Modul ke10 Mata Kuliah Perilaku Konsumen PKK Fak

  • Slides: 3
Download presentation
Modul ke-10 Mata Kuliah : Perilaku Konsumen PKK Fak. Ekonomi UMB Menteng- elearning Dosen

Modul ke-10 Mata Kuliah : Perilaku Konsumen PKK Fak. Ekonomi UMB Menteng- elearning Dosen : Agus Arijanto, SE, MM Pengaruh Budaya Terhadap Perilaku Konsumen Penelitian mengenai budaya menjadi sangat penting karena budaya mempengaruhi keseluruhan masyarakat itu sendiri. Dalam makalah ini akan dibahas mengenai konsep dasar dari budaya dengan beberapa penerapan budaya serta pengaruhnya terhadap perilaku konsumen. Definisi Budaya Dalam kaitannya dengan perilaku konsumen, budaya dapat didefinisikan sebagai sejumlah total dari beliefs, values, dan customs yang dipelajari yang ditujukan pada perilaku konsumen dari anggota masyarakat tertentu. Lebih luas lagi, baik values maupun beliefs merupakan konstruk mental yang mempengaruhi sikap yang kemudian berpengaruh terhadap kecenderungan seseorang untuk bertindak terhadap perilaku tertentu. Misalnya: seorang konsumen memilih antara mobil Volvo dan Jaguar. Ketika memilih, dia akan menggunakan values dan beliefs yang berupa persepsi terhadap kualitas yang akan didapat dan persepsi mengenai negara penghasil mobil itu sendiri. Berbeda dengan values (nilai) dan beliefs yang menjadi pedoman berperilaku, sebagai kebiasaan terdiri dari perilaku rutin sehari-hari yang merupakan cara berilaku yang dapat diterima. Contoh dari customs adalah memberikan gula pada minuman. Dengan cara memahami beberapa bentuk budaya dari masyarakat, dapat membantu marketer dalam memprediksi penerimaan konsumen terhadap produk mereka. ‘ 12 1 Perilaku Konsumen Agus Arijanto SE. MM Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana http: //www. mercubuana. ac. id

Budaya dapat Memuaskan Kebutuhan Budaya ada untuk memuaskan kebutuhan masyarakat. Budaya memberikan petunjuk, dan

Budaya dapat Memuaskan Kebutuhan Budaya ada untuk memuaskan kebutuhan masyarakat. Budaya memberikan petunjuk, dan pedoman dalam menyelesaikan masalah dengan menyediakan metode “tried-and-true” dalam memuaskan kebutuhan fisiologis, personal dan sosial. Misalnya: Budaya memberikan peraturan dan standar mengenai kapan. Kapan waktu kita makan, dan apa yang harus dimakan tiap jam-jam makan. Values, beliefs dan customs terus yang dapat memuaskan kebutuhan akan terus diikuti. Dan yang tidak memberikan kepuasan akan digantikan atau dimodifikasi. Budaya dapat Dipelajari Tidak seperti karakteristik biologis, budaya dapat dipelajari. Sejak kita masih kecil, kita mulai mendapat beliefs, values dan customs, dari lingkungan yang kemudian membentuk budaya kita. Bagaimana Cara Budaya Dipelajari ? Para ahli antropologi telah menemukan 3 cara yang berbeda dari cultural learning: Formal Learning: orang dewasa dan teman bermain yang lebih tua mengajari enggota keluarga yang lebih muda tentang bagaimana cara berperilaku. Informal Learning: Anak belajar dengan meniru perilaku keluarga, teman atau pahlawan TV Technical Learning: Sekolah yang mengajarkan apa yang harus dilakukan, kenapa hal itu dilakukan dan bagaimana cara melakukannya. ‘ 12 3 Perilaku Konsumen Agus Arijanto SE. MM Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana http: //www. mercubuana. ac. id

Ritual adalah aktivitas yang bersifat simbolis yang merupakan serangkaian langkah-langkah (berbagai perilaku) yang muncul

Ritual adalah aktivitas yang bersifat simbolis yang merupakan serangkaian langkah-langkah (berbagai perilaku) yang muncul dalam rangkaian yang pasti dan terjadi berulang-ulang. Ritual disampaikan selama kehidupan manusia, dari lahir hingga mati. Ritual ini bisa jadi sangat publik atau bahkan sangat domestik. Hal yang penting dari ritual ini untuk parra marketer adalah fakta bahwa ritual cenderung penuh dengan produk yang berasosiasi dengan ritual itu sendiri. Misalnya: natal, berasosiasi dengan ohon cemara. Dan untuk ritual-ritual misalnya pernikahan, akan membutuhkan perhiasan sebagai perlengkapan. Culture Is Shared Untuk dipertimbangkan oleh masyarakat sebagai karakteristik cultural maka, belief dan value harus disebarkan kepada masyarakat sehingga kultur secara perlahan dianggap sebagai kebiasaan suatu kelompok yang berhubungan dengan anggota masyarakat. Dan tentu saja bahasa adalah komponen yang dapat digunakan untuk menyebarkan value, pengalaman, dan kebiasaan. Beberapa institusi sosial dalam masyarakat mengirimkan beberapa elemen dari kultur dan menyebarkan realitas budaya. Dan pemimpin dari berbagai institusi tersebut adalah keluarga yang berperan sebagai agen primer dari enculturation yang memberikan basic cultural belief, value, dan kebiasaan kepada anggota sosial baru. Yang termasuk di dalamnya adalah arti uang, hubungan antara uang denagn kualitas barang, product taste, pilihan atas sesuatu, dan habit. Disamping keluarga, institusi lainya yang secara tradisional juga menyebarkan aspek-aspek khusus dari budaya, yaitu institusi pendidikan dan agama. Pendidikan memberikan siswanya kemampuan dasar, sejarah, patriotisme, kewarganegaraan, dan technical training yang dibutuhkan untuk mempersiapkan peran siswa dalam masyarakat. Sedangkan agama memberikan kesadaran akan beragama, petunjuk spiritual, dan moral training. Walaupun anak-anak lebih banyak mendapatkan consumer training dari keluarga namun tetap saja sistem pendidikan dan keagamaan juga berperan dalam memperkuat training ini dengan memberikan pelajaran ekonomi dan konsep-konsep etika. ‘ 12 5 Perilaku Konsumen Agus Arijanto SE. MM Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana http: //www. mercubuana. ac. id