WASTE MANAGEMENT IN BALI Bali Green Province SAMPAH
WASTE MANAGEMENT IN BALI Bali Green Province SAMPAH
GAMBARAN SAMPAH DI BALI q Jumlah timbulan sampah perkotaan di Bali Tahun 2017 sebanyak 11. 730 m 3/hari, q Komposisi sampah perkotaan: Sampah Organik 8. 211 m 3/hari (70%) dan sampah Anorganik 3. 519 m 3/hari (30%). q Dari jumlah sampah anorganik tersebut terdapat sampah plastik sebanyak 246, 33 m 3/hari, dan sampah anorganik lainnya (Kertas, Kain, kayu, bahan bekas bangunan, karet dll) sebanyak 3. 272, 7 m 3/hari. q Jumlah sampah tersebut belum termasuk sampah yg dihasilkan pada hari-hari raya besar.
TIMBULAN SAMPAH PERKOTAAN TIMBULAN SAMPAH (M 3) KAB/KOTA 2016 Jlh m 3/hr Jlh m 3/th 2017 Persen Jlh m 3/hr Bangli 340, 2 2, 9 % Klungkung 504, 3 % Jembrana 563, 1 4, 8 % Tabanan 656, 9 5, 6 % Karangasem 692, 1 5, 9 % Gianyar 1. 043, 9 8, 9 % Buleleng 1. 116, 3 9, 9 % Badung 2. 076, 2 17, 7 % Denpasar 4. 620, 3 39, 9 % Bali 11. 730, 0 4. 281. 450 100 % 11. 964, 6 Jlh m 3/hr 4. 367. 079
KOMPOSISI SAMPAH DI BALI LAIN - LAIN; 6 % BAHAN BANGUNAN; 4 % ANORGANIK; 30% KERTAS; 6% TEKSTIL; 1% KACA; 1% LOGAM; 2% R e n d a n g PLASTIK/KARET 10 %; ORGANIK; 70%
Kondisi TPA di Bali
SUMBER SAMPAH DI BALI Sampah RT 8. 300 M 3/hr Sampah sejenis RT 3. 430 M 3/hr JENIS-JENIS SAMPAH DI BALI Sampah Spesifik Medis : 2, 1 Ton//hr Kardus dan kaleng Pestisida 1, 2 ton/hr Baterai & Lampu
FAKTPOR PENYEBAB TIMBULAN SAMPAH P e r u b a h a n G A Y A H I D U P
ADAPTASI GAYA HIDUP DARI TRADISONAL KE MODERN
KEBIJAKAN PEMPROV BIDANG SAMPAH 1. Meningkatkan kesadaran masyarakat dalam pengelolaan sampah dengan metoda 3 R; 2. Pengembangan teknologi pengelolaan sampah ramah lingkungan; 3. Memfasilitasi penyediaan prasarana dan sarana pengelolaan sampah; 4. Memfasilitasi pengembangan manfaat hasil pengolahan sampah; 5. Melakukan koordinasi antar lembaga pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha dalam pengelolaan sampah. 6. Pengembangan pola kemitraan dalam pengelolaan sampah 7. Implementasi program Bali green Province
Strategi pencapaian q Minimalisasi produksi sampah pada sumbernya. diarahkan pada sumber-sumber penghasil sampah seperti Swalayan, Mall, Pertokoan, Hotel, Restoran, Rumah Tangga Dan Usaha-usaha lain yang berpotensi menghasilkan sampah. q Maksimalisasi daur ulang. diarahkan pada Sekolah-sekolah, Kantor-kantor/Lembaga, Pengelola Obyek Wisata, Dan Perusahaan Proses Produksi/Garment dan lain-lain. q Peningkatan Pelayanan umum/Kelembagaan. diarahkan pada fasilitasi penyaluran sampah kepada pengelola sampah serta pengembangan Bansos dalam rangka mendorong tumbuhnya Bank-bank Sampah di tingkat Desa. q Pengembangan teknologi pengolahan sampah ramah lingk diarahkan untuk penanganan sampah di tingkat desa (input), sehingga tidak ada lagi sampah terbuang ke Tempat Pengelolaan Sampah Akhir (TPA).
WASTE MANAGEME NT IN BALI
1. BUANG – ANGKUT/BAKAR - BUANG KUMPUL DIBAKAR SAMPAH RUMAH TANGGA ANGKUT TPA
2. REDUSE, REUSED, RECYCLE (3 R) Sampah RT, Komersial, Medis, dll 100 % P e m i l a h a n Organik (70%) UPST/Organ ic Centre Anorgani (17%) Bank Sampah Residu (13%) TPA
KEGIATAN TPST 3 R MONANG-MANING Petugas TPST mengambil sampah sesuai jadwal Warga membawa Sampah sisa makanan dan bunga canang sesuai jadwal Petugas menimbang sampah sisa makanan dari masyarakat Petugas mengecek hasil pilahan masyarakat Petugas TPST melakukan pencacahan sisa makanan untuk mempercepat proses pengomposan Petugas TPST memilah lagi untuk mengambil plastik / kertas yang masih tersisa dari pilahan sampah oleh masyarakat. Pupuk Siap di Ayak Setelah Umur 4 Bulan
LANJUTAN. . . PUPUK SIAP DI AYAK SETELAH UMUR 4 BULAN KOMPOS SIAP DI PAKAI PENGGUNAAN KOMPOS UNTUK PERTANIAN ORGANIK KACANG CABUT ORGANIK POKCAY OSAKI
Terjadi pengurangan volume sampah masuk ke TPA karena mulai ada pemahaman dari warga untuk mengelola sampah dengan memilah menjadi sumber daur ulang. Yang menjadi sampel dari warga Banjar Kesambi sebanyak 75 KK ( 340 jiwa ) dan Banjar Tegal Wangi sebanyak 150 KK ( 564 Jiwa ). Kondisi TPST Kertalangu Sebelum dan Sesudah Masuk Program JICA
1. PENGELOLAAN DI INPUT/RUMAH a. Pengembangan Unit Percontohan Desa 3 R TANGGA • • • Kab Buleleng Kab Jembrana Kab Tabanan Kab Badung Kota Denpasar Kab Gianyar Kab Bangli Kab Klungkung Kab Karangasem : Desa Tukad Mungga. : Desa Dauh Waru. : Desa Yeh Gangga. : Desa Sibang Kaja. : Desa Kertalangu : Desa Padang Tegal. : Desa Taman Bali. : Desa Takmung. : Desa Sengkidu. b. Pengembangan DSL sebanyak 236 desa yg menerapkan model 3 R c. Pengembangan Sekolah Adi Wiyata sebanyak 287 sekolah
2. PENGELOLAAN DI PROSES (BANK SAMPAH & TPSP) Jumlah TPST/UPST di Bali 49 Buah. Jumlah Bank Sampah di Bali 207 Buah. - Kab. Tabanan : 23 Kab. Jembrana : 11 Kab. Klungkung : 9 Kab. Bangli : 5 Kab. Badung : 15 Kab. Buleleng : 32 Kab. Karangasem : 37 Kota Denpasar : 67 Kab. Gianyar : 9 - Kab. Tabanan Kab. Jembrana Kab. Klungkung Kab. Bangli Kab. Badung Kab. Buleleng Kab. Karangasem Kota Denpasar - Kab. Gianyar : 3 1 : 3 : 1 : 23 : 2 : 3 TPST& 12 Depo : 0
3. KOMBINASI 3 R DEGAN WTE INPUT Rumah Tangga Kelompok komersial : • Swalayan/mall • Pasar • Pertokoan • Bengkel • Industri/Loundry Kelompok jasa : • Rumah Sakit PROSES Usaha : • Hotel & Restauran R E D U SE Pendidikan • Sekolah • Universitas OUTPUT OUTCOME Instansi : • Pemerintah • Lembaga • LSM R E U S E R E C Y C L E Tempat Ibadah • Pura • Mesjid • Gereja • Vihara SANITARY LANDFILL WASTE TO ENERGI Bali Green Province
3. PENGELOLAAN DI OUTPUT (TPA) a. Sanitary Landfill b. Waste to Energi Pengolahan sampah di TPA Suwung menjadi energi listrik dengan cara penangkapan gas methan yang dihasilkan dari tumpukan sampah. Terlihat dalam foto sebelah kanan bangunan tempat pemisahan sampah organik dan anorganik.
Foto sebelah kiri menunjukkan bangunan pembangkit listrik tenaga sampah. Sedangkan Foto sebelah kanan memperlihatkan jaringan perpipaan pengiriman gas metan dari blok pengumpulan sampah menuju ke pembangkit listrik.
PERATURAN PERUNDANGAN Ø UU 32 Th 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Ø UU 18 Th 2008 tentang Pengelolaan Sampah Ø Perda No 1 Th 2017 tentang PPLH. Ø Perda No 16 tahun 2009 tentang RUTRW Provinsi Bali Ø Perda no 8 th 2011 tentang pengelolaan sampah Ø Pergub 16 tahun 2016 tentang Baku Mutu Lingkungan Hidup dan Kriteria Baku Kerusakan Lingkungan Hidup
4. PENGEMBANGAN PROGRAM BALI GREEN PROVINCE 1. Green Culture : Melestarikan dan mengembangkan nilai budaya (kearifan lokal) yang berwawasan lingkungan hidup, termasuk berbagai aktivitas keagamaan baik yang berskala kecil, menengah maupun besar. BALI 2. Green Economy : Mewujudkan perekonomian daerah Bali yang mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat, namun tetap dapat menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup untuk generasi masa kini dan yang akan datang. GREEN PROVINCE 3. Clean & Green : Mewujudkan lingkungan hidup Daerah Bali yang bersih dan hijau, sehingga dapat terbebas dari pencemaran dan kerusakan sumber daya alam.
Green Culture : a. Pengembangan kurikulum yang berbasis LH. b. Mendorong pengembangan teknologi ramah lingkungan. c. Mendorong Desa Pakraman mengelola sampah rumah tangga dan upacara dengan sistem 3 -R (reduce, reuse, dan recycle). d. Mengembangkan percontohan pengelolaan lingk melalui DSL. e. Meningkatkan kampanye pengelolaan lingkungan hidup melalui berbagai media Green Economy : a. Mewajibkan Pelaku usaha mengelola sampah melalui 3 R b. Melarang setiap kegiatan membuang limbah cair ke lingkungan tanpa pengolahan terlebih dahulu. c. Mewajibkan setiap usahauntuk melakukan produksi bersih d. Mendorong setiap usaha/kegiatan untuk melakukan upaya mitigasi dan adaptasi dampak perubahan iklim.
Clean & Green : a. Mewujudkan Bali Bebas Sampah Plastik 2018. b. Meningkatkan tutupan vegetasi (Bali Hijau). c. Pelestarian kawasan sekitar danau, waduk dan mata air (Danau/Waduk/Mata Air Lestari). d. Pengembangan Prokasih. & Proper. e. Pengelolaan Pesisir (laut dan pantai) Terpadu (ICM). f. Pengembangan sejuta biopori. g. Pengendalian kawasan rawan bencana (banjir dan tanah longsor). h. Pengendalian pemanfaatan tata ruang. i. Penaatan dan Penegakan hukum lingkungan.
KESIMPULAN a. Sampah adalah persoalan yang mendasar di Bali. Oleh karena itu perlu adanya keterpaduan komitmen, dan perubahan perilaku dalam pengelolaannya. b. Pengelolaan model 3 R perlu dikembangkan untuk menyelesasikan permasalahan di input dan proses (Rumah tangga dan di TPST). Mendorong pengembangan teknologi ramah lingkungan untuk menyelesaikan masalah sampah di output. c. Pembudayaan pengelolaan sampah pada anak-anak usia dini dan pengembangan budaya lingkungan di sekolah-sekolah mutlak ilakukan.
Om Santih, Santih Om
- Slides: 27