UJI FUNGSI PARU SPIROMETRI ZULKHAH NOOR TUJUAN BELAJAR
UJI FUNGSI PARU : SPIROMETRI ZULKHAH NOOR
TUJUAN BELAJAR • Setelah mengikuti Praktikum, mahasiswa dapat – menjelaskan mekanisme fungsi sistem pernafasan – Menjelaskan volume dan kapasitas paru – Menilai fungsi paru dengan alat spirometer
MEKANISME SISTEM RESPIRASI terdiri: • VENTILASI : Inspirasi-Ekspirasi • DIFUSI : Pertukaran gas alveolus -Kapiler • TRANSPORTASI : Pengangkutan gas O 2 dan CO 2 dari/ke paru dan jaringan • DIFUSI SELULER: Pertukaran gas sel-interstisiil : • PENGATURAN RESPIRASI : Kontrol untuk percepatan dan perlambatan respirasi
REGULASI VENTILASI PERNAFASAN • Pusat pernafasan Diatur oleh sekelompok neuron yang terletak dalam substasia retikularis dari medulla oblongata dan pons
Stuktur respirasi di Batang Otak
Pusat pernafasan I. Kelompok Pernafasan Dorsal -terletak di sepanjang dorsal medula juga di nukleus solitarius -akhir dari n. vagus dan glossopharingeus yang membawa sinyal dari kemoreseptor , baroreseptor perifer dan dari paru -mengeluarkan potensial aksi otomatis secara berulang→ Mengatur irama pernafasan
- rangsangannya selalu menimbulkan inspirasi - Sinyal ke otot inspirasi naik secara perlahan (ramp signal) dan berhenti secara tiba-tiba → pengisian volume paru menjadi lebih baik - Inspirasi tenang hampir seluruhnya di kontrol oleh pusat ini
II. Pusat Pneumotaksik • Terletak di dorsal nukleus paravertebralis di atas pons • Mengalirkan impuls secara terus menerus ke area inspirasi untuk mematikan titik ramp inspirasi → membatasi waktu inspirasi • Jika sinyal dari pusat pneumotaksik kuat waktu inspirasi cepat →periode inspirasi cepat →frekwensi pernafasan permenit meningkat • Sebaliknya jika menjadi lemah
III. Kelompok Pernafasan Ventral • Terletak di anterior kelompok pernafasan dorsal, sepanjang medula, terdapat juga di nukleus ambigus rostralis dan nukleus retroambigus kaudalis • Tidak aktif selama respirasi normal dan tenang • Tidak mengatur irama
• Jika pernafasan terpacu, maka kel. Pernafasan dorsal mencurahkan sinyal ke kelompok pernafasan ventral → sinyal diteruskan ke otot-otot inspirasi dan ekspirasi →respirasi menjadi lebih kuat IV. Pusat apnea • Membantu mekanisme inspirasi • Dalam keadaan normal fungsinya tak terlihat (tertutup fungsi pusat pneumotaksik)
Otot Respirasi • Respirasi tenang: diafragma • Respirasi kuat ditambah otot respirasi: – Otot inspirasi, mengelevasi rangka iga : m. sternokleido-mastoideus, m. serratus anterior, m. skalenus. M. interkostal eksternum – Otot ekspirasi , mendepresi rangka iga dan menekan isi perut dan diafragma ke rongga dada : m. rectus abdominus, m. obliquus abd. , m. transversua abd. , m. interkostalis internus
Proses Inspirasi dan Ekspirasi • Sinyal datang dari pusat pernafasan dorsal (+ventral) di medula oblongata Otak kontraksi diafragma ruang dada berkembang, maka pleura parietalis dan pleura visceralis ikut berkembang. • Pengembangan volume rongga dada akan menurunkan tekanan, demikian juga dengan pengembangan volume ruang intrapleura akan menurunkan tekanan menjadi tekanan negatif.
• Tekanan negatif rongga dada dan intrapleura akan mengembangkan paru dan pengembangan volume paru menurunkan tekanan dalam paru dan udara akan mengalir dari lingkungan ke dalam paru. • Hal sebaliknya terjadi pada proses ekspirasi. Relaksasi diafragma dan otot inspirasi (dapat ditambah dengan kontraksi otot ekspirasi) akan menurunkan volume rongga dada sehingga tekanan bertambah menjadi positif
• Tekanan positif rongga dada mendorong udara dalam paru keluar tubuh. • Jika terjadi penyakit paru-paru yang menyebabkan kekakuan paru-paru maka pleura visceralis dan parietalis tidak ikut berkembang. • Akibat tidak berkembangnya pleura ini menyebabkan penurunan pengembangan paru, terjadilah gangguan inspirasi
TEKANAN PERNAFASAN Pengembangan dan pengempisan rongga dada → Tekanan intra-alveolus → respirasi • Inspirasi nornal : -1 mm. Hg; inspirasi maksimal : -100 mm. Hg • Ekspirasi normal : +1 mm Hg ekspirasi kuat dengan glotis tertutup : 140 mm. Hg
Alveolar Pressure Changes
DAYA LENTING (RECOIL) PARU Paru cenderung untuk mengempis jika Diregangkan, disebabkan karena 2 faktor: 1. Serabut elastis paru : sepertiga kekuatan 2. Tegangan permukaan cairan yang melapisi alveoli (tarik-menarik antar molekul cairan) : dua pertiga kekuatan
Tekanan yang melawan daya lenting paru • Tekanan negatif intra-pleura diperlukan untuk mengatasi daya lenting paru, mencegah pengepisan paru. Normal : -4 mm. Hg Inspirasi kuat : -12 mm. Hg sampai -18 mm. Hg • Fenomena saling bergantung antar alveoli: dinding alveolus berdekatan saling menahan • surfaktans
Faktor penyebab abnormalitas compliance 1. Kerusakan jaringan paru yang menyebabkan terjadinya fibrotik dan edema jaringan paru 2. Kelainan yang mengurangi pengembangan rangka (kelumpuhan, fibrotik otot, 3. Kelainan bentuk rangka dada (kiposis, skoliosis) 4. Penyumbatan (obstruksi) saluran nafas
Contoh penyakit paru restriktif yaitu kegagalan pengembangan paru yang disebabkan oleh selain saluran (disingkat PAINT): 1. penyakit Pleura- gangguan curah udara : adanya bekas luka, tumor, pneumonia, pneumothoraks 2. Alveola- tumor, atelektasis 3. Interstitial-edema pulmoner, fibrosis, pneumonitis, granulomatosis 4. Kelemahan Neuromuskuler 5. Abnormalitas dinding Thoraks: obesitas, kyphoscoliosis, kehamilan, hiatus hernia Contoh penyakit paru obstruktif yaitu kegagalan pengembangan paru karena sumbatan saluran : asthma, emphysema, bronchitis khronis, bronchiectasis, stenosis trachea, paralisa pita suara.
UJI FUNGSI PARU • Menilai kemampuan pengembangan paru dan thoraks serta kemampuan saluran pernafasan dalam mengalirkan udara pernafasan • Pengukur volume dan kapasitas paru • Menilai hasil pengukuran dengan membandingkan nilai normal
Pengukuran volume dan kapasitas paru Penting unt. menilai pernafasan sebab pada kenyataannya kecepatan pertukaran gas di paru sangat tergantung pada kecepatan inspirasi dan ekspirasi. 1. Volume tidal: volume udara inspirasi atau ekspirasi normal, dalam keadaan tenang (500 ml) 2. Volume cadangan inspirasi: volume udara ekstra yang dapat diinspirasi sekuat tenaga, setelah inspirasi normal (3000 ml) 3. Volume cadangan Ekspirasi: volume udara ekstra yang dapat diekspirasi sekuat tenaga, setelah ekspirasi normal (1100 ml)
4. Volume residu: volume udara yang tetap tertinggal di dalam paru pada akhir ekspirasi maksimal (1200 ml). Untuk aerasi darah pada jeda antara 2 siklus pernafasan, stabilitas gas darah. 5. Kapasitas Vital: Vol. tidal + vol. Cad. inspirasi + Vol. cad. ekspirasi (4600 ml). Parameter terpenting untuk menilai complience paru berkaitan dengan perjalanan penyakit tertentu. 6. Kapasitas total: Vol. tidal + vol. Cad. inspirasi + Vol. cad. ekspirasi + vol. residu (5800 ml) 7. Kapasitas inspirasi: vol. tidal + vol. cad. inspirasi (3500 ml) 8. Kapasitas residu fungsional: vol. residu + vol. cad. Ekspirasi (2300 ml)
9. Volume semenit respirasi: jumlah udara yang diinspirasi selama 1 menit = vol. tidal x frekuensi respirasi. untuk menilai output respirasi secara menyeluruh. 10. Kapasitas Vital Paksa: Kapasitas vital yang diukur secepat-cepatnya dapat melakukan. untuk menilai kekuatan otot-otot respirasi dan tahanan jalan nafas. 11. Kapasitas Vital waktu (time vital capasity): jumlah udara maksimum yang dapat dikeluarkan selama waktu tertentu, yaitu dalam 1, 2, 3, detik.
Kap. vital waktu 1 detik (TVC-1) = 83 %, TVC-2 = 94 %, dan TVC-3 = 97 %. 11. Volume ekpirasi paksa (Force Expiratory Volume=FEV) : Volume ekspirasi sekuat-kuatnya dan secepat-cepatnya, setelah inspirasi maksimal. FEV biasanya di berikan dalam liter per detik. Normalnya kira-kira 1, 800 L/menit. FEV dalam 1 detik (FEV 1), dalam 2 detik (FEV 2), atau dalam 3 detik (FEV 3), juga sering diukur sebagai prosentase 12. FEV 1/FVC (juga disebut % FEV 1) adalah perbandingan yang ditunjukkan sebagai presentase.
• Volume dan Kapasitas paru tersebut diukur dengan SPIROMETER • SPIROMETRY : evaluasi fungsi paru dengan spirometer • Spirometer standar terdiri dari : tabung berisi air dan ruang udara yang bergerak bebas naik-turun sesuai pengurangan volume (saat inspirasi) dan penambahan volume (saat ekspirasi). Naik/turunnya tabung tersebut dicatat pada kimograf
• Spirometer Pick Flow : mengukur volume ekspirasi. Menggunakan pengukur waktu atau tidak. SPIROMETER OTOMATIS: • Suatu alat yang dikontrol oleh komputer, secara otomatis dapat mencatat ventilasi, distribusi dan difusi gas, kemudian hasilnya dibandingkan dengan normal dan dicetak sebagai grafik.
Skema alat Spirometer standart
Spirometri statis Vs Dinamis • Spirometri statis: pengukuran kapasitas paru tanpa perhitungan waktu, untuk menentukan kemampuan paru mengembang (compliance), sebagai fungsi dari komponen pernafasan kecuali saluran (PAINT) • Spirometri dinamis: pengukuran kapasitas paru dengan perhitungan waktu, untuk menentukan tahanan jalan nafas (fungsi saluran)
Aliran Ekspirasi maksimal • Penting untuk menentukan kondisi saluran pernafasan • Abnormalitas kurva ekspirasi maksimal disebabkan oleh: (1) pengempisan paru dan (2) obstruksi saluran nafas • Aliran ekspirasi lebih terganggu dibanding aliran inspirasi sebab tekanan positif thoraks menyebabkan penutupan saluran nafas
Grafik volume ekspirasi paksa (FEV) obstruksi normal
Indikasi tes spirometri • Spirometri digunakan untuk menetapkan fungsi paru-paru dasar, mengevaluasi dispnea, mendeteksi penyakit paru, memantau efek terapi yang digunakan untuk mengobati penyakit pernapasan, mengevaluasi gangguan pernapasan, mengevaluasi risiko operasi, dan melakukan pengawasan untuk penyakit paru terkait pekerjaan.
CONTRAINDICATIONS for SPIROMETRY TESTING: Baru-baru ini (1 bulan) mengalami: • Infark miokard • stroke, operasi mata, • Operasi thorac/abdominal • Hemoptysis • aneurysm thorax, aorta atau cerebral • Pneumothorax • Hypertensi tak terkontrol • Emboli paru Beberapa kondisi seperti: • Nyeri dada • Nyeri abbomen • Nyeri mulut/hidung • Stress tidak terkendali • Dementia atau binging
Selamat bekerja
- Slides: 42