TERAPI TINGKAH LAKU KONSEP DASAR Berfokus pada tingkah
TERAPI TINGKAH LAKU
KONSEP DASAR Berfokus pada tingkah laku yang tampak, ketepatan dalam menyusun tujuan-tujuan tritmen, pengembangan rencana tritmen yang spesifik, dan evaluasi objektif atas hasil terapi. - Terapi berlandaskan pada teori belajar. Tingkah laku yang abnormal adalah akibat dari belajar yang keliru. - Menekankan tingkah laku sekarang dan hanya memberikan sedikit perhatian kepada sejarah masa lampau dan sumber-sumber gangguan - 2
FILSAFAT DASAR - Manusia dibentuk dan dikondisikan oleh pengondisian sosial budaya. Pandangannya deterministik, dalam arti tingkah laku dipandang sebagai hasil belajar dan pengondisian . 3
Juan Petrovich Pavlov (1849 -1936) ✘ Prinsip pengkondisian klasik. - Organisme belajar mengasosiasikan satu stimulus dengan stimulus lain. - Organisme belajar bahwa stimulus pertama adalah “kunci” untuk stimulus berikutnya 4
“ ✘ CLASICAL CONDITIONING 5
“ Dihilangkan (extinction) CS (bel) CR (air liur) lama-lama CR akan hilang 6
“ Tokoh: Watson & Rayner (1920) Mengkondisikan respon ketakutan pada anak 11 bulan (Albert) Albert ----- tikus Tidak takut Pengkondisian Tikus putih (CS) ------ suara mengejutkan -- menangis (takut) Tikus putih --------------- Takut 7
✘ Tujuan Terapi - Menghapus pola-pola tingkah laku yang maladaptif dan membantu klien dalam mempelajari pola-pola tingkah laku yang kostruktif. - Memperkuat dan mempertahankan perilaku yag diinginkan - Tujuan-tujuan spesifik dipilih oleh klien 8
Hubungan terapeutik/fungsi terapis - Terapis aktif dan direktif dan berfungsi sebagai guru atau pelatih dalam membantu klien belajar tingkah laku yang lebih efektif. - Pemberi dan pengontrol reinforcement - Sebagai model 9
Teknik Terapi - Teknik utamanya adalah desensitisasi sistematis, terapi implosif, latihan asertif, terapi aversif dan pengondisian operan. - Kesemua teknik berlandaskan prinsip-prinsip belajar dan digerakan menuju perubahan tingkah laku. 10
1. Desensitisasi sistematis - Digunakan untuk menghapus tingkah laku yang diperkuat secara negatif dan menyertakan pemunculan tingkah laku yang hendak dihapuskan tersebut - Untuk fobia dan situasi yang memunculkan kecemasan seperti situasi interpersonal, ketakutan menghadapi ujian - Desensitisasi sistematik juga melibatkan teknik relaksasi 11
Klien dilatih untuk santai dan mengasosiasikan keadaan santai dengan pengalaman-pengalamanpembangkit kecemasan yang dibayangkan atau divisualkan - Situasi dihadirkan dalam suatu rangkaian dari yang sangat tidak mengancam sampai sangat mengancam - Tingkatan stimulus penghasil kecemasan dipasangkan secara berulang-ulang dengan stimulus penghasil keadaan santai, sampai kaitan antara stimulus penghasil kecemasan dan respon kecemasan itu terhapus - 12
Langkah-langkah Desensitisasi Sistematis q Analisis tingkah laku atas stimulus-stimulus yang bisa membangkitkan kecemasan dalam suatu wilayah tertentu seperti penolakan, rasa iri, ketidaksetujuan, atau fobia q Menyusun tingkat kecemasan q Diberi latihan relaksasi (diawali membayangkan pikiran yang membuat rilaks) q Proses desensitisasi melibatkan keadaan klien dalam keadaan santai dengan mata tertutup. Terapis menceritakan serangkaian situasi dan meminta klien membayangkan berada didalam situasi tersebut 13
✘ Ketika klien mampu membayang situasi tersebut maka terapis melanjutkan ke situasi berikutnya, namun jika klien menunjukan kecemasan, maka klien diminta untuk melakukan rilaksasi, kemudian mengulangi membayangkan situasi tersebut sampat tidak memunculkan kecemasan 14
2. Terapi Implosif atau pembanjiran - Teknik pembanjiran terdiri atas pemunculan stimulus berkondisi secara berulang-ulang tanpa penguatan - Terapi implosive berasumsi bahwa tingkah laku neurotic melibatkan penghindaran thd stimulus -stimulus penghasil kecemasan 15
3. Latihan Asertif - Individu mengalami kesulitan untuk menerima kenyataan bahwa menyatakan atau menegaskan diri adalah tindakan yang benar atau layak - Dapat membantu individu yang; tidak mampu mengungkapkan kemarahan atau perasaan tersinggung, menunjukan kesopanan berlebihan dan selalu mendorong lain untuk mendahuluinya, memiliki kesulitan berkata “tidak”, mengalami kesulitan mengungkapkan afeksi 16
Menggunakan prosedur bermain peran. Contoh: klien mengeluh sering ditekan oleh atasan untuk melakukan hal-hal yang buruk. Klien memainkan peran sebagai atasan dan terapis sebagai klien. Kemudian bertukar peran sambil klien mencoba tingkah laku baru dan terapis memainkan peran atasan 17
4. Terapi Aversi - Digunakan untuk meredakan gangguan-gangguan behavioral yang spesifik, melibatkan pengasosiasian tingkah laku simtomatik dengan suatu stimulus yang menyakitkan sampai tingkah laku yang tidak diinginkan terhambat kemunculannya - Dapat berupa penarikan reinforcement positif atau penggunaan hukuman - Awal mula menggunakan kejut listrik atau pemberi ramuan yang membuat mual 18
Kontroversial namun banyak digunakan dilembaga sosial; gereja menggunakan pengucilan, perusahaan menggunakan pemecatan, pemerintah menggunakan hukuman denda dan penjara - Digunakan untuk penanganan tingkah laku yang maladaptif, minum alkohol secara berlebihan, bergantung pada obat bius, merokok, obsesi kompulsif , berjudi - 19
5. Pengondisian Operan a. Reinforcement b. Penghapusan (extinction) c. Perkuatan intermiten d. Pencontohan (imitasi) 20 e Pembentukan respon (shaping) f. Token economy
a. Reinforcement (penguatan) - - Pembentukan tingkah laku dengan memberikan penguatan segera setelah tingkah laku yang diharapkan muncul Terdapat reinforcement positif dan negatif 21
b. Penghapusan (Extinction) - Jika perilaku sebelumnya individu mendapatkan penguatan, maka kemudian tidak lagi dikuatkan sehingga akan ada kecenderungan penurunan perilaku - Menghilangkan perilaku yang telah terbentuk dengan tidak memberikan reinforcement (+) atau memberikan reinforcement (-) Ex: Anak menunjukan perilaku “kebandelan” di rumah dan disekolah, maka guru dan orang tua menghindari pemberian perhatian untuk menghapus perilaku “kebandelan” 22
Muncul extinction burst peningkatan frekuensi, intensitas dan durasi dari perilaku yang tidak diberikan penguatan - Spontaneous recovery kecenderungan alami perilaku untuk terjadi lagi di situasi yang serupa dengan situasi dimana extinction belum terjadi - 23
c. Penguatan interminten Penguatan yang diberikan setiap tingkah laku yang diinginkan muncul dan setelah frekuensi kemunculan perilaku yang diharapkan meningkat maka penguatan akan dikurangi 24
d. Pembetukan respon (shaping) - Tingkah laku yang sekarang diubah secara bertahap dengan memperkuat unsur-unsur kecil dari tingkah laku baru yang diinginkan secara berturut-turut sampai mendekati tingkah laku akhir 25
Pencontohan (modeling) - Individu mengamati orang dan kemudian diperkuat untuk mencontoh tingkah laku sang model - Dapat dari video, film, biografi dan model 26
Token ekonomi - Tingkah laku yang sesuai diperkuat dengan menggunakan token (kepingan logam, stiker dll) nantinya dapat ditukarkan dengan objek-objek atau hak istimewa yang diingini 27
PENERAPAN DAN SUMBANGAN ✘ Pendekatan ini dapat diterapkan secara luas pada terapi individual dan kelompok, lembaga, sekolah-sekolah 28
thanks! Any questions? 29
- Slides: 29