Waktu 6 x 45 Menit Keseluruhan KD Standar

  • Slides: 58
Download presentation

Waktu : 6 x 45 Menit (Keseluruhan KD) Standar Kompetensi : Menampilkan sikap positif

Waktu : 6 x 45 Menit (Keseluruhan KD) Standar Kompetensi : Menampilkan sikap positif ter hadap sistem hu kum dan pera dilan nasional Kompetensi Dasar : 2. 1. Mendeskripsikan pengertian sistem hukum dan peradilan nasional. 2. 2. Menganalisis peranan lembaga peradilan. 2. 3. Menunjukkan sikap yang sesuai de ngan ketentuan hukum yang berlaku 2. 4. Menganalisis upaya pemberantasan korupsi di Indonesia 2. 5. Menampilkan peran serta dalam upaya pemberantasan korupsi di Indonesia.

Waktu : 4 x 45 Menit Standar Kompetensi : Menampilkan sikap positif terhadap sistem

Waktu : 4 x 45 Menit Standar Kompetensi : Menampilkan sikap positif terhadap sistem hukum dan peradilan nasional Kompetensi Dasar : 2. 1. Mendeskripsikan penger tian sistem hukum dan peradilan nasional.

(Indikator) Hasil Yang Diharapkan : • Menguraikan pengertian sistem, hukum dan sistem hukum. •

(Indikator) Hasil Yang Diharapkan : • Menguraikan pengertian sistem, hukum dan sistem hukum. • Mendeskripsikan tujuan hukum dan sumber hukum. • Menganalisis penggolongan hukum dan sanksi hukum • Menganalisis sistem peradilan nasional.

SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONAL

SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONAL

1. SISTEM HUKUM & PERADILAN INTERNASIONAL a. PENGERTIAN SISTEM Kata “sistem” dalam Kamus Umum

1. SISTEM HUKUM & PERADILAN INTERNASIONAL a. PENGERTIAN SISTEM Kata “sistem” dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia mengandung arti susunan kesatuan yang masing tidak berdiri sendiri, tetapi berfungsi membentuk kesatuan secara keseluruhan. Unsur unsur dalam sistem mencakup : • • • Seperangkat komponen, elemen, bagian. Saling berkaitan dan tergantung. Kesatuan yang terintergrasi. Memiliki peranan dan tujuan tertentu. Interaksi antar sistem membentuk sistem lain

b. PENGERTIAN HUKUM 1. Prof. Mr. E. M. Meyers, hukum adalah semua aturan yang

b. PENGERTIAN HUKUM 1. Prof. Mr. E. M. Meyers, hukum adalah semua aturan yang mengandung pertimbangan kesusilaan, ditujukan kepada tingkah laku manusia dalam masyarakat, dan menjadi pedoman bagi penguasa negara dalam melaksanakan tugasnya. 2. Leon Duguit, hukum adalah aturan tingkah laku anggota masyarakat, aturan yang daya penggunaannya pada saat tertentu diindahkan oleh suatu masyarakat sebagai jaminan dari kepentingan bersama & yang pelanggaran terhadapnya akan menimbulkan reaksi bersama terhadap pelakunya. 3. Drs. E. Utrecht, S. H. , hukum adalah himpunan peraturan (perintah dan larangan) yang mengurus tata tertib suatu masyarakat dan karenya harus

UNSUR DALAM PENGERTIAN HUKUM : • Peraturan mengenai tingkah laku manusia dalam pergaulan masyarakat

UNSUR DALAM PENGERTIAN HUKUM : • Peraturan mengenai tingkah laku manusia dalam pergaulan masyarakat ; • Peraturan itu diadakan oleh badan resmi yang berwenang; • Peraturan itu bersifat memaksa; dan • Adanya sanksi yang tegas terhadap pelanggaran peraturan tersebut. Bertolak dari pengertian sistem & hukum yang telah dikemukakan di atas, yang dimaksudkan dengan sistem hukum adalah satu kesatuan hukum yang berlaku pada suatu negara tertentu yang dipatuhi dan ditaati oleh setiap warganya.

c. TUJUAN HUKUM Hukum mempunyai sifat mengatur dan memaksa. Tujuan dibuatnya hukum menurut sebagian

c. TUJUAN HUKUM Hukum mempunyai sifat mengatur dan memaksa. Tujuan dibuatnya hukum menurut sebagian pakar adalah sbb : N Tokoh/ Pendapat Yang Dikemukakan o Pakar 1. Subekti, S. H. Hukum itu mengabdi pada tujuan negara, yang mendatangkan atau ingin mencapai kemakmu ran dan kebahagiaan pada rakyatnya. 2. Van Mengatur pergaulan oleh hukum dengan Apeeldoor melin dungi kepentingan n hukum manusia tertentu, (kehormatan, kemerdekaan jiwa, harta benda) dari pihak yang merugikan. 3. Y. Van Kant Tujuan hukum adalah untuk menjaga agar kepentingan tiap manusia tidak

d. SUMBER HUKUM Sumber hukum adalah segala yang menimbulkan aturan yang mempu nyai kekuatan

d. SUMBER HUKUM Sumber hukum adalah segala yang menimbulkan aturan yang mempu nyai kekuatan memaksa, yakni aturan yang pelanggarannya dikenai sanki yang tegas dan nyata. Sumber hukum dibedakan antara sumber hukum “material” dan sumber hukum “formal”. MACAM SUMBER HUKUM : 1. Undang undang, 2. Traktat, 3. Kebiasaan (hk tidak tertulis), 4. Doktrin, dan

TATA URUTAN PERATURAN PERUNDANGAN (TAP MPR No. III/MPR/2003) Tata Urutan Peraturan Perundang Undangan, merupakan

TATA URUTAN PERATURAN PERUNDANGAN (TAP MPR No. III/MPR/2003) Tata Urutan Peraturan Perundang Undangan, merupakan pedoman pembuatan aturan hukum di bawahnya. Tata urutan peraturan perundangan Indonesia adalah sebagai berikut : 1. Undang undang Dasar 1945 2. Ketetapan MPR RI 3. Undang undang 4. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang undang (Perpu) 5. Peraturan Pemerintah 6. Keputusan Presiden ; dan 7. Peraturan Daerah.

Setelah mempelajari materi tentang : Sistem Hukum, dilanjutkan Penugasan dengan menjawab pertanyaan sbb :

Setelah mempelajari materi tentang : Sistem Hukum, dilanjutkan Penugasan dengan menjawab pertanyaan sbb : 1. Tuliskan pengertian hukum berdasarkan pendapat para ahli yang anda ketahui dan berikan intisari pendapatnya ! No Tokoh Hukum Intisari Pendapat 1 …………………………………………………… 2 …………………………………………………… 3 …………………………………………………… 2. Hukum mempunyai sifat mengatur dan memaksa, oleh sebab itu perlu dibuat tujuan hukum. Berikan pendapat dari tokoh ybs. ! Prof. Subekti, S. H. Prov. Y. Van Kant 3. Berikan tanggapan penjelasan, mengapa setiap warga negara di dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara harus berpedoman pada hukum/aturan !. . . . .

e. PENGGOLONGAN HUKUM Wujud Ruang Waktu Hukum Tertilis Tidak Tertulis Lokal Nasional Ius Contitutum

e. PENGGOLONGAN HUKUM Wujud Ruang Waktu Hukum Tertilis Tidak Tertulis Lokal Nasional Ius Contitutum Ius Internasion al Contituendum Hukum Antar Waktu Priba di Publik Hk. Tata Negara Hk. Adm. Isi Privat/Perd ata Material Formal Golongan Antar Gol. Negara Hk. Pidana Hk. Acara Tugas dan Fungs i Satu Golongan Semua Hk. Perorangn Hk. Keluarga Hk. Kekayaan Hk. Waris Pidana Formal Perdata Formal

f. SANKSI HUKUM Macam macam sanksi Pidana (Pasal 10 KUHP) : 1. Hukuman Pokok,

f. SANKSI HUKUM Macam macam sanksi Pidana (Pasal 10 KUHP) : 1. Hukuman Pokok, yang terdiri dari : a. Hukuman Mati b. Hukuman Penjara, yang terdiri dari : 1) Hukuman seumur hidup 2) Hukuman sementara waktu (setingginya 20 tahun dan sekurangnya 1 tahun) c. Hukuman Kurungan (setingginya 1 tahun dan sekurangnya 1 hari). 2. Hukuman Tambahan, yang terdiri dari : a. Pencabutan hak tertentu. b. Perampasan (penyitaan) barang tertentu. c. Pengumuman keputusan hakim.

g. PERBEDAAN HUKUM PIDANA DAN PERDATA

g. PERBEDAAN HUKUM PIDANA DAN PERDATA

1. Jelaskan, apa yang mendasari pemikiran penulis dengan judul “Hukuman Mati Bukan Solusi Tapi

1. Jelaskan, apa yang mendasari pemikiran penulis dengan judul “Hukuman Mati Bukan Solusi Tapi Problem” ! 2. Menurut pendapat anda, sudah benarkah negara Indonesia menerapkan hukuman mati bagi mereka yang bersalah (seperti terhadap kasus Tibo Cs. di Poso). Berikan alasan ! 3. Tuliskan bagaimana proses peninjauan kembali (PK) oleh Mahkamah Agung dan pemberian grasi oleh Presiden ! 4. Berikan tanggapan, bagaimana yang seharusnya dilakukan oleh Pengadilan di Indonesia dengan telah diratifikasinya penghor matan terhadap hak asasi manusia terhadap

h. PERADILAN NASIONAL Pasal 1 UU No. 4/2004, bahwa kekuasaan kehakiman dilakukan oleh MA

h. PERADILAN NASIONAL Pasal 1 UU No. 4/2004, bahwa kekuasaan kehakiman dilakukan oleh MA dan badan peradilan di bawahnya dalam lingkungan ; Peradilan Umum, Peradilan Agama, Peradilan Militer, Peradilan Tata Usaha Negara, dan oleh sebuah Mahkamah Konstitusi. Mahkamah Agung Pengadilan Tinggi Umum/Sipil Pengadilan Tinggi Militer Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Pengadilan Negeri Umum/Sipil Pengadilan Negeri Pengadilan Militer Pengadilan Tata Usaha Negara

Waktu : 2 x 45 Menit Standar Kompetensi : Menampilkan sikap positif terhadap sistem

Waktu : 2 x 45 Menit Standar Kompetensi : Menampilkan sikap positif terhadap sistem hukum dan peradilan nasional Kompetensi Dasar : 2. 2. Menganalisis peranan lembaga Peradilan 2. 3. Menunjukkan sikap yg sesuai dengan keten tuan hukum yg berlaku

(Indikator) Hasil Yang Diharapkan : Ø Menguraikan fungsi pengadilan negeri, tinggi dan MA. Ø

(Indikator) Hasil Yang Diharapkan : Ø Menguraikan fungsi pengadilan negeri, tinggi dan MA. Ø Mendeskripsikan tugas dan kewenangan pengadilan negeri, tinggi dan MA. Ø Menganalisis wewenang dan kewajiban Mahkamah Konstitusi. Ø Mendeskripsikan dengan memberi contoh bentuk sikap terbuka, objektif atau rasional, dan mengutamakan kepentingan umum

Fungsi Tugas Pengadilan Negeri Wewenang Fungsi Tugas Pengadilan Tinggi Wewenang Peranan Lembaga Peradilan Fungsi/Tugas

Fungsi Tugas Pengadilan Negeri Wewenang Fungsi Tugas Pengadilan Tinggi Wewenang Peranan Lembaga Peradilan Fungsi/Tugas Mahkamah Agung Wewenang Mahkamah Konstitusi Kewajiban

2. PERANAN LEMBAGA PERADILAN a. PENGADILAN NEGERI (TINGKAT PERTAMA) Fungsi pengadilan negeri adalah memeriksa

2. PERANAN LEMBAGA PERADILAN a. PENGADILAN NEGERI (TINGKAT PERTAMA) Fungsi pengadilan negeri adalah memeriksa tentang sah atau tidaknya suatu penangkapan atau penaha nan yg diajukan oleh tersangka, keluarga atau kuasanya kpd Ketua Pengadilan dengan menyebutkan alasannya. Tugas dan wewenang pengadilan negeri adalah memeriksa, memutus, dan menyelesaikan perkara pidana dan perdata di tingkat pertama. Tindak pidana yg pemeriksaannya hrs didahulukan, yaitu : Korupsi, Terorisme, Narkotika/psikotropika, Pencucian uang, atau yang ditentukan oleh UU dan perkara yang terdakwanya berada di dalam Rumah Tahanan

Tugas dan kewenangannya, mencakup : • Menyatakan sah atau tidaknya penangkapan, penahanan, penghentian penyelidikan,

Tugas dan kewenangannya, mencakup : • Menyatakan sah atau tidaknya penangkapan, penahanan, penghentian penyelidikan, atau penghentian tuntutan. • Tentang ganti kerugian dan/atau rehabilitasi bagi seseorang yang perkaranya dihentikan pada tingkat penyidikan atau penuntutan. • Memberikan keterangan, pertimbangan, dan nasihat tentang hukum kepada instansi Pemerintah di daerahnya, apabila diminta. • Mengadakan pengawasan atas pelaksanaan tugas dan tingkah laku Hakim, Panitera, Sekretaris, dan Juru Sita di daerah hukumnya. • Melakukan pengawasan terhadap jalannya peradilan dan menjaga agar peradilan diselenggarakan dengan seksama dan sewajarnya. • Memberikan teguran dan peringatan yg dipandang perlu dng tidak mengurangi kebebasan Hakim dlm memeriksa & memutus perkara.

b. PENGADILAN TINGGI (TINGKAT KEDUA) Pengadilan Tinggi berkedudukan di ibukota Provinsi, dan daerah hukumnya

b. PENGADILAN TINGGI (TINGKAT KEDUA) Pengadilan Tinggi berkedudukan di ibukota Provinsi, dan daerah hukumnya meliputi wilayah Provinsi (Pengadilan Tingkat Banding). Fungsi Pengadilan Tinggi adalah. • Menjadi pemimpin bagi pengadilan Negeri di dalam daerah hukumnya. • Melakukan pengawasan terhadap jalannya peradilan di dalam daerah hukumnya dan menjaga supaya peradilan itu diselesaikan dengan seksama dan sewajarnya. • Mengawasi dan meneliti perbuatan para hakim pengadilan negeri di daerah hukumnya. • Untuk kepentingan negara dan keadilan, Pengadilan Tinggi dpt memberi peringatan, teguran, & petunjuk yg dipandang perlu kepada Pengadilan Negeri dalam

Wewenang Pengadilan Tinggi adalah : • Mengadili perkara yang diputus oleh pengadilan negeri dalam

Wewenang Pengadilan Tinggi adalah : • Mengadili perkara yang diputus oleh pengadilan negeri dalam daerah hukumnya yang dimintakan banding. • Berwenang untuk memerintahkan pengiriman berkas perkara dan surat untuk diteliti dan memberi penilaian tentang kecakapan dan kerajinan para hakim.

3. Mahkamah Agung (Tingkat Kasasi) Daerah hukum MA meliputi seluruh Indonesia dan kewajiban utamanya

3. Mahkamah Agung (Tingkat Kasasi) Daerah hukum MA meliputi seluruh Indonesia dan kewajiban utamanya adalah melakukan pengawasan tertinggi atas tindakan segala pengadilan lainnya diseluruh Indonesia, dan menjaga/menjamin agar hukum dilaksanakan dengan sepatutnya. Tugas atau Fungsi Mahkamah Agung : • Melakukan pengawasan tertinggi thd penyelenggaraan peradilan di semua lingkungan peradilan dlm menjalankan kekuasaan kehakiman. • Mengawasi tingkah laku dan perbuatan para Hakim disemua lingku ngan peradilan dalam menjalankan tugasnya. • Mengawasi dengan cermat semua perbuatan para hakim di semua lingkungan peradilan. • Untuk kepentingan negara dan keadilan Mahkamah Agung

Wewenang Mahkamah Agung : • Memeriksa dan memutus permohonan kasasi, (terhadap putusan Pengadilan Tingkat

Wewenang Mahkamah Agung : • Memeriksa dan memutus permohonan kasasi, (terhadap putusan Pengadilan Tingkat Banding atau Tingkat Terakhir dari semua Lingkungan Peradilan), • Memeriksa dan memutus sengketa tentang kewenangan mengadili, • Memeriksa dan memutus permohonan peninjauan kembali putusan Pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap, • Menguji secara materiil hanya terhadap peraturan perundangan di bawah undang, • Meminta keterangan tentang hal yang bersangkutan dengan teknis peradilan dari semua Lingkungan Peradilan, • Memberi teguran, atau peringatan yang dipandang perlu kepada Pengadilan di semua Lingkungan Peradilan, dengan tidak mengurangi kebebasan Hakim dalam memeriksa dan memutus perkara.

Dalam hal kasasi, yg menjadi wewenang MA, dikarenakan : • Tidak berwenang atau melampaui

Dalam hal kasasi, yg menjadi wewenang MA, dikarenakan : • Tidak berwenang atau melampaui batas wewenang, • Salah menerapkan atau karena melanggar hukum yang berlaku, • Lalai memenuhi syarat yang diwajibkan oleh peraturan perundangan yang mengancam kelalaian itu dengan batalnya putusan yang Permohonan kasasi, bersangkutan. dapat dilakukan dalam perkara : Asas asas penuntutan • Perdata • Pidana bagi seseorang yang dianggap bersalah, • Asas Opportunitas

d. MAHKAMAH KONSTITUSI Mahkamah Konstitusi sesuai UU No. 24/2003, memiliki wewenang dan kewajiban :

d. MAHKAMAH KONSTITUSI Mahkamah Konstitusi sesuai UU No. 24/2003, memiliki wewenang dan kewajiban : • Wewenang, mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final untuk menguji UU terhadap UUD, memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan oleh UUD 1945, memutus pembubaran partai politik, dan memutus perselisihan Pemilihan Umum. • Kewajiban, yaitu memberi putusan atas pendapat DPR mengenai dugaan pelanggaran

e. SIKAP SESUAI KETENTUAN HUKUM – Sikap Terbuka Contoh : Mau mengatakan benar atau

e. SIKAP SESUAI KETENTUAN HUKUM – Sikap Terbuka Contoh : Mau mengatakan benar atau salah, dan berupaya selalu jujur dalam memahami ketentuan hukum. – Sikap Obyektif/Rasional Contoh : sanggup menyatakan ya atau tidak dalam ketentuan hukum dengan segala konsekuensinya. – Sikap Mengutamakan Kepentingan Umum Contoh : Merelakan tanah atau bangunan diambil pemerintah untuk kepentingan sarana

Penugasan Praktik Kewarganegaraan 2 Setelah mempelajari materi tentang : Peradilan Nasional, lakukan Strategi Pembelajaran

Penugasan Praktik Kewarganegaraan 2 Setelah mempelajari materi tentang : Peradilan Nasional, lakukan Strategi Pembelajaran dengan Penugasan Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) atau Kooperatif Terpadu Membaca dan Menulis. Langkah langkah : 1. Bentuk kelompok dengan anggotanya antara 3 – 4 orang. 2. Diberikan “wacana” atau kliping sesuai dengan topik pem belajaran. 3. Setiap kelompok bekerja sama saling membacakan & menemukan ide pokok serta memberi tanggapan terhadap wacana/kliping, dan ditulis pada lembar kertas. 4. Mempresentasikan atau membacakan hasil kelompok. 5. Buatlah kesimpulan bersama. 6. Penutup.

Waktu : 2 x 45 Menit Standar Kompetensi : Menampilkan sikap positif terhadap sistem

Waktu : 2 x 45 Menit Standar Kompetensi : Menampilkan sikap positif terhadap sistem hukum dan peradilan nasional Kompetensi Dasar : 2. 4. Menganalisis upaya pemberantasan korupsi di Indonesia 2. 5. Menampilkan peran serta dalam upaya pemberantasan korupsi di Indonesia

(Indikator) Hasil Yang Diharapkan : • Menguraikan pengertian korupsi dan persepsi masyarakat tentang korupsi.

(Indikator) Hasil Yang Diharapkan : • Menguraikan pengertian korupsi dan persepsi masyarakat tentang korupsi. • Menganalisis fenomena korupsi di Indonesia. • Mendeskripsikan upaya pemberantasan korupsi di Indonesia. • Menampilkan sikap peran serta masyarakat dalam pemberantasan korupsi di Indonesia.

Pengertian Korupsi Gambaran Umum Korupsi DI Indonesi a Persepsi Masyarakat Fenomena Korupsi Upaya Pencegahan

Pengertian Korupsi Gambaran Umum Korupsi DI Indonesi a Persepsi Masyarakat Fenomena Korupsi Upaya Pencegahan Upaya Penindakan Peran Serta Upaya Pemberantasan Upaya Edukasi Masyarakat Upaya Edukasi LSM

3. UPAYA PEMBERANTASAN KORUPSI a. Pengertian Korupsi Kata “KORUPSI” mrpk penyelewengan atau penggelapan (uang

3. UPAYA PEMBERANTASAN KORUPSI a. Pengertian Korupsi Kata “KORUPSI” mrpk penyelewengan atau penggelapan (uang negara atau perusahaan) dsb. untuk keuntungan pribadi atau orang lain. Perbuatan korupsi selalu mengandung unsur “penyelewengan” atau “ketidak jujuran”. KOLUSI, adalah NEPOTISME, adalah permufakatan atau kerja setiap perbuatan sama secara melawan penyelenggara negara hukum antar secara melawan hukum penyelenggaraan negara yang menguntungkan atau antara penyelenggara kepentingan keluarga dan negara dan lain yang atau kroninya di atas merugikan orang lain, kepentingan masyarakat

Pengertian Gratifikasi Menurut Penjelasan Pasal 12 B UU No. 20 Tahun 2001 • Pemberian

Pengertian Gratifikasi Menurut Penjelasan Pasal 12 B UU No. 20 Tahun 2001 • Pemberian dalam arti luas, yakni meliputi pemberian uang, barang, rabat (discount), komisi, pinjaman tanpa bunga, tiket perjalanan, fasilitas penginapan, perjalanan wisata, pengobatan cuma, dan fasilitas lainnya. • Gratifikasi tersebut baik yang diterima di dalam negeri maupun di luar negeri dan yang dilakukan dengan menggunakan sarana elektronik atau tanpa sarana elektronik. • Pengecualian, yaitu sesuai Pasal 12 C ayat (1) : – Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 B ayat (1) tidak berlaku, jika

b. GAMBARAN UMUM KORUPSI Tuntutan masyarakat untuk megakkan supremasi hukum dan pembe rantasan KKN,

b. GAMBARAN UMUM KORUPSI Tuntutan masyarakat untuk megakkan supremasi hukum dan pembe rantasan KKN, dituangkan dalam TAP MPR No. IV/MPR/1999 dan UU No. 28/1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang bersih dan bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN). Beberap a contoh kasus : § Beberapa perusahaan dan pejabat Indonesia yang menerima suap dari perusahaan Jepang sehingga mampu memenangkan proyek milyaran yen (Media Indonesia, 15/10/1999), § Berdasarkan audit Price Waterhouse Cooper (PWC), terdapat in efisiensi di Pertamina sejak 1 April 1996 s. d. 31 Maret 1998 sebesar US $ 6, 1 milyar (Kompas,

INDEKS PERSEPSI KORUPSI (IPK) 2004 TRANSPARENCY INTERNATIONAL Rank Negara IPK 1 Finlandia 9, 7

INDEKS PERSEPSI KORUPSI (IPK) 2004 TRANSPARENCY INTERNATIONAL Rank Negara IPK 1 Finlandia 9, 7 47 Korea Selatan 4, 5 2 New Zealand 9, 6 50 Suriname 4, 3 3 Denmark 9, 5 66 Thailand 3, 6 4 Islandia 9, 5 70 Srilanka 3, 5 5 Singapura 9, 3 71 China 3, 4 6 Swedia 9, 2 72 Saudi Arabia 3, 4 7 Swiss 9, 1 92 India 2, 8 8 Norwegia 8, 9 103 Papua N. Guinea 2, 6 9 Australia 8, 8 104 Philipina 2, 6 16 Hongkong 8, 0 106 Vietnam 2, 6 24 Jepang 6, 9 132 Pakistan 2, 1 30 Uni Emirat Arab 6, 1 137 Indonesia 2, 0 35 Taiwan 5, 6 143 Myanmar 1, 7 39 Malaysia 5, 0 145 Bangladesh 1, 5

PRAKTEK KORUPSI DALAM URUSAN BISNIS n n n Ijin ijin usaha (ijin domisili, ijin

PRAKTEK KORUPSI DALAM URUSAN BISNIS n n n Ijin ijin usaha (ijin domisili, ijin usaha, ijin ekspor, angkut barang, ijin bongkar muat barang, dll. ). Pajak (restitusi pajak, penghitungan pajak, dispensasi pajak). Pengadaan barang dan jasa pemerintah (prosedur tender, penunjukan langsung, mark up dll. ). Proses pengeluaran dan pemasukan barang di pelabuhan (bea cukai). Pungutan liar oleh oknum polisi, imigrasi, tenaga kerja. Proses pembayaran termin proyek dari KPPN.

AKTOR PELAKU KORUPSI Korupsi pada Januari - Agustus 2004 Tidak kurang dari 2, 7

AKTOR PELAKU KORUPSI Korupsi pada Januari - Agustus 2004 Tidak kurang dari 2, 7 triliun rupiah uang negara yang dikorupsi pada tahun 2004 (Lap. Cawu II ICW).

c. PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG KORUPSI 1. Kelompok mahasiswa sering menanggapi masalah korupsi dengan protes

c. PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG KORUPSI 1. Kelompok mahasiswa sering menanggapi masalah korupsi dengan protes terbuka. Mereka sangat sensitif terhadap perbuatan korup dan yang merugikan negara dan masyarakat luas. 2. Pada umumnya, mereka masih memiliki idealisme tinggi dan berfikir jauh kedepan. 3. Kritik kritik mahasiswa, pada umumnya karena faktor ketidak puasan dan kegelisahan psikologis (psychological insecurity). Tema tema demonstrasi sering mengangkat permasalahan “penguasa yang

d. FENOMENA KORUPSI DI INDONESIA Pada kehidupan masyarakat yang mengalami proses perubahan, selalu muncul

d. FENOMENA KORUPSI DI INDONESIA Pada kehidupan masyarakat yang mengalami proses perubahan, selalu muncul kelompok sosial baru yang ingin berpartisipasi dalam bidang politik, namun sesungguhnya banyak diantara mereka yang tidak mampu. Di lembaga politik, mereka (politikus instan) sering hanya ingin memuaskan ambisi pribadinya dengan dalih “kepentingan rakyat”. Tapi tidak jarang diantara mereka sering terjebak pada ambisi pribadi dan

Sebagai akibatnya, terjadilah hal berikut : • Munculnya “oknum” pemimpin yang lebih mengedepankan kepentingan

Sebagai akibatnya, terjadilah hal berikut : • Munculnya “oknum” pemimpin yang lebih mengedepankan kepentingan pribadi daripada kepentingan umum, sehingga kesejahteraan umum mudah dikorbankan. Lembaga lembaga politik cenderung dimanipulir oleh oknum pemimpinnya. • Pada sebagian oknum pemimpin politik, partisipan dan kelompoknya, berlomba untuk mencapai “obyek politik” dalam bentuk keuntungan materiil, sehingga terjadi “kehampaan motivasi perjuangan”. • Terjadilah erosi loyalitas kepada bangsa dan negara, karena lebih menonjolkan dorongan pemupukan harta kekayaan dan kekuasaan. Jadi, mulailah penampilan pola tingkah laku yang korup.

PENYEBAB UTAMA KORUPSI DI INDONESIA • Lemahnya komitmen dan konsistensi penegakan hukum; • Rendahnya

PENYEBAB UTAMA KORUPSI DI INDONESIA • Lemahnya komitmen dan konsistensi penegakan hukum; • Rendahnya integritas dan profesio nalisme ; • Adanya peluang di lingkungan kerja, karena jabatan dan lingkungan masyarakat; • Merasa selalu kurang dalam memperoleh penghasilan (gaji PNS); • Sikap yang tamak, lemah iman, kejujuran dan rasa malu.

SEGITIGA KORUPSI Dorongan Kesempatan Rasionalisasi

SEGITIGA KORUPSI Dorongan Kesempatan Rasionalisasi

e. UPAYA PEMBERANTASAN KORUPSI 1) Upaya Pencegahan, antara lain : q Para pemimpin dan

e. UPAYA PEMBERANTASAN KORUPSI 1) Upaya Pencegahan, antara lain : q Para pemimpin dan pejabat selalu dihimbau untuk memberikan keteladanan, dengan mematuhi pola hidup sederhana, dan memiliki rasa tanggungjawab sosial yang tinggi. q Menanamkan aspirasi, semangat dan spirit nasional yang positif dengan mengutamakan kepentingan nasional, kejujuran serta pengabdian pada bangsa dan negara melalui sistem pendidikan formal, non formal dan pendidikan agama. q Melakukan sistem penerimaan pegawai berdasarkan prinsip achievement atau keterampilan teknis dan tidak lagi berdasarkan norma ascription yang dapat

RENCANA AKSI NASIONAL (RAN) PEMBERANTASAN KORUPSI • Pencanangan sebuah Rencana Aksi Nasional yang efektif,

RENCANA AKSI NASIONAL (RAN) PEMBERANTASAN KORUPSI • Pencanangan sebuah Rencana Aksi Nasional yang efektif, terpadu, dan menyeluruh (national integrity system) dalam mencegah dan memberantas korupsi dengan melibatkan seluruh komponen bangsa (masyarakat madani, swasta, eksekutif, legislatif, yudikatif, media dan pemuka agama) • RAN diharapkan dapat mengidentifikasi gap antara Konvensi PBB menentang Korupsi dan situasi dalam negeri saat ini. • Dalam pencanangan RAN pada tanggal 9 Desember 2004, Presiden mengeluarkan Inpres Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi.

2) Upaya Penindakan, antara lain : UU No. 30/2002 merupakan amanat dari UU No.

2) Upaya Penindakan, antara lain : UU No. 30/2002 merupakan amanat dari UU No. 31/1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi pasal 43 yang mengatakan perlu dibentuk Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi melalui Undang sehingga lahirlah …….

Strategi Penindakan Kasus Ditangani Sendiri Oleh KPK & Yang & Dilimpahkan a. Tahap Putusan

Strategi Penindakan Kasus Ditangani Sendiri Oleh KPK & Yang & Dilimpahkan a. Tahap Putusan Pengadilan Tipikor dan Sekarang Kasasi – Kasus pembelian tanah yang merugikan Keuangan Negara Rp 10 M lebih, atas nama Tersangka M. H. (Kabag. Keu Ditjend Hubla) dan T. W. (mantan Sekditjen Hubla, masing diputuskan 8 dan 7 tahun Penjara; – Tahap Penuntutan – KPU (MWK) b. Tahap Penyidikan – Kasus PLCC Pertamina – Kasus di KPU (Buku Panduan, Asuransi Kecelakaan) – Penjualan aset negara (indosat) c. Dilimpahkan ke Kepolisian dan Kejaksaan d. Dihentikan Penyelidikannya e. Pending

Beberapa contoh penanganan kasus & penindakan yg sudah dilakukan oleh pemerintah melalui KPK :

Beberapa contoh penanganan kasus & penindakan yg sudah dilakukan oleh pemerintah melalui KPK : • Dugaan korupsi dalam pengadaan Helikopter jenis MI 2 Merk Ple Rostov Rusia milik Pemda NAD (2004). • Dugaan korupsi dalam pengadaan Buku dan Bacaan SD, SLTP, yang dibiayai oleh Bank Dunia (2004), • Dugaan penyalahgunaan jabatan oleh Kepala Bagian Keuangan Dirjen Perhubungan Laut dalam pembelian tanah yang merugikan keuangan negara Rp 10 milyar lebih. (2004), • Dugaan korupsi pada penyalahgunaan fasilitas preshipment dan placement deposito dari BI kepada

CONTOH KASUS KORUPSI YANG TELAH DIPUTUSKAN PENGADILAN • Kasus Pembelian Helikopter MI 2 merk

CONTOH KASUS KORUPSI YANG TELAH DIPUTUSKAN PENGADILAN • Kasus Pembelian Helikopter MI 2 merk PLC (Rusia) dgn terdakwa A. P. (Gub. NAD). • Putusan PN = divonis 10 tahun, denda Rp 500 jt & membayar uang pengganti Rp 3, 683 M PT = divonis 10 tahun, denda Rp 500 jt & membayar uang pengganti Rp 3, 683 M MA = divonis 10 tahun, denda Rp 500 jt & membayar uang pengganti Rp 6, 4 M

3) Upaya Edukasi Masyarakat, antara lain : 1. Memiliki rasa tanggung jawab guna melakukan

3) Upaya Edukasi Masyarakat, antara lain : 1. Memiliki rasa tanggung jawab guna melakukan partisipasi politik dan kontrol sosial, terkait dengan kepentingan publik, 2. Tidak bersikap apatis dan acuh tak acuh, karena hal ini justru akan merugikan masyarakat itu sendiri, 3. Melakukan kontrol sosial pada setiap kebijakan, terutama yang dilaksanakan oleh pemerintahan desa, kecamatan dan seterusnya sampai tingkat pusat/nasional, 4. Membuka wawasan seluasnya pemahaman tentang penyeleng garaan pemerintahan negara dan aspek hukumnya, 5. Mampu memposisikan diri sebagai subyek pembangunan dan berperan aktif dalam setiap pengambilan keputusan

4) UPAYA EDUKASI MASYARAKAT, antara lain : INDONESIA CORRUPTION WATCH atau disingkat ICW adalah

4) UPAYA EDUKASI MASYARAKAT, antara lain : INDONESIA CORRUPTION WATCH atau disingkat ICW adalah sebuah organisasi non pemerintah (NGO) yang mempunyai misi untuk mengawasi dan melaporkan kepada publik mengenai aksi korupsi yang terjadi di Indonesia. ICW memiliki komitmen untuk memberantas korupsi melalui usaha pemberdayaan rakyat untuk terlibat/berpartisipasi aktif melakukan perlawanan terhadap praktek korupsi. TRANSPARENCY INTERNATIONAL (TI), adalah sebuah organisasi internasional yang bertujuan memerangi korupsi politik. Publikasi tahunan terkenal yang diluncurkan TI adalah Laporan Korupsi Global. Survei Tahun 2005, IPK Indonesia adalah 2, 2, sejajar dengan Azerbaijan, Kamerun, Etiopia, Irak dan Uzbekistan, Menurut hasil survei

 • Makin meningkatnya beban masyarakat akibat badan usaha milik Negara kurang efisien dalam

• Makin meningkatnya beban masyarakat akibat badan usaha milik Negara kurang efisien dalam mengelola kebutuhan publik seperti telekomunikasi, bahan bakar minyak, listrik dan lain sebagainya. • Rendahnya kualitas pelayanan publik; • Rendahnya kualitas sarana dan prasarana yang dibangun pemerintah,

SOAL ESSAY/URAIAN Jawablah pertanyaan berikut ini dengan singkat dan jelas ! 1. Jelaskan perbedaan

SOAL ESSAY/URAIAN Jawablah pertanyaan berikut ini dengan singkat dan jelas ! 1. Jelaskan perbedaan Hukum Pidana dan Hukum Perdata di tinjau dari Proses Hukumnya ! 2. Apakah yg dimaksud dengan Yurisprudensi. Mengapa keputusan Hakim terdahulu dijadikan landasan hukum bagi Hakim dalam memutuskan suatu perkara. Jelaskan Jawaban Anda ! 3. Mengapa suatu Perkara dilanjukan ke Mahkamah Agung dan Mahkamah Konstitusi. Hal apasajakah yang menyebabkan seseorang melakukan proses Kasasi di Mahkamah Agung ! 4. Identifikasikan faktor apasajakah yang menyebabkan gejala korupsi tumbuh subur di dalam suatu negara ! 5. Sebutkan upaya apasajakah yang dapat dilakukan baik oleh pemerintah maupun masyarakat dalam meminimalisir dampak korupsi di Indonesia !

INQUIRI Bagilah kelas anda ke dalam 8 kelompok. Masing masing kelompok terdiri dari 4

INQUIRI Bagilah kelas anda ke dalam 8 kelompok. Masing masing kelompok terdiri dari 4 atau 5 orang, kemudian kerjakan tugas sebagai berikut ! 1. Susunlah daftar pertanyaan terbuka (10 pertanyaan) dengan topik bahasan sekitar perbuatan yang sesuai dan yang bertentangan dengan ketentuan hukum ! 2. Tentukan sendiri lokasi atau tempat yang akan dijadikan obyek observasi dan wawancara (misalnya : sekitar pasar, sekolah, terminal atau masyarakat sekitar anada) ! 3. Setelah wawancara, identifikasikanlah perbuatan yang sesuai dan yang bertentangan dengan hukum ! 4. Buatlah kesimpulan dari hasil analisis kelompok anda, dan berikan tanggapan dengan berpedoman pada dua hal berikut : a. Cara meningkatkan kesadaran bagi masyarakat yang sudah melaksanakan perbuatan yang sesuai dengan hukum ! b. Cara membina/menertibkannya bagi masyarakat yang masih melaksanakan perbuatan yang melanggar hukum