PSYCHOSOCIAL DEVELOPMENT IN EMERGING AND YOUNG ADULTHOOD Every

  • Slides: 26
Download presentation
PSYCHOSOCIAL DEVELOPMENT IN EMERGING AND YOUNG ADULTHOOD

PSYCHOSOCIAL DEVELOPMENT IN EMERGING AND YOUNG ADULTHOOD

 • Every Adult is in Need of Help, of Warmth, of Protection, In

• Every Adult is in Need of Help, of Warmth, of Protection, In Many Ways Differing (From) and Yet in Many Ways Similliar to The Needs of The Child.

 • What Influences Today’s Varied Paths To Adulthood, and How Do Emerging Adults

• What Influences Today’s Varied Paths To Adulthood, and How Do Emerging Adults Develop a Sense of Adult Identity and an Autonomous Relationship With Their Parents?

VARIED PATHS TO ADULTHOOD • Perjalanan dalam masa dewasa sangat jauh variasi nya daripada

VARIED PATHS TO ADULTHOOD • Perjalanan dalam masa dewasa sangat jauh variasi nya daripada variasi di masa lalu. Sebelum tahun 1960 an, orang dewasa di Amerika Selatan tipikal nya menyelesaikan studi , pergi dari rumah , mendapatkan pekerjaan , menikah , dan mempunyai anak. • Saat tahun 1990 an hanya 1 banding 4 dewasa di tahap muda yang mengikuti urutan seperti di atas.

INFLUENCES ON PATHS TO ADULTHOOD • Perjalanan seorang individu dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:

INFLUENCES ON PATHS TO ADULTHOOD • Perjalanan seorang individu dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: - Gender - kemampuan Akademik - Sikap awalnya mengenai suatu studi - Ekspektasi pada akhir masa remaja - Meningkatnya kelas sosialnya - Menunda menjadi orang tua • Dan keputusan di atas biasanya menjadi kunci dalam kesuksesan.

IDENTITY DEVELOPMENT IN EMERGING ADULTHOOD • 1. Recentering adalah nama yang diusulkan untuk proses

IDENTITY DEVELOPMENT IN EMERGING ADULTHOOD • 1. Recentering adalah nama yang diusulkan untuk proses yang menggaris bawahi status orang dewasa. Recentering ada 3 tahap proses yaitu : kekuatan , tanggung jawab , dan pengambilan keputusan. • 2. The Contemporary Moratorium Sebuah fregmentasi, pasca industri sosial menawarkan banyak orang dewasa yang muncul sedikit bimbingan dan sedikit tekanan untuk tumbuh menjadi orang dewasa. • 3. Racial/Ethnic Identity Exploration Eksplorasi Identitas berbeda dari ras dan etnis. Kebanyakan minoritas anak muda harus mengambil tanggung jawab yang lebih awal dari teman sebayanya.

INFLUENCES RELATIONSHIP WITH THEIR PARENTS • Walaupun mereka sudah bukan lagi anak kecil ,

INFLUENCES RELATIONSHIP WITH THEIR PARENTS • Walaupun mereka sudah bukan lagi anak kecil , orang dewasa terkadang masih membutuhkan sosok orang tua mereka. • Sebagai contoh : (di halaman 455)

Does Personality Change During Adulthood, and if So, How?

Does Personality Change During Adulthood, and if So, How?

DOES PERSONALITY PRIMARILY SHOW STABILITY OR CHANGE? • Jawabannya tergantung dari bagian yang kita

DOES PERSONALITY PRIMARILY SHOW STABILITY OR CHANGE? • Jawabannya tergantung dari bagian yang kita pelajari dan bagaimana cara kita mengukur hal tersebut. • Ada 4 pendekatan mengenai “Adulthood Psychosocial Development” yang di wakili yaitu : 1. Normative Stage Models 2. The Timing Of Events Models 3. Trait Models 4. Typological Models

FOUNDATIONS OF INTIMATE RELATIONSHIP • Elemen penting dalam sebuah keintiman adalah pengungkapan diri. •

FOUNDATIONS OF INTIMATE RELATIONSHIP • Elemen penting dalam sebuah keintiman adalah pengungkapan diri. • Hubungan intim membutuhkan kesadaran diri, empati, kemampuan untuk mengkomunikasikan emosi, menyelesaikan konflik, mempertahankan komitmen.

INTIMACY IN YOUNG ADULTHOOD FRIENDSHIP • Pertemanan dalam dewasa muda cendeung berpusat pada pekerjaan,

INTIMACY IN YOUNG ADULTHOOD FRIENDSHIP • Pertemanan dalam dewasa muda cendeung berpusat pada pekerjaan, kegiatan pengasuhan anak dan berbagi saran juga rahasia. • Dewasa muda lajang lebih bergantung pada sebuah pertemanan untuk memenuhi kebutuhan sosialnya daripada dewasa muda yang sudah menikah atau yang orang tua lakukan. • Seseorang yang memiliki teman cenderung untuk memiliki rasa kesejahteraan, antara memiliki teman membuatnya merasa baik tentang dirinya atau memiliki teman membuatnya lebih mudah dalam membuat pertemanan karena bahagia. LOVE • Menurut Robert J. Stenberg’s dalam Triangulary Theory of Love —> Cara cinta berkembang adalah sebuah cerita. Pacar adalah pengarangnya, cerita yang dibuat mencerminkan kepribadiannya, dan konsep mereka terhadap cinta. • Menurut Stenberg’s terdapat 3 elemen —> 1. Cinta adalah suatu keintiman; 2. Passion (Gairah); 3. Commitment (Komitmen)

MARITAL AND NONMARITAL LIFESTYLE • Jika orang memilih untuk menikah pada akhirnya, tetapi banyak

MARITAL AND NONMARITAL LIFESTYLE • Jika orang memilih untuk menikah pada akhirnya, tetapi banyak juga orang yang menghentikan pernikahannya. Selain itu, banyak pula orang yang memiliki anak diluar pernikahan. • Terjadi banyak perceraian dan menjadi orang tua tunggal; yang lainnya tetap mempunyai anak; yang lainnya lagi hidup dengan pasangan dari dua jenis kelamin. • Beberapa pasangan pernikahan hanya bertemu jika saat mereka berada dirumah, hal ini dikarenakan mereka bekerja di tempat yang berbeda & juga berjauhan.

SINGLE LIFE • Beberapa orang dewasa muda masih sendiri karena belum menemukan pasangan yang

SINGLE LIFE • Beberapa orang dewasa muda masih sendiri karena belum menemukan pasangan yang tepat, namun ada juga yang memilih untuk tetap a sendiri karena pilihan. • Kebanyakan perempuan saat ini memilih untuk sendiri karena mereka tau kalau mereka bisa mengandalkan dirinya sendiri dan kurangnya tekanan sosial terhadap pernikahan. • Beberapa orang ingin bebas saat traveling keliling dunia atau berpergian tujuan domestik, mengejar karirnya, melanjutkan pendidikan, atau membuat suatu pekerjaan tanpa merasa takut tentang apakah hal tersebut dapat mempengaruhi orang lain. • Beberapa orang menikmati kebebasan seksual, beberapa orang menemukan gaya hidup baru yang menyenangkan, beberapa orang menyukai untuk sendiri, dan beberapa orang menunda / menghindari pernikahan karena takut akan bercerai.

GAY AND LESBIAN RELATIONSHIPS • Dalam beberapa hal, hubungan gay & lesbian mencerminkan hubungan

GAY AND LESBIAN RELATIONSHIPS • Dalam beberapa hal, hubungan gay & lesbian mencerminkan hubungan pasangan heteroseksual. • Pasangan gay & lesbian cenderung setidaknya puas dengan hubungannya, meskipun kepuasan tersebut cenderung berkurang dari waktu ke waktu. • Faktor yang memprediksi kualitas hubungan heteroseksual & homoseksual Ciri kepribadian, persepsi hubungan pasangan, cara berkomunikasi & menyelesaikan masalah dan dukungan sosial. • Perbedaan antara gay, lesbian dan pasangan heteroseksual terdapat dalam penelitian (Kurdek, 2006) 1. Gay & lesbian lebih memungkinkan untuk melakukan kesepakatan dalam hal pekerjaan rumah tangga daripada pasangan heteroseksual untuk mencapai keseimbangan kerja. 2. Mereka cenderung menyelesaikan masalah pada hal yang positive daripadangan heteroseksual.

COHABITATION • Kohabitasi adalah gaya hidup yang semakin umum, dimana orang-orangnya tidak menikah tetapi

COHABITATION • Kohabitasi adalah gaya hidup yang semakin umum, dimana orang-orangnya tidak menikah tetapi terlibat dalam hubungan seksual & hidup bersama. • Di beberapa negara, pasangan kohabitasi memiliki aturan yang sama seperti pasangan yang sudah menikah. Namun, hubungan kohabitasi cenderung kurang memuaskan & kurang stabil daripada hubungan pernikahan. • Beberapa penelitian menyarankan bahwa pasangan kohabitor yang menikah cenderung memiliki pernikahan yang tidak menyenangkan dan kemungkinan untuk bercerai lebih besar daripada mereka yang menunggu tidak tinggal bersama sampai menikah. • Kohabitor yang ingin menikah, biasanya mereka cenderung menunda pernikahannya sampai mereka rasa keadaan ekonominya cukup memungkinkan.

MARRIAGE WHAT MARRIAGE MEANS TO EMERGING AND YOUNG ADULTHOOD • Proporsi yang muncul &

MARRIAGE WHAT MARRIAGE MEANS TO EMERGING AND YOUNG ADULTHOOD • Proporsi yang muncul & dewasa muda di US yang memilih untuk menikah tidak banyak berbeda dari apa yang ada di kalangan dewasa muda pada awal abad ke-20, tetapi mereka hanya berpikir hal yang beda. • Temuan ini berasal dari wawancara yang mendalam dan terbuka dengan umur 22 -28 tahun di 3 wilayah perkotaan dan pedesaan di Iowa (US). Responden melihat pernikahan dengan gaya tradisional tidak dapat lagi bertahan di masa kini. • Mereka lebih menaruh perhatian pada pertemanan, penyesuaian diri dan kurang menaruh perhatian pada percintaan. • Sebagai gantinya, mereka melihat pernikahan sebagai langkah yang tidak bisa dihindari untuk menuju dewasa. Dewasa muda saat ini cenderung percaya bahwa dengan menikah artinya mereka harus siap menjadi dewasa.

ENTERING MATRIMONY • Peralihan hidup ke kehidupan pernikahan membawa perubahan besar dalam fungsi seksual,

ENTERING MATRIMONY • Peralihan hidup ke kehidupan pernikahan membawa perubahan besar dalam fungsi seksual, rencana kehidupan, hak & tanggung jawab, kasih dan kesetiaan. • Secara historis & budaya, cara yang paling umum terjadi untuk memilih pasangan adalah melalui rencana, antara dipilih dari orang tua atau mucikari yang profesional. SEXUAL ACTIVITY AFTER MARRIAGE • Di Amerika, pasangan menikah melakukan sex lebih sering daripada seorang lajang walaupun tidak sesering kohabitor. • Dalam sebuah interview dengan teknik random sample dari 3, 432 laki-laki dan perempuan, dengan rentang umur 18 -59 tahun terbukti bahwa hanya 1 -3, termasuk 40% dari pasangan menikah melakukan hubungan seks setidaknya dua kali dalam seminggu (Laumann et al. , 1994; Laumann & Michael, 2000; Michael et al. , 1994).

MARITAL SATISFACTION • Orang yang menikah cenderung lebih bahagia daripada yang tidak menikah, tetapi

MARITAL SATISFACTION • Orang yang menikah cenderung lebih bahagia daripada yang tidak menikah, tetapi pernikahan yang tidak menyenangkan membuat pasangan tersebut menjadi pribadi yang tidak senang dibandingkan dengan orang yang tidak menikah / bercerai. • Orang yang menikah dan bertahan dalam pernikahannya, khususnya pada perempuan, mereka cenderung lebih baik dalam segi finansial daripada mereka yang tidak menikah / bercerai. • Salah satu faktor yang mendasari kepuasan dalam pernikahan dapat berbeda antara laki dan perempuan harapkan dari adanya pernikahan. • 4 perspektif teoritis tentang kebahagiaan perempuan dalam pernikahannya (Wilcox & Nock, 2006): 1. The Companionate Model 2. The Institutional Model 3. The Equity Model 4. The Gender Role Model

FACTORS IN MARITAL SUCCESS • Kebahagiaan pasangan dengan hubungannya, kepekaan terhadap satu sama lain,

FACTORS IN MARITAL SUCCESS • Kebahagiaan pasangan dengan hubungannya, kepekaan terhadap satu sama lain, perbedaan perasaan masing-masing, kepandaian dalam berkomunikasi, dan menyelesaikan masalah. • Dalam studi longitudinal yang di representatif secara nasional, terdapat 2, 034 pasangan menikah dengan umur 55 tahun atau lebih muda dipertanyakan mengenai apa yang membuatnya bertahan pada hubungan pernikahannya, hal ini menunjukan yang mereka rasakan dalam hubungannya terjadi berdasarkan ganjaran.

PARENTHOOD • Orang tua masa kini memiliki lebih sedikit anak daripada generasi sebelumnya. •

PARENTHOOD • Orang tua masa kini memiliki lebih sedikit anak daripada generasi sebelumnya. • Beberapa orang memandang pernikahan sebagai suatu cara untuk meningkatkan keintiman mereka, bukan sebagai cara untuk memiliki & mengurus anak. • Beberapa lainnya merasa tidak punya keberanian untuk memiliki anak karena akan ada beban ekonomi sebagai orang tua, dan kesulitan dalam menyatukan peran antara orang tua & pekerjaan. PARENTHOOD AS A DEVELOPMENTAL EXPERIENCE • Menjadi orang tua merupakan hal baru yang mengubah laki-laki & perempuan dan juga mengubah hubungannya. • Kehamilan & pemulihan pasca melahirkan dapat mempengaruhi suatu hubungan, terkadang dapat menambah keintiman suatu hubungan atau malah menjadi suatu hambatan.

MENS & WOMAN’S INVOLVEMENT IN PARENTHOOD • Sebagian besar ekspetasi perempuan dalam menjadi orang

MENS & WOMAN’S INVOLVEMENT IN PARENTHOOD • Sebagian besar ekspetasi perempuan dalam menjadi orang tua berpengaruh terhadap kesejahteraan hidup mereka yang cocok dengan hidupnya / melebihi pengalaman mereka. • Orang tua masa kini merasakan adanya tekanan berlebih untuk meluangkan waktu & energi dalam mengasuh anak. • Kebanyakan keterlibatan ayah dalam hal ini berbeda dengan ibu. Namun, waktu yang dihabiskan ayah dengan anak-anak hampir sama dengan yang ibu lakukan di akhir pekan.

HOW PARENTHOOD AFFECTS MARITAL SATISFACTION? • Dibuktikan dalam analisis 146 studi termasuk 48. 000

HOW PARENTHOOD AFFECTS MARITAL SATISFACTION? • Dibuktikan dalam analisis 146 studi termasuk 48. 000 laki-laki dan perempuan melaporkan kepuasan pernikahan yang rendah daripada orang tua. • Seseorang yang baru menjadi orang tua kemungkinan mengalami stres yang dapat mempengaruhi kesehatan dan pikiran mereka. • Terkadang, suatu hal yang sepele seperti tangisan bayi yang membuat orang tua terjaga pada malam hari dapat mengurangi kepuasan pernikahan pada tahun pertama menjadi orang tua.

HOW DUAL-INCOME FAMILIES COPE • Di sebagian besar keluarga, peran gender tradisional berlaku dengan

HOW DUAL-INCOME FAMILIES COPE • Di sebagian besar keluarga, peran gender tradisional berlaku dengan peran laki-laki sebagai penafkah utama dan perempuan sebagai pemberi nafkah kedua. Namun, pola ini telah berubah. • Di beberapa keluarga, keduanya memiliki penghasilan yang tinggi & karir yang tinggi. Di keluarga lainnya, satu atau keduanya mengurangi jam kerja atau menolak untuk lembur atau menolak pekerjaan yang membutuhkan perjalanan berlebihan. • Menggabungkan peran pekerjaan dan keluarga pada umumnya baik untuk laki-laki & perempuan bagi kesehatan mental dan psikis, dan sebagai kekuatan dari hubungannya. • Berkontribusi dalam pendapatan keluarga membuat perempuan menjadi lebih mandiri dan membuat mereka memiliki bagian yang lebih besar dari kekuatan ekonomi, dan hal ini mengurangi tekanan pada laki-laki sebagai peran utama dalam memberi nafkah.

WHEN MARRIAGE ENDS • Di Amerika, angka perceraian dari pernikahan banyak terjadi setelah 7

WHEN MARRIAGE ENDS • Di Amerika, angka perceraian dari pernikahan banyak terjadi setelah 7 -8 tahun (Kreider, 2005). Perceraian sering terjadi dan tidak mengarah ke menikah lagi dengan pasangan baru untuk membentuk sebuah keluarga baru. DIVORCE • Perempuan berpendidikan perguruan tinggi, sebelumnya memiliki pandangan permisif tentang perceraian namun saat ini telah berkurang, sedangkan perempuan yang berpendidikan rendah lebih banyak yang memiliki pandangan permisif dan dengan demikian kemungkinan besar perceraian (Martin & Parashar, 2006). • Usia dalam pernikahan menjadi prediktor utama, apakah hubungan tersebut akan bertahan lama atau tidak. Remaja, pelajar yang di drop out dari sekolahnya, dan orang yang tidak religius memiliki angka perceraian yang tinggi. • Angka kekacauan dalam pernikahan untuk perempuan berkulit hitam lebih tinggi daripada perempuan berkulit putih (Sweeney & Phillips, 2004)

Why Do Marriages Fail? • Alasan yang paling sering muncul adalah ketidakcocokan & kurangnya

Why Do Marriages Fail? • Alasan yang paling sering muncul adalah ketidakcocokan & kurangnya dukungan emosional. Untuk perempuan yang baru saja bercerai, hal ini termasuk adanya kekurangan dukungan karir. • Pelecehan pada pasangan merupakan hal ketiga yang menunjukkan bahwa kekerasan pasangan mungkin sering terjadi daripada yang biasanya kita sadari. Adjusting to Divorce • Permasalahan tentang pembagian hak asuh & kunjungan membuat orang tua yang sudah cerai terpaksa untuk tetap saling berhubungan, hal ini dapat membuat mereka menjadi stres. • Perceraian memiliki dampak mengurangi kesejahteraan hidup dalam jangka panjang, khususnya untuk pasangan yang tidak berinisiasi percerairan atau tidak menikah lagi.

REMARRIAGE AND STEPPARENTHOOD • Setengah dari mereka yang menikah kembali setelah cerai dari pernikahan

REMARRIAGE AND STEPPARENTHOOD • Setengah dari mereka yang menikah kembali setelah cerai dari pernikahan pertamanya dalam jangka 3 -4 tahun. • Laki-laki dan perempuan yang tinggal dengan anak-anak dari pernikahan sebelumnya, kemungkinan besar untuk membentuk hubungan baru dengan seseorang yang juga mempunyai anak, mereka membentuk keluarga tiri dari masing-masing keluarga. • Semakin baru pernikahan & semakin besar anak-anak tiri, semakin sulit pendekatan orang tua terhadap anaknya. Khusus, perempuan, biasanya terlihat lebih susah dalam pendekatan terhadap tirinya daripada pendekatan terhadap anak kandung. • Salah satu penelitian (Papernow, 1993) mengidentifikasi beberapa langkah penyesuaian diri: 1. Mulanya, orang dewasa berharap ada perubahan dengan cepat & lancar, sementara anak -anak tiri berharap orang tua tirinya untuk pergi & keluarga aslinya akan kembali lagi. 2. Seiring dengan banyaknya konflik, setiap orang tua berharap dapat lebih dekat lagi dengan anak kandungnya. 3. Orang tua tiri mendapatkan peran sebagai orang dewasa yang penting, dan keluarga menjadi suatu kesatuan dengan identitas mereka sendiri.