VII S Ca Mg Sulfur S Kalsium Ca

  • Slides: 53
Download presentation
VII. S, Ca, Mg �Sulfur (S) �Kalsium (Ca) �Magnesium (Mg)

VII. S, Ca, Mg �Sulfur (S) �Kalsium (Ca) �Magnesium (Mg)

1. Pendahuluan � S, Ca, dan Mg unsur hara makro sekunder yang dibutuhkan relatif

1. Pendahuluan � S, Ca, dan Mg unsur hara makro sekunder yang dibutuhkan relatif dalam jumlah besar untuk pertumbuhan tanaman yang baik. � S dan Mg dibutuhkan oleh tanaman kira 2 jumlahnya sama seperti P, dimana untuk banyak spesies tanaman Ca dibutuhkan > P. � Reaksi S dalam tanah sangat serupa dalam reaksi N, yangmana didominasi oleh fraksi organik atau mikrobial dalam tanah. � Ca 2+ & Mg 2+ hubungannya dgn fraksi koloid tnh, menunjukkan reaksi yg sama seperti K+.

2. Belerang (S) 2. 1. Siklus S § Unsur S sebagian besar banyak terdapat

2. Belerang (S) 2. 1. Siklus S § Unsur S sebagian besar banyak terdapat dalam kerak bumi, rata-rata 0, 06 – 0, 10%. § Sumber asal S dari tanah : mineral logam sulfida, jika tersingkap terurai, oksida S 2 -2 menjadi SO 4 -2. § SO 4 -2 diendapkan sebagai garam SO 4 -2 dapat larut dan tidak dapat larut di daerah beriklim kering dan semiarid, digunakan oleh kehidupan mikro organisme, berkurang oleh mikro organisme menjdi S-2 atau S 0 pada kondisi anaerob, dan/atau diangkut melalui aliran permukaan ke laut

q Air laut diperkirakan mengandung 2. 700 ppm SO 4 -2 , dimana air

q Air laut diperkirakan mengandung 2. 700 ppm SO 4 -2 , dimana air alami rata-rata dari 0, 5 – 50 ppm SO 4 -2 tetapi mencapai 60. 000 ppm (6%) di danau bergaram dan sedimen. q S tanah ada dalam bentuk organik dan anorganik, meskipun ≈ 90% dari S-total dalam permukaan tanah berkapur ada sebagai S organk. q Larutan dan jerapan SO 4 -2 menggambarkan/memainkan peranan dengan mudah menjadi S tersedia bagi tanaman. q Siklus S dalam sistem atmosfer-tanaman-tanah serupa dengan N sebagai komponen gas dan peristiwa ini di dalam tanah sebagian besar berhubungan dengan bahan organik (Gambar. 1)

SO 2 Residu Tanaman& hewan Diangkut Terjerap/Labil SO 2 SO 4 -2 SO 2

SO 2 Residu Tanaman& hewan Diangkut Terjerap/Labil SO 2 SO 4 -2 SO 2 alam& kegiatan manusia Tanaman Larutan Tanah SO 4 -2 Pencucian BAHAN ORGANIK TANAH SO 4 -2 Mineralisas i S-2 SO Immobilisasi Gambar 1. Siklus S Volatilisasi

2. 2. Bentuk dan Fungsi S dalam Tanaman a. Bentuk S dalam tanaman -

2. 2. Bentuk dan Fungsi S dalam Tanaman a. Bentuk S dalam tanaman - S diserap oleh akar tanaman sebagai sulfat (SO 4 -2 ) jumlah SO 2 sedikit dapat diserap melalui daun tanaman digunakan diantara tanaman, tetapi dalam konsentrasi tinggi menjadi racun. - Tiosulfat (S 2 O 3 -2 ) dapat juga diserap oleh akar tipikal konsentrasi S dalam tanaman rata-rata dari 0, 1 – 0, 5 %. - Kenaikan kandungan S pada golongan Graminae < Leguminosae yang mana < Crucyferae dan menggambarkan perbedaan kandungan S dari biji ini berturut-turut: 0, 18 – 0, 19 %, 0, 25 – 0, 3 %, dan 1, 1 – 1, 7 %. - SO 4 -2 berkurang di dalam tanaman menjadi bentuk –S-S dan –SH, meskipun SO 4 -2 terjadi di dalam jaringan tanaman dan cairan sel.

b. Fungsi S di dalam tanaman - S dibutuhkan untuk sintesis dari asam amino

b. Fungsi S di dalam tanaman - S dibutuhkan untuk sintesis dari asam amino cysteine, methionin mengandung S, yangmana komponen esensil dari protein terdiri dari kira-kira 90% S dalam tanaman. - Kandungan sistein dan methionen meningkat dengan meningkatnya kandungan S di dalam daun. - Tanamana kekurangan S mengakumulasi N nonprotein sebagai NH 2 dan NO 3 - (Tabel 1). - Rasio N : S dari 9 : 1 sampai 12 : 1 dibutuhkan untuk penggunaan N efektif oleh mikro organisme pemakan rumput-rumputan. - Peningkatan hara S memperkecil rasio N : S dan memperbaiki makanan hewan (Tabel 1).

- Defisiensi S pada sayuran, NO 3 - diakumulasi dalam daun, mengurangi kualitas makanan.

- Defisiensi S pada sayuran, NO 3 - diakumulasi dalam daun, mengurangi kualitas makanan. Contoh : NO 3 - diakumulasi dalam lettuce hanya jika tanaman menunjukkan gejala kekurangan S (< 2, 5 mg S/g). - Fungsi utama S dalam protein adalah membentuk ikatan disulfida (-S-S-) antar rantai poli peptida dalam protein menyebabkan protein menjadi berlipat. - Rantai disulfida penting dalam menentukan susunan dan katalitik atau sifat struktur dari protein. - S dibutuhkan untuk sintesis koenzim A, yangmana berbelit-belit dalam oksidasi dan sintesis asam lemak, sinesis asam amino, dan oksidasi lanjutan dari siklus asam sitrat.

Tabel 1. Pengaruh Unsur S Terhadap Hasil dan Kualitas dari Rumput Kebun Buah-buahan S*

Tabel 1. Pengaruh Unsur S Terhadap Hasil dan Kualitas dari Rumput Kebun Buah-buahan S* (ku/ha) Hasil dari pemotongan(ton/ha) N Nonprotein (%) dalam pemotongan NO 3 - N (%) dalam pemotongan Rasio N/S dalam pemotongan (ku/ha) 1 3 1 3 0 20 40 80 100 1, 67 1, 66 1, 62 1, 51 0, 79 1, 13 1, 17 1, 29 1, 23 1, 05 0, 64 0, 59 0, 51 0, 49 1, 22 0, 85 0, 49 0, 44 0, 37 0, 064 0, 037 0, 051 0, 037 0, 033 0, 211 0, 184 0, 144 0, 137 0, 106 21, 3 15, 3 14, 3 12, 2 10, 8 21, 4 18, 7 14, 8 13, 4 10, 0 *S digunakan pada tahun 1965 dan 1967, dipanen pada tahun 1968. Digunakan 100 ku N/ha setelah setiap pemotongan. Sumber : Baker at al. , 1973, Sulphur Inst. J. , 9: 15.

- S dibutuhkan untuk sintesis khlorofil (Tabel 2). - S merupakan bagian yang sangat

- S dibutuhkan untuk sintesis khlorofil (Tabel 2). - S merupakan bagian yang sangat penting dari feredoksin, protein Fe-S dalam khloroplas. - Feredoksin mempunyai peranan penting yang nyata dalam reduksi NO 2 - dan SO 4 -2 , asimilasi N 2 oleh bakteri nodula akar, dan bakteri fiksasi N tanah yang hidup bebas. - S terjadi dalam senyawa yang mudah menguap yang bertanggung jawab untuk karakteristik rasa dan bau dari tanaman, sebagai obat luar (operasi) dan famili dari bawangan. - SO 4 -2 diserap tidak dihambat oleh anion lain (NO 3 - atau H 2 PO 4 -2 , tetapi dihambat oleh Cr dan Se.

- Jika tanaman menyerap tiosulfat (S 2 O 3 -2 ), energi kurang mungkin

- Jika tanaman menyerap tiosulfat (S 2 O 3 -2 ), energi kurang mungkin dibutuhkan oleh tanaman dalam merubah S 2 menjadi sistein. - S 2 O 3 -2 sebagai pupuk mungkin menunjukkan hasil yang menguntungkan sebagai sumber SO 4 -2 khususnya pada dosis S rendah.

Tabel 2. Pengaruh Hara S Terhadap Kandungan Khlorophyl dari Kenland Red Clover Penggunaan Sulfat

Tabel 2. Pengaruh Hara S Terhadap Kandungan Khlorophyl dari Kenland Red Clover Penggunaan Sulfat Kandungan Khlorophyl (ppm S) 0 5 10 20 40 (% berat kering) 0, 49 0, 54 0, 50 1, 02 1, 18 Sumber : Rending at al. , 1968, Agron. Abstr. Annu. Meet. , Am. Soc. Agron. , p. 109.

2. 3. Gejala Defisiensi S � Daun muda: � berwarna hijau muda sampai kuning.

2. 3. Gejala Defisiensi S � Daun muda: � berwarna hijau muda sampai kuning. Pertamakali terjadi pada daun muda � Urat daun. Terkadang urat daun berwarna hijau terang dibanding area di antara urat daun � Keseluruhan tanaman: � Kecil, kurus, panjang � Berwarna lebih terang � Pematangan biji dan buah lambat � Pembentukan bintil akar pada tanaman legum berkurang � Jagung: klorosis di antara urat daun � Padi: � pembentukan bulir terhambat � jumlah gabah hampa meningkat � produksi menurun � Catatan: � Mirip dengan gejala infeksi oleh virus atau kekurangan Mg � Biasanya terjadi pada tanah berpasir, tanah dengan bahan organik Gejala kekurangan Ilmu Tanah rendah

Padi Gandum Tanaman Serealia Padi

Padi Gandum Tanaman Serealia Padi

Gejala kekura Jagung Kubis Sayuran Tomat

Gejala kekura Jagung Kubis Sayuran Tomat

2. 4. Bentuk S dalam tanah 2. 4. 1. S Anorganik a. SO 4

2. 4. Bentuk S dalam tanah 2. 4. 1. S Anorganik a. SO 4 -2 – larutan. - SO 4 -2 mencapai akar oleh diffusi dan aliran massa. - Dalam tanah mengandung ≥ 5 ppm SO 4 -2 , kebutuhan S-total dari sebagian tanaman dapat disuplai aliran massa. - Konsentrasi 3 – 5 ppm SO 4 -2 dalam larutan cukup untuk sebagian besar tanaman, meskipun beberapa (lobak/kanola, alfafa, broccoli, dll) membutuhkan S-larutan sangat tinggi. - Tanah-tanah dengan bahan organik rendah, berpasir mengandung < 5 ppm SO 4 -2. - Kecuali untuk tanah-tanah di daerah kering mungkin mempunyai akumulasi garam SO 4 -2 , sebagian besar tanah mengandung kurang dari 10% dari S-total sebagai SO 4 -2. - Fluktuasi SO 4 -2 tahun ke tahun dan musiman dapat terjadi akibat pengaruh konsisi lingkungan terhadap mineralisasi S-organik, menurun atau meningkat pergerakan SO 4 -2 dalam air tanah, SO 4 -2 diserap oleh tanaman. Sumber

- Kandungan SO 4 -2 tanah juga dipengaruhi oleh aplikasi pupuk mengandung S dan

- Kandungan SO 4 -2 tanah juga dipengaruhi oleh aplikasi pupuk mengandung S dan oleh endapan SO 4 -2 dalam presivitasi dalam irigasi. - Seperti NO 3 - , SO 4 -2 dapat cepat tercuci melalui penampang tanah. - Peningkatan jumlah air perkolasi meningkatkan pencucian potensial SO 4 -2. Faktor lain yang mempengaruhi kehilangan SO 4 -2 secara alami dari kation dalam larutan. - Kehilangan pencucian SO 4 -2 akan menjadi lebih besar dengan kation monovalen dibandingkan dengan kation divalen dalam larutan. - Kehilangan akibat pencucian yang paling sedikit pada tanah masam dengan cukup besar Al+3 dd dan KTA terhadap jerapan SO 4 -2.

b. SO 4 -2 dijerap - SO 4 -2 dijerap fraksi penting dalam pelapukan

b. SO 4 -2 dijerap - SO 4 -2 dijerap fraksi penting dalam pelapukan yang sangat tinggi, tanah-tanah di daerah humid mengandung sejumlah besar oksida Al/Fe. - Ultisol (Podsolik merah-kuning) dan oksisol (Latosol) mengandung di atas sampai 100 ppm SO 4 -2 dijerap dan dapat secara nyata dapat menyumbang hara S tanaman. - Kemungkinan mekanisme jerapan SO 4 -2 termasuk : *Muatan (+) pada oksida Fe/Al atau pada permukaan liat, khususnya kaolinit, pada p. H rendah. *Jerapan pada kompleks Al (OH)x ; dan *Muatan (+) pada bahan organik tanah dengan p. H rendah.

- Cadangan dari SO 4 -2 dijerap pada tanah lapisan bawah hasil dari pencucian

- Cadangan dari SO 4 -2 dijerap pada tanah lapisan bawah hasil dari pencucian SO 4 -2 dari permukaan tanah, dilaporkan untuk ≈ 30% S-total lapisan bawah dibandingkan dengan ≈ 10% dalam permukaan tanah. - Tanaman menggunakan SO 4 -2 dijerap dalam lapisan bawah tanah, defisiensi S dapat terjadi selama masa pertumbuhan yang cepat sampai perkembangan akar cukup menjelajahi lapisan bawah tanah. - Tanaman perakaran dalam (contoh alfafa, semanggi, lespedeza, dll) tidak menyukai terhadap penyimpanan S-tersedia sementara.

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi adsorbsi/desorbsi SO 4 -2 - Mineral liat. Jerapan SO 4

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi adsorbsi/desorbsi SO 4 -2 - Mineral liat. Jerapan SO 4 -2 meningkat dengan kandungan liat. Umumnya, jerapan SO 4 -2 pada kaolinit > mika > monthmorilonit. Pada p. H rendah kejenuhan Al+3 tinggi, jerapan SO 4 - pada kaolinit ± = mika > monthmorilonit. - Hidrous oksida. Oksida Fe/Al bertanggung jawab untuk sebagian besar SO 4 -2 dalam tanah. - Bahan organik tanah. Peningkatan kandungan bahan organik tanah meningkatkan potensial jerapan SO 4 -2. - Kedalaman tanah. Kapasitas jerapan SO 4 -2 sering lebih besar pada lapisan tanah bawah yang kaya akan kandungan liat dan oksida Fe/Al.

- p. H tanah. Potensial jerapan SO 4 -2 menurun dengan meningkatnya p. H

- p. H tanah. Potensial jerapan SO 4 -2 menurun dengan meningkatnya p. H (< KTA) dan pada p. H > 6, 0 dapat diabaikan. - SO 4 -2 larutan. SO 4 -2 dijerap dalam kesetimbangan dengan SO 4 -2 larutan kemudian SO 4 -2 larutan meningkat akan meningkatkan SO 4 -2 dijerap. - Persaingan anion. SO 4 -2 dipertimbangkan untuk ditahan secara lemah, dengan kekuatan jerapan berkurang dalam urutan sebagai berikut : OH- > H 2 PO 4 > SO 4 -2 > NO 3 - > SO 42. Contoh : H PO - akan menggantikan SO -2 , tetapi SO -2 2 4 4 4 mempunyai pengaruh kecil terhadap H 2 PO 4 -. Clmempunyai pengaruh kecil terhadap jerapan SO 4 -2. Dari faktor-faktor ini, jumlah dan tipe liat, p. H, bahan organik tanah, dan adanya anion lain mempunyai pengaruh lebih besar terhadap jerapan SO 4 -2.

d. Reaksi SO 4 -2 dengan Ca. CO 3. - S terjadi sebagai presipitasi

d. Reaksi SO 4 -2 dengan Ca. CO 3. - S terjadi sebagai presipitasi ikutan (Ca. CO 3 – Ca. SO 4 ) kotoran dalam tanah-tanah berkapur. - Ketersediaan SO 4 -2 presipitasi ikutan dengan Ca. CO 3 meningkat dengan menurunkan p. H (Ca. CO 3 lebih larut), berkurangnya ukuran partikel Ca. CO 3 dan meningkatnya kandungan kelembaban tanah. - Hasil penggilingan contoh tanah berkapur akan menyumbang SO 4 -2 yang diperoleh pada ekstrasi kimia. - Sebagai akibat S berlebih akan diekstraksi terutama dengan prosedur uji tanah daripada ketersediaan pada kondisi lapang. Perilaku dalam tanah

e. Reduksi S anorganik (S-2 dan S 0 ) - Sulfida tidak terdapat pada

e. Reduksi S anorganik (S-2 dan S 0 ) - Sulfida tidak terdapat pada tanah berdrainase baik. - Pada kondisi anaerob, tergenang, H 2 S diakumulasi sebagai hasil pelapukan bahan organik atau dari penambahan SO 4 -2. - S-2 tidak diakumulasi dalam tanah yang aerob. - Akumulasi S-2 terbatas terutama pada daerah-daerah pantai yang dipengaruhi air laut, dalam keadaan normal tanah dijenuhi air dipasok baik dengan Fe. - H 2 S dilepaskan dari bahan organik sama sekali hampir hilang dari larutan oleh reaksi dengan Fe+2 membentuk Fe. S, yang kemudian berubah menjadi pyrit (Fe. S 2) - Berwarna gelap pada tanah-tanah Laut Hitam disebabkan oleh akumulasi Fe. S 2. Perilaku dalam tanah

- Jika H 2 S tidak diikuti dengan presipitasi oleh Fe dan meta lain,

- Jika H 2 S tidak diikuti dengan presipitasi oleh Fe dan meta lain, ini lepas ke atmosfer. - Pengaruh penggenangan dalam menghasilkan H 2 S pada tanah sawah meningkat pada waktu dan penambahan organik. - Sejumlah besar dari akumulasi senyawa S direduksi. Jika daerah ini didrainase, oksidasi senyawa s menjadi SO 4 -2 akan menurunkan p. H menjadi < 3, 5 oleh reaksi : Fe. S 2 + H 2 O + 31/2 O 2 Fe+2 + 2 SO 4 -2 + 2 H+ - S 0 , dan senyawa S anorganik lain dapat dioksidasi secara kimia di dalam tanah, tetapi ini umumnya bereaksi lambat.

- Oksidasi biologi S 0 meningkat pada tanah aerasi baik sebelumnya diperlakukan dengan mengurangi

- Oksidasi biologi S 0 meningkat pada tanah aerasi baik sebelumnya diperlakukan dengan mengurangi sumber S. - Laju oksidasi S 0 biologi tergantung pada aktivitas mikrobia tanah, karakteristik sumber S, dan kondisi lingkungan tanah. f. Faktor-faktor yang mempengaruhi oksidasi S 0 - Mikroba tanah. Kemampuan bakteri dan fungi heterotropik mengoksidasi S 0 3 – 37 % dari populasi total heterotropik dalam tanah. Oksidasi S 0 terbesar di daerah rhizosfer. Sebagian besar kelompok bakteri yang mengoksidasi S, terutama bakteri Thiobacillus sp, mikroorganisme lain termasuk fungi (contoh : Fusaarium sp), dan actinomycetes (Contoh : Streptomycetes sp).

- Suhu tanah. Peningkatan temperatur tanah meningkatkan laju peningkatan S 0. Suhu optimum antara

- Suhu tanah. Peningkatan temperatur tanah meningkatkan laju peningkatan S 0. Suhu optimum antara 25 dan 400 C. Pada suhu di atas 55 – 600 C aktivitas mikrobia berkurang. - Kelembaban dan aerasi tanah. Bakteri oksidasi S 0 sebagian besar aerob, dan aktivitas ini akan turun jika O 2 kurang pada keadaan tergenang. Oksidasi S 0 dibantu oleh level kelembaban tanah mendekati kapasitas lapang. Turunnya aktivitas oksidasi ketika tanah cepat basah atau cepat kering. Tanah kering menahan kemampuan mengoksidasi S 0. - p. H tanah. Umumnya mikrobia mengoksidasi S 0 terjadi lebih lebar jaraknya dalam p. H tanah. Optimum untuk beberapa Thiobacillus sering mendekati p. H 2, 0 – 3, 5 dimana yang lainnya lebih menyukai mendekati netral atau pada kondisi sedikit alkalin.

2. 4. 2. S Organik - Rasio C : N : S pada sebagian

2. 4. 2. S Organik - Rasio C : N : S pada sebagian besar tanah-tanah berdrainase baik, tidak berkapur kira-kira 120 : 1, 4. - Perbedaan C : N : S antara dan dalam tanah dihubungkan pada keragaman bahan induk dan faktor-faktor pembentuk tanah lainnya, seperti iklim, vegetasi, intensitas pencucian, dan drainase. Rasio N : S pada sebagian besar tanah antara rata-rata mendekati 6 – 8 : 1. Fraksi S organik berpengaruh terhadap produksi dari SO 4 -2 tersedia bagi tanaman. - Ada 3 kelompok senyawa S dalam tanah termasuk S dapat tereduksi HI , C diikat S, dan S residu.

1. S dapat tereduksi HI S adalah S organik tanah yang direduksi menjadi H

1. S dapat tereduksi HI S adalah S organik tanah yang direduksi menjadi H 2 S oleh asam hidroiodik (HI). S terjadi dalam senyawa ester dan eter mempunyai ikatan C-O-S (contoh arylisulfat, alkilsulfat, sulfat fenolik, polisakarida sulfat, dan lipid sulfat). S direduksi HI rata-rata antara 27 dan 59% dari S organik. 2. Ikatan karbon-S terjadi sebagai asam amino yang mengandung S (cystine dan methionine), yangmana jumlahnya 10 – 20% dari S organik total. Bentuk S yang dioksidasi termasuk : Sulfooksida, Sulfonas, dan Sulfenik, Sulfinik, dan asam sulfonik, dan juga termasuk dalam fraksi-fraksi ini. 3. Adanya residu S. S residu menunjukkan sisa-sisa fraksi s organik dan umumnya menunjukkan 30 – 40% dari s organik total

Mineralisasi dan Immobilisasi S - Mineralisasi S dirubah dari S organik menjadi SO 4

Mineralisasi dan Immobilisasi S - Mineralisasi S dirubah dari S organik menjadi SO 4 -2 anorganik dan immobilisasi reaksi sebaliknya, seperti pada mineralisasi N O 2 Asam amino + 2 H 2 O ------- S-2 + CO 2 + NH 4+ heterotop S-2 S 0 + 11/2 O 2 + H 2 O SO 4 -2 +2 H+

Faktor-faktor yang mempengaruhi Mineralisasi dan immobilisasi 1. Kandungan dari bahan organik Rasio C :

Faktor-faktor yang mempengaruhi Mineralisasi dan immobilisasi 1. Kandungan dari bahan organik Rasio C : S dalam residu tanaman : < 200 : 1 mineralisasi 200 – 400 tidak berubah > 400 immobilisasi 2. Suhu tanah 3. Kelembaban tanah 4. p. H tanah 5. Ada atau tidak adanya tanaman 6. Waktu dan pengolahan 7. Aktivitas sulfatase R-O-SO 3 - + H 2 O ----- R-OH + HSO 4 -

2. 5. Sumber S atmosfer b. S air irigasi c. S organik d. S

2. 5. Sumber S atmosfer b. S air irigasi c. S organik d. S anorganik e. Unsur S 0

3. Kalsium (Ca) 3. 1. Siklus Ca - Pada tanah masam, tanah-tanah daerah humid,

3. Kalsium (Ca) 3. 1. Siklus Ca - Pada tanah masam, tanah-tanah daerah humid, Ca+2 & Al+3 berpengaruh terhadap KTK, yangmana pada tanah netral dan berkapur Ca menempati tempat pertukaran utama. - Ca+2 larutan dan Ca+2 -dd dalam kesetimbangan dinamik dan menyediakan yang utama ketersediaan Ca+2 tanaman. Ca+2 larutan berkurang oleh pencucian atau diserap tanaman, Ca+2 akan desorb dari KTK untuk resuplai Ca+2 larutan (Gambar 2).

Residu Tanaman& hewan Diangkut Tanaman Desorpsi Larutan tanah Ca+2 Mg +2 BAHAN ORGANIK TANAH

Residu Tanaman& hewan Diangkut Tanaman Desorpsi Larutan tanah Ca+2 Mg +2 BAHAN ORGANIK TANAH Adsorpsi ut r la Te si r ita sip Pe Pencucian Ca+2/Mg+2 dapat dipertukarkan Ca+2 Mg+2 Mineral Ca/Mg Mineral liat Gambar 2. Siklus Ca&Mg

3. 2. Fungsi Ca dalam Tanaman � Bagian penting dari struktur dinding sel tanaman

3. 2. Fungsi Ca dalam Tanaman � Bagian penting dari struktur dinding sel tanaman memperkuat tanaman. � Berpengaruh terhadap permeabilitas membran sel � Merangsang perkembangan akar dan daun � Membantu: � mereduksi nitrat dlm tnmn � mengaktifkan bbrp enzim dlm tnmn � menetralisir asam 2 organik � Esensial utk perkembangan biji kacang � Meningkatkan hasil tnmn scr tdk langsung, yaitu dlm meningkatkan daya prtmbuhan akar, merangsang aktivitas mikrobe, meningkatkan ketersediaan Mo, dan serapan unsur hara lainnya. � Dibutuhkan dlm jumlah besar oleh bakteri penambat N atmosfir Peranan

3. 3. Gejala Defisiensi Ca � Ujung daun dan titik tumbuh melunak (Ca tidak

3. 3. Gejala Defisiensi Ca � Ujung daun dan titik tumbuh melunak (Ca tidak dpt ditranslokasi dlm tnmn shg gejala kekurangan akan tampak pada bagian tnmn yg baru tumbuh) � Bila defisiensi berlanjut titik tumbuh (tunas) dan ujung akar MATI � Batang kurang kuat/lunak (dikarenakan membran sel rusak dan kehilangan sifat permeabilitasinya) � Perkembangan akar terhambat: � Akar Pendek, tebal, bengkak akar (bulbous roots) � Warna daun tampak hijau gelap (Abnormal) � Gugurnya tangkai dan kuncup bunga/buah � Perkembangan buah-buahan dan hasilnya jelek � Busuk tangkai buah pada tnm tomat � Pembentukan bintil akar tnmn legum olh bakteri penambat N berkurang (bintil yg tidak aktif berwarna putih atau abu kehijauan, sementara bintil sehat berwarna pink tua). Gejala Kekurangan

Defisiensi Kalsium (Ca) Beet Tomat Alfalfa Sayuran dan Alfalfa

Defisiensi Kalsium (Ca) Beet Tomat Alfalfa Sayuran dan Alfalfa

Defisiensi Kalsium (Ca) Selada Ketimun Sayuran dan Alfalfa

Defisiensi Kalsium (Ca) Selada Ketimun Sayuran dan Alfalfa

3. 4. Sumber Ca Mineral primer : Bahan Pupuk: 1. Dolomit (Ca. Mg(CO 3)

3. 4. Sumber Ca Mineral primer : Bahan Pupuk: 1. Dolomit (Ca. Mg(CO 3) 1. Kalsium nitrat (Ca(NO 3)2) 2. Kalsit (Ca. CO 3) 2. Gipsum (Ca. SO 4. 2 H 2 O) 3. Apatit 3. Batuan fosfat 4. Feldspar kalsium 4. Superfosfat 5. Amfibol 5. Ca-cyanamide

 • Bentuk Ca dalam Tanah �Diserap dalam bentuk kation Ca 2+ �Berasal dari:

• Bentuk Ca dalam Tanah �Diserap dalam bentuk kation Ca 2+ �Berasal dari: �Larutan tanah �Permukaan liat �Media larutan: 100 – 300 ppm Ca �Curah hujan tinggi Ca pertumbuhan terhambat �Ca berlebihan tidak mempertinggi serapan krn dikendalikan secara genetik �Serapan Ca Serapan K Perilaku dalam tanah

�Kation kalsium dlm larutan tanah dapat mengalami: �Hilang bersama air drainase: Proses pencucian �Diserap

�Kation kalsium dlm larutan tanah dapat mengalami: �Hilang bersama air drainase: Proses pencucian �Diserap oleh organisme �Dijerap pada permukaan koloid tanah �Diendapkan sebagai senyawa kalsium sekunder Perilaku dalam tanah

�Faktor yang mempengaruhi ketersediaan Ca tanah : �Cadangan Ca di dalam tanah �Tipe mineral

�Faktor yang mempengaruhi ketersediaan Ca tanah : �Cadangan Ca di dalam tanah �Tipe mineral liat �KTK tanah �Persentase kejenuhan basa terhadap Ca �p. H tanah �Bandingan Ca dengan kation lain dalam larutan tanah Perilaku dalam tanah

4. Magnesium (Mg) 4. 1. Fungsi Mg dalam Tanaman � Bagian dari molekul klorofil

4. Magnesium (Mg) 4. 1. Fungsi Mg dalam Tanaman � Bagian dari molekul klorofil � Membantu kinerja enzim yang diperlukan untuk pertumbuhan tanaman � Mempengaruhi asimilasi CO 2 dan sintesis protein � Mempengaruhi p. H sel tanaman dan kesetimbangan kation-anion

4. 2. Gejala Defisiensi. Mg �Daun menguning kecoklatan, kemerahan, sdgkn urat daun tetap hijau

4. 2. Gejala Defisiensi. Mg �Daun menguning kecoklatan, kemerahan, sdgkn urat daun tetap hijau �Pertama kali terlihat pada daun tua/bawah (mobil) �Pingiran daun keriting �Perkembangan buah serta hasilnya menurun �Pd tanah dengan KTK rendah, bila Ca dan Mg tidak seimbang, defisiensi Mg �Bila rasio Ca/Mg tinggi: �Serapan Mg rendah �Bisa terjadi pd tanah dg Mg rendah tetapi dikapur dg kalsit terus menerus slma bbrp tahun �Meningkatkan ketersediaan K dan NH 4 dapat menyebabkan defisiensi Mg Gejala kekurangan

Contoh Gejala Defisiensi Magnesium(Mg) Gandum Kacang kedelai Biji-bijian

Contoh Gejala Defisiensi Magnesium(Mg) Gandum Kacang kedelai Biji-bijian

Contoh Gejala Defisiensi Magnesium Jagung Lada Sayuran Brokoli Seleri

Contoh Gejala Defisiensi Magnesium Jagung Lada Sayuran Brokoli Seleri

Defisiensi Magnesium(Mg) Je ru k Anggur l pe A Buah-buahan Peach

Defisiensi Magnesium(Mg) Je ru k Anggur l pe A Buah-buahan Peach

�Perbandingan antara tanaman sehat dengan tanaman yang kekurangan Ca dan Mg Sehat -Ca -Mg

�Perbandingan antara tanaman sehat dengan tanaman yang kekurangan Ca dan Mg Sehat -Ca -Mg

4. 3. Sumber Mg �Mineral tanah, bahan organik, Pupuk, dan kapur dolomit Mineral primer:

4. 3. Sumber Mg �Mineral tanah, bahan organik, Pupuk, dan kapur dolomit Mineral primer: Bahan Pupuk: 1. Dolomit 1. Mg. SO 4. 7 H 2 O 2. Biotit 2. Mg. SO 4. H 2 O 3. Klorit 3. K-Mg-sulfat 4. Serpentin 4. Magnesia 5. Olivin 5. Basic slag

4. 4. Perilaku Mg dlm Tanah �Perilaku Mg dl tnh mirip dengan Ca �Scr

4. 4. Perilaku Mg dlm Tanah �Perilaku Mg dl tnh mirip dengan Ca �Scr umum, garam dari Mg lebih mudah larut dibanding dg garam dari Ca �Mg 2+ lebih mudah di lepas dibanding Ca pada permukaan kompleks dibanding Ca++). Perilaku dalam tanah

4. 5. Faktor Yg Mempengaruhi Ketersediaan Mg �Cadangan Mg di dalam tanah �Tipe mineral

4. 5. Faktor Yg Mempengaruhi Ketersediaan Mg �Cadangan Mg di dalam tanah �Tipe mineral liat �KTK tanah �Persentase kejenuhan basa terhadap Mg �p. H tanah �Bandingan Mg dengan kation lain dalam larutan tanah

Pengaruh p. H Thd Ketersediaan Hara

Pengaruh p. H Thd Ketersediaan Hara

Kesuburan Tanah

Kesuburan Tanah