STMIK Amikom Purwokerto Sarana Pasti Meraih Prestasi MENULIS

  • Slides: 8
Download presentation
STMIK Amikom Purwokerto “Sarana Pasti Meraih Prestasi” MENULIS ILMIAH Bagian 2 23 Oktober 2021

STMIK Amikom Purwokerto “Sarana Pasti Meraih Prestasi” MENULIS ILMIAH Bagian 2 23 Oktober 2021 MP 1

STMIK Amikom Purwokerto Tahap Penyusunan Karangan Ilmiah “Sarana Pasti Meraih Prestasi” • Kegiatan menulis

STMIK Amikom Purwokerto Tahap Penyusunan Karangan Ilmiah “Sarana Pasti Meraih Prestasi” • Kegiatan menulis karangan ilmiah menuntut perencanaan yang seksama dengan menempuh tahap-tahap tertentu. • Tahap tersebut terdiri atas tiga tahap, yaitu (1) tahap prapenulisan atau persiapan; (2) tahap penulisan; dan (3) tahap revisi.

STMIK Amikom Purwokerto “Sarana Pasti Meraih Prestasi” PERSIAPAN: pemilihan topik/pokok bahasan pembatasan topik /pokok

STMIK Amikom Purwokerto “Sarana Pasti Meraih Prestasi” PERSIAPAN: pemilihan topik/pokok bahasan pembatasan topik /pokok bahasan perumusan tujuan pengumpulan bahan penyusunan kerangka PROSES MENULIS PENULISAN pengemb. paragraf struktur kalimat diksi (pilihan kata) Penerapan EYD REVISI DAN PENULISAN NASKAHJADI

STMIK Amikom Purwokerto “Sarana Pasti Meraih Prestasi” Tahap Prapenelitian / Persiapan 1. Pemilihan pokok

STMIK Amikom Purwokerto “Sarana Pasti Meraih Prestasi” Tahap Prapenelitian / Persiapan 1. Pemilihan pokok bahasan Hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan pokok bahasan adalah a. Pokok bahasan penting untuk dikemukakan. b. Pokok bahasan itu menarik. c. Penulis memiliki kemampuan dan sarana yang cukup untu membahasnya. d. Bahan atau data yang diperlukan dapat diperoleh. e. Pokok bahasan tidak terlalu luas atau terlalu sempit

STMIK Amikom Purwokerto “Sarana Pasti Meraih Prestasi” 2. Pembatasan pokok bahasan Pembatasan pokok masalah

STMIK Amikom Purwokerto “Sarana Pasti Meraih Prestasi” 2. Pembatasan pokok bahasan Pembatasan pokok masalah perlu dilakukan agar pembahasan dalam karangan ilmiah menjadi tuntas, yakni dapat menjangkau bagian yang kecil. Oleh karena itu, pokok bahasan harus dibatasi agar bahan atau data dapat dijangkau dan pembahasannya tidak dangkal. 3. Perumusan tujuan penulisan Tujuan penelitian hendaknya dirumuskan karena tujuan akan mejadi arah pengembangan pokok bahasan selanjutnya. Dengan adanya tujuan, bahan atau data dapat dikumpulkan terlebih dahulu sehingga kerangka penulisan dapat ditentukan sebelumnya.

STMIK Amikom Purwokerto “Sarana Pasti Meraih Prestasi” 4. Pengumpulan bahan Dalam pengumpulan bahan harus

STMIK Amikom Purwokerto “Sarana Pasti Meraih Prestasi” 4. Pengumpulan bahan Dalam pengumpulan bahan harus dikumpulkan dengan cermat. Bahan penulisan adalah semua informasi atau data yang digunakan untuk mencapai tujuan penulisan. Bahan-bahan tersebut dapat diperoleh dari berbagai sumber. 5. Penyusunan kerangka karangan Kerangka karangan ialah pokok-pokok pikiran yang akan dibahas dalam karangan yang tersusun secara sistematis sesuai urutan dan tingkatan ruang lingkup idenya. Kerangka karangan berfungsi sebagai pedoman dalam mengorganisasikan dan mengembangkan gagasan pokok secara teratur dan mendalam.

STMIK Amikom Purwokerto “Sarana Pasti Meraih Prestasi” Tahap Penulisan Setelah kerangka karangan disusun, tujuan

STMIK Amikom Purwokerto “Sarana Pasti Meraih Prestasi” Tahap Penulisan Setelah kerangka karangan disusun, tujuan dirumuskan, dan bahan penulisan dikumpulkan, maka dapat dimulai kegiatan menulis karangan. Dalam penyajiannya, karangan harus disusun dengan baik. Dalam tahap ini harus diperhatikan adalah pengembangan paragraf, struktur kalimat, diksi dan penggunaan EYD.

STMIK Amikom Purwokerto “Sarana Pasti Meraih Prestasi” Tahap Revisi Dalam tahap revisi, karangan yang

STMIK Amikom Purwokerto “Sarana Pasti Meraih Prestasi” Tahap Revisi Dalam tahap revisi, karangan yang telah ditulis direvis secara keseluruhan. Maksudnya, semua pokok bahasan yang telah dikembangan dalam bentuk karangan dibaca berulang-ulang untuk diperbaiki, baik dari segi isi maupun bahasanya. Perbaikan daat dilakukan oleh penulis sendiri atau dilakukan oleh orang lain yang dianggap menguasai pokok permasalahan yang dikembangkan.