THE NATURE OF VALUE SIFAT ALAMI DARI NILAI

  • Slides: 21
Download presentation
THE NATURE OF VALUE SIFAT ALAMI DARI NILAI

THE NATURE OF VALUE SIFAT ALAMI DARI NILAI

KELOMPOK 6 • • Annisa Ayu Faradilla Ria Nur Ambarwati Hatfina Izzati Erlin Rakhmawati

KELOMPOK 6 • • Annisa Ayu Faradilla Ria Nur Ambarwati Hatfina Izzati Erlin Rakhmawati (115030100111035) (115030100111046) (115030101111022) (115030101111038)

Pendahuluan ü Telah terdapat argumen (perbedaan pendapat) bahwa suatu pengetahuan dari sebuah nilai agak

Pendahuluan ü Telah terdapat argumen (perbedaan pendapat) bahwa suatu pengetahuan dari sebuah nilai agak diluar kebisaan manusia. ü Argumen disini bisa bersifat persuasif maupun konklusif. ü Penetapan nilai dalam praktek administrasi bisa mempengaruhi kualitas kehidupan organisasi dan ekstra-organisasi.

q Dalam Administrasi, dualisme yang paling menonjol adalah antara fakta dan nilai. q Perbedaan

q Dalam Administrasi, dualisme yang paling menonjol adalah antara fakta dan nilai. q Perbedaan antara kedua hal ini cenderung berdasarkan common sense (akal sehat) saja. Berbeda dengan yg dikatakan Simon : Simon membedakan dualisme dalam administrasi berdasarkan sudut pandang positivistik.

Ø Saat ini kita hidup di dua sisi yaitu nilai dan fakta. Dari dua

Ø Saat ini kita hidup di dua sisi yaitu nilai dan fakta. Dari dua sisi ini, kita tidak bisa mengatakan bahwa fakta adalah bawaan dari diri manusia dan nilai adalah buatan manusia. Ø Nilai dari pakar fisika tidak sama seperti nilai yang digunakan administrator karena adanya perubahan nilai. Ø Sedangkan fakta, meski sulit didefinisikan adalah proposisi yang bisa diverifikasi secara publik dan memiliki kualitas kebenaran. Ø Kualitas kebenaran sendiri adalah yang membedakan nilai dari fakta, karena nilai tidak pernah benar atau salah. Ø Nilai bisa dianggap sebagai suatu fakta. Namun, nilai sepenuhnya berbeda dengan fakta. Walaupun fakta berisi nilai-nilai.

Menyamakan nilai dengan fakta, atau menganggap bahwa nilai bisa didapat dari sebuah fakta, berarti

Menyamakan nilai dengan fakta, atau menganggap bahwa nilai bisa didapat dari sebuah fakta, berarti terjadi sebuah kesalahan naturalistik (naturalistic fallacy) (Moore, 1903). Moore mengatakan bahwa nilai yang memiliki unsur “baik” tidak bisa didefinisikan atau dianalisa. Tidak ada pengetahuan empiris atau logika yang bisa membuktikan, menghakimi, atau melegitimasi nilai dalam arti obyektif. Bila berpikir bahwa kita bisa menemukan kebenaran nilai dari studi tentang alam, kita berarti melakukan kesalahan naturalistik.

TERMINOLOGI NILAI Maslow (ahli teori nilai psikologis) jarang menulis tentang nilai sedemikian rupa, tetapi

TERMINOLOGI NILAI Maslow (ahli teori nilai psikologis) jarang menulis tentang nilai sedemikian rupa, tetapi lebih memilih untuk berbicara mengenai kebutuhan. Ide dibalik kebutuhan adalah perbedaan atau ketidakseimbangan yang tidak diinginkan dalam suatu kondisi. Kebutuhan merupakan istilah “keinginan atau kemauan”. Kebutuhan, kemauan dan keinginan juga terkait dengan konsep motif. Ide dibalik perilaku yang termotivasi biasanya merupakan end-in-view bagi pelaku termotivasi.

 • Nilai dapat diatur ke dalam kelompok yang mencerminkan orientasi dalam sikap dan

• Nilai dapat diatur ke dalam kelompok yang mencerminkan orientasi dalam sikap dan kecenderungan umum untuk bertindak. • Sikap merupakan sebagai fenomena untuk bertindak atau merespon. Dengan motif memberikan sebuah sumber nilai, maka nilai adalah sumber sikap. • Berdasarkan observasi/pengamatan, mengklasifikasikan jumlah sikap menjadi tiga: berkelahi (fight), kabur (flight) atau diam di tempat (freeze).

Dalam penalaran ini dapat disimpulkan : Ø Terdapat pada diri kita sendiri (kita menghindari

Dalam penalaran ini dapat disimpulkan : Ø Terdapat pada diri kita sendiri (kita menghindari kepribadian terpisah (split personality). Ø Sebuah motif yang sangat mendasar yaitu mungkin keinginan untuk bertahan hidup atau dualisme (Freudian dari Eros dan Thanatos), sebuah dorongan untuk hidup yang diimbangi dengan keinginan untuk penghentian (surcease). Ø Kompleks-kompleks atau orientasi-orientasi nilai ini tergantung pada situasi pemegangnya, biografi dan kulturnya. Mereka bisa jadi tidak sadar (unconscious) dan berada dalam kontradiksi logis ketika, misalnya, saat kebaikan hati (kindness) dan kejujuran (honesty) diekspresikan secara terbuka, tapi kezaliman dan ketidakjujuran dalam

enghubung Diri Sendiri Dan Dunia A Sikap V Sistem Nilai M Dasar Motivasi S

enghubung Diri Sendiri Dan Dunia A Sikap V Sistem Nilai M Dasar Motivasi S Diri Sendiri

Konsepsi Nilai Konsepsi nilai dikarakteristikkan menjadi beberapa tipe, yaitu: • Tipe I: memiliki dasar

Konsepsi Nilai Konsepsi nilai dikarakteristikkan menjadi beberapa tipe, yaitu: • Tipe I: memiliki dasar nilai-nilai metafisik atau transrational, bahwa nilai-nilai mereka didasarkan pada keinginan daripada penalaran, adopsi mereka menyiratkan semacam tindakan iman, komitmen pada keyakinan. • Tipe II : memiliki dasar nilai tunggal, sesat, irasional, tidak masuk akal. Nilai ini melibatkan penalaran, yang paling utama yaitu rasional, kognitif, kolektif, dan sosial. Subtipe dari tipe II : (IIa) konsekuensi dan (Iib) konsensus • Tipe III : disebut juga nilai primitif, nilai berakar dalam struktur emosional, mereka afektif, istimewa, idiografis, dan langsung. Tipe III ini merupakan nilai yang membenarkan diri, karena mereka didasarkan pada individu mempengaruhi dan merupakan preferensi individu struktur mendatang.

Konsepsi Model Analitik dari Nilai • • • • • (Deontologis-nomotetis-Disiplin-Dimensi) Grounding PRINSIP “Benar”

Konsepsi Model Analitik dari Nilai • • • • • (Deontologis-nomotetis-Disiplin-Dimensi) Grounding PRINSIP “Benar” NILAI “Baik” KONSEKUENSI ( IIA) Psikologis Korespondensi CONACTIVE KOGNITIF KONSENSUS (IIB) PREFERENSI AFFECTIVE Filosofi Korespendsi Jenis Nilai KEYAKINAN EKSISTENSIALISME IDEOLOGI (transrational) PERIKEMANUSIAAN PRAGMATIS BERMANFAAT LOGICAL POSITIFISME PERILAKU HEDONISM III (subrational) ( Axiological-Idiografik-Indulgence-Dimensi) II

Tiga Cara Nilai Divonis Benar : 1. Sepakat dengan kehendak mayoritas dalam kolektivitas tertentu,

Tiga Cara Nilai Divonis Benar : 1. Sepakat dengan kehendak mayoritas dalam kolektivitas tertentu, kolektivitas dari konteks. Ini adalah dasar konsensus dan nilai-nilai hasil Tipe IIb. 2. Bersifat sosial karena mereka bergantung pada kolektivitas dan pembenaran kolektif. 3. Terdapat busur nilai-nilai Tipe yang berlandaskan pada nilai metafisik.

Postulat ( Ide atau Gagasan) Masalah nilai : Bentuk keseluruhan dari kondisi manusia dan

Postulat ( Ide atau Gagasan) Masalah nilai : Bentuk keseluruhan dari kondisi manusia dan didefinisikan oleh ketegangan yang ada atau konflik yang ada

§ Hakekatnya perilaku organisasi merupakan nilai secara keseluruhan. § Bernard (272 -278), menyatakan: Kontribusi

§ Hakekatnya perilaku organisasi merupakan nilai secara keseluruhan. § Bernard (272 -278), menyatakan: Kontribusi penting dari kepemimpinan adalah kapasitas administrasi untuk memecahkan konflik moral yang ada secara kreatif. Model ini menyatakan 3 postulat yaitu: • Postulat I: Hirarki, yang dipatuhi model ini adalah gagasan nilai Tipe I dianggap lebih unggul, lebih otentik, lebih dibenarkan , dibanding Tipe yang lain. • Postulat II: Degenerasi, cenderung menurunkan tingkat nilai dari waktu ke waktu. • Postulat III: Penghindaran, akan ada kecenderungan alami untuk menyelesaikan konflik nilai pada tingkat terendah dari hirarki dalam situasi tertentu.

Konsepsi Alternatif ü Dalam sebuah konteks sosial dari pluralisme budaya dan hubungan moral, tepatnya

Konsepsi Alternatif ü Dalam sebuah konteks sosial dari pluralisme budaya dan hubungan moral, tepatnya di Barat yang kontemporer dan maju secara teknologi terdapat kecenderungan rasional untuk menggunakan penjelasan psikologi (kejiwaan) dibanding filosofi (pemikiran) dalam memahami isu nilai. ü Sesuai dengan Teori Administratif Abraham Maslow menggambarkan sisi administrator dalam bukunya Euphyscian Management (1965) yang mengedepankan “kemandirian” di dalam dunia industri dan perdagangan.

Maslow’s Hierarchy of Needs Skema Motivasi Kebutuhan Aktualisasi Diri TINGGI Martabat Cinta dan Sayang

Maslow’s Hierarchy of Needs Skema Motivasi Kebutuhan Aktualisasi Diri TINGGI Martabat Cinta dan Sayang Keamanan Kebutuhan Psikologi ( Kejiwaan ) RENDAH

a. Kebutuhan yang lebih rendah b. Kebutuhan yang lebih tinggi Manusia bisa membentuk kecenderungan

a. Kebutuhan yang lebih rendah b. Kebutuhan yang lebih tinggi Manusia bisa membentuk kecenderungan sosialnya, memenuhi kehidupan sosial, menemukan kepuasan ( nilai ), dan bisa meraih potensi dalam aktualisasi diri jika manusia terebut bisa memenuhi kebutuhannya. Ø Maslow merupakan psikolog di sebuah klinik, dan teorinya dibuat berdasarkan observasinya ke orang sehat. Teori ini akan berbeda jika diobservasi pada orang yang sakit. Menurut Maslow, orang yang dalam keadaan sehat cenderung mengarah ke level hirarki aktualisasi diri. Ø Sedangkan Hezberg ( Psikolog di Industri) menganalisis apa yang disebutnya Faktor Motivasi dan Higeinis.

- 1. Teori Maslow : Teori ini mengedepankan nilai yang sebenarnya dari manusia yaitu

- 1. Teori Maslow : Teori ini mengedepankan nilai yang sebenarnya dari manusia yaitu sesuatu yang berharga di dalam diri manusia yang harus diaktualisasikan. 2. Teori Hezberg : Teori Hezberg tampak lebih menganjurkan nilai (sesuatu) yang berharga dalam pekerjaan manusia. Karena pekerjaan dapat menjadi aktualisasi diri yang dapat disempurnakan. Persamaan dari dua teori ini adalah : a. Keduanya mengalami kesulitan dalam berbagai tingkat empiris. b. Keduanya sempat kecewa dengan hasil percobaan. c. Orientasi kejiwaan (psikologi) dari teori mereka bersinggungan dengan sifat alamiah mereka sendiri.

PEMAHAMAN TERHADAP • Nilai adalah konsepsi, eksplisit atau implisit, distinotive individu atau karakteristik dari

PEMAHAMAN TERHADAP • Nilai adalah konsepsi, eksplisit atau implisit, distinotive individu atau karakteristik dari sebuah kelompok, dari yang diinginkan sangat berpengaruh terhadap pilihan dari mode yang tersedia, sarana, dan diakhiri dengan tindakan. (Parsons dan Shils, 1962, 395) • Nilai didefinisikan sebagai konsep yang diinginkan dengan memotivasi kekerasan. Hal ini diasumsikan bahwa semua tindakan manusia dimotivasi oleh keinginan.

TERIMA KASIH

TERIMA KASIH