UNSURUNSUR PERANCANGAN KOTA UNSURUNSUR PERANCANGAN KOTA UNSURUNSUR PERANCANGAN

  • Slides: 26
Download presentation
UNSUR-UNSUR PERANCANGAN KOTA

UNSUR-UNSUR PERANCANGAN KOTA

UNSUR-UNSUR PERANCANGAN KOTA �UNSUR-UNSUR PERANCANGAN KOTA MENURUT HAMID SHIRVANI ADALAH SEBAGAI BERIKUT : 1.

UNSUR-UNSUR PERANCANGAN KOTA �UNSUR-UNSUR PERANCANGAN KOTA MENURUT HAMID SHIRVANI ADALAH SEBAGAI BERIKUT : 1. PENGGUNAAN LAHAN � 2�. BENTUK DAN PER-MASSA-AN BANGUNAN 3. SIRKULASI DAN PARKIR � 4. RUANG TERBUKA � 5. JALUR PEJALAN KAKI � 6. PENUNJANG AKTIVITAS � 7. PER-TANDA-AN (SIGNAGE) � 8. PELESTARIAN �

1. PENGGUNAAN LAHAN �enggunaan lahan dilihat dalam konteks penjabaran rencana P dua dimensi menjadi

1. PENGGUNAAN LAHAN �enggunaan lahan dilihat dalam konteks penjabaran rencana P dua dimensi menjadi tiga dimensi; yaitu penggunaan lahan dengan memanfaatkan ruang secara tiga dimensi (superblok). � � Dilihat dalam lingkup mikro (building use), dimana penetapan land use dikaitkan dengan sirkulasi - parkir - intensitas bangunan - karakteristik wilayah. �Menuju pada upaya revitalisasi kota dengan mengalokasikan penggunaan campuran (mixed use) untuk menghidupkan vitalitas kota selama 24 jam. �odifikasi penggunaan lahan pada kawasan terbangu ndengan M tetap mempertahankan bangunan eksisting. Contoh : bekas bangunan pabrik Bir Bintang yang dialihfungsikan untuk kegiatan komersial.

ALIH FUNGSI PENGGUNAAN TANAH DENGAN TETAP MEMPERTAHANKAN WUJUD BANGUNAN ASAL

ALIH FUNGSI PENGGUNAAN TANAH DENGAN TETAP MEMPERTAHANKAN WUJUD BANGUNAN ASAL

2. BENTUK DAN PER-MASSA-AN BANGUNAN � Mencakup pengaturan KDB, KLB, GSB, ketinggian bangunan, blok

2. BENTUK DAN PER-MASSA-AN BANGUNAN � Mencakup pengaturan KDB, KLB, GSB, ketinggian bangunan, blok massa, skala, gaya atau langgam, material, tekstur, warna. � Isu pokok : “Seberapa banyak keleluasaan dan kebebasan diberikan kepada perancang bangunan dalam konteks urban design ? ” Sementara belum dapat mengakhiri debat “siapa berbuat apa” Shirvani menyarankan untuk kembali pada definisi : bahwa bangunan-bangunan dan ruang terbuka secara bersama-sama membentuk ranah rancang kota. Secara implisit pernyataan ini menunjukkan bahwa “ada batas” lingkup kerja perancang bangunan. � Dimanakah batasan lingkup kerja perencana kota (planner), perancang kota (urban designer), dan perancang bangunan (arsitek) ?

BENTUK DAN PER-MASSA-AN BANGUNAN �Prinsip dasar rancang kota menurut Spreiregen : tinjauan bentuk dan

BENTUK DAN PER-MASSA-AN BANGUNAN �Prinsip dasar rancang kota menurut Spreiregen : tinjauan bentuk dan per-massa-an yang mencakup : - Skala; yang berkaitan dengan pengamatan visual manusia. - Ruang luar; berkaitan dengan pembentukan enclosure, artikulasi oleh bentuk raung dan tipe ruang luar. - Massa; yang meliputi bangunan-bangunan, permukaan tanah, obyek lain yang dapat diatur. Kemudian ditindaklanjuti dengan analisa rasional, penyusunan pedoman rancangan dan mekanisme pelaksanaannya. �Menurut Trancik, tinjauannya mencakup : - Solid; yang dipandang sebagai unsur massa bangunan. - Void; sebagai unsur ruang luar - Linkage; sebagai penghubung antar unsur-unsur kota.

PENGOLAHAN TINGGI, KEMUNDURAN, SKALA DAN FASADE PADA MASSA BANGUNAN.

PENGOLAHAN TINGGI, KEMUNDURAN, SKALA DAN FASADE PADA MASSA BANGUNAN.

SELUBUNG BANGUNAN �ENGERTIAN P o Instrumen yang membatasi pengembangan bangunan secara tiga dimensi. o.

SELUBUNG BANGUNAN �ENGERTIAN P o Instrumen yang membatasi pengembangan bangunan secara tiga dimensi. o. Dapat dipandang sebagai sempadan bangunan tiga dimensi, yang membatasi building setback di bagian depan, samping, belakang dan bagian atas. o. Wujudnya berupa ruang imajiner yang dibentuk oleh kemiringan bidang terbuka langit (sky exposure plane) yang diukur dari titik tertentu pada permukaan jalan yang mengelilinginya. UNSUR-UNSUR PEMBENTUK SELUBUNG BANGUNAN � - Dimensi tapak, blok atau superblok Dimensi jalan Garis Sempadan Bangunan Kategori ketinggian bangunan - Aturan setempat

PENGENDALIAN TINGGI DAN SELUBUNG BANGUNAN. PANDUAN PENATAAN WAJAH BANGUNAN.

PENGENDALIAN TINGGI DAN SELUBUNG BANGUNAN. PANDUAN PENATAAN WAJAH BANGUNAN.

3. SIRKULASI DAN PARKIR � Diarahkan sebagai pembentuk lingkungan yang berciri khas : -

3. SIRKULASI DAN PARKIR � Diarahkan sebagai pembentuk lingkungan yang berciri khas : - Kawasan perdagangan : pergerakan lalu lintas lokal, trotoar dengan GSB nol atau arcade. - Kawasan industri : pergerakan kendaraan angkutan berat, trotoar lebar. - Kawasan perumahan : pergerakan lalu-lintas internal kecepatan rendah, bagian tepi jalan untuk pejalan kaki. � Mampu membentuk sekuen visual bermakna, dengan cara : - Memanfaatkan elemen visual yang positif (lansekap, kemunduran bangunan, jenis tanaman). - Memudahkan orientasi bagi pengendara agar lingkungan mudah dibaca (penyediaan lighting, elemen pengarah, rancangan jalan ke arah vista dan landmark). - Melibatkan sektor publik dan privat.

SIRKULASI DAN PARKIR � Membedakan sistem sirkulasi publik dan privat. - Sirkulasi publik ditempatkan

SIRKULASI DAN PARKIR � Membedakan sistem sirkulasi publik dan privat. - Sirkulasi publik ditempatkan pada poros utama (diagonal, Utara-Selatan, Timur-Barat). - Sirkulasi privat pada jalan lingkungan yang berpola tertentu (gridiron, labyrinth). � Kecenderungan transportation planning di kawasan perkotaan : - Meningkatkan mobilitas di kawasan CDB. - Mengurangi penggunaan kendaraan pribadi. - Meningkatkan penggunaan transportasi umum. - Meningkatkan kemudahan akses ke CBD.

PARKIR SIRKULASI DAN PARKIR � Penyediaan tempat parkir ditujukan untuk : - Menjaga kelangsungan

PARKIR SIRKULASI DAN PARKIR � Penyediaan tempat parkir ditujukan untuk : - Menjaga kelangsungan hidup kegiatan di pusat kota. - Menciptakan keindahan visual wujud kota. � Beberapa cara penyediaan tempat parkir : - Membuat bangunan parkir; lantai dasar dimanfaatkan untuk pedagang eceran. - Program multiguna; memakasimalkan tempat parkir untuk berbagai kegiatan yang berbeda waktu penggunaannya. - Package-plan parking; penyediaan distrik parkir oleh beberapa kegiatan bisnis. - Urban-edge parking; penyediaan area parkir pada periferi wilayah kota yang padat.

BANGUNAN PARKIR YANG DIGABUNG DENGAN RETAIL PADA LANTAI DASAR TAMAN PARKIR MEMANFAATKAN FACANT LAND

BANGUNAN PARKIR YANG DIGABUNG DENGAN RETAIL PADA LANTAI DASAR TAMAN PARKIR MEMANFAATKAN FACANT LAND

4. JALUR PEJALAN KAKI � Isu pokok dalam penyediaan jalur pejalan kaki : -

4. JALUR PEJALAN KAKI � Isu pokok dalam penyediaan jalur pejalan kaki : - Keseimbangan antara penyediaan untuk pedestrian dan kendaraan. - Keselamatan pedestrian. - Penyediaan ruang yang mencukupi untuk pedestrian (mengapa jalur pejalan kaki di Surabaya lebarnya rata-rata 2 meter ? ) - Manusiawi. � Sebuah sistem pedestrian yang baik : - Dapat mengurangi ketergantungan pada kendaraan bermotor di kawasan pusat kota. - Dapat menambah kegiatan sight seeing. - Menciptakan lebih banyak kegiatan penjualan eceran. - Meningkatkan kualitas lingkungan; antara lain menunjang perbaikan kualitas udara.

INWARD LOOKING YANG MENUNJUKKAN HUBUNGAN ANTARA BAGIAN LUAR DAN BAGIAN DALAM BANGUNAN. DIMENSI JALUR

INWARD LOOKING YANG MENUNJUKKAN HUBUNGAN ANTARA BAGIAN LUAR DAN BAGIAN DALAM BANGUNAN. DIMENSI JALUR PEDESTRIAN CUKUP LEBAR. DAPAT DIMANFAATKAN UNTUK SIGHT SEEING DAN TEMPAT BERISTIRAHAT.

JALUR PEJALAN KAKI � Penyediaan street furniture untuk menarik pedestrian. � Jenisnya antara lain

JALUR PEJALAN KAKI � Penyediaan street furniture untuk menarik pedestrian. � Jenisnya antara lain : - Boks telepon, bis surat - Kios - Lampu penerangan umum - Halte, shelter - Pot tanaman, pohon - Bak sampah - Pos polisi lalu-lintas atau pos keamanan - Skulptur : jam, gapura, patung - Jembatan penyeberangan � Perencanaan jalur pedestrian harus dirancang menyambung dengan zebra cross, jembatan penyeberangan, mall dan parking area.

JEMBATAN PENYEBERANGAN UNTUK MEMUDAHKAN PERGERAKAN PEJALAN KAKI. PENYEDIAAN AKTIVITAS PENUNJANG PADA JALUR PEDESTRIAN.

JEMBATAN PENYEBERANGAN UNTUK MEMUDAHKAN PERGERAKAN PEJALAN KAKI. PENYEDIAAN AKTIVITAS PENUNJANG PADA JALUR PEDESTRIAN.

5. RUANG TERBUKA � Dalam ranah urban design, ruang terbuka didefinisikan sebagai landascape, hardscape,

5. RUANG TERBUKA � Dalam ranah urban design, ruang terbuka didefinisikan sebagai landascape, hardscape, park, dan rekreasi terbuka di dalam kota. Super hole pada masa peremajaan kota tidak termasuk ruang terbuka. � Elemen ruang terbuka meliputi : taman, jalur hijau kota, median, berm, lapangan, street furniture, jalur pedestrian. � Sebagai bagian integral dari rancang kota, ruang terbuka dirancang bersamaan dengan massa bangunan (pada masa lalu ruang terbuka dirancang untuk melengkapi gubahan massa). � Ruang terbuka hijau memiliki fungsi : ekologi, ekonomi, fisik, sosial, estetika. � Ruang terbuka yang berhasil, adalah ruang terbuka yang mampu menunjang berbagai aktivitas (misalnya tautannya dengan kompleks budaya, komersial dan pemerintahan.

6. PER-TANDA-AN (SIGNAGE) � Per-tanda-an meliputi : - Reklame - Papan nama - Rambu;

6. PER-TANDA-AN (SIGNAGE) � Per-tanda-an meliputi : - Reklame - Papan nama - Rambu; lalu-lintas, papan petunjuk, rambu kerja � Agar mudah dibaca dan dilihat, ukuran per-tanda-an perlu diatur. Kriterianya dipertimbangkan terhadap : - Kecepatan pengamat (berkendara, berjalan kaki) - Jarak reaksi (keselamatan pengendara) - Jumlah kata (kemampuan menangkap isi pesan) - Ukuran huruf (kejelasan membaca) - Arah hadap (keselamatan pengendara) � Signage dirancang sesuai dengan ciri khas daerah (misalnya : Bali, Jogyakarta, kota metropolitan.

REKLAME PER-TANDA-AN � Jenis Reklame -- Reklame ruang luar : - Permanen : reklame

REKLAME PER-TANDA-AN � Jenis Reklame -- Reklame ruang luar : - Permanen : reklame tiang, icon, neon sign, bando - Temporer : spanduk, baliho, umbul-umbul, balon -- Reklame pada bangunan : - Permanen : reklame menempel dinding, tegak lurus dinding, reklame tiang di atas atap bangunan, icon, neon sign. - Temporer : spanduk, balon, baliho � Kriteria penempatan reklame : -- Keamanan dan keselamatan (kekokohan struktur, tidak menimbulkan kesilauan, tidak melanggar kesusilaan, tidak mengacaukan rambu lalu-lintas). -- Estetika (tidak merusak wajah kota, menutup pemandangan, memiliki ciri khas). -- Kemudahan pengamatan. -- Di luar ROW

PERSYARATAN PENEMPATAN PER-TANDA-AN : REKLAME , PAPAN PENGUMUMAN, RAMBU LALULINTAS, DALAM BATAS RIGHT OF

PERSYARATAN PENEMPATAN PER-TANDA-AN : REKLAME , PAPAN PENGUMUMAN, RAMBU LALULINTAS, DALAM BATAS RIGHT OF WAY.

7. PENUNJANG AKTIVITAS q Penunjang aktivitas mencakup semua penggunaan yang memperkuat ruang publik, mampu

7. PENUNJANG AKTIVITAS q Penunjang aktivitas mencakup semua penggunaan yang memperkuat ruang publik, mampu membangkitkan dan menghidupkan kegiatan publik, dan saling melengkapi satu dengan yang lain. Contoh : pusat perbelanjaan, tempat rekreasi, civic center, perpustakaan umum, kafe. q Penempatan activity support yang baik : - Berada pada street level. - Mudah dilihat dan diakses dari jalan (inward looking). - Ditempatkan pada lokasi yang menghubungkan dua pusat kegiatan. - Berskala kecil dan mixed use. - Mampu mengintegrasikan kegiatan di luar dan di dalam bangunan. q Activity support bukan hanya penyediaan jalur pedestrian dan plasa, tetapi juga kegiatan fungsional yang mampu menghidupkan koridor kota.

PENUNJANG AKTIVITAS Beberapa contoh activity support : § Bonaventure Hotel Los Angeles California; lantai

PENUNJANG AKTIVITAS Beberapa contoh activity support : § Bonaventure Hotel Los Angeles California; lantai dasar bangunan mudah diakses dan dilihat dari arah jalan (inward looking). § Pusat perbelanjaan Plasa Surabaya; kegiatan di luar yang diadakan di lapangan parkir dengan berbagai jenis pameran, kegiatan plasa di luar bangunan yang digunakan untuk tempat berkumpul publik; dihubungkan dengan kegiatan di dalam bangunan yang diunakan untuk perdagangan retail. § Plasa for People di New York City; menempatkan kafé pada jalur pedestrian yang lebar, yang mengkombinasikan kegiatan komersial di dalam dan luar bangunan (penempatan pada street level).

8. PELESTARIAN q Pelestarian bukan hanya berkaitan dengan urban heritage, tetapi juga dengan lokasi

8. PELESTARIAN q Pelestarian bukan hanya berkaitan dengan urban heritage, tetapi juga dengan lokasi dan bangunan yang mempunyai nilai budaya dan nilai ekonomi yang vital, secara permanen maupun temporer. Contoh : pelestarian Kebun Raya Purwodadi; pasar tradisional di Jawa; bangunan yang menandai periode langgam suatu kota (jengki, intenational style, dekonstruksi, postmodern). q Dalam ranah rancang kota, pelestarian bukan hanya berkaita dengan aspek bangunan dan lingkungan, tetapi juga berkaitan dengan pelestarian kegiatan atau atraksi. Contoh : upacara Kesadha oleh masyarakat Tengger; penangkapan, pengolahan dan penjualan ikan oleh masyarakat nelayan di Nambangan dan Sukolilo Kenjeran; penjualan onderdil di Kedongdoro. q Pelestarian bukan hanya menyangkut masalah fisik dan estetika, tetapi juga ekonomi, regulasi, institusi, peranserta masyarakat.

PELESTARIAN Pelestarian memberikan keuntungan kultural, ekonomi dan sosial. q Keuntungan kultural Menawarkan pengkayaan ilmu

PELESTARIAN Pelestarian memberikan keuntungan kultural, ekonomi dan sosial. q Keuntungan kultural Menawarkan pengkayaan ilmu pengetahuan dan kebudayaan terhadap lokasi atau peristiwa yang terjadi di masa lalu. q Keuntungan ekonomi - Meningkatkan nilai properti. - Meningkatkan pemasukan pajak dan retribusi. - Meningkatkan penjualan eceran dan persewaan q Keuntungan sosial Usaha pelestarian merupakan kekuatan untuk memperbaiki dan menciptakan citra lingkungan yang menjadi kebanggaan warga setempat, yang bisa memberi dampak ekonomi bagi lingkungan.

Apa dan bagaimana unsur-unsur perancangan kota Surabaya? Berikan contoh dengan mengambil sample dari satu

Apa dan bagaimana unsur-unsur perancangan kota Surabaya? Berikan contoh dengan mengambil sample dari satu kawasan tertentu di Surabaya Dan gambar-gambar yang bisa anda dapatkan di Internet. q Land use q Per-massa-an bangunan q Sirkulasi dan parkir q Ruang terbuka q Jalur pejalan kaki (termasuk perabot ruang luar) q Penunjang aktivitas q Per-tanda-an q Pelestarian Apa sifat dan kondisinya sama dengan teori tersebut?