TEORITEORI BELAJAR MATEMATIKA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA Di SD
TEORI-TEORI BELAJAR MATEMATIKA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA Di SD 1. Teori Jean Piaget “Perlunya pengamatan terhadap tingkat perkembangan intelektual anak sebelum suatu bahan pelajaran matematika diberikan” Tingkat perkembangan intelektual anak menekankan perkembangan kognitif a. Sensori motor (0 -2 tahun) b. Pra-operasional (2 -7 tahun) c. Operasional konkret (7 -11 tahun) d. Operasional (≥ 11 tahun)
a. Tahap sensori motor gerakan anggota tubuh b. Tahap Pra-operasional Tahap persiapan operasi konkrit : menata letak benda menurutan tertentu dan membilang. Pemikiran anak lebih banyak berdasarkan pada pengalaman konkrit daripada pemikiran logis, sehingga jika ia melihat obyek-obyek yang kelihatannya berbeda, maka ia mengatakannya berbeda pula. Misalnya : air dalam bejana 1 dipindahkan ke bejana 2 akan kelihatan lebih banyak
c. Tahap Operasional Konkret Pada anak-anak SD, sudah memahami operasi logis dengan bantuan benda-benda konkrit terwujud dalam memahami konsep kekekalan Ø Kekekalan banyak/bilangan (6 -7 tahun) anak mengerti bahwa banyaknya benda akan tetap walaupun letaknya berbeda-beda. Misalnya banyaknya pensil yang disimpan secara berdekatan dengan lebih renggang dan disejajarkan akan sama nilainya
Ø Kekekalan Materi (7 -8 tahun) siswa dapat membedakan bilangan ganjil dan genap Ø Kekekalan Panjang (7 -8 tahun) siswa dapat mengatakan dua buah tali yang sama panjangnya akan sama bila satunya dikerutkan dan satunya tidak Ø Kekekalan Luas (8 -9 tahun) siswa dapat mengatakan luas persegi panjang akan sama dengan luas empat segitiga Ø Kekekalan berat (9 -10 tahun) siswa mengerti bahwa berat benda tetap walaupun bentuk, tempat, atau penimbangannya berbeda-beda
Ø Kekekalan Isi /Volume (11 -12 tahun) siswa mengerti bahwa air yang ditumpahkan dari sebuah bak yang penuh adalah sama dengan volume benda yang ditenggelamkannya d. Tahap operasional formal anak mampu bernalar tanpa harus berhadapan dengan objek atau peristiwanya langsung
2. Teori Ausubel “Pentingnya kebermaknaan pembelajaran akan membuat pembelajaran lebih bermanfaat dan akan lebih mudah dipahami dan diingat oleh peserta didik” Misalnya : siswa belajar menemukan rumus luas persegi, segitiga atau rumus pythagoras sendiri akan lebih bermakna daripada siswa hanya di ceramahi cara mendapatkan rumus tersebut. Setelah ditemukan rumusnya baru dihafalkan
3. Teori Van Hiele “Tingkatan Belajar Geometri” Ø Level 0 (visualisasi) mampu membedakan bentuk bangun (TK-2 SD) Ø Level 1 (analisis) mampu menyebutkan ciri-ciri bangun (3 -6 SD) Ø Level 2 (deduksi informal) dapat menyebutkan sudut-sudut dalam bangun (SMP) Ø Level 3 (deduksi) menyusun pembuktian (dimensi tiga), menentukan jarak titik ke bidang (SMA) Ø Level 4 (rigor) membedakan dan mengaitkan sistem-sistem aksiomatik yang berbeda (perguruan tinggi)
MEDIA DAN BAHAN MANIPULATIF PEMBELAJARAN MATEMATIKA Media adalah alat bantu pembelajaran yang secara sengaja dan terencana disiapkan atau disediakan guru untuk mempresentasikan atau menjelaskan bahan pelajaran, serta digunakan siswa untuk dapat terlibat langsung dengan pembelajaran matematika Macam-macam media : 1. Media sederhana papan tulis, papan grafik, white board 2. Media cetak buku, modul, LKS, buku petunjuk praktikum 3. Media elektronik LCD, OHP, TV, VCD, kalkulator, komputer dan internet
Beberapa kriteria utama dalam memilih media : 1. Kecocokan dengan materi pelajaran 2. Ketersediaan alat dan pendukungnya 3. Kemampuan finansial untuk pengadaan dan operasional 4. Kemampuan/keterampilan menggunakan media dengan tepat dan benar
Keuntungan penggunaan media dalam pembelajaran : 1. Lebih menarik dan tidak membosankan bagi siswa 2. Lebih mudah dipahami karena dibantu oleh visualisasi yang dapat memperjelas uraian 3. Lebih bertahan lama untuk diingat karena mereka lebih terkesan terhadap tayangan/tampilan 4. Mampu melibatkan peserta pembelajaran lebih banyak dan lebih tersebar (terutama penggunaan media elektronik : radio, televisi, internet) 5. Dapat digunakan berulang kali untuk meningkatkan penguasaan bahan ajar 6. Lebih efektif karena dapat mengurangi waktu pembelajaran
BAHAN MANIPULATIF Bahan manipulatif adalah bahan yang dapat “dimainkan dengan tangan. Bahan ini berfungsi untuk menyederhanakan konsep yang sulit/sukar, menyajikan bahan yang relatif abstrak menjadi lebih nyata, menjelaskan pengertian atau konsep secara lebih konkret, menjelaskan sifat-sifat tertentu yang terkait dengan pengerjaan (operasi) hitung dan sifat-sifat bangun geometri Misalnya, barang bekas yang sudah tidak terpakai : kaleng bekas, bungkus rokok, potongan kayu, kardus makanan, dan plastik-plastik bekas
ALAT PERAGA : GARIS BILANGAN
Alat Peraga Murah (APM) Garis Bilangan Bulat tersebut diproduksi oleh PSBG Ki Ageng Selo, Kecamatan Tawangharjo, Kabupaten Grobogan, Propinsi Jawa Tengah. Alat peraga ini bermanfaat untuk mengajarkan materi operasi perhitungan, seperti penjumlahan dan pengurangan. Bahan-bahan yang dibutuhkan : § Kayu/papan § Bambu § Kertas Karton/Manila Berwarna § Busa/Styrofoam § Lem/perekat § Spidol
Cara pembuatan : 1. Kayu dipotong memanjang 2. Buat potongan karton seukuran permukaan kayu, kemudian buat tulisan bilangan bulat diatasnya (misalnya -10 sampai dengan 10) 3. Tempelkan tulisan bilangan bulat pada kayu menggunakan lem/perekat 4. Siapkan dua potongan bambu, yang digunakan sebagai dudukan kayu bertuliskan bilangan bulat 5. Hias bambu menggunakan kertas warna, beri tulisan pada batang bambu pertama “Negatif” dan bambu kedua “Positif” 6. Bentuk busa/styrofoam menjadi bentuk mobil, tempelkan pula tanda panah dari kertas ke badan mobil
ALAT PERAGA : CORONG BERHITUNG
Bahan-bahan yang dibutuhkan : § Gunting § Mistar § Cutter § Pensil § Paku kardus § Karton warna § Lem kertas § Tali § Plester § Biji-bijian yang dapat diambil atau di buat dari biji semangka yang dikeringkan atau biji kacang hijau § 10 botol bekas air mineral ukuran sedang § Gantungan gorden sebanyak 13 buah, kartu angka/bilangan dari map bekas yang digunting.
Cara pembuatan : 1. Potong botol air mineral menggunakan cutter. Ambil bagian atasnya saja. 2. Susun mendatar ke 10 bagian atas botol tersebut di atas permukaan kardus. Atur jaraknya, kemudian buat lubang sebesar mulut botol. Setelah itu masukkan mulut botol ke lubang yang telah dibuat pada kardus sehingga botol ersusun rapi dan tidak bergeser. 3. Potong kardus menggunakan catter sehingga membentuk sebuah balok dengan panjang disesuaikan dengan lebar botol yang tersusun. 4. Buat laci di salah satu bagian panjang kardus di mana botol terletak di bagian bawah atasnya. Buatkan pegangan laci dari tali. 5. Setelah lacinya jadi, buatlah latar (bentuk bebas). Pada latar pasang gantungan gorden secara mendatar sejajar dengan jarak botol. 6. Tempel latar tersebut pada salah satu sisi kardus yang bertolak belakang dengan sisi laci bebrbentuk balok.
Cara penggunaan : 1. Gantung angka pada gantungan gorden sehingga membentuk penjumlahan berulang. 2. Masukkan biji-bijian ke dalam tiap botol sesuai jumlah angka yang tergantung. 3. Tarik laci untuk mengetahui hasil dari perkalian dengan menghitung jumlah biji-bijian. Indikator apa yang ingin dicapai? . - Dapat mengenal perkalian sebagai penjumlahan berulang dengan menggunakan corong.
“Permainan Kartu Pecahan Senilai dengan Sistem Domino”
ALAT PERAGA JUMLAH SUDUT BANGUN DATAR Model Segitiga Tujuan : memperagakan secara cepat dan jelas bahwa jumlah sudut segitiga adalah 1800 PERAGA
- Slides: 21