TINJAUAN TERHADAP KONSEP PAUL TILLICH TENTANG ALLAH BERDASARKAN
TINJAUAN TERHADAP KONSEP PAUL TILLICH TENTANG ALLAH BERDASARKAN TEOLOGI REFORMED DAN SIGNIFIKANSINYA BAGI PEMBINAAN IMAN JEMAAT DI GKA KASIH KARUNIA CENGKONG Oleh : Agus Tinus
A. Latar Belakang Masalah Paul Tillich percayabahwa. Allah sebagai the ground of being yang tidak pernah menjadi manusia haruslah dipahami dan harus dikenal sebagai the ultimate concern yang tak terhindarkan oleh manusia. Dalam ‘adanya’ Allah segala sesuatu yang adalah realita selalu terhisab kepada-Nya, walau demikian hanya mereka ‘yang berimanlah’yang mampu menemukan diri dalam tangkapan dari the ultimate concern. Ia menjadi realita yang selalu menarik realita di bawah. Nya oleh karena Ia adalah Allah yang melampaui eksistensi dan essensi. Bahkan oleh karenanya, Allah merupakanground of being yang melampaui realita dan berada di luar yang real.
Dogma, sistematika ajaran, konsep, bayangan maupun pikiran mengenai Allah merupakan usaha yang sia-sia untuk mengenal Allah. Bagi Tillich, sifat Allah selalu melampaui, baik yang natural maupun yang supranatural. Allah merupakan the ground of beingyang tak terhampiri; namun, Ia dengan sengaja melakukan perjumpaan dengan manusia melalui spirit yang trancends dan dari luar dirinya. Melalui pengalaman inilah manusia dapat mengalami perjumpaan dengan Allah. Yaitu, apabila manusia telah sampai di titik melepaskan eksistensinya. Sesungguhnya manusia harus mampu melepaskan human existence agar dapat berjumpa dengan eksistensi Allah. Logikanya adalah, apabila Allah itu adalah ground of being yang di dalamnya Ia melampaui eksistensi natural dan supranatural, bagaimana mungkin natur Allah ini bisa dijumpai manusia dalam human existence-nya itu. Bahkan dengan tegas ia menolak teologi, karena sebenarnya teologi hanyalah ekspresi dari human existence.
Pernyataan-pernyataan Alkitab terhadap Allah sebenarnya hanyalah ekspresi dari rekaan human eksistence yang sebenarnya tidak pernah mampu untuk menjumpai Allah yang ‘beradanya Dia’ adalah melampaui eksistensi. Natur Allah selalu melampaui segala eksistensi yang natural dan supranatural. Allah yang sesungguhnya adalah the ground of being yang tidak pernah menjadi manusia, yang harus dipahami, dikenal dan dihayati sebagai the ultimate concernyang tak terhindarkan oleh manusia. Manusia harus sampai pada tingkatan melepaskan anxiously dan berjumpa dengan ‘one thing’ sebagai the ultimate concern.
Pada intinya, sulit sekali bagi manusia untuk menemukan dirinya senantiasa terfokus pada hal-hal yang sifatnya infinite attention, unconditional devotion, serta ultimate passion oleh karena kita tidak dapat melepaskan diri dari hal-hal natural seperti yang juga menjadi fokus dari semua yang lain. Manusia harus sampai pada tingkatan melepaskan anxiously dan berjumpa dengan ‘one thing’ sebagai the ultimate concerndanbaginya, itulah satu-satunya cara yang efektif untuk berjumpa dengan ‘adanya’ Allah. Dengandeikiansaat dimana kita tidak sedang berada dalam kemampuan berelasi dengan Allah melalui satu-satunya cara ini, maka sesungguhnya kita tidak sedang berelasi dan tidak pernah mengalami perjumpaan dengan Allah.
Jemaat di GKA Kasih Karunia Cengkong merupakan anggota Sinode GKA dimana memegang Teologi Reformed. Tapi pada kenyataannya, sebagiandarimereka memiliki kemiripan konsep dengan Paul Tillich dalam pemahaman jemaat tentang Allah, yaitu enyatunyaanusiadengan. Aahyang mengarah kepada “kebatinan” sehingga konsep tersebut perlu diluruskan berdasarkan Teologi Reformed. Berangkat dari permasalahan tersebut, maka saya mengangkat topik penelitian ini agar jemaat memiliki pemahaman iman yang benar tentang Allah.
B. Rumusan Masalah 1. Bagaimanakah konsep Paul Tillich tentang Allahberdasarkan Teologi Reformed? 2. Bagaimanakah konsep Paul Tillich tentang allah berdasarkan teologi reformed dan signifikansinya bagi pembinaan iman jemaat di GKA Kasih Karunia Cengkong?
DEFINISI ISTILAH • Konsep Paul Tillich tentang Allah adalah konsep yang percayai, dipegang dan diajarkan oeh Paul Tillich • Teologi Reformed adalah Teologi Reformatoris yang berdasar kepada Alkitab dan setia kepada Alkitab • Jemaat GKA Kasih Karunia Cengkong adalah Jemaat GKA Kasih Karunia Cengkong yang berlokasi di Cengkong Kabupaten Tuban, dimana merupakan anggota Sinode GKA yang memegang Teologi Reformed
C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui konsep Paul Tillich tentang Allah berdasarkan Teologi Reformed 2. Untuk mengetahui konsep Paul Tillich tentang Allah berdasarkan Teologi Reformed dan signifikannya bagi pembinaan iman jemaat di GKA Kasih Karunia Cengkong
D. Asumsi Penelitian Ø Sebagian jemaat di GKA Kasih Karunia Cengkong memiliki kemiripan konsep dengan Paul Tillich dalam pemahaman jemaat tentang Allah, dimana cenderung mengarah kepada “Kristen kebatinan”. Ø Tinjauan terhadap konsep Paul Tillich tentang Allah berdasarkan Teologi Reformed adalah signifikan bagi pembinaan iman jemaat di GKA Kasih Karunia cengkong
F. Metode Penelitian KUALITATIF • Variable X: TINJAUAN TERHADAP KONSEP PAUL TILLICH TENTANG ALLAH BERDASARKAN TEOLOGI REFORMED (Literatur) Y: PEMBINAAN IMAN JEMAAT DI GKA KASIH KARUNIA CENGKONG(LITERATUR) • Pendekatan Penelitian X: Literatur Y: Literatur
G. Sistematika Penelitian BAB I. PENDAHULUAN a. Latar Belakang Masalah b. Rumusan Masalah - Definisi Istilah - Batasan Penelitian c. Tujuan Penelitian d. Asumsi Penelitian e. Kepentingan Penelitian f. Metode Penelitian - Variable - Populasi, sample dan responden g. Sistematika Penelitian
BAB II. KONSEP PAUL TILLICH TENTANG ALLAH BERDASARKAN TEOLOGI REFORMED a. Konsep Paul Tillich tentang Allah b. Konsep Allah menurut Teologi Reformed c. Konklusi
BAB III. SIGNIFIKANSI KONSEP PAUL TILLICH TENTANG ALLAH BERDASARKAN TEOLOGI REFORMED BAGI PEMBINAAN IMAN JEMAAT DI GKA KASIH KARUNIA CENGKONG a. Signifikansi Konsep Paul Tillich tentang Allah berdasarkan Teologi Reformed bagi Pembinaan Iman Jemaat di GKA Kasih Karunia Cengkong • Signifikansi Doktrinal • Signifikansi Spiritual • Signifikansi Sosial-Budaya b. Pembuktian berdasarkan wawancara dan angket bahwa praktik kehidupan iman jemaat di GKA Kasih Karunia Cengkong sesuai dengan Konsep Allah menurut Paul Tillich c. Cara yang bisa dipakai berdasarkan Teologi Reformed untuk mengatasi permasalahan tersebut d. Konklusi
BAB IV. PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran-saran • Bagi Gereja dan Hamba Tuhan • Bagi Jemaat Tuhan
- Slides: 15