Wangsit Siliwangi Sebelum moksa Prabu Siliwangi sempat meninggalkan
Wangsit Siliwangi • Sebelum moksa, Prabu Siliwangi sempat meninggalkan pesan atau amanah yang kemudian disebut Wangsit Siliwangi. • Isi Wangsit Siliwangi mengandung pelajaran tinggi, karena di dalamnya tergambar jelas situasi atau kondisi sosial yang melatarbelakangi masa pemerintahan beliau. • Di ujung wangsit tersebut, terjadilah peristiwa menghilangnya Kerajaan Pajajaran. • Persis seperti yang disebutkan dalam Wangsit Siliwangi, ada banyak orang yang kemudian berusaha membongkar misteri Pajajaran. Tetapi yang terjadi, mereka yang susah payah menggali ternyata hanyalah orang-orang yang sombong dan takabur.
Isi Wangsit Siliwangi • Ti mimiti poé ieu, Pajajaran leungit ti alam hirup. Leungit dayeuhna, leungit nagarana. Pajajaran moal ninggalkeun tapak, jaba ti ngaran pikeun nu mapay. Sabab bukti anu kari, bakal réa nu malungkir! Tapi engké jaga bakal aya nu nyoba-nyoba, supaya anu laleungit kapanggih deui. Nya bisa, ngan mapayna kudu maké amparan. Tapi anu marapayna loba nu arieu-aing pang pinterna. Mudu arédan heula. ” • “Semenjak hari ini, Pajajaran hilang dari alam nyata. Hilang kotanya, hilang negaranya. Pajajaran tidak akan meninggalkan jejak, selain nama untuk mereka yang berusaha menelusuri. Sebab bukti yang ada akan banyak yang menolak! tapi suatu saat akan ada yang mencoba, supaya yang hilang bisa ditemukan kembali. Bisa saja, hanya menelusurinya harus memakai dasar. Tapi yang menelusurinya banyak yang sok pintar dan sombong. Dan bahkan berlebihan kalau bicara. ”
Wangsit Siliwangi Sing saha bae anu ngagunakeun ngaran siliwangi atara ngarasa jadi sekeseler siliwangi manehna bakal nanjung hirupna, bakal mulya gumelarna kawangikeun sabuwana panca tengah, lamun manehna jujur, sinatria, teuneung, gumati ka si leutik, nyaah karahayat, sarta wibawa kasasama. Sabalikna hirupna moalpangih jeung kasenangan, bakal lara balangsak saeundeungna lamun ingkar tina patokan anu tadi.
Wangsit Siliwangi • Barang siapa yang menggunakan nama siliwangi dan merasa dirinya sekeseler siliwangi akan agung hidupnya, mulia gelarnya dan akan harum sabuana panca tengah apabila ia berlaku jujur, satria berani mempertahankan yang kecil, sayang kepada rakyat dan wibawa kepada sesama. sebaliknya hidupnya tak akan mendapat kesenangan akan sengsara selamanya jika mengingkari terhadap ketentuan tersebut.
Sejarah Terbentuknya Kodam III Siliwangi • Pada Tanggal 5 Oktober 1945 Pemerintah RI mengeluarkan Maklumat Pembentukan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) • Di Jawa Barat dibentuk Komandemen I TKR yang membawahi 3 Divisi: • Divisi I, Karesidenan Banten dan Bogor • Divisi II, Karesidenan Jakarta dan Cirebon • Divisi III, Karesidenan Priangan
Komandemen I TKR • Divisi I, Karesidenan Banten dan Bogor bermarkas di Serang pimpinan Kolonel Sam’un. • Divisi II, Karesidenan Jakarta dan Cirebon bermarkas di Linggarjati pimpinan Kolonel Asikin • Divisi III, Karesidenan Priangan berpusat di Bandung pimpinan Kolonel Aruji Karta Winata
Divisi Siliwangi • Pada Tanggal 20 Mei 1946 ketiga Divisi tersebut dilebur menjadi satu dengan nama Divisi Siliwangi dipimpin oleh Kolonel A. H. Nasution. • Markas Komando Divisi bertempat di Tasikmalaya. Momentum inilah yang dijadikan titik tolak hari jadi Kodam III Siliwangi.
Organisasi Kodam III Siliwangi (dari tahun 1946 -sekarang) • Divisi Siliwangi (Tgl 20 Mei 1946) bermarkas di Tasikmalaya dipimpin oleh Kolonel AH. Nasution • Tentara dan Teritorium III/Siliwangi berdasarkan Penetapan KASAD No. 83/KASAD/PNT/50 nama Divisi Siliwangi diganti menjadi Tentara dan Teritorium III/Siliwangi berkedudukan di Bandung dengan panglimannya Kolonel Sadikin
• Komando Daerah Militer VI/Siliwangi (Kodam VI Siliwangi) berdasarkan Penetapan KASAD No. 0 -5 Tanggal 5 Agustus 1958 atau keputusan KASAD no: KPT 952/10/1958 tanggal 24 Oktober 1959. Teritorium III/Siliwangi berubah menjadi Kodam VI Siliwangi berkedudukan di Bandung • Komando Daerah Militer III/Siliwangi berdasarkan SK no Sprin/346/II/1985 tanggal 12 Februari 1985 atau Keputusan KASAD No: Skep/131/II/1985 tanggal 12 Februari 1985 Kodam VI/Siliwangi diganti menjadi Kodam III/Siliwangi sampai dengan sekarang.
VISI Kodam III/Siliwangi • Kodam III/Siliwangi didalam mengemban tugasnya senantiasa berpegang teguh kepada norma-norma dasar keprajuritan serperti sapta marga, sumpah prajurit, 8 TNI wajib dan petuah luhur Prabu Siliwangi yang dikenal dengan wangsit Siliwangi.
VISI Kodam III/Siliwangi 1. Memiliki sifat yang solid antara prajurit yang satu dengan yang lain didalam berinteraksi kesehariannya, sehingga ada rasa senasib sepenanggungan dalam perjuangan dan adanya rasa persaudaraan sebagai ikatan jiwa yang kuat 2. Memiliki profesionalisme didalam melaksanakan tugas sehingga setiap prajurit terampil dan mampu dalam penguasaan baik taktik maupun tehnik militer yang senantiasa berlandaskan kepada jati diri prajurit yaitu, sebagai tentara rakyat tentara pejuang dan tentara nasional.
3. Memiliki ketangguhan dan sifat sinatria yang diaplikasikan dikehidupannya baik dalam melaksanakan tugas aupun dalam bermasyarakat yaitu prajurit siliwangi harus berbudi luhur, adil menghargai sesama membela yang lemah ( gumati ka sileutik) tidak arogan, pantang menyerah dan selalu ikhlas dalam melaksanakan tugas serta senantiasa siap membela negara dan bangsa. 4. Memilki wawasan kebangsaan yang luas dengan tidak berorientasi pada sara dan memiliki sikap netral dengan mengedepankan kehormatan prajurit yaitu menjaga kehormatan negara dan bangsa sebagai wujud dari pengabdian dan bhakti yang mulia serta berani mempersembahkan jiwa dan raganya untuk kepentingan negara dan bangsa 5. Menjadi suri tauladan didalam masyarakat agar prajurit siliwangi senantiasa dapat dicintai rakyat, sesuai dengan Motto Siliwangi bahwa "prajurit siliwangi adalah rakyat jawa barat, rakyat jawa barat adalah siliwangi".
MISI Kodam III/SIliwangi 1. Memelihara dan memantapkan jiwa korsa satuan, menanamkan nilai-nilai luhur para pendahulu negara kepada Prajurit Siliwangi sesuai petuah luhur Prabu Siliwangi yang dikenal dengan “Wangsit Siliwangi”. 2. Memelihara dan meningkatkan kemampuan satuan intelijen jajaran Kodam III/ Siliwangi melalui peningkatan kemampuan aparat intelijen dalam rangka meningkatkan kemampuan deteksi dan cegah dini terhadap setiap gejolak kerawanan dan ancaman yang mungkin timbul, baik yang bersifat internal maupun eksternal, sehingga tidak berkembang menjadi ancaman nyata dengan menyelenggarakan pendidikan, latihan dan penataran secara bertahap dan berlanjut.
3. 4. Menyiapkan satuan jajaran Kodam III/Siliwangi agar diperoleh kemampuan operasional yang profesional, efektif, efisien dan modern serta memiliki kualitas serta mobilitas yang tinggi untuk menangkal segala bentuk ancaman melalui pembinaan satuan dan pembinaan latihan termasuk melaksanakan latihan pra tugas untuk menghadapi tugas operasi penanggulangan gangguan keamanan (kontijensi) yang bersifat faktual dan memelihara kesiap-siagaan seluruh satuan yang berkemampuan deteksi dan cegah dini dihadapkan kepada prediksi ancaman yang mungkin terjadi dan bersifat pandadakan. Memelihara dan meningkatkan kemampuan aparat dan satuan kewilayahan jajaran Kodam III/Siliwangi agar dapat membantu pelaksanaan tugas pembinaan teritorial dalam rangka menyiapkan ruang, alat dan kondisi juang bagi kepentingan pertahanan wilayah Jawa Barat dan Banten, serta menumbuhkan kepekaan daya tanggap terhadap dinamika lingkungan, situasi dan gejolak sosial di wilayah Jawa Barat dan Banten.
5. Meningkatkan kemampuan perorangan dan satuan agar dapat berkomunikasi dan berinteraksi dengan masyarakat dalam upaya mensosialisasikan fungsi dan peran Kodam III/Siliwangi, memotivasi terwujudnya kemandirian masyarakat , memperkokoh kemanunggalan TNI-Rakyat dan ikut berperan aktif dalam mencegah terjadinya disintgrasi bangsa, di wilayah Jawa Barat dan Banten. 6. Meningkatkan kualitas lembaga pendidikan dan latihan Rindam III/Siliwangi. 7. Menyiapkan dan melaksanakan penyelenggaraan wajib militer matra darat bagi warga negara di wilayah Jawa Barat dan Banten sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
8. Menyiapkan personel dan satuan untuk melaksanakan tugas-tugas bantuan kemanusiaan di wilayah Jawa Barat dan Banten. 9. Menyiapkan satuan dalam rangka membantu Polda Jawa Barat guna pemulihan dan memelihara stabilitas keamanan dalam negeri di wilayah Jawa Barat dan Banten. 10. Memelihara dan meningkatkan hasil pemantapan satuan guna mendukung kesiapan operasional satuan yang siap ditugaskan sesuai perintah Komando Atas.
8 WAJIB TNI 1. 2. 3. 4. 5. BERSIKAP RAMAH TERHADAP RAKYAT. BERSIKAP SOPAN SANTUN TERHADAP RAKYAT. MENJUNJUNG TINGGI KEHORMATAN WANITA. MENJAGA KEHORMATAN DIRI DIMUKA UMUM. SENANTIASA MENJADI CONTOH DALAM SIKAP DAN KESEDERHANAANNYA. 6. TIDAK SEKALI MERUGIKAN RAKYAT. 7. TIDAK SEKALI MENAKUTI DAN MENYAKITI HATI RAKYAT. 8. MENJADI CONTOH DAN MEMPELOPORI USAHA-USAHA UNTUK MENGATASI KESULITAN RAKYAT SEKELILINGNYA.
11 AZAS KEPEMIMPINAN 1. TAQWA, ialah beriman kepada Tuhan YME dan taat kepada. Nya. 2. ING NGARSA SUNG TULADA, yaitu memberikan suri tauladan di hadapan anak buah. 3. ING MADYA MANGUN KARSA, yaitu ikut bergiat serta menggugah semangat di tengah-tengah anak buah. 4. TUTWURI HANDAYANI, yaitu mempengaruhi dan memberi dorongan dari belakang kepada anak buah. 5. WASPADA PURBA WISESA, yaitu selalu waspada mengawasi, serta sanggup dan memberi koreksi kepada anak buah. 6. AMBEG PARAMA ARTA, yaitu dapat memilih dengan tepat mana yang harus di dahulukan.
11 AZAS KEPEMIMPINAN 7. PRASAJA, yaitu tingkah laku yang sederhana dan tidak berlebih-lebihan. 8. SATYA, yaitu sikap loyal yang timbal balik dari atas terhadap bawahan dan bawahan terhadap atasan dan ke samping. 9. GEMI NASTITI, yaitu kesadaran dan kemampuan untuk membatasi penggunaan dan pengeluaran segala sesuatu kepada yang benar-benar diperlukan. 10. BELAKA, yaitu kemauan, kerelaan, dan keberanian untuk mempertanggungjawabkan tindakan-tindakannya. 11. LEGAWA, yaitu kemauan, kerelaan dan keikhlasan untuk pada saatnya menyerahkan tanggung jawab dan kedudukan kepada generasi berikutnya.
KARYA JUANG SILIWANGI (dibidang Hankam ) • Tahun 1945 -1948 berjuang mem-pertahankan proklamasi kemerdekaan menghadapi agresi Militer Belanda I dan II. • Tahun 1948 menumpas pemberontakan PKI/Muso di Madiun. • Tahun 1950 -1959 menumpas pem-berontakan APRA, Andi Azis, PRRI/ PERMESTA. • Tahun 1949 -1962 menumpas pemberontakan gerombolan Kartosuwiryo. • Tahun 1963 menumpas pemberontakan RMS. • Tahun 1964 menumpas pemberontakan Kahar Muzakar. • Tahun 1961 - 1964 Turut serta dalam operasi TRIKORA dan DWIKORA. • Tahun 1965 menumpas pemberontakan G. 30. S/PKI.
- Slides: 22