TORCH Dr Tonny Ertiatno Sp OG K Merupakan

  • Slides: 67
Download presentation
TORCH Dr Tonny Ertiatno, Sp. OG (K)

TORCH Dr Tonny Ertiatno, Sp. OG (K)

 Merupakan penyakit menular hampir pada semua hewan termasuk pada manusia (Zoonosis) Berbahaya pada

Merupakan penyakit menular hampir pada semua hewan termasuk pada manusia (Zoonosis) Berbahaya pada manusia karena dapat menimbulkan keguguran, kematian bayi saat lahir, gangguan otak, cacat fisik, dll

 • Penebab tersering dikelompokan dengan penyakit virus lainnya yaitu TORCH ( Toxoplasma, Rubella,

• Penebab tersering dikelompokan dengan penyakit virus lainnya yaitu TORCH ( Toxoplasma, Rubella, Cytomegalovirus, Herpes)

 • 1. 2. 3. Toksoplama Gondii memiliki daur hidup yang kompleks dengan 3

• 1. 2. 3. Toksoplama Gondii memiliki daur hidup yang kompleks dengan 3 bentuk: Takizoit yang menginvasi dan bereplikasi didalamsel selama infeksi Bradizoit yang membentuk kista dijaringan selama infeksi laten Sporozoit yang ditemukan dalam ookista yang tahan terhadap pengaruh lingkungan

 Protozoa yang ditemukan dimana-mana ini ditularkan melalui konsumsi daging mentah atau setengah matang

Protozoa yang ditemukan dimana-mana ini ditularkan melalui konsumsi daging mentah atau setengah matang yang telah terinfeksi oleh kista jaringan atau melalui kontak dengan ookista tinja kucing yang terinfeksi dalam air , tanah, atau sampah yang tercemar

 85 % wanita hamil kemungkinan rentan terhadap infeksi Insiden dan keparahan infeksi kongenital

85 % wanita hamil kemungkinan rentan terhadap infeksi Insiden dan keparahan infeksi kongenital tergantung pada usia janin saat terinfeksi Keparahan infeksi janin jauh lebih besar pada awal kehamilan dan para janin ini jauh lebih mungkin memperlihatkan tanda klinis infeksi

Gambaran Klinis Sebagian besar infeksi akut pada ibu dan neonatus bersifat subklinis dan hanya

Gambaran Klinis Sebagian besar infeksi akut pada ibu dan neonatus bersifat subklinis dan hanya dapat dideteksi mll pemeriksaan penapisan serologis pranatal dan atau neonatus

Gambaran klinis • • Gejala klinis: Lesu, demam, nyeri otot, dan kadang ruam makulopopular

Gambaran klinis • • Gejala klinis: Lesu, demam, nyeri otot, dan kadang ruam makulopopular dan limfadenopati serviks posterior Pada orang dewasa imunokompeten, infeksi awal memicu kekebalan dan infeksi sebelum hamil hampir mengeliminasi resiko penularan vertikal

 Infeksi pada wanita dengan gangguan imunitas mgk parah disertai reaktivasi yang menyebabkan ensefalitis

Infeksi pada wanita dengan gangguan imunitas mgk parah disertai reaktivasi yang menyebabkan ensefalitis atau lesi massa

 Infeksi pada ibu berkaitan dengan peningkatan empat kali lipat angka persalinan kurang bulan

Infeksi pada ibu berkaitan dengan peningkatan empat kali lipat angka persalinan kurang bulan sebelum 37 mgg Neonatus yang memperlihatkan gejala klinis biasanya mengalami penyakit generalisata dengan berat badan lahir rendah , hepatosplenomegali , ikterus dan anemia

 Sebagian mengalami kelaian neurologis primer disertai kalsifikasi intrakranium , serta hidrocephalus dan mikrocephalus

Sebagian mengalami kelaian neurologis primer disertai kalsifikasi intrakranium , serta hidrocephalus dan mikrocephalus Trias klasik : korioretinitis, kalsifikasi intrakranium, hidrocephalus sering disertai oleh kejang – kejang

Manifestasi Imunology Mekanisme pertahanan terhadap Toxoplasma seperti umumnya protozoa , parasit melalui sistem imune

Manifestasi Imunology Mekanisme pertahanan terhadap Toxoplasma seperti umumnya protozoa , parasit melalui sistem imune seluler (parasit intra seluler) Disini yang berperan sel T terutama Tc Sel T Sitokin Makrofag Pada parasit (ekstraseluler) memerlukan respon antibodi khusus mengeliminasinya

 Toxoplasmosis Gondii susah untuk dikultur Diagnosis dilakukan dengan pemeriksaan serologi Pada pemeriksaan darah

Toxoplasmosis Gondii susah untuk dikultur Diagnosis dilakukan dengan pemeriksaan serologi Pada pemeriksaan darah tepi dijumpai peninggian variant lymphosit

Diagnosis Parasit jarang terdeteksi di jaringan atau cairan tubuh. Ig G anti toksoplasmosis terbentuk

Diagnosis Parasit jarang terdeteksi di jaringan atau cairan tubuh. Ig G anti toksoplasmosis terbentuk dalam 1 tahun sampai 2 mgg setelah infeksi Ig M anti toksoplasmosis (+) pada dewasa dan bayi menandakan infeksi aktif

Cara Pemeriksaan Toxoplasmosis cara lain nya Biopsi jaringan & pewarnaan HE, Eosin, Giemsa Tujuan

Cara Pemeriksaan Toxoplasmosis cara lain nya Biopsi jaringan & pewarnaan HE, Eosin, Giemsa Tujuan untuk melihat : takizoit dan Bradizoit 2. Kultur: Monocyte cell culture 3. Dye Test: paling bagus karena sensitif dan spesifitas nya tinggi 4. EIA ( Enzyme-linked Immunoassay) Deteksi Ig. M antibodi 1.

5. IHA : Indirect hemaglutinasi 4 -10 mgg 6. IFA : 7. Elisa: Enzyme-Linked

5. IHA : Indirect hemaglutinasi 4 -10 mgg 6. IFA : 7. Elisa: Enzyme-Linked Immunosorbent Assay MEIA 8. Dapat dideteksi dari cairan (CSF)

 Fase akut : sehari setelah infeksi Ig. M titer maksimal pada minggu-minggu pertama

Fase akut : sehari setelah infeksi Ig. M titer maksimal pada minggu-minggu pertama menghilang setelah 4 bulan Bisa bertahan s/d bulan dan tahun. Ig. G, muncul setelah 1 – 2 minggu infeksi titer maksimal dalam 2 bulan, kemudian menurun dan menetap seumur hidup dengan titer rendah

Pemeriksaan pada Kehamilan Serologi tes spesifik untuk toxoplasmosis gondii Ig. M antibodi petunjuk yang

Pemeriksaan pada Kehamilan Serologi tes spesifik untuk toxoplasmosis gondii Ig. M antibodi petunjuk yang sangat baik dalam mendiagnosa cong. dan acute acquired toxoplasmosis. Ig. M antibodi tidak bisa menembus plasenta

 Ig. G dapat menembus plasenta Ig. G pada bayi akan berkurang dan habis

Ig. G dapat menembus plasenta Ig. G pada bayi akan berkurang dan habis yang didapat dari ibunya Selanjutnya akan dibentuk sendiri pada usia 2 -3 bulan

 Ig. M tidak ditemukan pada bayi. Diagnosa Toxoplasmosis pada bayi dipastikan dengan deteksi

Ig. M tidak ditemukan pada bayi. Diagnosa Toxoplasmosis pada bayi dipastikan dengan deteksi peningkatan Ig. G pada bayi berumur 2 -3 bulan dan 6 bulan, dimana pada waktu itu Ig. G dari Ibu sudah habis

 Serokonversi Ig. G dari negatif menjadi positif memastikan Infeksi akut perimer. Kenaikan titer

Serokonversi Ig. G dari negatif menjadi positif memastikan Infeksi akut perimer. Kenaikan titer Ig. G yang bermakna adalah 4 x pada pemeriksaan serial, menunjukkan infeksi akut (parah).

 Ig. A tidak pernah didapat pada fase kronis sedangkan Ig. M masih bisa

Ig. A tidak pernah didapat pada fase kronis sedangkan Ig. M masih bisa dideteksi pada fase ini. Jika Ig. M dan Ig. A positif toxoplasmosis fase akut Pada infeksi kongenital pemeriksaan antibodi Ig. A dapat membantu.

 Anti P 30 dapat dipakai sebagai kriteria tambahan untuk memastikan Toxoplasmosis fase akut

Anti P 30 dapat dipakai sebagai kriteria tambahan untuk memastikan Toxoplasmosis fase akut

Profil pada Bayi Jika infeksi pada TR III dijumpai Ig. A dan Ig. M

Profil pada Bayi Jika infeksi pada TR III dijumpai Ig. A dan Ig. M pada bayi Jika pada TR I Pada bayi tidak dijumpai Ig. M, tetapi titer hanya Ig. A meninggi.

Terapi Pirimetamin dosis awal 1 mg/kgbb 2 x/ hari maitanance 1 mg/kgbb sehari selama

Terapi Pirimetamin dosis awal 1 mg/kgbb 2 x/ hari maitanance 1 mg/kgbb sehari selama 3 -4 hari Ø Sulfadiazin dosis 50 -75 mg/kg bb tiap 6 jam Ø Kombinasi keduannya Ø Spiramicin dosis 100 mg/kgbb Ø Kortikosteroid dosis 1 -2 mg/kg bb Ø

Rubella Termasuk RNA virus, penularan melalui sekresi saluran nafas. Sebelum ada imunisasi Rubella terdapat

Rubella Termasuk RNA virus, penularan melalui sekresi saluran nafas. Sebelum ada imunisasi Rubella terdapat umumnya pada anak-Anak dan dewasa.

 Pada tahun 1964 lebih dari 20. 000 kasus Congenital Rubella Syndroma di U.

Pada tahun 1964 lebih dari 20. 000 kasus Congenital Rubella Syndroma di U. S. A. disebut expanded rubella syndrome

 Expanded rubella syndrome gejala: hepatoslpenomegaly, thrombocytopenic purpura, intrauterine growth retardation, interstitial pneumonia, myocarditis

Expanded rubella syndrome gejala: hepatoslpenomegaly, thrombocytopenic purpura, intrauterine growth retardation, interstitial pneumonia, myocarditis dan metaphyseal bone lesions.

 Tahun 1975 Progressive panencephalitis congenital rubella. Epidemi Rubella 1939 – 1941 di Australia

Tahun 1975 Progressive panencephalitis congenital rubella. Epidemi Rubella 1939 – 1941 di Australia cacat bawaan terutama : kebutaan katarak kongenital

 Pencegahan : Imunisasi pasif dan aktif Pemeriksaan serologis untuk mengetahui derajat Imunitasnya

Pencegahan : Imunisasi pasif dan aktif Pemeriksaan serologis untuk mengetahui derajat Imunitasnya

Pemeriksaan Ig. G anti Rubella digunakan untuk : - Menentukan status Imun “Rubella” -

Pemeriksaan Ig. G anti Rubella digunakan untuk : - Menentukan status Imun “Rubella” - Diagnosis “Rubella” - Menetapkan sero konversi setelah vaksinasi “Rubella”

Respon Imunology Virus Rubella sama juga dengan CMV, HSV 1 dan HSV 2 Patogenese

Respon Imunology Virus Rubella sama juga dengan CMV, HSV 1 dan HSV 2 Patogenese infeksinya secara umum transmisi melalui kontak langsung, kecuali CMV dapat ditularkan lewat transfusi dan transplantasi.

 Respon imun melibatkan respons imun nonspesifik dan respon imun spesifik. Virus mempunyai sifat-

Respon imun melibatkan respons imun nonspesifik dan respon imun spesifik. Virus mempunyai sifat- sifat khusus: 1. Dapat menginfeksi jaringan tanpa menimbulkan respons inflamasi. 2. Dapat berkembang biak dalam sel pejamu tanpa merusaknya

3. Ada kalanya mengganggu fungsi khusus sel yang terinfeksi tanpa merusaknya secara nyata. 4.

3. Ada kalanya mengganggu fungsi khusus sel yang terinfeksi tanpa merusaknya secara nyata. 4. Kadang-kadang virus merusak sel atau mengganggu perkembangan sel kemudian menghilang dari tubuh.

 Gejala klinis Rubella bervariasi setiap orang dan bisa tidak dikenal. Infeksi nya mirip

Gejala klinis Rubella bervariasi setiap orang dan bisa tidak dikenal. Infeksi nya mirip dengan infection mononucleosis, drug induced rashes

Lymphadenopathy Pada wanita hamil primary infection ® Severe damage pada fetus Masa inkubasi 2

Lymphadenopathy Pada wanita hamil primary infection ® Severe damage pada fetus Masa inkubasi 2 – 3 minggu rata-rata ± 18 hari. Kelainan congenital tergantung pada saat mana terjadi infeksi pada waktu hamil.

 Infeksi pada bulan pertama kehamilan dapat menyebabkan fetal malformation ± 50% – 80%

Infeksi pada bulan pertama kehamilan dapat menyebabkan fetal malformation ± 50% – 80% 25% pada bulan kedua dan 17% Pada bulan ketiga.

 Congenital Rubella Syndrome dapat terjadi pada infeksi di TR I kehamilan. Kelainan-kelainan lain

Congenital Rubella Syndrome dapat terjadi pada infeksi di TR I kehamilan. Kelainan-kelainan lain adalah: CHD (PDA, VSD dan PT), cataracts, chorioretinitis, microcephaly, mental retardation dan deafness.

Manifestasi imunologi Pada acute Primary Rubella Infection: Ig M Ødapat dideteksi hampir pada 100%

Manifestasi imunologi Pada acute Primary Rubella Infection: Ig M Ødapat dideteksi hampir pada 100% kasus yaitu pada hari 4 -15 setelah munculnya rash. ØMenurun setelah 36 -70 hari ØAsymptomatic reinfection pada wanita hamil berbahaya untuk fetus

Ø Pemeriksaan Ig. M ini tidak hanya untuk wanita hamil tapi perlu juga untuk

Ø Pemeriksaan Ig. M ini tidak hanya untuk wanita hamil tapi perlu juga untuk wanita yang belum hamil.

Ig G: Ømeningkat cepat pada hari ke 7 s/d 21 kemudian menurun, dan tetap

Ig G: Ømeningkat cepat pada hari ke 7 s/d 21 kemudian menurun, dan tetap tinggal sebagai protection Øantibody < 10 IU/ml tidak cukup untuk proteksi. Vaccine Rubella Immunity terhadap Rubella Infection. ØVacinne sangat effective, sehingga dapat mengurangi incidence CRS di USA

Congenital Rubella Ig. G antibodi dapat melewati plasenta. Sehingga susah membedakan antara Ig. G

Congenital Rubella Ig. G antibodi dapat melewati plasenta. Sehingga susah membedakan antara Ig. G dari fetal atau dari ibu pada darah neonatus. Ig. M tidak dapat melewati plasenta. Oleh karenanya untuk konfirmasi perlu pemeriksaan Ig. M antibodi pada 6 bulan pertama dari kehidupanbayi dan ini sangat penting untuk menentukan CRS

Bayi dengan Congenital Rubella syndrome Premature birth Low birth weight Anaemia Hepatitis Blindness Deafness

Bayi dengan Congenital Rubella syndrome Premature birth Low birth weight Anaemia Hepatitis Blindness Deafness Cataract Severe heart defects like Patent ductus arteriosus Skin problems Glaucoma Schizophrenia

Bayi dengan Congenital Rubella Syndrome Thrombocytopenic purpura Developmental delay Diabetes Learning disabilities Glaucoma Schizophrenia

Bayi dengan Congenital Rubella Syndrome Thrombocytopenic purpura Developmental delay Diabetes Learning disabilities Glaucoma Schizophrenia

Laboratory Diagnosa 1. Diagnosis Congenital Rubella 2. Menentukan status imun pada wanita umur reproduktif

Laboratory Diagnosa 1. Diagnosis Congenital Rubella 2. Menentukan status imun pada wanita umur reproduktif

Metode Pemeriksaan Hemaglutination inhibition Ø Passive Hemaglutination (PHA) Ø Indirect fluorescent immunoassay (IFA) Ø

Metode Pemeriksaan Hemaglutination inhibition Ø Passive Hemaglutination (PHA) Ø Indirect fluorescent immunoassay (IFA) Ø Enzyme immunoassay (EIA-Ig. M, Ig. G) Ø Radioimmunoassay Ø

Terapi Tidak ada terapi yang spesifik terapi yang diberikan hanya bersifat simptomatik Pd ibu

Terapi Tidak ada terapi yang spesifik terapi yang diberikan hanya bersifat simptomatik Pd ibu hamil diberikan terapi imunne globulin untuk infeksi nya Anak yang mengalami congenital rubella syndrome di terapi berdasarkan komplikasi yang terjadi

Cytomegalo Virus=CMV Termasuk DNA virus bisa dijumpai pada blood, urine, dan Breast milk juga

Cytomegalo Virus=CMV Termasuk DNA virus bisa dijumpai pada blood, urine, dan Breast milk juga bisa ditulari melalui transfusi darah. Gejala pada wanita hamil : Asymptomatik atau mild.

Infeksi pada wanita hamil Mental retardation (Transplacental) Chorio Retinitis Hearing Loss Neurologic Problema Immuno

Infeksi pada wanita hamil Mental retardation (Transplacental) Chorio Retinitis Hearing Loss Neurologic Problema Immuno Compromised

Penularan CMV pada bayi bisa terjadi melalui proses kelahiran, kontak langsung pada serviks atau

Penularan CMV pada bayi bisa terjadi melalui proses kelahiran, kontak langsung pada serviks atau melalui air susu ibu. Ø Melalui transfusi pada ibu atau anak Ø Melalui kontak langsung/individual Ø

Infeksi bawaan pada bayi Terjadi oleh karena infeksi primer atau reaktivasi selama kehamilan

Infeksi bawaan pada bayi Terjadi oleh karena infeksi primer atau reaktivasi selama kehamilan

 Definitive diagnosis dapat dilakukan dengan isolasi virus CMV dari urine dan blood dengan

Definitive diagnosis dapat dilakukan dengan isolasi virus CMV dari urine dan blood dengan terdeteksi Ig. M atau peningkatan titer Ig. G. Deteksi Ig. G antibodi bukan proteksi terhadap CMV infeksi kronik

Diagnosis Karakteristik: Lekositosis Lymphocytosis Abnormal liver function test

Diagnosis Karakteristik: Lekositosis Lymphocytosis Abnormal liver function test

Herpes Simpleks Ada 2 tipe antigenik: HSV-1 dan HSV-2 HSV-1 infeksi orofaringeal, mata, kulit

Herpes Simpleks Ada 2 tipe antigenik: HSV-1 dan HSV-2 HSV-1 infeksi orofaringeal, mata, kulit HSV-2 infeksi genital dan neonatal Tetapi tidak selamanya mutlak Replikasi dari virus dalam inti sel dan dapat melisiskan sel yang terinfeksi

 Transmisi daripada HSV-1 non venereal, tetapi dapat melalui hand to mouth, and kissing

Transmisi daripada HSV-1 non venereal, tetapi dapat melalui hand to mouth, and kissing (close contact). HSV-2 umumnya venereally transmited dan selalu dijumpai pada bayi waktu proses kelahiran(perinatal transmission).

 HSV tidak bisa menembus plasenta HSV asymptomatik pada wanita hamil Bayi lahir –

HSV tidak bisa menembus plasenta HSV asymptomatik pada wanita hamil Bayi lahir – (HSV Neonatal)

HSV 1 Vesicles-vesicles di sekitar mulut, acute Gejala ginggivostomatitis. Primary HSV-1 infection dapat menyebabkan

HSV 1 Vesicles-vesicles di sekitar mulut, acute Gejala ginggivostomatitis. Primary HSV-1 infection dapat menyebabkan follicular congjungtivitis dengan chemosis, edema dan corneal ulcer. Herpes labialis dan dendritic corneal ulcers paling sering merupakan manifestasi recurrent, HSV-1 infection Pada keadaan parah dapat menyebabkan HSV encephalitis.

 HSV 2 Infection adalah infeksi pada genital dan dapat menyebabkan infeksi pada bayi

HSV 2 Infection adalah infeksi pada genital dan dapat menyebabkan infeksi pada bayi pada waktu proses kelahiran. Sebagian besar bayi mendapat infeksi HSV-2 pada ibu hamil asymptomatic. Ulcerative lesion, pain fever, dysuria, Lymphadenopathy selalu dijumpai.

Pemeriksaan Serologis/Laboratory Diagnosis Virus dapat diisolasi dari vesicular fluid, ulcer scraping, throat swabs, salifa,

Pemeriksaan Serologis/Laboratory Diagnosis Virus dapat diisolasi dari vesicular fluid, ulcer scraping, throat swabs, salifa, CSF dan pada jaringan yang terinfeksi, bufficoat, urine, rectal cultures Virus mempunyai sifat cytopathogenic effects (CPE) dan berkembang biak sangat cepat dalam 24 jam, tetapi pemeriksaan cara ini memerlukan waktu yang lama.

 Ig. M HSV-1 & Ig. M HSV-2 antibodi muncul pada infeksi primer atau

Ig. M HSV-1 & Ig. M HSV-2 antibodi muncul pada infeksi primer atau reaktivasi. Ig. M pada infeksi primer bertahan s/d 9 bulan pada beberapa pasien

 Pemeriksaan : Ig. G anti HSV deteksi status imun Pengambilan sampel untuk Ig.

Pemeriksaan : Ig. G anti HSV deteksi status imun Pengambilan sampel untuk Ig. G setelah 2 -7 minggu Anti HSV Ig. G positif pada neonatus, yang didapat dari ibu hanya bertahan 6 bulan. Jika negatif infeksi bawaan dapat diabaikan.

Cara pemeriksaan 1. Citology dan Histology 2. Immunoflourescence 3. Enzim Immuno Assay dan Immunoblotting

Cara pemeriksaan 1. Citology dan Histology 2. Immunoflourescence 3. Enzim Immuno Assay dan Immunoblotting Pemeriksaan serologi : pemeriksaan yang paling baik dilakukan untuk menentukan adanya infeksi HSV, juga untuk diagnosa primary infection jika titer antibodi terjadi peningkatan 4 kali atau lebih.

Kesimpulan Gejala klinis infeksi TORCH sukar dibedakan - Gejala klinis tidak spesifik - Pemeriksaan

Kesimpulan Gejala klinis infeksi TORCH sukar dibedakan - Gejala klinis tidak spesifik - Pemeriksaan laboratorium sangat membantu - Perlu kesadaran tinggi terhadap bahaya TORCH pada Neonatal ibu yang terkena TORCH pada waktu hamil. Akibat yang akan diderita oleh bayi : bisa berupa cacat fisik ataupun mental

Thank You

Thank You