MATERI RAGAM 1 SENI RUPA MURNI NUSANTARA Seni

  • Slides: 11
Download presentation
MATERI � RAGAM � 1. � � � � SENI RUPA MURNI NUSANTARA Seni

MATERI � RAGAM � 1. � � � � SENI RUPA MURNI NUSANTARA Seni Lukis merupakan salah satu cabang seni rupa yang berdimensi dua. Melukis adalah suatu kegiatan membubuhkan cat (kental maupun cair) diatas bidang yang datar. Dari pembubuhan cat para pelukis mencoba mengekspresikan berbagai makna atau nilai simbolik yang bersifat subyektif, seni lukis dibagi menjadi 3 antara lain: a. Tradisional Seni lukis tradisional memiliki gaya primitif dan klasik

� b. Modern � Gaya seni rupa modern adalah corak karya seni rupa yang

� b. Modern � Gaya seni rupa modern adalah corak karya seni rupa yang sudah mengalami kemajuan, perubahan, dan pembaruan. Secara umum modernisasi gaya seni rupa dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu gaya representatif, deformatif, dan nonrepresentatif Represetatif yang mengandung penertian sesungguhnya, nyata, atau sesuai dengan keadaan. Perwujudan gaya seni rupa ini menggambarkan keadaan yang nyata pada kehidupan masyarakat atau keadaan alam. Gaya seni rupa yang tergolong representatif antara lain romantis, naturalistis, dan realis. Deformatif yang berarti perubahan bentuk. Bentuk alam diubah sedemikian rupa sehingga menghasilkan bentuk baru, namun masih menyerupai bentuk aslinya. Gaya seni rupa yang tergolong deformatif antara lain Suralisme, Impresionisme, Ekspresionisme, dan Kubistis (Kubisme) Nonrepresentatif atau abstrak mengandung pengertian suatu bentuk yang sukar dikenali. Suatu gaya yang lebih sederhana bahkan bentuknya sama sekali meninggalkan bentuk alam. Karya seni rupa abstrak berupa susunan garis, bentuk, dan warna yang terbebas dari bentuk alam. � � �

1. Contoh lukisan refesentatif “ Kakak Adik “ Karya Basuki Abdullah 2. Contoh lukisan

1. Contoh lukisan refesentatif “ Kakak Adik “ Karya Basuki Abdullah 2. Contoh lukisan Deformatif � “ Para Pejuang “ karya Affandi 3. Contoh lukisan Nonrefresentatif “ Pengemis “ karya Affandi

� c. Postmodern � Postmodern atau disingkat ‘posmo’ adalah gaya seni rupa pasca atau

� c. Postmodern � Postmodern atau disingkat ‘posmo’ adalah gaya seni rupa pasca atau sesudah modern. Jika seni rupa tradisional memiliki ciri ornamental, seni rupa modern memiliki ciri penyederhanaan bentuk, maka seni rupa posmo memiliki ciri perpaduan antara penyederhanaan bentuk dan sedikit ornamental. Gaya posmo lebih bebas dan cenderung tidak memiliki aturan tertentu.

� 2. � Seni Patung � Seni patung merupakan cabang dari karya seni rupa

� 2. � Seni Patung � Seni patung merupakan cabang dari karya seni rupa murni yang berdimensi tiga. Membuat patung berarti membuat benda tiga dimensi dengan bahan, alat dan teknik tertentu sehingga menghasilkan karya yang indah dan bermakna Dilihat dari Gaya/perwujudannya, ragam seni patung dapat dibedakan menjadi tiga corak yaitu sebagai berikut: a. Corak imitatif (realis/representatif) ; yaitu merupakan tiruan dari bentuk alam (manusia, binatang, dan tumbuhan). Perwujudan patung corak ini berdasarkan fisio plastis atau bentuk fisik baik anatomi, proporsi, maupun gerak. karya Hendra, Trubus, Saptono, dan Edy Sunarso. Contoh patung corak Imitatif “Pembebasan” karya Edy Sunarso � �

� b. Corak deformatif ; � Yaitu bentuknya telah banyak berubah dari tiruan alam.

� b. Corak deformatif ; � Yaitu bentuknya telah banyak berubah dari tiruan alam. Bentukbentuk alam diolah, digubah menurut gagasan dan imajinasi pematung. Pengubahan dari bentuk alam menjadi bentuk baru ini masih terkait dengan sifat-sifat fisik. Dari bentuk-bentuk imajinasi dan geometris selanjutnya muncul corak kubistis. Corak ini tampak pada karya pematung seperti ; But Mochtar, G Sidharta, dan lain-lain. Contoh patung corak deformatif “Dewi Kebahagiaan” karya G. Sidharta

� � c. Corak nonfiguratif (abstrak) ; Yaitu secara umum sudah banyak meningglkan bentuk-bentuk

� � c. Corak nonfiguratif (abstrak) ; Yaitu secara umum sudah banyak meningglkan bentuk-bentuk alam untuk perwujudannya (abstrak). Corak abstrak dipengaruhi oleh aliran konstruksi. Patung dipandang sebagai bentuk konstruksi, yaitu susunan material seperti besi, plat, kawat, kayu, plastik, dan sebagainya. Contoh patung nonfiguratif “Tonggak Samudra” karya G. Sidharta.

� Fungsi Patung � Secara umum fungsi patung tidak terlepas dari tujuan diciptakannya patung

� Fungsi Patung � Secara umum fungsi patung tidak terlepas dari tujuan diciptakannya patung tersebut. Berdasarkan tujuan pembuatannya patung ada enam (6) macam, yaitu ; � 1. Patung religi, sebagai sarana untuk beribadah atau bermakna religius. 2. Patung monumen, untuk memperingati jasa seseorang, kelompok, � � 3. � � 4. � � 5. � � 6. atau peristiwa bersejarah. Patung arsitektur, yaitu patung yang ikut aktif berfungsi dalam konstruksi bangunan. Patung dekorasi, yaitu patung untuk menghias bangunan atau memperindah lingkungan (taman atau ruangan) Patung seni, artinya patung yang diciptakan untuk dinikmati kindahannya bentuknya. Patung kerajinan yaitu patung hasil karya kerajinan

� 3. Seni Grafis � Seni grafis merupakan cabang dari karya seni rupa murni

� 3. Seni Grafis � Seni grafis merupakan cabang dari karya seni rupa murni yang berdimensi dua yaitu karya seni cetak mencetak dua dimensi. Seni grafis dapat dibuat dengan teknik : (1) teknik cetak tinggi, (2) teknik cetak dalam, (3) teknik cetak saring, (4) teknik cetak datar, dan (5) teknik cetak cahaya ( photo grapy) � � 1. Cetak Tinngi � Cetak tinggi adalah proses penerapan negatif pada bidang datar. Bidang yang dilumuri tinta adalah bidang yang tinggi, sedangkan bidang yang rendah tidak terkena tinta. Teknik seperti ini dapat dilihat dalam pembuatan stempel. Teknik cetak tinggi lain yang banyak digunakan untuk menghasilkan karya grafis murni adalah cukil kayu. � �

� � 2. Cetak Dalam Cetak dalam memerlukan teknik tertentu sebagai penunjangnya. Pembuatan negatif

� � 2. Cetak Dalam Cetak dalam memerlukan teknik tertentu sebagai penunjangnya. Pembuatan negatif teknik cetak dalam menggunakan etsa dan alat bantu lainnya. Pada teknik ini, gambar dibuat agak rendah dari permukaan cetakan. Bahan yang digunakan berupa lempengan tembaga, kuningan, atau seng 3. Cetak Datar Cetak datar juga disebut dengan istilah cetak batu (litografi). Hal ini dikarenakan pada awal kehadiran cetak dalam, orang menggunakan batu yang diasah untuk bahan cetakannya. Sekarang digunakan kaca, bahkan dapat pula dengan menggunakan bahan lain seperti agar-agar, dan lain-lain untuk bahan cetak/negatifnya. Teknik yang digunakan adalah mono print atau cetak tunggal. Pada teknik cetak tunggal ini satu cetakan hanya menghasilkan satu gambar.

� 4. Cetak Saring � Cetak saring diantaranya ialah cetak stensil dan cetak sablon.

� 4. Cetak Saring � Cetak saring diantaranya ialah cetak stensil dan cetak sablon. Klise cetak stensil terbuat dari kertas sheet. Sedangkan pada cetak sablon, klisenya terbuat dari kain sutera yang halus / kain monyl dan mempunyai ukuran yang berbeda-beda. Ukuran-ukuran itu untuk membedakan penyablonan pada kain, kulit, kertas, plastik, dan bahan lainnya. � Sebenarnya cetak saring yang paling sederhana adalah dengan melubangi kertas atau karton sesuai gambar yang dibuat, kemudian ditaburi/dioles tinta diatasnya, kertas yang digunakan untuk mencetak diletakkan dibawahnya, ditekan-tekan dengan bantuan bantalan busa, atau tinta disemprotkan menggunakan alat penyemprot, kemudiangkat. Maka jadilah hasil cetak tersebut.