Usaha Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia Moch Diyon Peta

  • Slides: 17
Download presentation
Usaha Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia Moch. Diyon

Usaha Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia Moch. Diyon

Peta Konsep

Peta Konsep

Faktor-Faktor yang Menyebabkan Terjadinya Konflik Antara Indonesia dengan Belanda 1. Kedatangan Tentara Sekutu Diboncengi

Faktor-Faktor yang Menyebabkan Terjadinya Konflik Antara Indonesia dengan Belanda 1. Kedatangan Tentara Sekutu Diboncengi oleh NICA 2. Kedatangan Belanda (NICA) Berupaya untuk Menegakkan Kembali Kekuasaannya di Indonesia

1. Kedatangan Tentara Sekutu Diboncengi oleh NICA 1. Semenjak Jepang menyerah kepada Sekutu pada

1. Kedatangan Tentara Sekutu Diboncengi oleh NICA 1. Semenjak Jepang menyerah kepada Sekutu pada 14 Agustus 1945 secara hukum tidak lagi berkuasa di Indonesia. 2. Pada 29 September 1945 pasukan Sekutu mendarat di Indonesia yg bertugas melucuti tentara Jepang. 3. Akan tetapi Sekutu secara diam-diam membawa orang Netherland Indies Civil Administration (NICA), yakni pegawai-pegawai sipil Belanda maka bangsa Indonesia curiga dan akhirnya menimbulkan permusuhan.

2. Kedatangan Belanda (NICA) Berupaya untuk Menegakkan Kembali Kekuasaannya di Indonesia • NICA berusaha

2. Kedatangan Belanda (NICA) Berupaya untuk Menegakkan Kembali Kekuasaannya di Indonesia • NICA berusaha mempersenjatai kembali KNIL (Koninklijk Nerderlands Indisch Leger, yaitu Tentara Kerajaan Belanda yang ditempatkan di Indonesia). • kenyataannya pasukan Sekutu sering membuat hura-hara dan tidak menghormati kedaulatan bangsa Indonesia. Gerombolan NICA sering melakukan teror terhadap pemimpin-pemimpin kita.

Peran Dunia Internasional dalam Penyelesaian Konflik Indonesia-Belanda 1. Peranan Perserikatan Bangsa-Bangsa 2. Peranan Konferensi

Peran Dunia Internasional dalam Penyelesaian Konflik Indonesia-Belanda 1. Peranan Perserikatan Bangsa-Bangsa 2. Peranan Konferensi Asia dan Resolusi Dewan Keamanan PBB

1. Peranan Perserikatan Bangsa-Bangsa • Pada tanggal 31 Juli 1947 India dan Australia mengajukan

1. Peranan Perserikatan Bangsa-Bangsa • Pada tanggal 31 Juli 1947 India dan Australia mengajukan masalah Indonesia- Belanda ini kepada Dewan Keamanan PBB. • Dalam Sidang Dewan Keamanan pada tanggal 1 Agustus 1947 dikeluarkan resolusi yang mengajak kedua belah pihak untuk menghentikan tembak menembak, menyelesaikan pertikaian melalui cara damai.

1. Peranan Perserikatan Bangsa-Bangsa • Menindaklanjuti ajakan PBB untuk penyelesaian dengan cara damai, maka

1. Peranan Perserikatan Bangsa-Bangsa • Menindaklanjuti ajakan PBB untuk penyelesaian dengan cara damai, maka Republik Indonesia menugaskan Sutan Syahrir dan H. Agus Salim sebagai duta yang berbicara dalam sidang Dewan Keamanan PBB. • Sutan Syahrir menyatakan bahwa untuk mengakhiri konflik antara Indonesia dengan Belanda jalan satu-satunya adalah pembentukan Komisi Pengawas dalam pelaksanaan resolusi Dewan Keamanan.

1. Peranan Perserikatan Bangsa-Bangsa • Kemudian dibentuk Komisi Tiga Negara (KTN), yang terdiri atas

1. Peranan Perserikatan Bangsa-Bangsa • Kemudian dibentuk Komisi Tiga Negara (KTN), yang terdiri atas : 1. Australia (diwakili oleh Richard C. Kirby), atas pilihan Indonesia, 2. Belgia (diwakili oleh Paul Van Zeeland), atas pilihan Belanda, 3. Amerika Serikat (diwakili oleh Dr. Frank Porter Graham), atas pilihan Australia dan Belgia.

1. Peranan Perserikatan Bangsa-Bangsa • KTN berhasil mempertemukan Indonesia-Belanda dalam suatu perundingan yang berlangsung

1. Peranan Perserikatan Bangsa-Bangsa • KTN berhasil mempertemukan Indonesia-Belanda dalam suatu perundingan yang berlangsung pada tanggal 8 Desember 1947 di atas kapal perang Amerika Serikat “Renville” yang berlabuh di teluk Jakarta • Akibat dari perundingan Renville wilayah Rl semakin sempit dan kehilangan daerah-daerah yang kaya karena diduduki Belanda

2. Peranan Konferensi Asia dan Resolusi Dewan Keamanan PBB • Perdana Menteri India Pandit

2. Peranan Konferensi Asia dan Resolusi Dewan Keamanan PBB • Perdana Menteri India Pandit Jawaharlal Nehru dan Perdana Menteri Birma (Myanmar) U Aung San memprakarsai Konferensi Asia. Konferensi ini diselanggarakan di New Delhi dari tanggal 20 - 23 Januari 1949

2. Peranan Konferensi Asia dan Resolusi Dewan Keamanan PBB

2. Peranan Konferensi Asia dan Resolusi Dewan Keamanan PBB

Keberadaan Negara Kesatuan Republik Indonesia, Pada Waktu Agresi Militer Belanda Pertama • Persetujuan Linggajati

Keberadaan Negara Kesatuan Republik Indonesia, Pada Waktu Agresi Militer Belanda Pertama • Persetujuan Linggajati yang ditandatangani pada tanggal 25 Maret 1947 antara Indonesia-Belanda. tetapi, Belanda mengingkari perundingan ini dengan melakukan agresi militer pertama pada tanggal 21 Juli 1947. • Dalam Agresi Militer pertama ini walaupun Belanda berhasil menduduk beberapa daerah kekuasaan RI akan tetapi secara politis Republik Indonesia naik kedudukannya di mata dunia.

Tujuan Belanda pada agresi pertama

Tujuan Belanda pada agresi pertama

Keberadaan Negara Kesatuan Republik Indonesia Pada Waktu Agresi Militer Belanda Kedua • Belanda mengingkari

Keberadaan Negara Kesatuan Republik Indonesia Pada Waktu Agresi Militer Belanda Kedua • Belanda mengingkari perjanjian Renville • Pada tanggal 19 Desember 1948, pukul 06. 00, Belanda melancarkan agresinya yang kedua dengan menggempur ibu kota RI, Yogyakarta. • Dalam peristiwa ini pimpinan- pimpinan RI ditawan oleh Belanda. Mereka adalah Presiden Soekarno, Wakil Presiden Moh. Hatta, Syahrir (Penasihat Presiden) dan sejumlah menteri termasuk Menteri Luar Negeri Agus Salim.

Keberadaan Negara Kesatuan Republik Indonesia Pada Waktu Agresi Militer Belanda Kedua • Pada tanggal

Keberadaan Negara Kesatuan Republik Indonesia Pada Waktu Agresi Militer Belanda Kedua • Pada tanggal 19 Desember 1948 Syafruddin Prawiranegara berhasil mendirikan Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI) di Bukittinggi, Sumatera. • Sementara itu sampai dengan Januari 1949, Belanda menambah pasukannya ke daerah RI untuk menunjukkan bahwa mereka berkuasa

Keberadaan Negara Kesatuan Republik Indonesia Pada Waktu Agresi Militer Belanda Kedua • Jenderal Sudirman

Keberadaan Negara Kesatuan Republik Indonesia Pada Waktu Agresi Militer Belanda Kedua • Jenderal Sudirman walaupun dalam keadaan sakit masih memimpin perjuangan dengan bergerilya di Jawa Tengah dan Jawa Timur. • Serangan Umum 1 Maret 1949 sebagai bukti bahwa RI masih ada dan TNI masih kuat. Dalam serangan ini pihak RI berhasil memukul mundur kedudukan Belanda di Yogyakarta selama 6 jam.