TEORI SASTRA Pertemuan 4 TEORI SOSIOLOGI SASTRA Sosiologi

  • Slides: 8
Download presentation
TEORI SASTRA Pertemuan 4

TEORI SASTRA Pertemuan 4

TEORI SOSIOLOGI SASTRA �Sosiologi dan sastra adalah dua bidang ilmu berbeda tetapi berbagi kesamaan

TEORI SOSIOLOGI SASTRA �Sosiologi dan sastra adalah dua bidang ilmu berbeda tetapi berbagi kesamaan lingkup, yaitu objek yang melibatkan sosialmasyarakat. Kesamaan lingkup inilah yang menjadi titik sentuh antara sosiologi dengan sastra. �Karya sastra diperlakukan sebagai ‘ruang’ untuk menyelidiki, mengamati struktur dan perubahan sosial, untuk itu ada studi sosiologi sastra. �Pada sosiologi sastra, tema sosial dan gaya yang ada dalam karya sastra, yang bersifat

TEORI SOSIOLOGI SASTRA Sosiologi sastra sebagai studi dapat membantu menjelaskan aspek sosial dari sastra,

TEORI SOSIOLOGI SASTRA Sosiologi sastra sebagai studi dapat membantu menjelaskan aspek sosial dari sastra, dengan orientasi: �Memberikan pemahaman hubungan aspek sosial yang ada dalam karya sastra dengan kenyataan (di luar karya sastra). �Memperoleh informasi tertentu terkait dimensi sosial dalam suatu karya sastra.

TEORI SOSIOLOGI SASTRA Tujuh cara mengidentifikasikan gagasan sosial dalam karya sastra: 1) Gagasan sosial

TEORI SOSIOLOGI SASTRA Tujuh cara mengidentifikasikan gagasan sosial dalam karya sastra: 1) Gagasan sosial disampaikan secara lugas, “pesan sosial” disampaikan dengan teknik propaganda yang membuat pembacanya dapat memahami pesan/makna karya tersebut dengan mudah tanpa harus melakukan proses penafsiran yang rumit. 2) Gagasan sosial tidak sepenuhnya disampaikan secara lugas, tetapi tetap jelas mengarahkan pembaca kepada gagasan tertentu. Gagasan tertentu tersebut dipadukan ke dalam karya dengan cara melambangkan atau mencontohkan.

TEORI SOSIOLOGI SASTRA 3) Gagasan sosial disampaikan melalui diolog perbantahan di antara tokoh-tokoh dalam

TEORI SOSIOLOGI SASTRA 3) Gagasan sosial disampaikan melalui diolog perbantahan di antara tokoh-tokoh dalam karya tersebut. Gagasan dijadikan bahan perbincangan, yang pada dasarnya adalah untuk menawarkan gagasan tersebut kepada pembaca. 4) Gagasan sosial disampaikan sebagai sebuah konvensi. Gagasan akan tampak dan terasa sebagai sesuatu yang wajar bagi pembaca. Karena gagasan dimunculkan sebagai hal yang “umum” bagi pembaca, sesuatu yang sudah dianggap sebagai pengalaman yang kebanyakan orang pernah alami.

TEORI SOSIOLOGI SASTRA 5) Gagasan disampaikan melalui tokoh dalam karya tersebut. Tokoh menjadi “jendela”

TEORI SOSIOLOGI SASTRA 5) Gagasan disampaikan melalui tokoh dalam karya tersebut. Tokoh menjadi “jendela” gagasan tersebut, segala tindak-tanduk dan ucapan tokoh tersebut adalah ungkapan pengarang atas gagasan sosial tertentu. 6) Melarutkan gagasan dalam dunia fiksi. Gagasan sosial diwujudkan dalam dunia rekaan yang sebenarnya sepenuhnya dikendalikan oleh pengarang. Gagasan sosial biasanya kompleks karena menyatu dengan dunia rekaan yang bisa berdiri sendiri (dimengerti secara mandiri). Walaupun tentu saja dunia rekaan itu pada tingkatan tertentu dapat kita hubungkan dengan “dunia lain” di luar dunia rekaan karya tersebut.

TEORI SOSIOLOGI SASTRA 7) Gagasan ditampilkan sebagai superstruktur. Adapun yang dimaksud dengan konsep superstruktur

TEORI SOSIOLOGI SASTRA 7) Gagasan ditampilkan sebagai superstruktur. Adapun yang dimaksud dengan konsep superstruktur disini adalah adanya kemungkinan perbedaan gagasan sosial dalam sebuah karya. Pengarang bisa saja menyampaikan gagasan sosial dengan cara menciptakan tokoh yang menyuarakannya, tetapi tindakan dan akibat yang ditimbulkannya menjadi berlawanan arah. Dengan kata lain karya menampilkan adanya dilema antara fikiran gagasan sosial “ideal” pengarang dengan

TEORI SOSIOLOGI SASTRA � BEBERAPA TEORI POPULER PEMBAHASAN DALAM SOSIOLOGI SASTRA ANTARA LAIN; a)

TEORI SOSIOLOGI SASTRA � BEBERAPA TEORI POPULER PEMBAHASAN DALAM SOSIOLOGI SASTRA ANTARA LAIN; a) teori ideologi, (marx, dkk) b) teori hegemoni Antonio Gramsci c) teori dialogis Mikhail Bakhtin d) teori kesadaran kolektif e) Teori strukturasi Anthony Giddens f) Teori Multikulturalisme (bikhu parekh, kylimca, dkk) g) Teori identitas sosial (Stuart Hall, tajfel, dkk) h) Teori ruang publik, Juergen Habermas i) DLL