Tim Pengajar MK Ekologi Manusia 2010 KRISIS EKOLOGI

  • Slides: 29
Download presentation
Tim Pengajar MK Ekologi Manusia 2010 KRISIS EKOLOGI MANUSIA

Tim Pengajar MK Ekologi Manusia 2010 KRISIS EKOLOGI MANUSIA

ISYU-ISYU KRITIKAL EKOLOGI MANUSIA KRISIS EKOLOGI

ISYU-ISYU KRITIKAL EKOLOGI MANUSIA KRISIS EKOLOGI

1 PENGERTIAN KRISIS EKOLOGI (MANUSIA) Suatu keadaan dimana sistem ekologi mengalami ketidakstabilan/guncangan maupun gangguan

1 PENGERTIAN KRISIS EKOLOGI (MANUSIA) Suatu keadaan dimana sistem ekologi mengalami ketidakstabilan/guncangan maupun gangguan kesetimbangan pertukaran energi-materi dan informasi yang selanjutnya mengakibatkan ketidakseimbangan pada fungsi distribusi serta akumulasi energi-materi antara satu (kelompok) organisme dengan (kelompok) organisme lain beserta ekosistemnya, sementara itu organisme (manusia) dengan teknologi, perilaku, dan organisasi sosialnya belum mampu melakukan penyesuaian-penyesuaian yang berarti untuk merespons guncangan ketidakseimbangan tersebut

2. BENTUK-BENTUK KRISIS EKOLOGI l l l Krisis Air Penataan SDA yang tak adil

2. BENTUK-BENTUK KRISIS EKOLOGI l l l Krisis Air Penataan SDA yang tak adil Krisis Pangan pertambahan penduduk tidak seimbang dengan luasan lahan untuk produksi pangan yang terus menyusut Perubahan Iklim akibat emisi karbon efek rumah kaca suhu bumi meningkat permukaan air laut meningkat beberapa pulau hilang Desertifikasi di kawasan hutan hujan tropika Banjir Akibat penggundulan hutan di hulu, erosi tanah, sedimentasi, dan berkurangnya kawasan resapan air Polusi dan pencemaran air, tanah, udara

EMISI KARBON MASING-MASING NEGARA - 2005

EMISI KARBON MASING-MASING NEGARA - 2005

KETIDAKADILAN IKLIM ANTARA BARAT DAN NEGARA SEDANG BERKEMBANG

KETIDAKADILAN IKLIM ANTARA BARAT DAN NEGARA SEDANG BERKEMBANG

PENUTUPAN HUTAN DAN LAHAN TAHUN 1992 PENUTUPAN HUTAN DAN LAHAN TAHUN 1998 Sumber: BAPLAN

PENUTUPAN HUTAN DAN LAHAN TAHUN 1992 PENUTUPAN HUTAN DAN LAHAN TAHUN 1998 Sumber: BAPLAN – DEPHUT, 2005

Aktivitas Pertambangan sebagai bentuk Natural Resources Depletion and Destruction Kabupaten Timika – Papua 2006

Aktivitas Pertambangan sebagai bentuk Natural Resources Depletion and Destruction Kabupaten Timika – Papua 2006

Pertanian Non-Konservasi sebagai penyebab Krisis Ekologi di Hulu Erosi dan Sedimentasi meningkat

Pertanian Non-Konservasi sebagai penyebab Krisis Ekologi di Hulu Erosi dan Sedimentasi meningkat

Ledakan Penduduk, Kemiskinan, dan Slum Area menyebabkan Krisis Ekologi pada On-Stream Sungai penyempitan sungai

Ledakan Penduduk, Kemiskinan, dan Slum Area menyebabkan Krisis Ekologi pada On-Stream Sungai penyempitan sungai Banjir

KRISIS EKOLOGI PESISIR DAN MUARA SUNGAI Muara Cisadane Kondisi Kini PERUMAHAN MEWAH MENGUBAH LANSKAP

KRISIS EKOLOGI PESISIR DAN MUARA SUNGAI Muara Cisadane Kondisi Kini PERUMAHAN MEWAH MENGUBAH LANSKAP PESISIR HILANGNYA DAERAH RESAPAN BANJIR DI KAWASAN LAIN MUARA SUNGAI CISADANE KONDISI AWAL

Krisis Kependudukan: Salah Urus Kawasan Pesisir Konversi Lahan Mangrove (Konservasi) Ke Pemukiman Jakarta

Krisis Kependudukan: Salah Urus Kawasan Pesisir Konversi Lahan Mangrove (Konservasi) Ke Pemukiman Jakarta

Krisis Ekologi DAS Akibat dari Sedimentasi Hulu dan Timbunan Sampah di Hilir Muncul: Banjir

Krisis Ekologi DAS Akibat dari Sedimentasi Hulu dan Timbunan Sampah di Hilir Muncul: Banjir dan Penyakit

Krisis Daerah Hulu Kawasan Ditimbun Sampah Plastik Menutup Resapan Air Tanah sekaligus Pembunuh Jasad

Krisis Daerah Hulu Kawasan Ditimbun Sampah Plastik Menutup Resapan Air Tanah sekaligus Pembunuh Jasad Renik Dekomposer Ekosistem

Krisis Ekologi + Krisis Perilaku terhadap Lingkungan = Banjir (Mengancam Kehidupan semua warga masyarakat)

Krisis Ekologi + Krisis Perilaku terhadap Lingkungan = Banjir (Mengancam Kehidupan semua warga masyarakat) Jakarta

Pencemaran Lingkungan Mengancam Kesehatan Masyarakat Dampak Racun B 3 Sisa (Tailing) Penambangan Tembaga Masyarakat

Pencemaran Lingkungan Mengancam Kesehatan Masyarakat Dampak Racun B 3 Sisa (Tailing) Penambangan Tembaga Masyarakat Miskin Semakin Menderita

Global Warming dan Intensitas Emisi CO 2 di Dunia

Global Warming dan Intensitas Emisi CO 2 di Dunia

AKIBAT KRISIS pada SISTEM EKOLOGI GLOBAL DAMPAK LOKAL

AKIBAT KRISIS pada SISTEM EKOLOGI GLOBAL DAMPAK LOKAL

Krisis Ekologi yang Disebabkan oleh Proses Alamiah + Manusia Banda Aceh Sebelum dan Sesudah

Krisis Ekologi yang Disebabkan oleh Proses Alamiah + Manusia Banda Aceh Sebelum dan Sesudah Tsunami 26. 12. 2004

KRISIS EKOLOGI KARENA ULAH MANUSIA Banjir Sungai Bohorok 2003 akibat Penebangan Hutan di Kawasan

KRISIS EKOLOGI KARENA ULAH MANUSIA Banjir Sungai Bohorok 2003 akibat Penebangan Hutan di Kawasan Hulu Menghancurkan Pemukiman

KRISIS EKOLOGI HUTAN KEKACAUAN HABITAT SATWA

KRISIS EKOLOGI HUTAN KEKACAUAN HABITAT SATWA

3. FAKTOR TERPENTING PENYEBAB BERLANGSUNGNYA KRISIS EKOLOGI l l Pola ekstraksi selaras alam (di

3. FAKTOR TERPENTING PENYEBAB BERLANGSUNGNYA KRISIS EKOLOGI l l Pola ekstraksi selaras alam (di masa lalu) telah berubah ke cara-cara eksploitasi-industrial terhadap sumberdaya alam (industrial-exploitation) yang sangat rakus menghasilkan biaya/korbanan sosial-ekologi yang besar aktivitas-deforestasi menyebabkan banjir, longsor, erosi, kelaparan. Eksistensi manusia makin dominan dalam menguasai alam (populasi manusia meningkat tajam) perlu ruang hidup (habitat dan relung) yang makin besar Kota makin sesak, pengap, dan tidak tersisa lagi ruang hijau (lihat Jakarta, Surabaya, Bandung). Kapasitas adaptasi manusia yang makin besar (menggunakan kemampuan teknologi dan organisasi sosial) menyebabkan daya survival manusia melebihi organisme lain manusia bisa hidup di ekosistem yang ekstrem sekalipun di gurun pasir hingga di kutub utara/selatan. Makin terbatasnya ruang, materi (sumberdaya) dan energi kompetisi dan konflik menajam konflik-konflik sumberdaya alam (tanah, air, energi) makin meningkat di berbagai kawasan

4. Tiga Dimensi Krisis Ekologi Manusia Pada “Ruang Budaya” terjadi Krisis Etika. Rasionalitas Lingkungan

4. Tiga Dimensi Krisis Ekologi Manusia Pada “Ruang Budaya” terjadi Krisis Etika. Rasionalitas Lingkungan etika antroposentrisme lebih dominan daripada etika ekosentrisme manusia menjadi rakus (greedy) sehingga menghabisi SDA yang demi memuaskan keinginan manusia. Pada “Ruang Spasial” terjadi Krisis Habitat Sikap hidup yang tidak menghargai SDA + lingkungan menjadikan bumi bukan lagi tempat tinggal yang menyenangkan banjir, pemanasan global, kekeringan, dst Pada “Ruang Ekonomi” terjadi Krisis Relung (niche) Ketiadaan kecukupan nafkah bagi manusia (miskin) telah mendorong berkembangnya pola bernafkah yang eksploitatif, merusak alam demi sesuap nasi dan bertahan hidup

5. Penyelesaian Masalah Lingkungan seringkali Menghadapi Kesulitan, karena: ¦ Secara Ekonomi-Kewilayahan Aktivitas ekonomi sebagai

5. Penyelesaian Masalah Lingkungan seringkali Menghadapi Kesulitan, karena: ¦ Secara Ekonomi-Kewilayahan Aktivitas ekonomi sebagai penyebab masalah lingkungan akar masalah tidak berada di lokasi setempat (mis: industrialisasi penyebab global warming, green house effect, polusi sampah nuklir berada di benua lain) PRINSIP INTERCONNECTEDNESS. ¦ Secara Sosial Tanggung jawab persoalan lingkungan tidak hanya bisa ditangani oleh masyarakat tertentu harus bersama-sama oleh masyarakat global PRINSIP SOCIAL SPHERE. ¦ Secara Kebudayaan dan IPTEK Ada simbol budaya-global yang menyeragamkan cara hidup masyarakat global yang sulit dicegah: penggunaan CFC, penggunaan BBM fossil-fuel, produk transgenik. ¦ Secara Politik Keputusan di tingkat lokal sangat dipengaruhi oleh atmosfer dan kekuatan politik tingkat dunia. Bila tak ada kemauan politik tingkat lokal, maka upaya internasional untuk menyelamatkan bumi pun menjadi nihil. ¦ Secara Lingkungan-Spasial Kesadaran bersama akan kelangsungan hidup planet bumi masih rendah (the consciousness of the world as a single place) ego-kawasan sangat tinggi, padahal penyelesaian lingkungan harus dilakukan bersama-sama

6. Bentuk Krisis Ekologi Global ¦ Krisis sosio-ekologi sebagai akibat berlangsungnya tata-ekonomi dunia yang

6. Bentuk Krisis Ekologi Global ¦ Krisis sosio-ekologi sebagai akibat berlangsungnya tata-ekonomi dunia yang timpang dan tidak adil (inequal and unjust economic system), dimana terdapat over-akumulasi modal di satu wilayah disertai pemiskinan sumberdaya (resources depletion) di wilayah lain. ¦ Overaccumulation crisis Karena rates of return per unit investasi hanya dapat dipertahankan secara menguntungkan bila ekonomi mengalami ekspansi terus-menerus artinya ekonomi menggerus sumberdaya fisik hingga habis (environmental damage), misalnya: hutan yang makin gundul, padang pasir yang makin luas bekas penambangan timah. ¦ Krisis reproduksi yang timbul sebagai akibat perusakan lingkungan dimana intensity of illness anggota masyarakat meningkat sementara daya tahan menurun

Pola Hubungan Eksploitatif “Sistem Manusia” terhadap “Sistem Ekologi” Human Society Polutan Materi, Energi, dan

Pola Hubungan Eksploitatif “Sistem Manusia” terhadap “Sistem Ekologi” Human Society Polutan Materi, Energi, dan Informasi Pemeliharaan dan kearifan terhadap alam Sistem Ekologi (Hutan, Air, Udara, Tanah) Penyakit

Terima Kasih

Terima Kasih