TETANUS NEONATORUM DAN ABORTUS ULFA HUSNA DHIRAH SST
TETANUS NEONATORUM DAN ABORTUS ULFA HUSNA DHIRAH, SST. , MKM
Tetanus Neonatorum • Penyakit tetanus neonatorum adalah penyakit tetanus yang terjadi pada neonatus (bayi berusia kurang 1 bulan) yang disebabkan oleh Clostridium tetani, yaitu kuman yang mengeluarkan toksin (racun) dan menyerang sistem saraf pusat. • Spora tersebut masuk kedalam tubuh bayi melalui pintu masuk satu-satunya yaitu tali pusat, yang dapat terjadi pada saat pemotongan talipusat ketika bayi lahir maupun pada saat perawatannya sebelum puput (terlepasnya tali pusat). Masa inkubasi 328 hari, rata-rata 6 hari. Apabila masa inkubasi kurang dari 7 hari, biasanya penyakit lebih parah dan angka kematiannya tinggi.
• Kekebalan terhadap tetanus hanya dapat diperoleh melalui imunisasi TT. Sembuh dari penyakit tetanus tidak berarti seseorang /bayi selanjutnya kebal terhadap tetanus. Toksin tetanus dalam jumlah yang cukup untuk menyebabkan penyakit tetanus, tidak cukup untuk merangsang tubuh penderita dalam membentuk zat anti (antibodi) terhadap tetanus. Itulah sebabnya seoarang bayi penderita tetanus harus menerima imunisasi TT pada saat diagnosis atau setelah sembuh.
• TT akan merangsang pembentukan antibodi spesifik yang mempunyai peranan penting dalam perlindungan terhadap tetanus. Ibu hamil yang mendapatkan imunisasi TT dalam tubuhnya akan membentuk antibodi tetanus. Antibodi tetanus termasuk golongan Ig. G yang mudah melewati sawar plasenta, masuk dan menyebar melalui aliran darah janin keseluruh tubuh janin, yang akan mencegah terjadinya tetanus neonatorum.
• TT adalah antigen yang sangat aman dan juga aman untuk wanita hamil. Tidak ada bahaya bagi janin apabila ibu mendapatkan imunisasi TT. Pada ibu hamil yang mendapatkan imunisasi TT tidak didapatkan perbedaan risiko cacat bawaan ataupun abortus dengan mereka yang tidak mendapatkan imunisasi.
• PENILAIAN • Gejala klinik tetanus neonatorum antara lain: • Bayi yang semula dapat menetek menjadi sulit menetek karena kejang otot rahang dan faring (tenggorokan). • Mulut bayi mencucu seperti mulut ikan. • Kejang terutama apabila terkena rangsangan cahaya, suara dan sentuhan. • Kadang-kadang disertai sesak nafas dan wajah bayi membiru
• PENANGANAN : • Mengatasi kejang dengan memberikan suntikan anti kejang. • Menjaga jalan nafas tetap bebas dengan membersihkan jalan nafas. Pemasangan spatel lidah yang dibungkus kain untuk mencegah lidah tergigit. • Mencari tempat masuknya spora tetanus, umumnya di tali pusat atau di telinga. • Mengobati penyebab tetanus dengan anti tetanus serum (ATS) dan antibiotika. • Perawatan yang adekuat : kebutuhan oksigen, makanan, keseimbangan cairan dan elektronik. • Penderita/bayi ditempatkan di kamar yang tenang dengan sedikit sinar mengingat penderita sangat peka akan suara dan cahaya yang dapat merangsang kejang.
Tanda-tanda Kategori Penilaian – Umur bayi. Frekuensi kejang – Bentuk kejang – Posisi badan – Kesadaran – Tanda-tanda infeksi Tiba-tiba bayi demam/panas, mendadak bayi tidak mau/tidak bisa menetek (mulut tertutup atau trismus), mulut mencucu seperrti ikan, mudah sekali kejang (misal dipegang, kena sinar, atau kaget), disertai sianosis, kaku kuduk, posisi punggung melenkung, kepala mendongak keatas (opistotonus). Tetanus Neonatorum Sedang Tetanus Neonatorum Berat >7 hari 0 -7 hari Kadang-kadang – Mulut mencucu – Trismus Kadang-kadang – Kejang rangsang (+) Opistotonus kadang-kadang Masih sadar – Tali pusat kotor – Lubang telinga bersih/ kotor Sering – Mulut mencucu – Trismus terus menerus – Kejang rangsang (+) Selalu opistotonus Masih sadar – Tali pusat kotor – Lubang telinga bersih/ kotor
PENANGANAN Puskesmas Bersihkan jalan nafas Masukan sendok/spatel dibungkus kain untuk menekan lidah. Beri oksigen. Atasi kejang dengan : Diazepam 0, 5 mg/kg/i. m atau supositoria Apabila masih kejang, ulangi tiap 30 menit Ditambah luminal 30 mg i. m sampai kejang berhenti. Infus Glukose 10 % sebanyak 80 ml/kg/hari Antibiotika 1 kali (penisilin proakain 50. 000 U/kg/hari i. m) Bersihkan tali pusat Rujuk ke rumah sakit.
Rumah Sakit Sama seperti di atas Umur lebih dari 24 jam ditambah bikarbonas natrikus 1, 5% (4: 1) Dosis anti kejang i. v dengan dosis rumat. Diazepam 8 -10 mg/kg i. v diganti tiap 6 jam. ATS 10. 000 U/hari i. m Ampisillin 100 mg/kg i. v atau prokain penisillin 50. 000 U/kg i. m selama 3 hari. Ruang perawatan tenang. Sama seperti di atas
Abortus • Abortus atau lebih sering disebut keguguran ialah kematian bayi dalam kandungan dengan umur kehamilan kurang dari 20 minggu. Berdasarkan penyebabnya terdapat dua macam abortus yaitu abortus disengaja (induced abortion) dan tidak disengaja (spontaneous abortion). • Pada umumnya wanita seringkali mengalami abortus atau yang lebih sering disebut dengan keguguran. Akan tetapi tidak banyak dari kita belum mengetahui dengan pasti apa itu abortus, jenis-jenis abortus dan penyebab abortus. Abortus atau keguguran merupakan salah satu ancaman yang terjadi ketika janin yang ada dalam kandungan keluar pada kehamilan yang berusia sekitar 20 minggu atau berat anak kurang dari 500 gram.
• Abortus pun dibagi lagi menjadi beberapa bagian, antara lain : 1. Abortus Komplet Seluruh hasil konsepsi telah keluar dari rahim pada kehamilan kurang dari 20 minggu. 2. Abortus Inkomplet Sebagian hasil konsepsi telah keluar dari rahim dan masih ada yang tertinggal. 3. Abortus Insipiens Abortus yang sedang mengancam yang ditandai dengan serviks yang telah mendatar, sedangkan hasil konsepsi masih berada lengkap di dalam rahim. 4. Abortus Iminens Abortus tingkat permulaan, terjadi perdarahan per vaginam, sedangkan jalan lahir masih tertutup dan hasil konsepsi masih baik di dalam rahim. 5. Missed Abortion Abortus yang ditandai dengan embrio atau fetus terlah meninggal dalam kandungan sebelum kehamilan 20 minggu dan hasil konsepsi seluruhnya masih dalam kandungan. 6. Abortus Habitualis Abortus yang terjadi sebanyak tiga kali berturut atau lebih.
• Untuk menangani pasien abortus, ada beberapa langkah yang dibedakan menurut jenis abortus yang dialami, antara lain : 1. Abortus Komplet Tidak memerlukan penanganan khusus, hanya apabila menderita anemia ringan perlu diberikan tablet besi dan dianjurkan supaya makanan yang mengandung banyak protein, vitamin dan mineral. 2. Abortus Inkomplet Bila disertai dengan syok akibat perdarahan maka pasien diinfus dan dilanjutkan transfusi darah. Setelah syok teratasi, dilakukan kuretase, bila perlu pasien dianjurkan untuk rawat inap. 3. Abortus Insipiens Biasanya dilakukan tindakan kuretase bila umur kehamilan kurang dari 12 minggu yang disertai dengan perdarahan. 4. Abortus Iminens Istirahat baring, tidur berbaring merupakan unsur penting dalam pengobatan karena cara ini akan mengurangi rangsangan mekanis dan menambah aliran darah ke rahim. Ditambahkan obat penenang bila pasien gelisah. 5. Missed Abortion Dilakukan kuretase. Cuma kudu hati karena terkadang plasenta melekat erat pada rahim.
• Terbukanya jalan lahir akibat abortus dan akibat dari tindakan kuretase tentu tidak terlepas dari komplikasi. Komplikasi yang sering terjadi yaitu infeksi, perforasi/robekan/lubang pada dinding rahim. Tapi bila dikerjakan sesuai prosedur dan pasien cepat tanggap akan keluhan yang diderita maka kemungkinan terjadinya komplikasi dapat ditekan seminimal mungkin.
• Abortus pada wanita hamil bisa terjadi karena beberapa sebab diantaranya : • Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi. Kelainan inilah yang paling umum menyebabkan abortus pada kehamilan sebelum umur kehamilan 8 minggu. Beberapa faktor yang menyebabkan kelainan ini antara lain : kelainan kromoson/genetik, lingkungan tempat menempelnya hasil pembuahan yang tidak bagus atau kurang sempurna dan pengaruh zat yang berbahaya bagi janin seperti radiasi, obatan, tembakau, alkohol dan infeksi virus. • Kelainan pada plasenta. Kelainan ini bisa berupa gangguan pembentukan pembuluh darah pada plasenta yang disebabkan oleh karena penyakit darah tinggi yang menahun. • Faktor ibu seperti penyakit khronis yang diderita oleh sang ibu seperti radang paru, tifus, anemia berat, keracunan dan infeksi virus toxoplasma. • Kelainan yang terjadi pada organ kelamin ibu seperti gangguan pada mulut rahim, kelainan bentuk rahim terutama rahim yang lengkungannya ke belakang (secara umum rahim melengkung ke depan), mioma uteri, dan kelainan bawaan pada rahim.
- Slides: 16