Teori Pengambilan Keputusan S 1 Manajemen Universitas Gunadarma
Teori Pengambilan Keputusan S 1 Manajemen – Universitas Gunadarma Oleh : Rakhma Diana Bastomi, SEI, MM rakhmabastomi@yahoo. com │ 0896 523 11116
Tujuan Instruksional Umum Mata Kuliah Keilmuan dan Ketrampilan (MKKK) Teori Pengambilan Keputusan merupakan mata kuliah yang diharapkan mampu meningkatkan kompetensi mahasiswa dalam hal bagaimana cara yang efektif membuat keputusan. Mahasiswa mampu melakukan perancangan tempat usaha, jenis usaha, marketing plan, melaksanakan, merintis dan mengembangkan kewirausahaan. Mahasiswa diberikan pembekalan berupa penanaman sikap dan perilaku sebagai seorang wirausaha yang memiliki etika mengetahui faktor pendorong berkembangnya sebuah usaha, serta mengetahui success and fail story dari para pengusaha di lapangan, sehingga mendorong mahasiswa untuk lebih menekuni profesi ini ataupun sebagai pendamping pelaku wirausaha itu sendiri. Tujuan Instruksional Khusus (TIK) Membekali mahasiswa agar mahasiswa dapat menjelaskan model pengambilan keputusan; klasifikasi model pengambilan keputusan
Pokok Bahasan Pertemuan Ke-3 MODEL PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pengambilan keputusan itu sendiri merupakan suatu proses berurutan yang memerlukan penggunaan model secara cepat dan benar
Apa itu Model dalam Pengambilan Keputusan?
Perhatikan gambar berikut
�Model merupakan alat penyederhanaan dan penganalisisan situasi atau system yang kompleks �Model adalah abstraksi/ elemen-elemen tertentu dari situasi yang mungkin dapat membantu seseorang menganalisis keputusan dan memahaminya dengan lebih baik �Jadi dengan model, situasi atau sistem yang kompleks itu dapat disederhanakan tanpa menghilangkan hal-hal yang esensial dengan tujuan memudahkan pemahaman
Apa pentingnya model dalam suatu pengambilan keputusan?
Pentingnya model dalam suatu pengambilan keputusan Untuk mengetahui apakah hubungan yang bersifat tunggal dari unsur-unsur itu ada relevansinya terhadap masalah yang akan dipecahkan diselesaikan itu. § Untuk memperjelas (secara eksplisit) mengenai hubungan signifikan diantara unsur-unsur itu. § Untuk merumuskan hipotesis mengenai hakikat hubungan-hubungan antar variabel. Hubungan ini biasanya dinyatakan dalam bentuk matematika. § Untuk memberikan pengelolaan terhadap pengambilan keputusan §
Klasifikasi Model Pengambilan Keputusan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Tujuannya (purpose) : model latihan, model penelitian, model keputusan, model perencanaan, dan lain sebagainya. Bidang penerapannya (field of application) : model tentang transportasi, model tentang persediaan barang, model tentang pendidikan, model tentang kesehatan, dan sebagainya. Tingkatannya (level) : model tingkat manajemen kantor, tingkat kebijakan nasional, kebijakan regional, kebijakan local, dan sebagainya. Ciri waktunya (time character) : model statis dan model dinamis. Bentuknya (form) : model dua sisi, satu sisi, tiga dimensi, model konflik, model non konflik, dan sebagainya. Pengembangan analitik (analytic development) : tingkat dimana matematika perlu digunakan; lain-lain. Kompleksitas (complexity) : model sangat terinci, model sederhana, model global, model keseluruhan, dan lain-lain. Formalisasi (formalization) : model mengenai tingkat dimana interaksi itu telah direncanakan dan hasilnya sudah dapat diramalkan, namun secara formal perlu dibicarakan juga.
Model Pengambilan Keputusan – Menurut Quade
Model Pengambilan Keputusan – Menurut Quade 1. Model kuantitatif (dalam hal ini adalah model matematika) adalah serangkaian asumsi yang tepat yang dinyatakan dalam serangkaian hubungan matematis yang pasti. Ini dapat berupa persamaan, atau analisis lainnya, atau merupakan instruksi bagi computer, yang berupa program-program untuk computer. Adapun ciri-ciri pokok model ini ditetapkan secara lengkap melalui asumsi-asumsi, dan kesimpulan berupa konsekuensi logis dari asumsi-asumsi tanpa menggunakan pertimbangan atau intuisi mengenai proses dunia nyata (praktik) atau permasalahan yang dibuat model untuk pemecahannya. 2. Model kualitatif didasarkan atas asumsi-asumsi yang ketepatannya agak kurang jika dibandingkan dengan model kuantitatif dan cirinya digambarkan melalui kombinasi dari deduksi-deduksi asumsi tersebut dan dengan pertimbangan yang lebih bersifat subjektif mengenai proses atau masalah yang pemecahannya dibuatkan model.
Model Pengambilan Keputusan – Menurut Gullet dan Hicks 1. Model Probabilitas Model probabilitas, umumnya model-model keputusannya merupakan konsep probabilitas dan konsep nilai harapan member hasil tertentu (the concept of probability and expected value). Adapun yang dimaksud dengan probabilitas adalah kemungkinan yang dapat terjadi dalam suatu peristiwa tertentu (the chance of particular event occuring).
Model Pengambilan Keputusan – Menurut Gullet dan Hicks 1. Model Probabilitas Contoh : Diketahui seseorang akan menang saat main kartu ketika mempunyai kartu AS. Hitunglah kemungkinan dia dapat menang ! Apa kesimpulannya dari kasus ini?
Model Pengambilan Keputusan – Menurut Gullet dan Hicks 2. Konsep tentang nilai-nilai harapan (the Concept of Expectedvalue) Konsep tentang nilai harapan ini khususnya dapat digunakan dalam pengambilan keputusan yang akan diambilnya nanti menyangkut kemungkinan-kemungkinan yang telah diperhitungkan bagi situasi dan kondisi yang akan datang. Adapun nilai yang diharapkan dari setiap peristiwa yang terjadi merupakan kemungkinan terjadinya peristiwa itu dikalikan dengan nilai kondisional. Sedangkan nilai kondisionalnya adalah nilai dimana terjadinya peristiwa yang diharapkan masih diragukan.
Model Pengambilan Keputusan – Menurut Gullet dan Hicks 2. Konsep tentang nilai-nilai harapan (the Concept of Expectedvalue) Sebagai contoh: Pemerintah mengeluarkan undian social berhadiah Rp 400 juta. Jumlah undian yang dijual sebanyak dua juta lembar dengan nilai nominal harga tiap lembarnya Rp 500, -. Kalau undian sebanyak dua juta lembar itu laku semuanya, maka pendapatan pemerintah dari hasil penjualan sebesar Rp 1 milyar. Pendapatan bersih sebesar Rp 600 juta. Kemungkinan memenangkan hadiah dari tiap lembar undian adalah seperdua. Berapakah nilai harapannya? Apa kesimpulannya dari kasus ini?
Model Pengambilan Keputusan – Menurut Gullet dan Hicks 3. Model matriks merupakan model khusus yang menyajikan kombinasi antara strategi yang digunakan dan hasil yang diharapkan.
Model Pengambilan Keputusan – Menurut Gullet dan Hicks 3. Model matriks Perhatikan contoh dibawah ini : Jika menggunakan strategi investasi yang sifatnya agresif (berani) sebesar Rp 100 juta, hasil yang dimungkinkan dari investasi tersebut akan berkisar antara 5 -25%nya, tergantung apakah keadaan ekonomi saat itu baru mengalami resesi, atau dalam keadaan normal, atau malahan baru dalam keadaan baik sekali (boom). Apakah hal kedua yang dilakukan yakni dengan menggunakan strategi penanaman modal yang termasuk moderat sebesar Rp 50 juta diharapkan akan mendapat keuntungan sekitar 2 -15%, tergantung dari keadaan ekonomi saat itu. Yang ketiga adalah apabila kebijakan investasi yang ditempuh secara minimal dengan dana Rp 10 juta dan itu digunakan untuk penggantian bagian mesin beserta pemeliharaannya pada keadaan ekonomi yang sedang membaik, diperkirakan dapat member keuntungan 1%, tetapi apabila dalam keadaan resesi atau dalam keadaan normal diperkirakan tidak akan memberi keuntungan. Adanya strategi ya ng berbeda-beda dalam konsep atau pandangan ekonomi yang bervariasi.
Model Pengambilan Keputusan – Menurut Gullet dan Hicks 4. Model pohon keputusan (Decision Tree Model)
Model Pengambilan Keputusan – Menurut Gullet dan Hicks 4. Model pohon keputusan (Decision Tree Model) Model ini merupakan suatu diagram yang cukup sederhana yang menunjukkan suatu proses untuk merinci masalah-masalah yang dihadapinya kedalam komponen, kemudian dibuatkan alternatif-alternatif pemecahan beserta konsekuensi masing-masing. Dengan demikian, maka pimpinan tinggal memilih alternative mana yang sekiranya paling tepat untuk dijadikan keputusan.
Model Pengambilan Keputusan – Menurut Gullet dan Hicks 4. Model pohon keputusan (Decision Tree Model) Ada 4 komponen dari pohon keputusan yakni : simpul keputusan, simpul kesempatan, hasil dari kombinasi, dan kemungkinan-kemungkinan akibat dari setiap peristiwa yang terjadi. Adapun langkah-langkah yang sekiranya perlu dilakukan secara berturut-turut sebagai berikut: 1. Mengadakan identifikasi jaringan hubungan komponen-komponen yang ada yang secara bersama-sama membentuk masalah tertentu yang nantinya harus dipecahkan melalui diagram keputusan. Masalah tertentu itulah yang merupakan masalah utama. 2. Masalah utama itu kemudian dirinci kedalam masalah yang lebih kecil. 3. Masalah yang sudah mulai terinci itu kemudian dirinci lagi kedalam masalah yang lebih kecil lagi. Begitu seterusnya, sehingga merupakan diagram pohon yang bercabang-cabang.
Model Pengambilan Keputusan – Menurut Gullet dan Hicks 4. Model pohon keputusan (Decision Tree Model) Contoh : Asumsikan kamu mempunyai uang sebesar 200 juta untuk membuka usaha makanan, buatlah model keputusan usaha dengan model pohon keputusan !!
Model Pengambilan Keputusan – Menurut Gullet dan Hicks 5. Model Kurva Indiferen (Kurva Tak Acuh). Kurva Indeferen merupakan kurva berbentuk garis dimana setiap titik yang berada pada garis kurva tersebut mempunyai tingkat kepuasan atau kemanfaatan yang sama. Misalnya, penggunaan barang A dan B meskipun kombinasi jumlah masing-masing berbeda, namun apabila semuanya itu berada pada titik kurva indiferen, kepuasa sama.
Model Pengambilan Keputusan – Menurut Gullet dan Hicks 5. Model Kurva Indiferen (Kurva Tak Acuh). Kurva Indeferen mempunyai 4 ciri penting, yakni sebagai berikut. 1. Kurva indeferen membentuk lereng yang negatif. Kemiringan yang negatif menunjukan fakta atau asumsi bahwa satu komoditas dapat diganti dengan komoditas lainnya sedemikian rupa sehingga konsumen mempunyai tingkat kepuasan yang tetap sama. 2. Jika ada dua kurva indiferen dalam suatu keadaan atau lingkupan maka keduanya tidak akan saling berpotongan. 3. Hasil yang diperoleh dari asumsi ialah bahwa kurva indiferen ditarik melalui setiap titik sehingga membentuk garis kurva. 4. Kurva indeferen di butuhkan bagi pengorbanan tertentu untuk mendapatkan kepuasan yang optimal.
Model Pengambilan Keputusan – Menurut Gullet dan Hicks 5. Model Kurva Indiferen (Kurva Tak Acuh).
Model Pengambilan Keputusan – Menurut Gullet dan Hicks 6. Model Simulasi Komputer Menurut model ini, pengambilan keputusan diperlukan rancang bangun (design) yang biasanya menggunakan komputer yang mampu menirukan apa-apa yang dilakukan oleh organisasi. Karena dengan menggunakan komputer, hal ini lebih mudah dihitung dan diketahui besarnya pengaruh variable terhadap dependen. Sebab dengan menggunakan komputer jangkauan pikiran dan pemikirannya secara operasional menjadi lebih luas dan panjang serta mampu memecahkan masalah yang kompleks karena komputer dapat menciptakan simulasi (permainan, tiruan) yang dapat menggambarkan dengan tepat seperti kegiatan yang sesungguhnya.
Model Pengambilan Keputusan – Menurut Gullet dan Hicks 6. Model Simulasi Komputer. Sebagai contoh: Setiap pilot pesawat terbang harus dapat memberi keputusan dengan tepat dan cepat apa yang herus segera dilakukan jika menghadapi situasi yang cukup riskan dalam atau selama penerbangan. Apabila keputusan dan tindakan itu tepat maka selamatlah pesawat terbang dengan segala isinya tetapi apabila ternyata keputusan dan tindakan yang diambil keliru maka akan fatallah penerbangan itu dan pilot bertanggung jawab atas musibah yang dialaminya. Oleh karena itu, setiap calon pilot harus banyak latihan memecahkan masalah penerbangan melalui cockpit tiruan yang bentuk, besar, dan juga instrumennya persis sama dengan cockpit pesawat sungguhan.
Model Pengambilan Keputusan – Menurut Robert D. Spech 1. Model Matematika � Model matematika ini menggunakan teknik seperti misalnya linear programming, teori jaringan kerja, dsb. komputer dapat digunakan begitu pula dengan kalkulator yang dapat digunakan sebagai alat perhitungan saja bukan sebagai simulator. 2. Model Simulasi Komputer � Model ini merupakan tiruan dari kasus yang sesungguhnya. Ada yang dibuat dengan peralatan dan ukuran yang sama persis dengan yang sesungguhnya misalnya cockpit pesawat dimana calon pilot melatih diri melalui cockpit tiruan tersebut. 3. Model Permainan Operasional � Dalam model ini manusia dijadikan objek yang harus mengambil keputusan. Informasi diperoleh dari komputer atau video game yang menyajikan masalahnya. Misalnya seperti pada permainan perang-perangan (war games), video memberikan informasi dan menyajikan masalah yang berupa datangnya musuh yang akan menyerang kita dengan macam-macam cara penyerangan. Kita diminta mempertahankan diri dan menghancurkan musuh dengan peralatan yang telah disediakan pada video games tersebut.
Model Pengambilan Keputusan – Menurut Robert D. Spech 4. Model verbal adalah model pengambilan keputusan berdasarkan analogi yang lebih bersifat bukan kuantitatif. Dari analog itu kemudian dibuat dalilnya yang kemudian diterapkan untuk menyimpulkan dan mengambil keputusan yang nonkuantitatif. 5. Model fisik Dalam menjalankan kebijakan pemerintah model fisik ini tidak begitu penting untuk dianalisis. Model ini misalnya model dalam rangka pembuatan bangunan atau tata kota. Dalam model pengambilan bangunan misalnya berlaku model perencanaan jaringan kerja atau model PERT dan yang sejenisnya. Model ini merupakan serangkaian keputusan dalam program pembangunan dan pengembangan yang cukup kompleks. Bagian-bagian mana yang dapat dilakukan secara serentak, dalam arti tidak usah berurutan dan bagian-bagian mana yang mengerjakan bagian berikutnya. Ini lebih merupakan tugas dan pengambilan keputusan seorang insinyur daripada policy maker.
Case Study Data Penjualan Jika diandaikan harga pengambilan satu keranjang strawberry adalah $20, dan grosir akan menjualnya dengan harga $50 satu keranjang. Berapa keranjangkah persediaan yang perlu diambil setiap hari oleh grosir agar mendapat resiko kerugian minimum, atau agar mendapat keuntungan maximum?
Tabel kerugian bersyarat Jumlah Kemungkinan Permintaan (X) Kemungkinan Persediaan yang Dilakukan(X) 10 11 12 13 10 0 20 40 60 11 30 0 20 40 12 60 30 0 20 13 90 60 30 0 Jumlah Jika diandaikan harga pengambilan satu keranjang strawberry adalah $20, dan grosir akan menjualnya dengan harga $50 satu keranjang.
Distribusi Peluang Jumlah Strawbary terjual Dalam Satuan Keranjang Jumlah Hari Penjualan (f) 10 15 0, 15 11 20 0, 20 12 40 0, 40 13 25 0, 25 Jumlah 100 Frekwensi Relatif (fr)
Hitunglah ekspektasi kerugian dari Persediaan 10 Keranjang ! Jumlah Kemungkinan Permintaan (X) 10 11 12 13 Jumlah Kerugian Bersyarat Peluang X P (X) Ekspektasi Kerugian X. P (X)
Hitunglah ekspektasi kerugian dari Persediaan 11 Keranjang ! Jumlah Kemungkinan Permintaan (X) 10 11 12 13 Jumlah Kerugian Bersyarat Peluang X P (X) Ekspektasi Kerugian X. P (X)
Hitunglah ekspektasi kerugian dari Persediaan 12 Keranjang ! Jumlah Kemungkinan Permintaan (X) 10 11 12 13 Jumlah Kerugian Bersyarat Peluang X P (X) Ekspektasi Kerugian X. P (X)
Hitunglah ekspektasi kerugian dari Persediaan 13 Keranjang ! Jumlah Kemungkinan Permintaan (X) 10 11 12 13 Jumlah Kerugian Bersyarat Peluang X P (X) Ekspektasi Kerugian X. P (X)
Berapa keranjangkah persediaan yang perlu diambil setiap hari oleh grosir agar mendapat resiko kerugian minimum, atau agar mendapat keuntungan maximum?
KESIMPULAN Pemakaian Teori Peluang untuk membahas persoalan ketidakpastian dapat dilakukan bilamana dimiliki suatu informasi yang dapat dimodifikasi menjadi frekwensi relatif. Contoh kasus masalah grosir buah tetah menunjukkan bagaimana penggunaan konsep teori peluang dan ekspektasi digunakan untuk mengambii keputusan. Dan perhitungan dapat diperoleh bahwa nilai minimum kerugian adalah $17. 50, dengan jumlah persediaan perharinya 12 keranjang.
TERIMA KASIH
- Slides: 39