut nadi dan pernapasannya.

d. Periksa denyut nadi di lehernya. Jika tidak ada tanda setelah 5 detik, tekan

d. Periksa denyut nadi di lehernya. Jika tidak ada tanda setelah 5 detik, tekan dadanya sebanyak 5 kali dengan kedua telapak tangan Anda –telapak tangan kiri berada di atas dada dan yang lain di atas punggung tangan kiri. Pastikan posisi tangan Anda berada satu garis dengan putingnya. Periksa lagi. Jika tetap tidak ada. Ulangi hal yang serupa. e. Untuk pernapasan buatan, mungkin karena pertimbangan tertentu, bisa tidak dilakukan lewat mulut. Pembuatan nafas buatan boleh disalurkan lewat hidung korban. Bila penderita masih bernapas dengan normal baringkan dengan posisi mantap. Yaitu miringkan penderita ke sisi kanan, tangan kiri penderita letakkan di pipi kanan. Hal ini dilakukan supaya penderita bisa bernapas spontan (tidak tertutup oleh lidah ).

Untuk pembuatan nafas buatan teknik yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut ini: • Pertama,

Untuk pembuatan nafas buatan teknik yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut ini: • Pertama, telentangkan korban, lalu tekuk kepalanya ke belakang. • Kemudian, anda buka mulut, tarik napas kuat-kuat, baru tutup mulut. • Kemudian tiupkan udara ke mulut korban sekuat-kuatnya sampai rongga paru-paru terangkat. • Ketika melakukannya, jangan lupa tekan hidung korban supaya udara yang anda tiupkan tidak keluar. Sebisa mungkin, segera lakukan pernapasan buatan ketika korban tersengat. Tiga sampai empat kali pernapasan buatan awalan akan sangat membantu korban. Jika korban adalah anak kecil, dibutuhkan lebih banyak lagi pernapasan buatan, sampai 20 kali dalam semenit.

f. Bila mengalami luka bakar, segera berikan pertolongan pertama dengan cara menutupi titik luka

f. Bila mengalami luka bakar, segera berikan pertolongan pertama dengan cara menutupi titik luka bakar yang terjadi akibat masuk dan keluarnya arus listrik pada tubuh karena bisa mempercepat pengurangan cairan dalam tubuh. Gunakan kain, perban atau benda apapun yang bersifat tidak mengantarkan panas. Kemudian segera dilarikan ke dokter. Hal diatas dapat dilakukan apabila kita memiliki ketrampilan ataupun pengalaman dalam menangani korban yang terkena sengatan listrik. Akan tetapi apabila kita belum mempunyai pengalaman dalam melakukan pertolongan kepada korban yang terkena sengatan listrik maka sebaiknya kita tidak mencoba menyelamatkan korban tersebut, dan ada baiknya kita memanggil orang yang berpengalaman atau bahkan dokter. Hal tersebut dikhawatirkan apabila kita yang menyelamatkannya kondisi korban akan semakin parah.