Tumor Hidung dan Sinus Paranasalis n Tumor jinak

  • Slides: 121
Download presentation
Tumor Hidung dan Sinus Paranasalis

Tumor Hidung dan Sinus Paranasalis

n Tumor jinak dan tumor ganas hidung & sinus paranasal jarang tjd, tetapi perlu

n Tumor jinak dan tumor ganas hidung & sinus paranasal jarang tjd, tetapi perlu diketahui utk: n Membedakan tumor jinak atau ganas n Mengenali gejala dini tumor ganas dirujuk ke dokter THT

n Tumor jinak pada hidung & sinus paranasal n Osteoma n Ossifying fibroma (fibrous

n Tumor jinak pada hidung & sinus paranasal n Osteoma n Ossifying fibroma (fibrous dysplasia) n Papilloma n Hemangioma n Tumor ganas pada bagian luar hidung: n Basal cell carcinoma (Rodent ulcer) n Keratinizing Squamous Cell Carcinoma n Melanoma maligna

n Tumor ganas pada hidung & sinus paranasal n Dari Epitel: n Squamous Cell

n Tumor ganas pada hidung & sinus paranasal n Dari Epitel: n Squamous Cell Carcinoma n Adeno Cystic Carcinoma n Undifferentiated Carcinoma n Dari Mesenkhim: n Osteo Sarcoma n Chondro Sarcoma n Lymphoma Maligna 57% 18% 10%

n Osteoma n Proliferasi tulang padat pada sinus Frontalis dan sinus Ethmoidalis n Sefalgia,

n Osteoma n Proliferasi tulang padat pada sinus Frontalis dan sinus Ethmoidalis n Sefalgia, sinusitis berulang, rasa tertekan pada orbita n Dx: X-foto n Tx: observasi - operasi n Ossifying Fibroma n Penonjolan unilateral tulang wajah n Berasal dari periosteum atau periodontal membran n Anak atau dewasa (usia 20 -40 th) n Wanita > pria n Mandibula > maksila n Dx: X-foto n Tx: operasi untuk kosmetik

n Fibrous dysplasia n Mrp defek perkembangan atau metaplasia fibrooseus n Banyak pd dekade

n Fibrous dysplasia n Mrp defek perkembangan atau metaplasia fibrooseus n Banyak pd dekade I n Perempuan > Laki-laki n Maksila > mandibula n Dx: X-foto n Tx: operasi

n Kista dentigerus/folikuler n Kista otontogenik n Unilokuler, mahkota tempat asal kelainan yg belum

n Kista dentigerus/folikuler n Kista otontogenik n Unilokuler, mahkota tempat asal kelainan yg belum mengalami erupsi menghadap ke kista n Sebab: akumulasi cairan diantara reduksi enamel epitel dan enamel permukaan gigi n Klinis: benjolan pd mandibula/maksila n Dx: X-foto (AP/lat, panoramik, Eisler, Water’s) n Tx: operasi (ekskokleasi)

n Kista Radikuler n Kista odontogenik berasal dari inflamasi yang disebabkan berasal dari karies

n Kista Radikuler n Kista odontogenik berasal dari inflamasi yang disebabkan berasal dari karies akibat rangsangan kronik, terbentuk granuloma di tulang rahang sekitar akar gigi yg kmd mengalami nekrosis di bag sentral shg tjd kista infeksi unilokuler n Kista menghadap ke akar gigi (srg di premolar & molar) n Dx: X-foto n Tx: operasi

n Papilloma n Inverted papilloma n Orang tua n Sering residif ganas (squamous cell

n Papilloma n Inverted papilloma n Orang tua n Sering residif ganas (squamous cell carcinoma) n Mirip polip nasi n Dx: biopsi n Tx: operasi n Hemangioma n Kongenital n Epistaksis, n Dx: biopsi n Tx: operasi buntu hidung

n Basal cell carcinoma (Rodent Ulcer) n Usia 60 -70 th n Mula-mula nodul

n Basal cell carcinoma (Rodent Ulcer) n Usia 60 -70 th n Mula-mula nodul lunak, retraksi di tengah, tumbuh lambat kmd meluas ke sekitarnya dan infiltrasi ke jar di bawahnya n Tidak metastase n Dx: biopsi n Tx: operasi

n Keratinizing squamous cell carcinoma n Mula-mula nodul lunak utk waktu yg lama, mendesak,

n Keratinizing squamous cell carcinoma n Mula-mula nodul lunak utk waktu yg lama, mendesak, tumbuh cepat, terjadi ulserasi n Cepat tjd metastase ke limfonodi n Dx: biopsi n Tx: operasi

n Melanoma maligna n Kanker kulit yg paling sering n Usia 20 -60 th

n Melanoma maligna n Kanker kulit yg paling sering n Usia 20 -60 th n Seperti tahi lalat bertambah luas dg cepat, berbentuk benjol, dapat membentuk satelit di sekitarnya n Tjd metastase n Pd bagian luar hidung, septum nasi n Epistaksis n Konsultasi dg ahli penyakit kulit n Hindari biopsi n Operasi radikal secepat mungkin, dilanjutkan kemoterapi

Tumor ganas sinonasal

Tumor ganas sinonasal

Semua jenis tumor ganas penanganannya sama n 3% tumor ganas daerah kepala & leher

Semua jenis tumor ganas penanganannya sama n 3% tumor ganas daerah kepala & leher n Peringkat no. 2/3 di bidang THT n Letak tumor & kemungkinan perluasannya: n n Sinus maksilaris n Rongga hidung n Sinus etmoidalis n Vestibulum nasi n Sinus frontalis & sfenoid n : 60% : 20% : 15% : 4% : 1% Laki-laki : wanita = 2 : 1

n Etiologi: n n Pasti ? ? ? Kelainan/kerusakan konstitusi genetik n n Tumor

n Etiologi: n n Pasti ? ? ? Kelainan/kerusakan konstitusi genetik n n Tumor ganas sinus maksilaris byk pd org Jepang Karsinogenik kimiawi Kerusakan gen yg mengatur pertumbuhan & diferensiasi sel (proto-onkogen onkogen) 1. Langsung (direct acting carcinogen) n 2. Tak langsung (pro carcinogen) n n Gas mustard Ion radium, isopropil alkohol Lingkungan hidup (85% kanker ok/ pengaruh lingkungan hidup) n Terutama pd industri/pabrik: kayu, nikel (debu nikel), krom, sepatu, arloji, batere, pemutih, gelas, bahan penyamak kulit

n Letak tumor & prognosisnya Suprastruktur Mesostruktur Infrastruktur Sebileau’s Three Planes Level I ke

n Letak tumor & prognosisnya Suprastruktur Mesostruktur Infrastruktur Sebileau’s Three Planes Level I ke level II prognosis makin jelek

Ohngren’s Plane Anterior prognosisnya baik Posterior prognosisnya jelek

Ohngren’s Plane Anterior prognosisnya baik Posterior prognosisnya jelek

n Gejala tumor ganas pd hidung & sinus paranasal Untuk waktu agak lama tanpa

n Gejala tumor ganas pd hidung & sinus paranasal Untuk waktu agak lama tanpa keluhan sehingga diagnosis dini sulit n Gejala awal yg perlu diperhatikan n Usia lanjut n Obstruksi nasi unilateral n Rinore unilateral n Epistaksis unilateral n Foetor nasi n Hipoestesi cabang N. Trigeminus n Rasa tertekan wajah & kepala

n Gejala perluasan tumor ke jaringan sekitarnya n Sefalgi perluasan ke intra kranial n

n Gejala perluasan tumor ke jaringan sekitarnya n Sefalgi perluasan ke intra kranial n Gangguan gerakan bola mata n Pendesakan bola mata n Pembengkakan daerah medial canthus, palpebra, pipi, palatum dan alveolar n Gigi rahang atas goyang n Pembesaran limfonodi regional

n Diagnosis n Anamnesis n Pemeriksaan THT n Endoskopi n Biopsi diagnosis pasti n

n Diagnosis n Anamnesis n Pemeriksaan THT n Endoskopi n Biopsi diagnosis pasti n X-foto (Water’s, skull lateral, Rheeze), CT scan, MRI n Konsultasi dg ahli penyakit mata dan saraf n Dicari metastasis jauh n Sistem TNM

n Klasifikasi TNM T 1 : tumor pada sinus maksilaris (antrum) T 2 :

n Klasifikasi TNM T 1 : tumor pada sinus maksilaris (antrum) T 2 : infrastruktur, palatum durum, hidung T 3 : etmoid, dinding posterior sinus maksilaris, dasar orbita, pipi (bukal) T 4 : rongga orbita & struktur lain di sekitarnya

n Stadium TNM Stadium 0 Tis N 0 M 0 Stadium I T 1

n Stadium TNM Stadium 0 Tis N 0 M 0 Stadium I T 1 N 0 M 0 Stadium II T 2 N 0 M 0 Stadium III T 3 N 0 M 0 T 1, 2, 3 N 1 M 0 T 4 N 0, 1 M 0 Any T N 2, 3 M 0 Any T Any N M 1 Stadium IV

n Diagnosis banding n n n Infeksi sinus paranasalis dan komplikasinya Tumor jinak rongga

n Diagnosis banding n n n Infeksi sinus paranasalis dan komplikasinya Tumor jinak rongga hidung dan sinus paranasal Terapi (tergantung jenis, lokalisasi & perluasan) 1. Operasi n n 2. Radiasi n n 3. n Rinotomi lateral Maksilektomi parsial Maksilektomi total + eksenterasi bulbi Post operasi 6000 Rad Sebagai paliatif Kemoterapi Dengan terapi yg tepat 5 ysr 30 -40%

KARSINOMA NASOFARING

KARSINOMA NASOFARING

Tumor koli Penderita KNF

Tumor koli Penderita KNF

 KNF perlu diketahui oleh Dokter Umum, O. K. : q Sering dijumpai di

KNF perlu diketahui oleh Dokter Umum, O. K. : q Sering dijumpai di Indonesia q Tumor ganas terbanyak di bidang THT q Sebagian besar awalnya datang pd dokter umum q Sebagian besar datang sdh dlm kondisi stadium lanjut (95%) Dr perlu ceramah KNF ke masyarakat (pedesaan)

Anatomi n n Nasofaring = rinofaring = epifaring Ruang yg terletak langsung di bwh

Anatomi n n Nasofaring = rinofaring = epifaring Ruang yg terletak langsung di bwh tengkorak, di belakang kavum nasi, di atas palatum anterior posterior inferior superior lateral : koane / nares posterior : setinggi kolumna vertebra C 1 -2 : dinding atas palatum mole : basis kranii (os occipital & sfenoid) : fossa Rosenmülleri kanan & kiri

Anatomi

Anatomi

Anatomi n n fosa Rossenmülleri – resesus faringealis epitel peralihan foramen laserum aliran limfe

Anatomi n n fosa Rossenmülleri – resesus faringealis epitel peralihan foramen laserum aliran limfe tdk mengindahkan garis tengah tubuh metastasis ke leher kontralateral

Tumor ganas nasofaring (TGN) adalah keganasan yang berasal dari epitel mukosa, jaringan penyangga /

Tumor ganas nasofaring (TGN) adalah keganasan yang berasal dari epitel mukosa, jaringan penyangga / lunak atau kelenjar yang terdapat pada nasofaring ♂: ♀ Umur rata-rata =2: 1 = 30 – 50 th

Etiologi n n Virus Epstein Barr (EBV) Bahan karsinogenik (nitrosamin, dll) Genetik (ras HLA)

Etiologi n n Virus Epstein Barr (EBV) Bahan karsinogenik (nitrosamin, dll) Genetik (ras HLA) Lain 2 : Iritasi menahun - asap - panas, pedas - radang kronis (nasofaringitis kr) Sosial-ekonomi

Lokalisasi fosa Rosenmülleri (>>>) n sekitar tuba Eustachius n dinding belakang nasofaring n atap

Lokalisasi fosa Rosenmülleri (>>>) n sekitar tuba Eustachius n dinding belakang nasofaring n atap nasofaring n

Klasifikasi KNF (WHO, 1097) Ada 3 tipe : q q q Karsinoma sel skuamosa

Klasifikasi KNF (WHO, 1097) Ada 3 tipe : q q q Karsinoma sel skuamosa dg pembentukan bahan tanduk = WHO tipe 1 (diferensiasi baik, sedang dan jelek) Karsinoma sel skuamosa tanpa pembentukan bahan tanduk = WHO tipe 2 Karsinoma tanpa diferensiasi (undifferentiated Ca) = WHO tipe 3 (karsinoma sel transisional & limfoepitelial)

Berdasarkan Patologi Anatomi keganasan di nasofaring dapat berupa : q q Karsinoma nasofaring Adenosarkoma

Berdasarkan Patologi Anatomi keganasan di nasofaring dapat berupa : q q Karsinoma nasofaring Adenosarkoma Karsinoma adenokistik (= silindroma) Jenis yang lain : - melanoma maligna - limfoma maligna Bentuk & cara tumbuh: endofitik (>>), ulseratif, eksofitik

Anamnesis & Gejala Klinik n Gejala dini: n Telinga n Hidung : mendenging/grebek 2

Anamnesis & Gejala Klinik n Gejala dini: n Telinga n Hidung : mendenging/grebek 2 (tinitus), pendengaran menurun, otalgi : pilek lama, ingus/dahak campur darah, buntu hidung

n Gejala lanjut: n Ekspansif: n ke depan menutup koane buntu hidung n ke

n Gejala lanjut: n Ekspansif: n ke depan menutup koane buntu hidung n ke bawah mendesak palatum “bombans” palatum mole

n Infiltratif: n ke atas melalui foramen laserum ke endokranium sindroma petrosfenoidal, gejala :

n Infiltratif: n ke atas melalui foramen laserum ke endokranium sindroma petrosfenoidal, gejala : n sakit kepala n paresis N. VI (m. rektus lateralis) → strabismus, diplopi n paresis N. V & cabang 2 nya → trigeminal neuralgi n paresis N. III, IV → ptosis & oftalmoplegi

n ke samping lewat foramen jugulare, atau spatium parafaring sindroma parotidean, gejala : n

n ke samping lewat foramen jugulare, atau spatium parafaring sindroma parotidean, gejala : n parese N. IX, X → sulit menelan, regurgitasi, bindeng - Paresis N. XI kelemahan otot bahu/leher n paresis N. XII → deviasi lidah, ggn menelan

Perlu pem. neurologis untuk menentukan adanya paresis / paralisis N. I – XII (kanan,

Perlu pem. neurologis untuk menentukan adanya paresis / paralisis N. I – XII (kanan, kiri, atau keduanya) gejala intrakranial

Pem. lokal nasofaring n R. A. R. P. n Nasofaringoskopi (+ biopsi) n

Pem. lokal nasofaring n R. A. R. P. n Nasofaringoskopi (+ biopsi) n

Pem. Leher metastasis ke kel. GB leher ? Paling sering metastasis ke kel GB

Pem. Leher metastasis ke kel. GB leher ? Paling sering metastasis ke kel GB servikalis profunda laterokranialis Lokasi : kaudal dari ujung mastoid dorsal dari angulus mandibula medial dari m. sternokleidomastoideus Tumor leher (65 -85%) keluhan tersering pdrt datang berobat ke dokter

Sign & symptoms of NPC

Sign & symptoms of NPC

Waspada TGN bila dijumpai TRIAS GEJALA Tumor leher Gejala telinga Gejala hidung Gejala intrakranial

Waspada TGN bila dijumpai TRIAS GEJALA Tumor leher Gejala telinga Gejala hidung Gejala intrakranial Gejala telinga Gejala hidung Tumor leher Gejala intrakranial Gejala hidung

Pemeriksaan radiologis n Tujuan menentukan: n Lokasi, besar / luas tumor primer n invasi

Pemeriksaan radiologis n Tujuan menentukan: n Lokasi, besar / luas tumor primer n invasi tumor ke organ sekitar n adanya destruksi tulang dasar tengkorak n metastasis ke KB leher n metastasis jauh n stadium tumor

Pem. radiologi yaitu : n n n foto tengkorak (AP, lateral, dasar tengkorak, Water’s)

Pem. radiologi yaitu : n n n foto tengkorak (AP, lateral, dasar tengkorak, Water’s) CT scan / MRI foto torak (PA) metastasis ke paru? USG abdomen metastasis ke hepar? bone scintigraphy metastasis ke tulang?

Tumor nasofaring CT Scan

Tumor nasofaring CT Scan

Diagnosis A. Diagnosis klinik 1. umur (biasanya usia tua > 40 th) 2. gejala

Diagnosis A. Diagnosis klinik 1. umur (biasanya usia tua > 40 th) 2. gejala klinis dini / lanjut 3. pemeriksaan lokal tumor di nasofaring 4. radiologis mass di nasofaring B. Diagnosis histopatologis (Dx pasti) - biopsi nasofaring sel ganas + (WHO tipe 1, 2 / 3) C. Diagnosis serologis : Ig. A anti VCA, Ig. A anti EA

Diagnosis banding angiofibroma nasofaring juvenilis n angiofibroma nasofaring n adenoid persisten n TBC nasofaring

Diagnosis banding angiofibroma nasofaring juvenilis n angiofibroma nasofaring n adenoid persisten n TBC nasofaring n

Terapi n n Radioterapi dosis : 6600 – 7000 rad Sitostatika (neoajuvan, konkuren, ajuvan

Terapi n n Radioterapi dosis : 6600 – 7000 rad Sitostatika (neoajuvan, konkuren, ajuvan kemoterapi) mis. : cisplatin, carboplatin, 5 – FU, bleomisin, paclitaxel, docetaxel Prognosis Stadium dini 5 ysr: 70 – 80 % Stadium lanjut 5 ysr : 15 -25%

Angiofibroma Nasofaring Juvenilis

Angiofibroma Nasofaring Juvenilis

Angiofibroma Nasofaring Juvenilis (ANJ) n Tumor jinak yg berasal dari dinding nasofaring n Tumor

Angiofibroma Nasofaring Juvenilis (ANJ) n Tumor jinak yg berasal dari dinding nasofaring n Tumor tumbuh ekspansif ke sekitarnya, progresif, mudah berdarah perdarahan hebat dari hidung dan mulut klinis ganas

ANJ

ANJ

ANJ cenderung tumbuh & ekspansi keluar nasofaring § Anterior ke rongga hidung, sinus maksila

ANJ cenderung tumbuh & ekspansi keluar nasofaring § Anterior ke rongga hidung, sinus maksila & etmoid, rongga orbita § Inferior tumor menekan palatum mole (“bombans’), ke meso/orofaring ( obstruksi jln napas atas)

§ Superior ke intra kranial yaitu: - ke sinus sfenoid, lalu ke fosa pituitari,

§ Superior ke intra kranial yaitu: - ke sinus sfenoid, lalu ke fosa pituitari, menekan sinus kavernosus - ke fosa kranii anterior (melalui lamina kribrosa) § Lateral ke fosa infra temporalis

n Vaskularisasi tumor terut. dr cab a. maksilaris interna & a. faringealis asenden

n Vaskularisasi tumor terut. dr cab a. maksilaris interna & a. faringealis asenden

Makroskopis n Tumor berbentuk oval/bulat, berlobus, kadang bertangkai n Konsistensi padat kenyal, diliputi mukosa

Makroskopis n Tumor berbentuk oval/bulat, berlobus, kadang bertangkai n Konsistensi padat kenyal, diliputi mukosa n Warna kemerahan, atau merah-ungu n Berbatas jelas

Histopatologi tumor t. d. stroma dgn sel 2 fibroblas & sejumlah serat 2 kolagen,

Histopatologi tumor t. d. stroma dgn sel 2 fibroblas & sejumlah serat 2 kolagen, ditemukan banyak pembuluh darah seperti kapiler berukuran besar tanpa tunika muskularis Gejala utama epistaksis profus

q Laki >>> wanita q usia 10 -17 th (pubertas, dekade 2) jarang >

q Laki >>> wanita q usia 10 -17 th (pubertas, dekade 2) jarang > 25 th - bertambahnya usia (> 20 -25 th) tumor mengecil (teoritis) 0, 05% dari tumor Kepala Leher n Angka kejadian 1: 5. 000 s. d 1: 50. 000 q

Etiologi n Belum pasti n Teori: q. Teori jaringan tempat asal tumor üPertumbuhan abnormal

Etiologi n Belum pasti n Teori: q. Teori jaringan tempat asal tumor üPertumbuhan abnormal jar. paraganglionik di sktr bag. akhir a. maksilaris interna (nutrisi utama) üPertumbuhan jar. fibrokartilago embrionik & korpus sfenoid yg tjd sblm wkt osifikasi tlg kepala

üPeriostium ventral ddg posterior nasofaring tdk bisa mjd tlg yg semestinya tjd hipertrofi jaringan

üPeriostium ventral ddg posterior nasofaring tdk bisa mjd tlg yg semestinya tjd hipertrofi jaringan akibat peningkatan hormon pertumbuhan üPertumbuhan fasia basalis yg terbentuk dr pertemuan aponeurosis faringeal & fasia bukofaringeal dekat dasar tlg kepala

q. Teori Hormonal Gangguan keseimbangan hormon androgen & estrogen n Pemberian estrogen menurunkan ukuran

q. Teori Hormonal Gangguan keseimbangan hormon androgen & estrogen n Pemberian estrogen menurunkan ukuran tumor & mengurangi kecenderungan perdarahan n Pemberian testosteron meningkatkan ukuran tumor

sistem pituitari androgenital

sistem pituitari androgenital

Lokasi atap nasofaring (plg sering), dinding lateral nasofaring n Tumor tumbuh relatif cepat memenuhi

Lokasi atap nasofaring (plg sering), dinding lateral nasofaring n Tumor tumbuh relatif cepat memenuhi nasofaring ke struktur sekitar

Anamnesis Hidung buntu (uni/bilateral) o Epistaksis berulang, profus (bisa sampai anemi) o Sakit kepala

Anamnesis Hidung buntu (uni/bilateral) o Epistaksis berulang, profus (bisa sampai anemi) o Sakit kepala (o. k. blokade sinus paranasalis vacum sinus headache) o Hidung / wajah membengkak 10 -18% o

 • Nasofaringoskopi

• Nasofaringoskopi

Pemeriksaan Klinis n n n R. A. massa kemerahan / ungu di hidung RP

Pemeriksaan Klinis n n n R. A. massa kemerahan / ungu di hidung RP massa di nasofaring Tumor ekspansi ke sekitarnya : - mesofaring massa di mesofaring, palatum mole “bombans” - rongga orbita protopsis (10 -15%) - sinus maksila membengkak - fosa pterigopalatina mass di pipi (infratemporal) - intra kranial (sefalgi)

Radiologi ØFoto plain : Waters, skull AP/Lat, basis kranii ØArteriografi ØCT Scan / MRI

Radiologi ØFoto plain : Waters, skull AP/Lat, basis kranii ØArteriografi ØCT Scan / MRI

Diagnosis Laki 2, usia pubertas n Ax : hidung buntu, epistaksis berulang & profus

Diagnosis Laki 2, usia pubertas n Ax : hidung buntu, epistaksis berulang & profus n Pem. klinis : tumor nasofaring dgn permukaan licin, warna kemerahan / ungu n Radiologis (CT Scan / MRI) massa tumor di nasofaring (ekstensi ke sekitarnya) n

Staging ANJ q Menurut Session (1981), di revisi Radkowski (1996) : n Std I

Staging ANJ q Menurut Session (1981), di revisi Radkowski (1996) : n Std I : tumor terbatas di nasofaring n Std II: tumor meluas ke rongga hidung &/ sinus sfenoid n Std III: tumor meluas ke sinus maksila, etmoid, fosa pterigomaksila, fosa infratemporal, orbita n Std IV : tumor meluas ke intrakranial

Staging ANJ q Menurut Fish (1983), direvisi oleh Andrews (1989): n Std Ia :

Staging ANJ q Menurut Fish (1983), direvisi oleh Andrews (1989): n Std Ia : tumor terbatas di nasofaring &/ kavum nasi n Std Ib : perluasan kedalam satu/lbh sinus paranasal n Std IIa: perluasan minimal kedalam fosa pterigomaksila n Std IIb: ke fosa pterigomaksila disertai penekanan ke depan dinding posterior antrum sinus maksila, ekstensi ke atas erosi tlg orbita n Std IIc: perluasan ke fosa pterigomaksila n Std III: perluasan ke intrakranial

TERAPI 1. Operasi (treatment of choice) - Std Ia : transpalatal - Std Ib,

TERAPI 1. Operasi (treatment of choice) - Std Ia : transpalatal - Std Ib, IIa : transpalatal ± RL - Std IIb: RL diperluas dg membelah bibir atas - Std IIc: RL diperluas membelah bibir atas + maksilektomi posterior & medial ± embolisasi / ligasi A. Karotis ekst. pra bedah Radiasi & / hormon untuk Std III, tumor sgt besar, tumor residif (kecil) Hormon estrogen : l Dietil-stilbestrol (5 mg/hari, selama 2 -3 bln) l Folliculin (estrogen sintetis) Tujuan : mengecilkan tumor 2.

Contoh kasus ANJ CT scan

Contoh kasus ANJ CT scan

Operasi ekstraksi ANJ dgn pendekatan transpalatal o Insisi mukosa palatum bentuk U

Operasi ekstraksi ANJ dgn pendekatan transpalatal o Insisi mukosa palatum bentuk U

o o Memisahkan mukosa & otot dari tulang flap mukosa palatum Fiksasi flap palatum

o o Memisahkan mukosa & otot dari tulang flap mukosa palatum Fiksasi flap palatum ke anterior

¢ ¢ Tulang palatum durum di potong dgn pahat tampak / teraba tumor Tumor

¢ ¢ Tulang palatum durum di potong dgn pahat tampak / teraba tumor Tumor dipegang dgn tang khusus tumor di ekstraksi

ANJ

ANJ

Prognosis Stadium dini → baik n Stadium lanjut (perluasan ke rongga tengkorak) jelek n

Prognosis Stadium dini → baik n Stadium lanjut (perluasan ke rongga tengkorak) jelek n

Karsinoma Tonsil

Karsinoma Tonsil

Insidens n Barat: laki-laki: perempuan = 4: 1 n Indonesia: laki-laki: perempuan hampir sama

Insidens n Barat: laki-laki: perempuan = 4: 1 n Indonesia: laki-laki: perempuan hampir sama kebiasaan makan sirih bagi perempuan n Usia tersering: 50 – 70 th

Etiologi ? ? ? n Faktor predisposisi: n n Perokok, peminum alkohol, pemakan sirih

Etiologi ? ? ? n Faktor predisposisi: n n Perokok, peminum alkohol, pemakan sirih n Iritasi lokal, suka minum panas, infeksi n Higiene mulut yg kurang baik n Defisiensi nutrisi atau besi

Histopatologi n Asal: struktur epitelial dan struktur limfoid n Karsinoma sel skuamosa diferensiasi baik

Histopatologi n Asal: struktur epitelial dan struktur limfoid n Karsinoma sel skuamosa diferensiasi baik Karsinoma anaplastik yg berdiferensiasi jelek n

Diagnosis n n Stadium awal: tidak khas Keluhan tergantung pd: n Besarnya tumor n

Diagnosis n n Stadium awal: tidak khas Keluhan tergantung pd: n Besarnya tumor n Ada tidaknya ulserasi

Anamnesis n Awal: n Gangguan menelan rasa tak enak/sakit/perasaan menusuk waktu menelan makanan n

Anamnesis n Awal: n Gangguan menelan rasa tak enak/sakit/perasaan menusuk waktu menelan makanan n Kadang ada darah pada saliva n Nyeri yang menjalar pd telinga n Lanjut: n Trismus n Hipersalivasi n Foetor ex ore

Pemeriksaan n Tipe eksofitik menyebar secara superfisial Tipe ulseratif infiltrasi dalam Pemx faring-tonsil rutin:

Pemeriksaan n Tipe eksofitik menyebar secara superfisial Tipe ulseratif infiltrasi dalam Pemx faring-tonsil rutin: n n n Pemx dg kaca laring: n n Perluasan ke pangkal lidah, arkus anterior-posterior Palpasi dg jari telunjuk n n Tumor tampak Biasanya pada 1 tonsil saja Ada tidaknya fiksasi palatum atau lidah Pemx rinoskopi posterior n Ekstensi ke nasofaring, permukaan atas palatum mole

n Tumor tumbuh secara eksofitik n n n Stadium lanjut: n n Metastasis ke

n Tumor tumbuh secara eksofitik n n n Stadium lanjut: n n Metastasis ke kelenjar limfe leher Metastasis jauh: n n Akan memenuhi seluruh orofaring Timbul sesak nafas trakeotomi Paru, mediastinum, tulang dan hepar Diagnosis pasti: biopsi

Penatalaksanaan terapi n n Dasar: atas stadium tumor Stadium I dan II: operasi ekstirpasi

Penatalaksanaan terapi n n Dasar: atas stadium tumor Stadium I dan II: operasi ekstirpasi tumor + radiasi Stadium III dan IV yang operable: operasi + kemoterapi + radiasi Operasi: n n Reseksi tumor Kombinasi dg diseksi leher radikal

Karsinoma Tonsil n Anamnesis: n n Pemeriksaan: n n Sakit menelan, ludah ada darah

Karsinoma Tonsil n Anamnesis: n n Pemeriksaan: n n Sakit menelan, ludah ada darah Usia > 50 th Perokok, peminum alkohol, pemakan sirih Tumor pada tonsil unilateral Palpasi leher, pangkal lidah Biopsi Terapi: n n n Operasi Radioterapi Kemoterapi

Karsinoma Laring

Karsinoma Laring

n n Tumor ganas ke-3, setelah tumor ganas nasofaring dan hidung/sinus paranasalis Sering terjadi

n n Tumor ganas ke-3, setelah tumor ganas nasofaring dan hidung/sinus paranasalis Sering terjadi pd penderita berusia > 40 th Laki-laki > wanita 76% dari korda vokalis n n n Gejala dini: suara parau Tapi sering datang pd stadium lanjut Dengan penanganan tepat dan cepat, keganasan pada traktus aero-digestivus yg paling: n n kurabel prognosis paling baik

Etiologi Pasti: ? ? ? n Kelompok resiko tinggi: n n Perokok dan peminum

Etiologi Pasti: ? ? ? n Kelompok resiko tinggi: n n Perokok dan peminum alkohol Supra Glotis Sub Glotis

Diagnosis n Anamnesis: 1. Suara parau ok/ n n n Tidak dapat merapatnya korda

Diagnosis n Anamnesis: 1. Suara parau ok/ n n n Tidak dapat merapatnya korda vokalis Gangguan getaran pd waktu fonasi Suara kasar afoni tergantung dari beratnya gangguan Tumor korda vokalis suara parau menetap gejala dini Tumor supra/subglotik suara parau gejala lanjut atau tidak parau sama sekali

2. Sesak nafas & stridor inspirasi gejala std lanjut ok/ n n n Tumor

2. Sesak nafas & stridor inspirasi gejala std lanjut ok/ n n n Tumor > Akumulasi debris & sekret Fiksasi korda vokalis sesak & stridor waktu bekerja waktu istirahat kompensasi sesak setelah lumen tertutup > 80%

3. Nyeri pd tenggorok dan disfagia tumor supra glotis 4. Batuk + darah ok/

3. Nyeri pd tenggorok dan disfagia tumor supra glotis 4. Batuk + darah ok/ ulserasi pd tumor 5. Gejala umum: berat badan

Pemeriksaan 1. Pemeriksaan fisik n n Leher: t. a. a, terutama pd fase dini

Pemeriksaan 1. Pemeriksaan fisik n n Leher: t. a. a, terutama pd fase dini metastase ke kel. limfe leher tumor koli Tergantung letak tumor: n n Di glotis kel. limfe sedikit metastasis servikal lambat / jarang Di supraglotis & subglotis kel. limfe +++ metastasis > dini

Tumor Coli

Tumor Coli

2. Pemeriksaan laring a. Pemeriksaan laring secara tidak langsung n n b. Kaca laring

2. Pemeriksaan laring a. Pemeriksaan laring secara tidak langsung n n b. Kaca laring dan lampu kepala Gambar laring tampak pd kaca laring Pemeriksaan laring secara langsung n Laringoskopi direkta: n n n Kaku (rigid) Fleksibel (fiber optic) Mikrolaringoskopi (dg mikroskop) n n Lokasi / besar / ekstensi tumor Gerakan korda vokalis / biopsi

Tumor Laring Normal (dg FOL) Ca Laring (dg FOL)

Tumor Laring Normal (dg FOL) Ca Laring (dg FOL)

3. Pemeriksaan radiologis a. Foto jaringan lunak leher dari AP / lateral n b.

3. Pemeriksaan radiologis a. Foto jaringan lunak leher dari AP / lateral n b. Paling sederhana lihat lumen trakea deteksi tumor trakea / laring Laringografi n n Dengan kontras melapisi dinding laring dan hipofaring, informasi ttg permukaan laring dan perluasan tumor Kerugian: n n c. Alergi kontras Keamanan penderita dg problem ggn jalan nafas Tomografi t. u proyeksi frontal Korda vokalis, plika ventrikularis dan ventrikel n Waktu fonasi, resp. tenang & manuver Valsalva n Lesi di bawah korda vokalis

d. CT scan dan Magnetic Resonance Imaging (MRI) n n n Lebih efektif dan

d. CT scan dan Magnetic Resonance Imaging (MRI) n n n Lebih efektif dan akurat Hub. anatomi tumor laring dg jaringan sekitar Perluasan tumor Diagnosis pasti: n n Biopsi PA: karsinoma sel skuamosa (sering) Diagnosis banding: n n Tuberkulosis laring Tumor jinak laring (fibroma, papiloma)

Penatalaksanaan 1. 2. Trakeotomi, bila sesak Pembedahan: n n Laringektomi parsial (LP) Laringektomi total

Penatalaksanaan 1. 2. Trakeotomi, bila sesak Pembedahan: n n Laringektomi parsial (LP) Laringektomi total (LT) dg: n n 3. 4. Diseksi leher fungsional (DLF) Diseksi leher radikal (DLR) Radioterapi Kemoterapi

n Penatalaksanaan tergantung stadium tumor dan Keadaan Umum penderita n n Std I :

n Penatalaksanaan tergantung stadium tumor dan Keadaan Umum penderita n n Std I : radiasi, bila gagal LT/LP Std II : LT Std III : N 1 LT kelj >> kombinasi dg DLF/DLR + radioterapi Std IV : tanpa N/M LT + DSF + radioterapi dg N/M radioterapi + kemoterapi

Stoma

Stoma

n Rehabilitasi suara: n Untuk memperbaiki kualitas hidup penderita: n Dg alat bantu: vibrator

n Rehabilitasi suara: n Untuk memperbaiki kualitas hidup penderita: n Dg alat bantu: vibrator di submandibula n Melatih suara dari esofagus (esophageal speech)

Diagnosis Karsinoma Laring n Anamnesis: n n n Suara parau > 2 minggu Usia

Diagnosis Karsinoma Laring n Anamnesis: n n n Suara parau > 2 minggu Usia > 40 th Disfagia Perokok Peminum alkohol Pemeriksaan: n n n Suara parau Sesak nafas (std lanjut) Lihat laring dg: n n n Laringoskopi indirek Laringoskopi direk / fiber optic / mikrolaring Biopsi & membuat peta tumor

n Terapi: n n Trakeotomi, bila sesak nafas Operasi: n n n Laringektomi parsial

n Terapi: n n Trakeotomi, bila sesak nafas Operasi: n n n Laringektomi parsial Laringektomi total Diseksi leher fungsional / radikal Radioterapi kemoterapi

Daerah Gejala Diagnosis Lnn. Prognosis Supraglotis Sesak Lambat ++ Jelek Glotis Parau Dini -

Daerah Gejala Diagnosis Lnn. Prognosis Supraglotis Sesak Lambat ++ Jelek Glotis Parau Dini - Baik Subglotis Sesak Lambat ++ Jelek

Karsinoma Esofagus

Karsinoma Esofagus

n n Paling panjang pd 1/3 bagian tengah esofagus Dapat juga pada 1/3 bagian

n n Paling panjang pd 1/3 bagian tengah esofagus Dapat juga pada 1/3 bagian distal Sering terjadi pd usia dekade ketujuh Jarang pada usia < 40 th

Histologis n n n Karsinoma sel skuamosa (paling sering) Adenokarsinoma (1/3 esofagus distal) penjalaran

Histologis n n n Karsinoma sel skuamosa (paling sering) Adenokarsinoma (1/3 esofagus distal) penjalaran tumor primer lambung Leiomyosarkoma dan rhabdomyosarkoma (jarang)

Etiologi n n Pasti: ? ? ? Faktor yg berhubungan erat: n n Makanan

Etiologi n n Pasti: ? ? ? Faktor yg berhubungan erat: n n Makanan / minuman panas, pedas atau bersifat karsinogenik (zat nitrosamin) Merokok Peminum alkohol Faktor predisposisi: n Akhalasia, hernia hiatus, striktur ok/ bahan kaustik

Diagnosis n Anamnesis n n n Gejala dini: disfagia pada daerah servikal sering terlewatkan

Diagnosis n Anamnesis n n n Gejala dini: disfagia pada daerah servikal sering terlewatkan dinding esofagus elastis Baru terpikirkan bila timbul obstruksi total berat badan menurun Batuk-batuk, ok: n n Regurgitasi aspirasi Invasi tumor pd trakea atau bronkus

Pemeriksaan 1. Laringoskopia direkta n n 2. Esofagoskopia n n 3. Penumpukan sekret pd

Pemeriksaan 1. Laringoskopia direkta n n 2. Esofagoskopia n n 3. Penumpukan sekret pd daerah hipofaring obstruksi esofagus Paralisa pita suara penetrasi transmural pd n. rekurens Mukosa tidak rata Tumor dg permukaan tdk rata & mudah berdarah, lihat lokasi dan perluasan tumor Bronkoskopia n Bila curiga perluasan tumor pd trakea / bronkus

4. Radiologis n Esofagogram n n n CT scan dan MRI n n Foto

4. Radiologis n Esofagogram n n n CT scan dan MRI n n Foto esofagus dg kontras Barium overflow ke trakea kontras yg dpt diserap Tampak filling defect ulkus, penyempitan lumen atau gangguan peristaltik Diagnosis lebih tepat Diagnosis pasti: biopsi tumor

Penatalaksanaan 1. Pembedahan n 2. Radiasi n n 3. 4. Tidak memuaskan ok/ biasanya

Penatalaksanaan 1. Pembedahan n 2. Radiasi n n 3. 4. Tidak memuaskan ok/ biasanya pd std lanjut Std dini: operasi enbloc esophagotomy Std lanjut: paliatif dg op end to end esophago gastrostomy Diberikan pra bedah atau pasca bedah Sebagai terapi atau paliatif Kemoterapi Perbaiki intake makanan: n n n Sonde lambung Pemasangan pipa Celestin dlm esofagus gastrostomy

Metastasis n n Ke kelenjar limfe regional dan supraklavi-kular Metastasis jauh: hati, paru dan

Metastasis n n Ke kelenjar limfe regional dan supraklavi-kular Metastasis jauh: hati, paru dan tulang

Karsinoma Esofagus n Anamnesis: n n n Pemeriksaan: n n n Disfagia pada usia

Karsinoma Esofagus n Anamnesis: n n n Pemeriksaan: n n n Disfagia pada usia > 40 th Muntah BB turun Batuk ok/ aspirasi KU: lemah, dehidrasi LD: tumpukan sekret di hipofaring Esofagoskopia: tumor/mukosa tak rata Esofagogram: filling defect/lumen sempit Terapi: n n Operasi Radiasi Kemoterapi Pasang sonde lambung, pipa Celestin, gastrostomi