UANG DALAM EKONOMI ISLAM perekonomian barter versus perekonomian
UANG DALAM EKONOMI ISLAM
“perekonomian barter” versus “perekonomian uang” (1) memerlukan kehendak ganda yang selaras antara kedua belah pihak, (2) sulit menentukan harga, (3) perekonomian barter membatasi pilihan pembeli (4) menyulitkan pembayaran tertunda (5) sulit menyimpan kekayaan
Konsep Islam • • • Konsep Konvensional Uang tidak identik dengan modal • Uang sering diidentikkan dengan modal Uang adalah public goods • Uang (modal) adalah private Modal adalah provate goods Uang adalah flow concept • Uang (modal) adalah flow concept Modal adalah stock concept bagi Fisher • Uang (modal) adalah stock concept bagi Cambridge School
Money Fiduciary (Credit) Money Commodity Money Full-bodied Representative Token, Fulus Fiat (contonental) Bank Partial Reserve Federal Bank 100% Reserve Private Bank Notes Checking Deposites
Masa Khilafah Islam Pada masa Khalifah Umar & Utsman mata uang dicetak dalam dgn corak Pada masa Khalifah Umar ada ide untuk membuatnya dari kulit, namun tid oleh sahabat yg lain. Pada masa Khalifah Ali dicetak mata uang dgn corak Pada masa Muawiyah dicetak mata uang dgn gambar pemandangan & pe Gubernur Irak, Ziad, mencetak dgn nama khalifah di dalamnya. Pola cetak (gambar pemandangan & nama kepala negara) sampai sekarang masih di di banyak negara, termasuk Indonesia Mata uang dgn bentuk bulat dicetak pada masa Ibnu Zubair. Sampai th 72 mata uang Islam (dinar & dirham) beredar bersama dgn dinar Romawi, di & sedikit Yaman Hymarite. Pada th 76 H Abdul Malik membangun lokasi p uang yg diorganisasi oleh Pemerintah (spt di Darabjab, Suq Ahwaz)
Masa Khilafah Islam Nilai mata uang ditentukan dgn beratnya. Dinar terbuat dari emas 22 karat setengah dinar dan sepertiga dinar koin. Nilai yg lebih kecil didapat denga memotong mata uang tsb. Dirham terdiri dari beberapa koin nash (20 dirh (5 dirham) dan sha’ira (1/60 dirham) Nilai tukar Dinar : Dirham = 1 : 10 & stabil untuk waktu yg lama. Reformas Dilakukan pada masa Khalifah Abdul Malik dgn mengurangi berat dinar da per dinar menjadi 4. 25 gr per dinar. Periode Ibnu Faqih (289 H), nilai dinar = 1 : 17 & stabil pada 1 : 15. Setelah reformasi tsb 1 dinar = 4. 25 gr, 1 dirh Ribuan tahun kemudian nilai tukar 1 : 15 tsb Dilaksanakan di USA pada tahun 1792 - 1834
USA pada th. 1792 – 1834 menerapkan exchange rate 1: 15, sementara di E 1: 15. 5 s. d. 1: 16. 6, sehingga mata uang emas keluar dari USA ke Eropa, & Uang perak mengalir ke USA. Ini disebut oleh Thomas Gresham (1857 M) “Good money drives out bad money or bad quality money would substitu Quality money” Th 1263 – 1328 M Sarjana Islam Ibnu Taimiyah (masa khalifah Mamluk mengalami hal yg sama, dimana ada tiga jenis mata uang yg beredar, yaitu dirham perak dan fulus tembaga (bronze). Peredaran dinar terbatas, dirha bahkan kadang menghilang, sedangkan fulus beredar luas. Beliau memfor “Money with bad quality (fulus) will drive out money with good quality (din Pemerintahan Mamluk mengalami ketidakstabilan moneter, karena terlalu Banyak fulus beredar & menambah unsur bronze pada mata uang dirham Karena nilai instrinsik mata uang tidak didukung nilai riilnya What About Now : Paper Money & Monetary Crisis
Abu Hamid Al-Ghazali (1058 – 1111 M), 700 th sebelum Adam Smith menu “The Wealth of Nation” telah mendiskusikan fungsi uang dalam perekono Beliau berpendapat : • Dalam “sistem barter”, transaksi hanya terjadi jika ada dua keinginan dapat dipertukarkan (coincidence want), Karenanya diperlukan alat u memberi nilai ekonomi thd suatu benda untuk memperlancar transak • Uang tidak dibutuhkan untuk uang itu sendiri, namun dibutuhkan unt • mempercepat pertukaran barang & jasa dan menentukan nilai terhadap pertukaran tsb. • Uang seperti cermin yang tidak memiliki warna, namun dapat merefleksikan semua warna • Uang tidak mempunyai harga, namun merefleksikan semua harga bar Ekonomi Klasik : Uang tidak mempunyai fungsi utiliti (kepuasan) la Namun jika uang tsb dibelikan barang, maka barang tsb akan member Ekonomi neo-klasik : Utiliti uang muncul dari daya belinya thd bar (buying power), sehingga uang memberikan utiliti tdk langsung
Menurut Al-Gazali : • • • Penimbunan uang adalah kriminal & yg lebih buruk adalah melebur dinar & dirham menjadi emas dan perhiasan perak, krn orang yg menim berarti menarik uang dari peredaran sementara, sedangkan orang yg melebur uang berarti menarik uang dari peredaran untuk sela Mengedarkan uang palsu (kadar emas/perak tidak sesuai dgn regulasi dilarang, dosanya lebih besar dari mencuri uang karena dosa menceta mengedarkan uang palsu dosanya akan terus berulang selama uang ts (“pemerintah tdk boleh mencetak mata uang dgn nilai nominal sama, n nilai intrinsiknya berbeda dgn nilai nominal uang yang sudah beredar” Jual beli dinar dgn dinar akan mengakibatkan uang tidak dapat berfun alat tukar (bandingkan dgn transaksi money market saat ini !!!) Theory Moneter Modern : Menimbun uang berarti memperlambat sirkulasi uang, sehingga men transaksi dan melemahkan ekonomi, demikian peleburan uang berarti Jumlah uang beredar, sehingga mengurangi transaksi
MASA IBNU TAIMIYAH (1263 – 1328 M) Atas desakan masyarakat untuk mencetak uang dengan jumlah yg lebih ke maka Sultan Kamil mencetak uang dari tembaga (fulus), sehingga dirham u transaksi besar & fulus untuk transaksi kecil. Jumlah fulus meningkat pad Bani Mamluk dan memuncak pada jaman Sultan Kitbugha & Zahir Barquq nilai nominal fulus yang jauh lebih besar dari nilai instrinsik fulus (tembag fulus dilakukan secara besar-besaran, dirham hilang dari peredaran & infla meningkat. Pada masa awal Bani Mamluk 1 dirham terbuat dari 2/3 perak & Pada masa Sultan Nasir 1 dirham terbuat dari 1/3 perak & 2/3 tembaga. Kon membaik saat Sultan Hasan (1358) menyatakan bahwa fulus yg beredar tid lagi & mengedarkan uang baru – langkah ini ditentang oleh Ibnu Taimiyah 1. Nilai nominal berbeda dgn biaya cetak/nilai intrinsik (sinorage) 2. Menjadikan pencetakan uang sebagai bisnis untuk mendapatka keuntungan
Perdagangan uang akan memicu inflasi 1. Hilangnya kepercayaan masyarakat thd stabilitas mata uang akan (1) masyarakat melakukan investasi/kontrak jk. panjang (2) mengancam masyarakat yang berpenghasilan tetap (Fixed income) seperti pekerja (3) menurunkan volume perdagangan domestik & international dan (4 berharga (emas & perak) akan mengalir ke luar negeri. PENDAPAT IBNU TAIMIYAH TENTANG BEBERAPA TRANSAKSI • Bai al-”Inah dilarang, contohnya A menjual seekor sapi kpd B seharg dgn pembayaran 2 bulan kemudian & pada saat bersamaan A membe dari B dgn cash seharga Rp. 1 juta (praktek ini merupakan money lau sebuah strategi untuk mendapatkan keuntungan dlm perdagangan m 2. Mudd’ajwah dilarang : A menukar 1 gr perak bercampur tembaga dgn Riba al- jali (clear riba) & Riba al-khafi (covered riba)- transaksi yg m kpd riba - dilarang --- (sesuai pendapat Ibu Qaiyim murid Ibnu Taimi
1. Kesejahteraan suatu negara tidak ditentukan oleh jumlah uang yg bere namun oleh tingkat produksi dan surplus neraca. Sektor produktif aka tenaga kerja, menambah pendapatan & menimbulkan permintaan kpd produktif lain Concern to international trading !!!! 2. Mata uang tidak harus terbuat dari emas atau perak, namun emas & pe standart nilai mata uang. 3. Pemerintah harus menjaga nilai mata uang tersebut & menjaga kestab emas & perak Dlm kondisi nilai mata uang stabil, kenaikan & penurunan harga barang h ditentukan oleh kekuatan sup lay & demand, setiap barang akan mempun keseimbangan (equilibrium price). Inflasi – kenaikan harga semua barang terjadi karena pasar akan mencari “equilibrium price of every goods”
Sitem bimetal (emas & perak) diadopsi oleh USA pada tahun 1792 M, dgn Karena fluktuasi harga emas & perak maka pada tahun 1873 USA melaku demonetisasi silver. Setelah dimonetisasi silver dimulailah masa monom dgn emas sbg standart mata uang (Gold Currency standard) dgn 3 varias 1. Gold coin standard merupakan sistem moneter, dimana gold coin akt di masyarakat sebagai alat tukar (medium of exchange) 2. Gold bullion standard merupakan standart moneter dgn ketentuan sb A. Mata uang nasional disetarakan dgn emas B. Emas disimpan oleh pemerintah dalam bentuk batangan C. Emas tidak beredar dalam perekonomian D. Emas tersedia untuk tujuan industri & transaksi 2 internasional dar 3. Gold exchange standard yg lebih dikenal sebagai Bretton Woods Sys merupakan kesepakatan internasional di bid, moneter dimana mata u merupakan fiat money yg dapat dikonversi ke dlm emas dgn tk. harga (Siregar, M. 1999)
- (Mishkin, 1992 dikutip Siregar, M 1999)- PELAKSANAAN SISTEM GOLD COIN/BULLION STANDARD (menurut eko 1. Sepanjang aturan main dipenuhi, mata uang didukung oleh stok emas dapat dikonversikan ke dalam mata uang, maka nilai tukar akan stabil 2. Tidak ada suatu negarapun yang mampu mengontrol keluar masuknya sehingga sulit mengontrol money supply 3. Kebijakan moneter sangat tergantung pada produksi & penemuan tam pada tahun 1870 an & 1880 an produksi emas turun, akibatnya pertumb money suplay melambat dan tidak dapat mengimbangi pertumbuhan e dunia akibatnya terjadi deflasi 4. Pada tahun 1890 an dengan ditemukannya tambang emas di Alaska & mengakibatkan peningkatan money supply dan inflasi, s. d. PD I - Tidak mudah menjaga kestabilan mata uang (terutama dgn terjad
- (Siregar, M 1999)- Setelah PD II Bretton Woods System telah diadopsi secara universal terut karena negara ini menguasai 2/3 cad. emas dunia, namun pada tahun Agu USA mendemonetisasi gold, dengan pertimbangan : • Mulai penghujung th. 1950 an pertumbuhan stok emas dunia tidak cuk membiayai pertumbuhan output & perdagangan dunia sehingga terjad kesulitan likuiditas 2. Kebutuhan likuiditas ini dibiayai oleh supply USD melalui defisit perda 3. Defisit perdagangan USA yang berkelanjutan mengakibatkan menurun Emas yg menyulitkan negara ini mempertahankan kesetaraan USD dg Berakhirnya Bretton Wood System, dimulainya, lly-Fledged Managed Money Standard, yang sama sekali tidak terkait dgn em
Fully-Fledged Managed Money Standard Tidak mengharuskan disiplin moneter yg ketat, Sehingga memungkinkan negara memiliki defisit anggaran Semenjak diberlakukan terjadi 2 fenomena, yaitu : 1. Tingkat inflasi tinggi 2. Nilai tukar mata uang tidak stabil Ketidakstabilan ekonomi & kehidupan masyarakat - (Siregar, M 1999)-
Standart Normatif Mata Uang adalah Emas & perak/standar emas & perak dengan memperhatikan ketentuan sbb : 1. Tidak diperbolehkannya menimbun emas & perak yang berfungsi sbg “Dan orang-orang yang menimbun (mata uang) emas (dinar) dan perak serta tidak menafkahkannya di jalan Allah, maka beritahukanlah kepad azab yang pedih (QS. At-Taubah : 34) 2. Penentuan nisab zakat (khususnya zakat mal) disandarkan kepada em dan perak (fidloh). 3. Aturan tentang pertukaran mata uang selalu dinyatakan dalam emas & “Janganlah kalian menjualbelikan emas dengan emas, kecuali dengan dan nilai) yang sama. Jual belilah emas dengan perak atau perak deng sekehendak kalian” (HR. Bukhari) 4. Nabi Muhammad melegalisir istilah yang berhubungan dengan nilai ua kepada emas & perak, yaitu “uqiyah, dirham, daniq, qirath, mitsqal & d
Standart Nilai Mata Uang Emas dan perak, Nabi Muhammad menggambarkan besaran nilai emas dan perak : “Pada masa Jahiliyyah banyak orang Arab yang menerima dinar (emas) R (Cap Raja Hiraklius) dan dirham (perak) Persia (Cap Kuda). Mereka tidak Menggunakannya dalam jual beli, karena dianggap hanya sebagai keping Perak. Di kalangan mereka sudah dikenal mitsqal yang berat timbangann Sama dengan 22 qirath kurang satu kasr. Berat timbangan 10 dirham sam 7 mitsqal, 1 rithl sama dengan 12 ‘uqyah dan 1 uqyah sama dengan 40 dir Saat itu Rasulullah mengakui kesemua (nilai)-nya, demikian pula Khalifah Yaitu Abubakar, Umar, Utsman dan Ali (Futuhul Buldan, karya Al Baladzu
Standart Nilai Mata Uang Dinar Emas dan Dirham perak, Dari hasil penelitian masa pemerintahan Khalifah Abdul Malik bin Marwan (75 H), Dimana dicetak mata uang Islam pertama dan digunakan selama lebih dari 1000 tahun, Di seluruh negeri Islam : Timbangan beratnya hampir sama dengan dinar Romawi, yaitu seberat timbangan mitsqal, 1 mitsqal = 8 daniq. Pada masa itu berat 1 mitsqal = berat 72 butir gandum ukuran sedang yg dipotong kedua ujungnya, sama dengan Berat 6000 biji khardal barry (sejenis tanaman sawi) ukuran sedang. Berat 1 mitsqal = 4. 25 gram emas murni. Nilai berat ini sama dgn berat uang solidus (di Byzanthium) = Berat uang drachma (di Yunani). Jadi 1 dinar emas = 4. 25 gram emas
- Slides: 19