Validasi Skala lanjutan Validasi MultitraitMultimethod Validasi skala dengan

  • Slides: 18
Download presentation
Validasi Skala - lanjutan

Validasi Skala - lanjutan

Validasi Multitrait-Multimethod • Validasi skala dengan pendekatan multitraitmultimethod (Campbell & Fiske, 1959) merupakan salah

Validasi Multitrait-Multimethod • Validasi skala dengan pendekatan multitraitmultimethod (Campbell & Fiske, 1959) merupakan salah satu metoda dalam validasi konstrak. • Prosedur ini dapat digunakan bilamana terdapat dua trait atau lebih yang diukur oleh dua macam metoda atau lebih. • Sebagai ilustrasi sederhana, untuk menguji validitas Skala Kecemasan yang diberi respon dikotomi (“ya” dan “tidak”) kita memerluan kriteria berupa skor dari skala lain yang juga mengukur trail kecemasan misalnya Trler Manifest Anxiety Scale (TMAS) yang diberi respon dengan lima pilihan dan skor dari skala yang mengungkap atribut selain kecemasan.

 • Hasil pengenaan skala-skala tersebut pada sekelompok subjek yang sama kemudian dikorelasikan satu

• Hasil pengenaan skala-skala tersebut pada sekelompok subjek yang sama kemudian dikorelasikan satu sama lain dan koefisien korelasinya dimasukkan ke dalam suatu matriks validasi. Koefisien korelasi di antara skor skala ini dapat dihitung dengan formula korelasi product moment. • Pada Tabel 8. 4 nampak bahwa koefisien korelasi antara skor suatu skala dengan dirinya sendiri tidak dicantumkan sebagai r=1, 00 akan tetapi digantikan oleh koefisien reliabilitasnya (angka dalam diagonal). Sebagai contoh, koefisien reliabilitas Skala Introversi yang menggunakan metode Y-T adalah 0, 79.

 • Dasar fikiran dalam validasi ini adalah bahwa adanya validitas yang baik diperhatikan

• Dasar fikiran dalam validasi ini adalah bahwa adanya validitas yang baik diperhatikan oleh korelasi yang tinggi antara dua pengukuran terhadap trait yang sama oleh dua metode yang berbeda, atau korelasi yang rendah antara dua pengukuran terhadap trait yang berbeda walaupun menggunakan metoda yang serupa. • Jadi, dari Tabel 8. 4 dapat disimpulkan bahwa Skala Kecemasan yang diuji memperlihatkan hasilukur yang memiliki validitas yang baik (berkorelasi r=0, 65 dengan TMAS yang mengukur atribut sama). • Inilah validitas konvergen yang dimiliki pula oleh kedua skala Introversi (berkorelasi 0, 55).

 • Perhatikan bahwa Skala Kecemasan yang diuji memiliki koefisien korelasi rendah dengan kedua

• Perhatikan bahwa Skala Kecemasan yang diuji memiliki koefisien korelasi rendah dengan kedua Skala Introversi yang memang dimaksudkan untuk mengukur atribut yang berbeda( masing-masing 0, 11 dan 0, 04). • Hal ini merupakan bukti adanya validitas diskriminan. • Analisis dapat dilanjutkan dengan melihat koefisien korelasi antar variabel lain atau dengan menyertakan skala-skala lain lagi. • Semakin banyak skala dan metoda yang dilibatkan akan semakin jelas apakah skala yang kita perhatikan memang memiliki validitas yang memuaskan atau belum.

Validitas Konkuren • Sekalipun melibatkan komputasi statistika, hampir semua prosedur validasi tidak menghasilkan koefisien

Validitas Konkuren • Sekalipun melibatkan komputasi statistika, hampir semua prosedur validasi tidak menghasilkan koefisien sebagai angka estimasi terhadap validitas skala. • Untuk memperoleh koefisien validitas pengukuran hanya dapat dilakukan dengan menghitung korelasi antara distribusi skor skala engan ukuran lain sebagai kriteria (criterion related validity).

 • Ukuran lain yang dijadikan kriteria validasi tidak harus berupa skor yang berasal

• Ukuran lain yang dijadikan kriteria validasi tidak harus berupa skor yang berasal dari hasil ukur tes atau skala tetapi dapat berasal dari berbagai prosedur lain seperti judgement, rating, catatan dokumentasi, dan lain semacamnya. • Dalam hal ini, sifat penting yang harus dimiliki oleh ukuran yang dijadikan kriteria adalah relevan dan reliabel. • Relevan artinya angka kriteria merupakan indikasi dari konsep mengenai atribut yang sama dengan yang diukur oleh skala. • Reliabel artinya pengukuran kriteri memiliki kecermatan dan konsistensi yang tinggi.

 • Bila estimasi terhadap validitas skala dalam menjalankan fungsi ukurnya dilakukan dengan menghitung

• Bila estimasi terhadap validitas skala dalam menjalankan fungsi ukurnya dilakukan dengan menghitung koefisien korelasi antara hasil ukur skala tersebut dengan hasil ukur instrument lain yang sudah teruji kualitasnya atau dengan ukuran-ukuran yang dianggap dapat menggambarkan aspek yang diukur tersebut secara reliabel maka prosedurnya disebut sebagai validasi konkuren. • Dalam hal ini, ukuran-ukuran yang reliabel atau instrumen yang dianggap relevan itu diberlakukan sebagai kriteria validasi.

 • Data skor dari Tabel 5. 5 disajikan kembali pada Tabel 85. •

• Data skor dari Tabel 5. 5 disajikan kembali pada Tabel 85. • Komputasi koefisien korelasi antara distribusi skor subjek pada skala yang divalidasi (X) dan skor mereka pada kriterianya (Y) akan menghasilkan koefisien korelasi yang merupakan koefisien validitas skala X, yang dalam contoh ini telah diperoleh rxy = 0, 918.

 • Prosedur komputasi guna mendapatkan koefisien validitas konkuren tidak sulit untuk dilakukan apalagi

• Prosedur komputasi guna mendapatkan koefisien validitas konkuren tidak sulit untuk dilakukan apalagi dengan bantuan program SPSS atau program statistika yang lainnya. • Permasalahan yang sangat perlu mendapat perhatian adalah cara memilih kriteria validasi yang tepat. • Kriteria ini tidak selalu harus berupa skor tes atau skor skala tetapi dapat saja berupa ukuran lain yang relevan, namun kesukarannya adalah menemukan kriteria yang cukuo reliabel karena bila reliabilitas skor kriteria validasi tidak cukup tinggi maka akan menyebabkan hasil yang underestimasi.

Memaknai koefisien validitas • Sebagaimana halnya dalam penafsiran terhadapt koefisien reiabilitas, interpretasi terhadapt koefisien

Memaknai koefisien validitas • Sebagaimana halnya dalam penafsiran terhadapt koefisien reiabilitas, interpretasi terhadapt koefisien validitas juga bersifat relatif. Tidak ada batasan universal yang menunjuk kepada angka minimal yang harus dipenuhi agar suatu skala psikologi dikatakan dapat menghasilkan skor yang valid.

 • Harus difahami, bahwa dalam estimasi validitas tidak dapat dituntut suatu koefisien yang

• Harus difahami, bahwa dalam estimasi validitas tidak dapat dituntut suatu koefisien yang sangat tinggi sebagaimana halnya dalam penilaian terhadap koefisien reliabilitas. • Koefisien validitas yang tidak begitu tinggi, katakanlah berada di sekitar angka 0, 50; lebih dapat dianggap memuaskan dari pada koefisien reliabilitas dengan angka yang sama. • Namun apabila koefisien validitas itu kurang dari pada 0, 30 biasanya dianggap sebagai tidak memadai.

 • Terhadap pertanyaan mengenai seberapa tinggi koefisien validitas yang dinaggap memuaskan. Cronbach mengatakan

• Terhadap pertanyaan mengenai seberapa tinggi koefisien validitas yang dinaggap memuaskan. Cronbach mengatakan bahwa jawabannya yang paling masuk akal adalah “Yang tertinggi yang dapat anda peroleh” (Cronbach, 1970 h. 135). • Hal ini dipertegas lagi olehnya dalam kaitan dengan fungsi tes untuk memprediksi hasil suatu prosedur seleksi. • Dikatakannya bahwa koefisien yang berkisar antara 0, 30 sampai dengan 0, 50 telah dapat memberikan kontribusi yang baik terhadap efisiensi suatu lembaga pelatihan (Cronbach, 1970 h. 429).

 • Apakah suatu koefisien validitas dianggap memuaskan atau tidak, penilaiannya dikembalikan kepada fihak

• Apakah suatu koefisien validitas dianggap memuaskan atau tidak, penilaiannya dikembalikan kepada fihak pemakai skala atau kepada mereka yang berkepentingan dalam penggunaan hasil ukur skala yang bersangkutan. • Dalam kegiatan penelitian yang datanya diperoleh dari hasil ukur suatu skla atau suatu tes adalah sangat penting untuk menyajikan koefisien reliabilitasnya. • Hal itu dimaksudkan agar pembaca hasil riset dapat mengevaluasi sejau mana data hasil riset itu dapat dipercaya.