ULUMUL HADITS A Pengertian Hadits dan Sunnah Sesuatu

  • Slides: 26
Download presentation
ULUMUL HADITS

ULUMUL HADITS

A. Pengertian Hadits dan Sunnah Sesuatu yang disandarkan pada Nabi : � - Perkataan

A. Pengertian Hadits dan Sunnah Sesuatu yang disandarkan pada Nabi : � - Perkataan / sabda � - Perbuatan � - Ketetapan (Taqrir)

1. Perkataan bidang hukum (syariah), akhlaq, aqidah, pendidikan. contoh :

1. Perkataan bidang hukum (syariah), akhlaq, aqidah, pendidikan. contoh :

2. Perbuatan sholat contoh :

2. Perbuatan sholat contoh :

3. Taqrir Beliau mendiamkan, tidak melarang � contoh : Kholid bin Walid menjamu Rasul

3. Taqrir Beliau mendiamkan, tidak melarang � contoh : Kholid bin Walid menjamu Rasul dan sahabat-sahabat dengan daging dhab. Nabi tidak memakan tapi sahabat tidak dilarang / mendiamkan (R. Bukhari Muslim)

4. � Sifat-sifat Nabi Rasul itu sebaik-baiknya manusia, mengenai parasnya dan bentuk tubuhnya, tidak

4. � Sifat-sifat Nabi Rasul itu sebaik-baiknya manusia, mengenai parasnya dan bentuk tubuhnya, tidak jangkung dan tidak pendek (dari Anas R. Bukhari Muslim)

5. Himmah (hasrat) yang belum sempat direalisir, misalnya hasrat beliau untuk berpuasa pada tanggal

5. Himmah (hasrat) yang belum sempat direalisir, misalnya hasrat beliau untuk berpuasa pada tanggal 9 Asyuro seperti yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas Ra. � “sewaktu Rasulullah SAW berpuasa pada hari Asyuro dan memerintahkan untuk berpuasa, para sahabat menghadap kepada Nabi, mereka berkata : Ya Rasulullah bahwa hari ini adalah yang diagungkan oleh orang Yahudi dan Nasrani. Sahut Rasulullah Tahun yang akan datang insya Allah aku akan berpuasa tanggal 9. ”(HR Muslim dan Abu Dawud)

B. Fungsi dan Kedudukan Hadits dalam Islam � Al-Quran menjadi sumber hukum yang pertama

B. Fungsi dan Kedudukan Hadits dalam Islam � Al-Quran menjadi sumber hukum yang pertama dan hadits menjadi sumber hukum yang kedua sesudah Al-Quran.

Fungsi Hadits : � Menetapkan dan memperkuat hukum-hukum yang telah ditetapkan oleh Al-Quran. Maka

Fungsi Hadits : � Menetapkan dan memperkuat hukum-hukum yang telah ditetapkan oleh Al-Quran. Maka dalam hal ini kedua-duanya bersama-sama menjadi sumber hukum. Contohnya : � dalam Al-Quran Allah mengharamkan saksi palsu jauhilah perkataan dusta (QS. Al-Haj : 30) � dalam hadits, Nabi SAW bersabda sebesar dosa yaitu : musyrik kepada Allah, menyakiti kedua orang tua, dan berkata/bersaksi palsu (HR Bukhari Muslim)

2. Memberikan perincian dan penafsiran ayat-ayat Al-Quran yang masih Mujmal, memberikan Taqyid ayat-ayat Al-Quran

2. Memberikan perincian dan penafsiran ayat-ayat Al-Quran yang masih Mujmal, memberikan Taqyid ayat-ayat Al-Quran yang masih mutlak, dan memberikan takhshis (penentuan khusus) ayat-ayat Al-Quran yang masih umum, misalnya perintah mengerjakan shalat, membayar zakat dan menunaikan Hajji di dalam Al-Quran tidak dijelaskan jumlah rakaat dan bagaimanacara melakukan shalat, tidak diperinci nishab-nishab zakat dan tidak dipaparkan cara-cara melakukan ibadah Hajji, tetapi semuanya itu telah diterangkan sejelasnya oleh Hadits.

Contohnya : dalam Al-Quran mengharamkan bangkai dan darah (QS. Al-Maidah : 3), kemudian hadits

Contohnya : dalam Al-Quran mengharamkan bangkai dan darah (QS. Al-Maidah : 3), kemudian hadits men. Taqyidkan kemutlakannya dan men. Takhshiskan keharamannya, dalam hadits dihalalkan dua bangkai dan dua macam darah, yaitu bangkai ikan air dan bangkai belalang. Menghalalkan dua macam darah yaitu, hati dan limpa (HR Ibnu Majah dan Hakim)

3. hadits menetapkan hukum yang tidak didapati dalam Al-Quran, misalnya larangan berpoligami bagi seorang

3. hadits menetapkan hukum yang tidak didapati dalam Al-Quran, misalnya larangan berpoligami bagi seorang terhadap seorang wanita dengan bibinya, seperti sabdanya tidak boleh seseorang mengumpulkan (memadu) seorang wanita dengan ‘ammah (saudari bapak) nya dan seorang wanita dengan khalal (saudari ibu) nya. (HR Bukhari Muslim) contoh lain : Rasulullah melarang menikah dengan seseorang karena sepersusuan sebagaimana Allah telah mengharamkannya karena senasab.

C. Sejarah Perkembangan Hadits 1. Pada masa Rasulullah Beliau memerintahkan kepada para sahabat terutama

C. Sejarah Perkembangan Hadits 1. Pada masa Rasulullah Beliau memerintahkan kepada para sahabat terutama yang bisa menulis untuk mencurahkan perhatiannya kepada Al-Quran saja Larangan menulis Hadits Beliau melarang keras kepada para sahabat yang menulis Al-Hadits dengan sabdanya. “Jangan kamu tulis sesuatu yang telah kamu terima dariku selain Al-Quran” �

Beliau meminta kepada para sahabat ; selain Al-Quran supaya diceritakan dari lisan ke lisan,

Beliau meminta kepada para sahabat ; selain Al-Quran supaya diceritakan dari lisan ke lisan, dan memberi ultimatum kepada seseorang yang membuat riwayat palsu. Larangan Nabi untuk menulis Hadits atau riwayat itu dikarenakan khawatir wahyu Al-Quran tercampur dengan wahyu Hadits terutama generasi yang tidak mengalami tanzilnya Al-Quran.

� Perintah menulis Hadits Larangan tersibut bersifat umum, namun secara khusus Nabi mengizinkan sahabat

� Perintah menulis Hadits Larangan tersibut bersifat umum, namun secara khusus Nabi mengizinkan sahabat tertentu untuk menulis hadits sebagai catatan pribadi. Terutama sahabat yang dipandang oleh Rasulullah tidak mungkin mencampur adukkan Al-Quran dan Al-Hadits seperti Abdullah bin ‘Amr bin ‘Ash ra. (7 sebelum hijrah – 65 H) Dia penulis riwayat pertama yang selalu mengikuti Rasulullah meliput segala peristiwa yang berhubungan dengan kegiatan Rasul, kalau sekarang sebagai jurnalis.

2. Hadits pada Masa Khulafaur Rasyidin Abu Bakar dan Umar bin Khaththab keduanya menganjurkan

2. Hadits pada Masa Khulafaur Rasyidin Abu Bakar dan Umar bin Khaththab keduanya menganjurkan kepada para sahabat untuk mengutamakan penyiaran Al-Quran, bahkan Umar melarang memperbanyak riwayat (hadits), hal ini bisa dimaklumi karena masyarakat belum seluruhnya mengenal Al-Quran sebagai dasar syari’at yang pertama.

2. Pada Masa Utsman bin ‘Affan Perkembangan Hadits pada masa khalifah Utsman bin ‘Affan

2. Pada Masa Utsman bin ‘Affan Perkembangan Hadits pada masa khalifah Utsman bin ‘Affan mulai berkembang dan mendapat perhatian yang serius dalam mencari dan mengumpulkan hadits. Para sahabat kecil dan tabi’in mengumpulkan hadits dengan mendatangi sahabat besar yang mulai berkurang karena wafat dan pindah ke daerah yang jauh.

Contoh : sahabat Abu Ayyub Al Anshari pergi ke Mesir menemui sahabat ‘Ukbah bin

Contoh : sahabat Abu Ayyub Al Anshari pergi ke Mesir menemui sahabat ‘Ukbah bin ‘Amir untuk menanyakan sebuah hadits yang berbunyi : “Barang siapa yang menutupi kesulitan seorang muslim di dunia, Allah akan menutupi kesulitannya pada hari kiamat”

D. Prinsip-prinsip Memahami Hadits 1. Klasifikasi Hadits ditinjau dari banyak sedikitnya Rowy. � Hadits

D. Prinsip-prinsip Memahami Hadits 1. Klasifikasi Hadits ditinjau dari banyak sedikitnya Rowy. � Hadits Mutawatir Berita hasil tanggapan panca indra yang diriwayatkan oleh sejumlah besar Rowy yang tidak mungkin sepakat dusta.

Shb s – 20 Tbin s – 20 TTbin s – 20 Imam Bukhari

Shb s – 20 Tbin s – 20 TTbin s – 20 Imam Bukhari

� Hadits Ahad Suatu hadits yang tidak memenuhi syarat-syarat Hadits Mutawatir. a. Macamnya Hadits

� Hadits Ahad Suatu hadits yang tidak memenuhi syarat-syarat Hadits Mutawatir. a. Macamnya Hadits Ahad : Hadits Masyhur Hadits yang diriwayatkan oleh tiga orang perowi atau lebih, akan tetapi belum mencapai derajad mutawatir.

2. Hadits Aziz Hadits yang diriwayatkan oleh dua orang walaupun dalam satu Thobaqot 3.

2. Hadits Aziz Hadits yang diriwayatkan oleh dua orang walaupun dalam satu Thobaqot 3. Hadits Gharib Hadits yang dalam sanadnya terdapat seorang yang menyendiri dalam meriwayatkan.

2. Klasifikasi Hadits ditinjau dari Kwalitas Hadits Ahad yang diriwayatkan oleh Rowy jumlahnya tidak

2. Klasifikasi Hadits ditinjau dari Kwalitas Hadits Ahad yang diriwayatkan oleh Rowy jumlahnya tidak mencapai derajad Mutawatir Hadits Ahad memberi pengertian dhonny (prasangka) mewajibkan untuk diteliti dicari cacad-cacadnya.

Hasil penelitiannya sebagai berikut : 1. Hadits Shohih yaitu hadits yang ddiriwayatkan oleh Rawy

Hasil penelitiannya sebagai berikut : 1. Hadits Shohih yaitu hadits yang ddiriwayatkan oleh Rawy yang adil, dhobit (cerdas) sanadnya bersambung tidak ada illat dan tidak janggal. Macamnya : � Shohih Lidzatihi � Shohih Lighoirihi 2. Hadits Hasan yaitu hadits yang diriwayatkan oleh Rowy yang adil, kurang dhobit, bersambung sanadnya tidak ada illat dan tidak janggal.

Hadits Qudsy Yang disebut hadits Qudsy atau Hadits Rabbani atau Hadits Illahi yaitu sesuatu

Hadits Qudsy Yang disebut hadits Qudsy atau Hadits Rabbani atau Hadits Illahi yaitu sesuatu yang dikhabarkan Allah Ta’ala kepada Nabinya dengan melalui ilham atau mimpi yang kemudian Nabi menyampaikan makna dari ilham atau mimpi tersebut dengan ungkapan kata beliau sendiri.

Perbedaan Hadits Qudsy dan Hadits Nabawi. Hadits Qudsy biasanya ciri-cirinya biasa dibubuhi kalimat sbb

Perbedaan Hadits Qudsy dan Hadits Nabawi. Hadits Qudsy biasanya ciri-cirinya biasa dibubuhi kalimat sbb : � Qalallahu Ta’ala…. . � qoulullahu Ta’ala… � Fima yarwihi tabaroka wa Ta’ala….