Tumor Hidung dan Sinus Paranasalis n Tumor jinak
- Slides: 121
Tumor Hidung dan Sinus Paranasalis
n Tumor jinak dan tumor ganas hidung & sinus paranasal jarang tjd, tetapi perlu diketahui utk: n Membedakan tumor jinak atau ganas n Mengenali gejala dini tumor ganas dirujuk ke dokter THT
n Tumor jinak pada hidung & sinus paranasal n Osteoma n Ossifying fibroma (fibrous dysplasia) n Papilloma n Hemangioma n Tumor ganas pada bagian luar hidung: n Basal cell carcinoma (Rodent ulcer) n Keratinizing Squamous Cell Carcinoma n Melanoma maligna
n Tumor ganas pada hidung & sinus paranasal n Dari Epitel: n Squamous Cell Carcinoma n Adeno Cystic Carcinoma n Undifferentiated Carcinoma n Dari Mesenkhim: n Osteo Sarcoma n Chondro Sarcoma n Lymphoma Maligna 57% 18% 10%
n Osteoma n Proliferasi tulang padat pada sinus Frontalis dan sinus Ethmoidalis n Sefalgia, sinusitis berulang, rasa tertekan pada orbita n Dx: X-foto n Tx: observasi - operasi n Ossifying Fibroma n Penonjolan unilateral tulang wajah n Berasal dari periosteum atau periodontal membran n Anak atau dewasa (usia 20 -40 th) n Wanita > pria n Mandibula > maksila n Dx: X-foto n Tx: operasi untuk kosmetik
n Fibrous dysplasia n Mrp defek perkembangan atau metaplasia fibrooseus n Banyak pd dekade I n Perempuan > Laki-laki n Maksila > mandibula n Dx: X-foto n Tx: operasi
n Kista dentigerus/folikuler n Kista otontogenik n Unilokuler, mahkota tempat asal kelainan yg belum mengalami erupsi menghadap ke kista n Sebab: akumulasi cairan diantara reduksi enamel epitel dan enamel permukaan gigi n Klinis: benjolan pd mandibula/maksila n Dx: X-foto (AP/lat, panoramik, Eisler, Water’s) n Tx: operasi (ekskokleasi)
n Kista Radikuler n Kista odontogenik berasal dari inflamasi yang disebabkan berasal dari karies akibat rangsangan kronik, terbentuk granuloma di tulang rahang sekitar akar gigi yg kmd mengalami nekrosis di bag sentral shg tjd kista infeksi unilokuler n Kista menghadap ke akar gigi (srg di premolar & molar) n Dx: X-foto n Tx: operasi
n Papilloma n Inverted papilloma n Orang tua n Sering residif ganas (squamous cell carcinoma) n Mirip polip nasi n Dx: biopsi n Tx: operasi n Hemangioma n Kongenital n Epistaksis, n Dx: biopsi n Tx: operasi buntu hidung
n Basal cell carcinoma (Rodent Ulcer) n Usia 60 -70 th n Mula-mula nodul lunak, retraksi di tengah, tumbuh lambat kmd meluas ke sekitarnya dan infiltrasi ke jar di bawahnya n Tidak metastase n Dx: biopsi n Tx: operasi
n Keratinizing squamous cell carcinoma n Mula-mula nodul lunak utk waktu yg lama, mendesak, tumbuh cepat, terjadi ulserasi n Cepat tjd metastase ke limfonodi n Dx: biopsi n Tx: operasi
n Melanoma maligna n Kanker kulit yg paling sering n Usia 20 -60 th n Seperti tahi lalat bertambah luas dg cepat, berbentuk benjol, dapat membentuk satelit di sekitarnya n Tjd metastase n Pd bagian luar hidung, septum nasi n Epistaksis n Konsultasi dg ahli penyakit kulit n Hindari biopsi n Operasi radikal secepat mungkin, dilanjutkan kemoterapi
Tumor ganas sinonasal
Semua jenis tumor ganas penanganannya sama n 3% tumor ganas daerah kepala & leher n Peringkat no. 2/3 di bidang THT n Letak tumor & kemungkinan perluasannya: n n Sinus maksilaris n Rongga hidung n Sinus etmoidalis n Vestibulum nasi n Sinus frontalis & sfenoid n : 60% : 20% : 15% : 4% : 1% Laki-laki : wanita = 2 : 1
n Etiologi: n n Pasti ? ? ? Kelainan/kerusakan konstitusi genetik n n Tumor ganas sinus maksilaris byk pd org Jepang Karsinogenik kimiawi Kerusakan gen yg mengatur pertumbuhan & diferensiasi sel (proto-onkogen onkogen) 1. Langsung (direct acting carcinogen) n 2. Tak langsung (pro carcinogen) n n Gas mustard Ion radium, isopropil alkohol Lingkungan hidup (85% kanker ok/ pengaruh lingkungan hidup) n Terutama pd industri/pabrik: kayu, nikel (debu nikel), krom, sepatu, arloji, batere, pemutih, gelas, bahan penyamak kulit
n Letak tumor & prognosisnya Suprastruktur Mesostruktur Infrastruktur Sebileau’s Three Planes Level I ke level II prognosis makin jelek
Ohngren’s Plane Anterior prognosisnya baik Posterior prognosisnya jelek
n Gejala tumor ganas pd hidung & sinus paranasal Untuk waktu agak lama tanpa keluhan sehingga diagnosis dini sulit n Gejala awal yg perlu diperhatikan n Usia lanjut n Obstruksi nasi unilateral n Rinore unilateral n Epistaksis unilateral n Foetor nasi n Hipoestesi cabang N. Trigeminus n Rasa tertekan wajah & kepala
n Gejala perluasan tumor ke jaringan sekitarnya n Sefalgi perluasan ke intra kranial n Gangguan gerakan bola mata n Pendesakan bola mata n Pembengkakan daerah medial canthus, palpebra, pipi, palatum dan alveolar n Gigi rahang atas goyang n Pembesaran limfonodi regional
n Diagnosis n Anamnesis n Pemeriksaan THT n Endoskopi n Biopsi diagnosis pasti n X-foto (Water’s, skull lateral, Rheeze), CT scan, MRI n Konsultasi dg ahli penyakit mata dan saraf n Dicari metastasis jauh n Sistem TNM
n Klasifikasi TNM T 1 : tumor pada sinus maksilaris (antrum) T 2 : infrastruktur, palatum durum, hidung T 3 : etmoid, dinding posterior sinus maksilaris, dasar orbita, pipi (bukal) T 4 : rongga orbita & struktur lain di sekitarnya
n Stadium TNM Stadium 0 Tis N 0 M 0 Stadium I T 1 N 0 M 0 Stadium II T 2 N 0 M 0 Stadium III T 3 N 0 M 0 T 1, 2, 3 N 1 M 0 T 4 N 0, 1 M 0 Any T N 2, 3 M 0 Any T Any N M 1 Stadium IV
n Diagnosis banding n n n Infeksi sinus paranasalis dan komplikasinya Tumor jinak rongga hidung dan sinus paranasal Terapi (tergantung jenis, lokalisasi & perluasan) 1. Operasi n n 2. Radiasi n n 3. n Rinotomi lateral Maksilektomi parsial Maksilektomi total + eksenterasi bulbi Post operasi 6000 Rad Sebagai paliatif Kemoterapi Dengan terapi yg tepat 5 ysr 30 -40%
KARSINOMA NASOFARING
Tumor koli Penderita KNF
KNF perlu diketahui oleh Dokter Umum, O. K. : q Sering dijumpai di Indonesia q Tumor ganas terbanyak di bidang THT q Sebagian besar awalnya datang pd dokter umum q Sebagian besar datang sdh dlm kondisi stadium lanjut (95%) Dr perlu ceramah KNF ke masyarakat (pedesaan)
Anatomi n n Nasofaring = rinofaring = epifaring Ruang yg terletak langsung di bwh tengkorak, di belakang kavum nasi, di atas palatum anterior posterior inferior superior lateral : koane / nares posterior : setinggi kolumna vertebra C 1 -2 : dinding atas palatum mole : basis kranii (os occipital & sfenoid) : fossa Rosenmülleri kanan & kiri
Anatomi
Anatomi n n fosa Rossenmülleri – resesus faringealis epitel peralihan foramen laserum aliran limfe tdk mengindahkan garis tengah tubuh metastasis ke leher kontralateral
Tumor ganas nasofaring (TGN) adalah keganasan yang berasal dari epitel mukosa, jaringan penyangga / lunak atau kelenjar yang terdapat pada nasofaring ♂: ♀ Umur rata-rata =2: 1 = 30 – 50 th
Etiologi n n Virus Epstein Barr (EBV) Bahan karsinogenik (nitrosamin, dll) Genetik (ras HLA) Lain 2 : Iritasi menahun - asap - panas, pedas - radang kronis (nasofaringitis kr) Sosial-ekonomi
Lokalisasi fosa Rosenmülleri (>>>) n sekitar tuba Eustachius n dinding belakang nasofaring n atap nasofaring n
Klasifikasi KNF (WHO, 1097) Ada 3 tipe : q q q Karsinoma sel skuamosa dg pembentukan bahan tanduk = WHO tipe 1 (diferensiasi baik, sedang dan jelek) Karsinoma sel skuamosa tanpa pembentukan bahan tanduk = WHO tipe 2 Karsinoma tanpa diferensiasi (undifferentiated Ca) = WHO tipe 3 (karsinoma sel transisional & limfoepitelial)
Berdasarkan Patologi Anatomi keganasan di nasofaring dapat berupa : q q Karsinoma nasofaring Adenosarkoma Karsinoma adenokistik (= silindroma) Jenis yang lain : - melanoma maligna - limfoma maligna Bentuk & cara tumbuh: endofitik (>>), ulseratif, eksofitik
Anamnesis & Gejala Klinik n Gejala dini: n Telinga n Hidung : mendenging/grebek 2 (tinitus), pendengaran menurun, otalgi : pilek lama, ingus/dahak campur darah, buntu hidung
n Gejala lanjut: n Ekspansif: n ke depan menutup koane buntu hidung n ke bawah mendesak palatum “bombans” palatum mole
n Infiltratif: n ke atas melalui foramen laserum ke endokranium sindroma petrosfenoidal, gejala : n sakit kepala n paresis N. VI (m. rektus lateralis) → strabismus, diplopi n paresis N. V & cabang 2 nya → trigeminal neuralgi n paresis N. III, IV → ptosis & oftalmoplegi
n ke samping lewat foramen jugulare, atau spatium parafaring sindroma parotidean, gejala : n parese N. IX, X → sulit menelan, regurgitasi, bindeng - Paresis N. XI kelemahan otot bahu/leher n paresis N. XII → deviasi lidah, ggn menelan
Perlu pem. neurologis untuk menentukan adanya paresis / paralisis N. I – XII (kanan, kiri, atau keduanya) gejala intrakranial
Pem. lokal nasofaring n R. A. R. P. n Nasofaringoskopi (+ biopsi) n
Pem. Leher metastasis ke kel. GB leher ? Paling sering metastasis ke kel GB servikalis profunda laterokranialis Lokasi : kaudal dari ujung mastoid dorsal dari angulus mandibula medial dari m. sternokleidomastoideus Tumor leher (65 -85%) keluhan tersering pdrt datang berobat ke dokter
Sign & symptoms of NPC
Waspada TGN bila dijumpai TRIAS GEJALA Tumor leher Gejala telinga Gejala hidung Gejala intrakranial Gejala telinga Gejala hidung Tumor leher Gejala intrakranial Gejala hidung
Pemeriksaan radiologis n Tujuan menentukan: n Lokasi, besar / luas tumor primer n invasi tumor ke organ sekitar n adanya destruksi tulang dasar tengkorak n metastasis ke KB leher n metastasis jauh n stadium tumor
Pem. radiologi yaitu : n n n foto tengkorak (AP, lateral, dasar tengkorak, Water’s) CT scan / MRI foto torak (PA) metastasis ke paru? USG abdomen metastasis ke hepar? bone scintigraphy metastasis ke tulang?
Tumor nasofaring CT Scan
Diagnosis A. Diagnosis klinik 1. umur (biasanya usia tua > 40 th) 2. gejala klinis dini / lanjut 3. pemeriksaan lokal tumor di nasofaring 4. radiologis mass di nasofaring B. Diagnosis histopatologis (Dx pasti) - biopsi nasofaring sel ganas + (WHO tipe 1, 2 / 3) C. Diagnosis serologis : Ig. A anti VCA, Ig. A anti EA
Diagnosis banding angiofibroma nasofaring juvenilis n angiofibroma nasofaring n adenoid persisten n TBC nasofaring n
Terapi n n Radioterapi dosis : 6600 – 7000 rad Sitostatika (neoajuvan, konkuren, ajuvan kemoterapi) mis. : cisplatin, carboplatin, 5 – FU, bleomisin, paclitaxel, docetaxel Prognosis Stadium dini 5 ysr: 70 – 80 % Stadium lanjut 5 ysr : 15 -25%
Angiofibroma Nasofaring Juvenilis
Angiofibroma Nasofaring Juvenilis (ANJ) n Tumor jinak yg berasal dari dinding nasofaring n Tumor tumbuh ekspansif ke sekitarnya, progresif, mudah berdarah perdarahan hebat dari hidung dan mulut klinis ganas
ANJ
ANJ cenderung tumbuh & ekspansi keluar nasofaring § Anterior ke rongga hidung, sinus maksila & etmoid, rongga orbita § Inferior tumor menekan palatum mole (“bombans’), ke meso/orofaring ( obstruksi jln napas atas)
§ Superior ke intra kranial yaitu: - ke sinus sfenoid, lalu ke fosa pituitari, menekan sinus kavernosus - ke fosa kranii anterior (melalui lamina kribrosa) § Lateral ke fosa infra temporalis
n Vaskularisasi tumor terut. dr cab a. maksilaris interna & a. faringealis asenden
Makroskopis n Tumor berbentuk oval/bulat, berlobus, kadang bertangkai n Konsistensi padat kenyal, diliputi mukosa n Warna kemerahan, atau merah-ungu n Berbatas jelas
Histopatologi tumor t. d. stroma dgn sel 2 fibroblas & sejumlah serat 2 kolagen, ditemukan banyak pembuluh darah seperti kapiler berukuran besar tanpa tunika muskularis Gejala utama epistaksis profus
q Laki >>> wanita q usia 10 -17 th (pubertas, dekade 2) jarang > 25 th - bertambahnya usia (> 20 -25 th) tumor mengecil (teoritis) 0, 05% dari tumor Kepala Leher n Angka kejadian 1: 5. 000 s. d 1: 50. 000 q
Etiologi n Belum pasti n Teori: q. Teori jaringan tempat asal tumor üPertumbuhan abnormal jar. paraganglionik di sktr bag. akhir a. maksilaris interna (nutrisi utama) üPertumbuhan jar. fibrokartilago embrionik & korpus sfenoid yg tjd sblm wkt osifikasi tlg kepala
üPeriostium ventral ddg posterior nasofaring tdk bisa mjd tlg yg semestinya tjd hipertrofi jaringan akibat peningkatan hormon pertumbuhan üPertumbuhan fasia basalis yg terbentuk dr pertemuan aponeurosis faringeal & fasia bukofaringeal dekat dasar tlg kepala
q. Teori Hormonal Gangguan keseimbangan hormon androgen & estrogen n Pemberian estrogen menurunkan ukuran tumor & mengurangi kecenderungan perdarahan n Pemberian testosteron meningkatkan ukuran tumor
sistem pituitari androgenital
Lokasi atap nasofaring (plg sering), dinding lateral nasofaring n Tumor tumbuh relatif cepat memenuhi nasofaring ke struktur sekitar
Anamnesis Hidung buntu (uni/bilateral) o Epistaksis berulang, profus (bisa sampai anemi) o Sakit kepala (o. k. blokade sinus paranasalis vacum sinus headache) o Hidung / wajah membengkak 10 -18% o
• Nasofaringoskopi
Pemeriksaan Klinis n n n R. A. massa kemerahan / ungu di hidung RP massa di nasofaring Tumor ekspansi ke sekitarnya : - mesofaring massa di mesofaring, palatum mole “bombans” - rongga orbita protopsis (10 -15%) - sinus maksila membengkak - fosa pterigopalatina mass di pipi (infratemporal) - intra kranial (sefalgi)
Radiologi ØFoto plain : Waters, skull AP/Lat, basis kranii ØArteriografi ØCT Scan / MRI
Diagnosis Laki 2, usia pubertas n Ax : hidung buntu, epistaksis berulang & profus n Pem. klinis : tumor nasofaring dgn permukaan licin, warna kemerahan / ungu n Radiologis (CT Scan / MRI) massa tumor di nasofaring (ekstensi ke sekitarnya) n
Staging ANJ q Menurut Session (1981), di revisi Radkowski (1996) : n Std I : tumor terbatas di nasofaring n Std II: tumor meluas ke rongga hidung &/ sinus sfenoid n Std III: tumor meluas ke sinus maksila, etmoid, fosa pterigomaksila, fosa infratemporal, orbita n Std IV : tumor meluas ke intrakranial
Staging ANJ q Menurut Fish (1983), direvisi oleh Andrews (1989): n Std Ia : tumor terbatas di nasofaring &/ kavum nasi n Std Ib : perluasan kedalam satu/lbh sinus paranasal n Std IIa: perluasan minimal kedalam fosa pterigomaksila n Std IIb: ke fosa pterigomaksila disertai penekanan ke depan dinding posterior antrum sinus maksila, ekstensi ke atas erosi tlg orbita n Std IIc: perluasan ke fosa pterigomaksila n Std III: perluasan ke intrakranial
TERAPI 1. Operasi (treatment of choice) - Std Ia : transpalatal - Std Ib, IIa : transpalatal ± RL - Std IIb: RL diperluas dg membelah bibir atas - Std IIc: RL diperluas membelah bibir atas + maksilektomi posterior & medial ± embolisasi / ligasi A. Karotis ekst. pra bedah Radiasi & / hormon untuk Std III, tumor sgt besar, tumor residif (kecil) Hormon estrogen : l Dietil-stilbestrol (5 mg/hari, selama 2 -3 bln) l Folliculin (estrogen sintetis) Tujuan : mengecilkan tumor 2.
Contoh kasus ANJ CT scan
Operasi ekstraksi ANJ dgn pendekatan transpalatal o Insisi mukosa palatum bentuk U
o o Memisahkan mukosa & otot dari tulang flap mukosa palatum Fiksasi flap palatum ke anterior
¢ ¢ Tulang palatum durum di potong dgn pahat tampak / teraba tumor Tumor dipegang dgn tang khusus tumor di ekstraksi
ANJ
Prognosis Stadium dini → baik n Stadium lanjut (perluasan ke rongga tengkorak) jelek n
Karsinoma Tonsil
Insidens n Barat: laki-laki: perempuan = 4: 1 n Indonesia: laki-laki: perempuan hampir sama kebiasaan makan sirih bagi perempuan n Usia tersering: 50 – 70 th
Etiologi ? ? ? n Faktor predisposisi: n n Perokok, peminum alkohol, pemakan sirih n Iritasi lokal, suka minum panas, infeksi n Higiene mulut yg kurang baik n Defisiensi nutrisi atau besi
Histopatologi n Asal: struktur epitelial dan struktur limfoid n Karsinoma sel skuamosa diferensiasi baik Karsinoma anaplastik yg berdiferensiasi jelek n
Diagnosis n n Stadium awal: tidak khas Keluhan tergantung pd: n Besarnya tumor n Ada tidaknya ulserasi
Anamnesis n Awal: n Gangguan menelan rasa tak enak/sakit/perasaan menusuk waktu menelan makanan n Kadang ada darah pada saliva n Nyeri yang menjalar pd telinga n Lanjut: n Trismus n Hipersalivasi n Foetor ex ore
Pemeriksaan n Tipe eksofitik menyebar secara superfisial Tipe ulseratif infiltrasi dalam Pemx faring-tonsil rutin: n n n Pemx dg kaca laring: n n Perluasan ke pangkal lidah, arkus anterior-posterior Palpasi dg jari telunjuk n n Tumor tampak Biasanya pada 1 tonsil saja Ada tidaknya fiksasi palatum atau lidah Pemx rinoskopi posterior n Ekstensi ke nasofaring, permukaan atas palatum mole
n Tumor tumbuh secara eksofitik n n n Stadium lanjut: n n Metastasis ke kelenjar limfe leher Metastasis jauh: n n Akan memenuhi seluruh orofaring Timbul sesak nafas trakeotomi Paru, mediastinum, tulang dan hepar Diagnosis pasti: biopsi
Penatalaksanaan terapi n n Dasar: atas stadium tumor Stadium I dan II: operasi ekstirpasi tumor + radiasi Stadium III dan IV yang operable: operasi + kemoterapi + radiasi Operasi: n n Reseksi tumor Kombinasi dg diseksi leher radikal
Karsinoma Tonsil n Anamnesis: n n Pemeriksaan: n n Sakit menelan, ludah ada darah Usia > 50 th Perokok, peminum alkohol, pemakan sirih Tumor pada tonsil unilateral Palpasi leher, pangkal lidah Biopsi Terapi: n n n Operasi Radioterapi Kemoterapi
Karsinoma Laring
n n Tumor ganas ke-3, setelah tumor ganas nasofaring dan hidung/sinus paranasalis Sering terjadi pd penderita berusia > 40 th Laki-laki > wanita 76% dari korda vokalis n n n Gejala dini: suara parau Tapi sering datang pd stadium lanjut Dengan penanganan tepat dan cepat, keganasan pada traktus aero-digestivus yg paling: n n kurabel prognosis paling baik
Etiologi Pasti: ? ? ? n Kelompok resiko tinggi: n n Perokok dan peminum alkohol Supra Glotis Sub Glotis
Diagnosis n Anamnesis: 1. Suara parau ok/ n n n Tidak dapat merapatnya korda vokalis Gangguan getaran pd waktu fonasi Suara kasar afoni tergantung dari beratnya gangguan Tumor korda vokalis suara parau menetap gejala dini Tumor supra/subglotik suara parau gejala lanjut atau tidak parau sama sekali
2. Sesak nafas & stridor inspirasi gejala std lanjut ok/ n n n Tumor > Akumulasi debris & sekret Fiksasi korda vokalis sesak & stridor waktu bekerja waktu istirahat kompensasi sesak setelah lumen tertutup > 80%
3. Nyeri pd tenggorok dan disfagia tumor supra glotis 4. Batuk + darah ok/ ulserasi pd tumor 5. Gejala umum: berat badan
Pemeriksaan 1. Pemeriksaan fisik n n Leher: t. a. a, terutama pd fase dini metastase ke kel. limfe leher tumor koli Tergantung letak tumor: n n Di glotis kel. limfe sedikit metastasis servikal lambat / jarang Di supraglotis & subglotis kel. limfe +++ metastasis > dini
Tumor Coli
2. Pemeriksaan laring a. Pemeriksaan laring secara tidak langsung n n b. Kaca laring dan lampu kepala Gambar laring tampak pd kaca laring Pemeriksaan laring secara langsung n Laringoskopi direkta: n n n Kaku (rigid) Fleksibel (fiber optic) Mikrolaringoskopi (dg mikroskop) n n Lokasi / besar / ekstensi tumor Gerakan korda vokalis / biopsi
Tumor Laring Normal (dg FOL) Ca Laring (dg FOL)
3. Pemeriksaan radiologis a. Foto jaringan lunak leher dari AP / lateral n b. Paling sederhana lihat lumen trakea deteksi tumor trakea / laring Laringografi n n Dengan kontras melapisi dinding laring dan hipofaring, informasi ttg permukaan laring dan perluasan tumor Kerugian: n n c. Alergi kontras Keamanan penderita dg problem ggn jalan nafas Tomografi t. u proyeksi frontal Korda vokalis, plika ventrikularis dan ventrikel n Waktu fonasi, resp. tenang & manuver Valsalva n Lesi di bawah korda vokalis
d. CT scan dan Magnetic Resonance Imaging (MRI) n n n Lebih efektif dan akurat Hub. anatomi tumor laring dg jaringan sekitar Perluasan tumor Diagnosis pasti: n n Biopsi PA: karsinoma sel skuamosa (sering) Diagnosis banding: n n Tuberkulosis laring Tumor jinak laring (fibroma, papiloma)
Penatalaksanaan 1. 2. Trakeotomi, bila sesak Pembedahan: n n Laringektomi parsial (LP) Laringektomi total (LT) dg: n n 3. 4. Diseksi leher fungsional (DLF) Diseksi leher radikal (DLR) Radioterapi Kemoterapi
n Penatalaksanaan tergantung stadium tumor dan Keadaan Umum penderita n n Std I : radiasi, bila gagal LT/LP Std II : LT Std III : N 1 LT kelj >> kombinasi dg DLF/DLR + radioterapi Std IV : tanpa N/M LT + DSF + radioterapi dg N/M radioterapi + kemoterapi
Stoma
n Rehabilitasi suara: n Untuk memperbaiki kualitas hidup penderita: n Dg alat bantu: vibrator di submandibula n Melatih suara dari esofagus (esophageal speech)
Diagnosis Karsinoma Laring n Anamnesis: n n n Suara parau > 2 minggu Usia > 40 th Disfagia Perokok Peminum alkohol Pemeriksaan: n n n Suara parau Sesak nafas (std lanjut) Lihat laring dg: n n n Laringoskopi indirek Laringoskopi direk / fiber optic / mikrolaring Biopsi & membuat peta tumor
n Terapi: n n Trakeotomi, bila sesak nafas Operasi: n n n Laringektomi parsial Laringektomi total Diseksi leher fungsional / radikal Radioterapi kemoterapi
Daerah Gejala Diagnosis Lnn. Prognosis Supraglotis Sesak Lambat ++ Jelek Glotis Parau Dini - Baik Subglotis Sesak Lambat ++ Jelek
Karsinoma Esofagus
n n Paling panjang pd 1/3 bagian tengah esofagus Dapat juga pada 1/3 bagian distal Sering terjadi pd usia dekade ketujuh Jarang pada usia < 40 th
Histologis n n n Karsinoma sel skuamosa (paling sering) Adenokarsinoma (1/3 esofagus distal) penjalaran tumor primer lambung Leiomyosarkoma dan rhabdomyosarkoma (jarang)
Etiologi n n Pasti: ? ? ? Faktor yg berhubungan erat: n n Makanan / minuman panas, pedas atau bersifat karsinogenik (zat nitrosamin) Merokok Peminum alkohol Faktor predisposisi: n Akhalasia, hernia hiatus, striktur ok/ bahan kaustik
Diagnosis n Anamnesis n n n Gejala dini: disfagia pada daerah servikal sering terlewatkan dinding esofagus elastis Baru terpikirkan bila timbul obstruksi total berat badan menurun Batuk-batuk, ok: n n Regurgitasi aspirasi Invasi tumor pd trakea atau bronkus
Pemeriksaan 1. Laringoskopia direkta n n 2. Esofagoskopia n n 3. Penumpukan sekret pd daerah hipofaring obstruksi esofagus Paralisa pita suara penetrasi transmural pd n. rekurens Mukosa tidak rata Tumor dg permukaan tdk rata & mudah berdarah, lihat lokasi dan perluasan tumor Bronkoskopia n Bila curiga perluasan tumor pd trakea / bronkus
4. Radiologis n Esofagogram n n n CT scan dan MRI n n Foto esofagus dg kontras Barium overflow ke trakea kontras yg dpt diserap Tampak filling defect ulkus, penyempitan lumen atau gangguan peristaltik Diagnosis lebih tepat Diagnosis pasti: biopsi tumor
Penatalaksanaan 1. Pembedahan n 2. Radiasi n n 3. 4. Tidak memuaskan ok/ biasanya pd std lanjut Std dini: operasi enbloc esophagotomy Std lanjut: paliatif dg op end to end esophago gastrostomy Diberikan pra bedah atau pasca bedah Sebagai terapi atau paliatif Kemoterapi Perbaiki intake makanan: n n n Sonde lambung Pemasangan pipa Celestin dlm esofagus gastrostomy
Metastasis n n Ke kelenjar limfe regional dan supraklavi-kular Metastasis jauh: hati, paru dan tulang
Karsinoma Esofagus n Anamnesis: n n n Pemeriksaan: n n n Disfagia pada usia > 40 th Muntah BB turun Batuk ok/ aspirasi KU: lemah, dehidrasi LD: tumpukan sekret di hipofaring Esofagoskopia: tumor/mukosa tak rata Esofagogram: filling defect/lumen sempit Terapi: n n Operasi Radiasi Kemoterapi Pasang sonde lambung, pipa Celestin, gastrostomi
- Sinus paranasalis
- Se sovětským svazem na věčné časy a nikdy jinak
- Jinak o.p.s
- Contoh perkalian sinus dan cosinus
- Wilms tümörü nöroblastom ayrımı
- Dr meryem gencer
- Rongga hidung dan rongga mulut dibatasi oleh … *
- Sinus arrest vs sinus block
- Hidung tak mancung pipi tersorong-sorong contoh ayat
- Kelainan kongenital hidung
- Humidifikasi hidung adalah
- Terminologi medis sistem respirasi
- Peribahasa hidung mancung
- Fungsi selaput lendir hidung adalah untuk
- Anatomi hidung
- Aturan sinus dan cosinus
- Rumus aturan sinus cosinus dan luas segitiga
- Dendritik hücre aşıları
- Rising sun sign ent
- Tümör lizis sendromu
- Koristoma
- Intratübüler germ hücre neoplazisi
- Warthin's tumor
- Pathology
- Carcinoma
- Nipple discharge color
- Warthin's tumor ultrasound images
- Phyllodes tumor mammogram
- Tumor treating fields mechanism of action
- Tumor lateral de cuello
- 7 defective habits
- How big is 5 cm tumor
- Borderline tumor jajnika
- Benign tumor definition
- Askep tumor otak
- Dormant tumor
- Warthin tumor
- Marginacija
- Kode icd 10 tumor supraclavicular
- Kode icd 10 basal cell carcinoma
- Tumor oreja
- Odontojenik tümör sınıflaması 2017
- Beütf
- Disembriyoplastik nöroepitelyal tümör
- Tumorlar
- Tumor teratóide rabdóide atípico
- Tumor suppressor genes
- Caso bruna viana
- Trias tumor buli
- Granulosa cell tumor
- Follicular adenoma
- Mast cell tumor german shorthaired pointer
- Tumor angiogenesis
- Tumor detection
- Tumor suppressor genes
- Inervacion sensitiva del paladar blando
- Mesothelioma
- Causas de deshidratación
- Lipoblastomalipoblastomatosis
- Penanda tumor ca 19-9
- Seks kord stromal tümör
- Normosefali adalah
- Carcinoma bronquioloalveolar
- Osteochondroma gross pathology
- Difference between proto oncogene and oncogene
- Woolbridge surgery
- Giant cell tumor
- Primitive neuroectodermal tumor
- Trias knf
- Campanacci classification
- Carcinoid tumor metastatic liver prognosis
- Wartinov tumor
- Primitive neuroectodermal tumor
- Tumor immunology
- Brain tumor
- Vaginal tumor
- Ovarian benign tumor
- Giant cell tumor
- Novotvorba tumor besednjak
- Tumor in the urinary tract
- Cachexia
- Warthin's tumor
- Wilms tumor symptoms
- Marina naboka
- Tumor
- Salivary gland tumor
- Cavernous sinus
- Proto onkogen nedir
- Tumor de pancoast
- Gist
- Courvoisier's law
- Midline neck swelling
- Wagr syndrome
- Nursing diagnosis of adrenal tumor
- Phyllodes
- Cancer indiferenciado de tiroides
- Knoglesarkomer overlevelse
- Ctarm
- Tumor mixto mulleriano
- Urotel
- Chapter 11 how genes are controlled reading guide
- Choroid plexus papilloma
- Atypical cartilaginous tumor
- Paranasal sinus at birth
- Procidence canaux carotidiens
- Dr. lana schumacher
- Trigonometrija pravokutnog trokuta
- Trigonometria érettségi feladatok
- Gambar segitiga lancip
- Sinus cardinal
- Ligament of stomach
- Sinus venarum cavarum
- Carotid sinus hypersensitivity
- Kavernozni sinus
- Sinus cavernosus trombos
- Ensvinklet
- Heart
- Sick sinus syndrome ecg criteria
- Nullstellen sinus
- Malign mezotelyoma
- Posterior mediastinum
- Sinus, cosinus, tangens cotangens