ZOONOSIS Bagian SMF Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin
ZOONOSIS Bagian / SMF Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Tadulako
Skabies
PENDAHULUAN Ø Infeksi kulit oleh infestasi & sensitasi sarcoptes scabiei Ø SARCOPTES SCABEI VAR HOMINIS berkembang biak hanya pada kulit manusia.
Ø Sarcoptes scabei : tungau putih transparan, bulat lonjong Ø Tungau betina terowongan sampai perbatasan stratum korneum dan stratum granulosum (panjang 2 -3 mm/hari) telur 40 -50 butir menetas dalam waktu 3 -5 hari larva nimfa Ø Waktu yang diperlukan mulai dari telur dewasa : 16 -17 hari
PATOFISIOLOGI Penularan Sarcoptes scabei Langsung Tidak langsung Kontak lansung & seksual Alas tidur atau pakaian Sensitisasi bbrp minggu Gatal t. u malam hari
GEJALA KLINIS ØGatal t. u malam hari ØLesi patognomonik terowongan kecil, meninggi, berkelok-kelok warna putih keabuabuan, panjangnya ± 10 mm ØPapul, vesikula, urtikaria, ekskoriasi, krusta ØPredileksi: sela-sela jari tangan, telapak tangan, pergelangan tangan, sebelah dalam, siku, ketiak, mammae, pusar, perut bagian bawah, genitalia eksterna dan bokong
Cara menemukan tungau § Kerokan kulit teteskan minyak mineral di atas papul, kerok, taruh di objek glas, tutup dgn kaca penutup, lihat dgn mikroskop cahaya. Hasil (+): telur, larva, nimfa, skibala �Mengambil tungau dgn jarum �Menyikat dgn sikat dan ditampung di atas selmbar kertas putih, kmdn lihat dgn kaca pembesar
�Epidermal shave biopsi �Tes tinta Burrow papul dilapisis tinta pena, kemudian dihapus dgn alkohol, maka akan terlihat jejak erowongan sbg garis karakteristik krn tinta masuk. �Tetrasiklin topikal lar. Tetrasiklin dioleskan pada terowongan slm 5`. Kmdn hapus dgn alkohol. Tetra akan masuk ke terowongan, sinari dng lampu Wood (garis linier warna ungu kehijauan)
�Apusan kulit dibersihkan dgn eter, kmdn diletakkan selotip dan diangkat dgn cepat, letakkan di gelas objek, periksa dgn mikroskop �Biopsi plong pd lesi yang tidak ekskoriasi �PCR: DNA tungau dari skuama yag lepas
Gatal berkelompok Pruritus nokturnal Terowongan pada tempat predileksi Predileksi Diagnosis skabies
Diagnosis Banding ØDermatitis atopik ØReaksi insect bite ØDermatitis kontak ØDermatitis dishidrotik ØPioderma ØPrurigo Penyulit ØInfeksi sekunder ØFolikulitis ØFurunkel ØLimfadenitis akut ØUrtikaria ØSeptikemia ØGlomeronefritis post skabies
Dermatitis dishidrotik
Dermatitis kontak alergi
Dermatitis atopi
PENATALAKSANAAN Edukasi v Semua baju dan alat-alat tidur dicuci dengan air panas (50⁰C) v Mandi dengan sabun v Semua anggota keluarga atau orang seisi rumah yang berkontak dengan penderita diperiksa dan diobati bersamaan tidak terjadi penularan v Disarankan untuk kontrol kembali 5 -7 hari setelah pengobatan
TOPIKAL Lini Pertama Lini Kedua - Lindane (Gamma benzene Hexachloride) 1% losio; 0, 3% gel - Sulfur presipitatum 5% krim, 10% krim dan Permetrin 5% krim ointment - Benzyl benzoate 10% losio - Malathion 0, 5% losio - Sulfiram 5% sabun dan 25% solusio - Keratolitik (contoh: asam salisil) - Krotamiton 10% losio, krim
Terapi simptomatik TOPIKAL: Kortikosteroid potensi rendah-sedang SISTEMIK Antihistamin (gol. sedative) kurangi rasa gatal Antibiotik oral (infeksi sekunder) Antiparasit : Ivermectin 0, 2 mg/Kg. BB, SD, dapat diulang 2 -3 dosis, 10 -14 hari kemudian, tidak diindikasikan untuk anak di bawah 5 tahun, ibu hamil, dan menyusui
Pedikulosis Bagian / SMF Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Tadulako RSUD UNDATA PALU
Pedikulosis Kapitis
P. capitis atau head lice Mengenai seluruh etnik & bbg latar belakang ekonomi P. humanus capitis, ektoparasit obligat yang hidup pada rambut manusia seluruh dunia musim panas & awal musim gugur Usia 3 -12 tahun. ♀ >> ♂
transmisi kontak antar kepala; baju, topi, helm, sisir, handuk & sprei Standar baku emas D/ adalah identifikasi kutu hidup, larva, telur yang viabel Predileksi: pelipis, belakang telinga & regio ocipital Th/: pedikulosid topikal, sisir & terapi oral P. capitis
Etiologi & Patogenesis � Tungau dewasa panjangnya 1 -2 mm, datar, tidak bersayap, 3 pasang kaki � Larva disebut juga dgn nymph, bentuk mini dari tungau dewasa � Betina dpt bertelur 5 -10 telur/hari selama 30 sikulus kehidupannya. � Tungau dapat bertahan 2 hari di luar tubuh pejamu � Telur dapat bertahan 10 hari di luar tubuh pejamu
Siklus Hidup Telur 6 -9 hari Telur menetas Dewasa 9 -15 hari Larva
Gejala Klinis �Pruritus, walaupun gejala asimptomatik juga dapat ditemukan �Pruritus disebabkan reaksi hipersensitivitas saliva tungau saat memakan darah dari kepala, atau dpt juga karena feses tungau. �Krusta hemoragika di kepala mengindikasikan tungau telah memakan darah.
Diagnosis banding piedra putih & hitam pedikulosis kapitis Diagnosis dermatitis seboroik
Komplikasi �Infeksi bakteri sekunder karena digaruk Prognosis �Apabila tidak diobati pedikulosis kapitis dpt bertahan bertahun 2.
Pedikulosid sebaiknya tdk digunakan pd usia < 2 thn. Pengobatan diulang kembali 7 -10 hari kemudian. Lindane Permetrin Pirethrin Malathion Terapi P. capitis Crotamiton
Telur yang ditemukan berada 1 cm dari skalp merupakan infestasi aktif. Telur saja bukan hal yang diagnostik untuk menunjukkan infestasi aktif. Telur yang mati dapat tetap melekat pada batang rambut selama 6 bulan. Infestasi tidak sepenuhnya dapat disingkirkan bila kutu tidak ditemukan karena kecepatan 23 cm/menit. Benjol-benjol kecil dikulit kepala Mekanisme pengobatan dengan modalitas tunggal tidaklah berhasil
Kegagalan pengobatan & resistensi Kecurigaan kegagalan harus diperhatikan bila ditemukan kutu dewasa yang hidup 12 -24 jam setelah pengobatan. Kegagalan mngkin diakibatkan applikasi yag salah atau reinfestasi dari kontak yg tidak diterapi serta resistensi obat.
Edukasi: tetap menyisir rambut setelah pemberian obat Mencuci pakaian dengan air hangat (>500 C yang digunakan 2 hari), atau dikeringkan dengan mesin suhu tertinggi setidaknya selama 30 menit. Head phone, sisir dan helm dibersihkan didesinfektan dengan pedikulosid, alkohol, air hangat atau lysol 2%® (benzalkonium chloride). Benjol-benjol kecil dikulit di kepala Lantai berkarpet sebaiknya vacuum untuk menghilangkan rambut dengan telur yang masih viabel. Desinfektan perabotan rumah tidak terlalu perlu karena kutu akan mati 1 -2 hari bila berpisah dari pejamu
Pedikulosis Korporis
Definisi �Infeksi kulit yang disebabkan oleh Pediculus humanus var. corporis
Epidemiologi �Penyakit ini biasanya menyerang pada orang dewasa terutama pada orang dengan higiene yang buruk, misalnya pengembara, disebabkan mereka jarang mandi atau jarang mengganti dan mencuci pakaian. Oleh karena itu, penyakit ini sering disebut penyakit vagabound.
Cara Penularan 1. Melalui pakaian 2. Pada orang dengan dada berambut terminal, kutu ini dapat melekat pada rambut tersebut dan dapat menular melalui kontak langsung.
Etiologi �Pediculus humanus var. Corporis mempunyai dua jenis kelamin, yakni jantan dan betina, yang betina berukuran panjang 1, 2 – 4, 2 mm dan lebar kira-kira setengah panjangnya, sedangkan yang jantan lebih kecil. Siklus hidup dan warna kutu ini sama dengan yang ditemukan pada kepala.
Patogenesis �Kelainan kulit yang timbul disebabkan oleh garukan untuk menghilangkan rasa gatal. Rasa gatal ini disebabkan oleh pengaruh liur dan ekskreta dari kutu pada waktu menghisap darah.
Gejala klinis �Umumnya hanya ditemukan kelainan berupa bekas garukan pada badan, karena gatal baru berkurang dengan garukan yang lebih intensif. Kadang timbul infeksi sekunder dengan pembesaran kelenjar getah bening regional.
Penunjang Diagnosis �Menemukan kutu dan telur pada serat kapas pakaian
Diagnosis Banding �Neurotic excoriation
Pengobatan �Krim gameksan 1% dioleskan tipis di seluruh tubuh dan didiamkan 24 jam, setelah itu penderita mandi �Jika belum sembuh, ulangi 4 hari kemudian �Obat lain : emulsi benzil benzoate 25% dan bubuk malathion 2% �Pakaian dicuci dengan air panas atau diseterika �Jika terdapat infeksi sekunder, gunakan antibiotik
Prognosis �Baik dengan menjaga higiene
Pedikulosis Pubis
Etiologi Penyakit infeksi rambut di daerah pubis yang disebabkan oleh Phthirus pubis
Epidemiologi �Sering pada orang dewasa dan dapat digolongkan dalam infeksi menular seksual serta dapat menyerang jenggot dan kumis. Sering pada alis atau bulu mata pada anak.
Cara penularan �Kontak langsung
Gejala klinis �Gatal di daerah pubis dan sekitarnya, bisa meluas ke abdomen dada �Berupa bercak yang berwarna abu-abu atau kebiruan (makula serule) �Gejala patognomonik : black dot yaitu bercak hitam pada celana dalam berwarna putih yang dilihat pada waktu bangun tidur
Diagnosis banding �D. Seboroik �Dermatomikosis
Pengobatan �Sama dengan pedikulosis korporis : krim gameksan 1% atau emulsi benzil benzoat 25%
CREEPING ERUPTION
DEFINISI �Kelainan kulit yang merupakan peradangan berbentuk linear atau berkelok-kelok, timbul dan progresif, disebabkan oleh invasi larva cacing tambang yang berasal dari anjing dan kucing
SINONIM �Cutaneous larva migrans �Sandworm Diseases
Etiopatogenesis �Larva Ancylostoma braziliense �Larva Ancylostoma caninum
Patofisiologi • Penularan terjadi individu kontak dengan tanah lembab yang terkontaminasi kotoran anjing, kucing atau sapi yang telah mengandung larva cacing • Larva mengadakan penetrasi kekulit manusia dan memulai migrasinya pada epidermis bagian bawah • Larva ini tidak dapat mengadakan penetrasi ke dermis manusia, maka tidak dapat terjadi siklus hidup yang normal • Larva cacing tambang memasuki kulit manusia melewati folikel rambut dan kelenjar sebaseous. • Larva tersebut memulai migrasi dalam kulit setelah 4 hari penetrasi dan lebih aktif pada malam hari
Manifestasi Klinik Predileksi tangan, kaki, dan bokong Effloresensi : kumpulan papel ataupun vesikel , membentuk garis yang berkelok-kelok (linier)seperti benang yang berjalan, agak meninggi. § Lesi mirip terowongan, berwarna seperti daging atau merah muda dengan lebar sekitar 3 mm. �Bentuknya khas dengan pola yang berkelok-kelok, mengandung cairan serosa dan disertai rasa gatal yang hebat. Lesi lama akan mengering dan membentuk krusta.
Diagnosis �Gambaran klinis dengan ditemukannya lesi yang khas. �Biopsi kurang mempunyai arti karena larva sulit ditemukan. �Self limited, sekitar 50% larva mati dalam 12 minggu
Penatalaksanaam 1. Nonmedikamentosa - Dapat dicegah dengan meningkatkan sistem sanitasi yang baik terutama yang terkait dengan feses Pemakaian sepatu pada area dimana banyak terdapat penyakit cacing tambang Memperhatikan kebersihan dan menghindari kontak yang terlalu banyak dengan hewan-hewan yang merupakan karier cacing tambang
Penatalaksanaam 2. Medikamentosa a. Pengobatan topikal Tiobendazol topikal 10%, diaplikasi 4 kali sehari selama satu minggu Dapat juga digunakan solutio tiobendazol 2% dalam DMSO (dimetil sulfoksida)
Penatalaksanaam Terapi topikal lama Pembekuan lesi etil klorida atau dry ice Terapi ini efektif bila epidermis terkelupas bersama parasit. Seluruh terowongan harus dibekukan karena parasit diperkirakan berada dalam terowongan. Cara ini bersifat traumatik
Penatalaksanaam b. Pengobatan Sistemik � Tiobendazol digunakan dengan dosis 25 -50 mg/kg. BB dua kali sehari selama 2 -4 hari dengan dosis maksimal 2 -4 gram sehari Efek samping berupa pusing, kram, mual dan muntah. � Albendazol 400 mg per oral, dosis tunggal selama 2 hari berturut-turut
- Slides: 65