Viabilitas dan Vigor Benih Viabilitas adalah kemampuan benih
Viabilitas dan Vigor Benih Viabilitas adalah kemampuan benih berkecambah dan menghasilkan kecambah normal dalam kondisi lingkungan yang optimum Vigor benih adalah kemampuan benih tumbuh normal dalam kondisi lapang yang sebenarnya. Biasanya dicerminkan dengan keserempakan tumbuh, kecepatan tumbuh dan keseragaman tumbuh. Vigor benih adalah sejumlah karakter yang menentukan tingkatan kemapuan aktivitas dan penampilan benih selama perkecambahan dan munculnya kecambah, juga mencerminkan daya simpan benih.
Hubungan Viabilitas ~ Vigor Penurunan nilai vigor setelah periode simpan lebih cepat dibandingkan dengan penurunan viabilitas. atau selisih nilai viabilitas dan vigor benih menunjukkan laju deteriorasi benih setelah periode simpan Masak Fisiologi Benih: adalah momen benih mencapai masak fisiologi yang ditandai oleh capaian vigor dan viabilitas potensial maksimum, dan bobot bahan kering maksimum.
PENGUJIAN VIABILITAS BENIH Viabilitas : daya hidup benih yang ditunjukkan oleh gejala pertumbuhan dan atau gejala metabolisme Gejala pertumbuhan ; gejala pertambahan bobot dan volume dari embrio benih, dari embrio menjadi kecambah dan seterusnya Gejala metabolisme ; gejala terjadinya reaksi biokimiawi dalam sel-sel dari organisme. Metabolisme : anabolisme (pembentukan) katabolisme (perombakan) Pengujian viabilitas benih dilakukan untuk mengukur atau melihat salah satu atau kedua gejala hidup tersebut.
Faktor yang Mempengaruhi Vigor Benih �Faktor Genetik �Kondisi Lingkungan Tumbuh dan ruang simpan �Kematangan Benih �Kadar air benih �Proses Pengolahan Benih �Jenis Kemasan Kondisi lingkungan ‡ Lingkungan Tumbuh, Lingkungan tumbuh selama periode pembentukan dan perkembangan benih berpengaruh terhadap kualitas benih yang dihasilkan
‡ Ruang Penyimpanan Ruang penyimpanan yang dilengkapi dengan pendingin dan pengatur RH mampu mempertahankan kualitas benih Suhu yang terlalu dingin menyebabkan chilling injury Faktor genetik ‡ Benih hibrida lebih vigor dibandingkan dengan benih non hibrida. ‡ Contoh : Benih jagung hibrida menghasilkan tanaman yang lebih vigor dibandingkan jagung non hibrida
Kematangan Benih ‡ Kualitas maksimal suatu benih tercapai saat mencapai Matang Fisiologis ‡ Pada saat MF akumulasi bahan kering (dry matter) dan bahan kimia yang terlibat dalam perkecambahan sudah mencapai maksimal ‡ Panen sebelum atau sesudah MF kualitasnya lebih rendah dibandingkan saat MF
Kadar air benih ‡ Kadar air benih akan berpengaruh terhadap proses aktivasi enzim ‡ Kadar air rendah dapat meminimalisir proses aktibvasi enzim ( perombakan cadangan makanan) ‡ Bagi benih ortodok kadar air terlalu rendah menyebabkan cracking ( retak) ‡ Bagi benih rekalsitran kadar air terlalu rendah menyebabkan gangguan fisiologis ‡ Kadar air optimum setiap jenis benih berbeda- beda
Pengolahan benih ‡ Pengolahan yang baik tidak menyebabkan kerusakan pada benih ‡ Pengolahan yang tidak baik menyebabkan benih memar, cracking atau pecah, case hardening (pengerasan kulit benih) ‡ Perontokan dan pengeringan merupakan tahap pengolahan yang paling berpengaruh terhadap kualitas benih
Jenis kemasan ‡ Jenis kemasan yang baik dapat mempertahankan kadar air dan vigor benih ‡ Menghindari benih dari benturan, serangan hama dan penyakit ‡ Kemasan yang baik : kaleng, aluminium foil, plastik tebal, kertas semen dilapisi aspal dll
- Slides: 9