TEORI KRUGMAN Trade and Geography Economies of Scale

  • Slides: 13
Download presentation
TEORI KRUGMAN • Trade and Geography: Economies of Scale, Differentiated Products and Transport Costs

TEORI KRUGMAN • Trade and Geography: Economies of Scale, Differentiated Products and Transport Costs ( Paul Krugman): teori yang relevan dengan kondisi ekonomi internasional kontemporer. • menggabungkan perdagangan internasional dan geografi ekonomi. • Perdagangan internasional berbicara mengenai transaksi perdagangan antar negara. Geografi ekonomi lebih berfokus pada arus migrasi individu atau perusahaan, konsentrasi aktivitas ekonomi di perkotaan semakin meningkat dan bagaimana kota-kota tersebut mengorganisasi dirinya sendiri (ekonomi perkotaan).

 • Krugman: mengenai dampak perdagangan bebas dan faktor-faktor penentu terjadinya migrasi global. di

• Krugman: mengenai dampak perdagangan bebas dan faktor-faktor penentu terjadinya migrasi global. di mana lokasi faktor-faktor produksi dan aktivitas ekonomi dapat dianalisis secara terpadu dalam sebuah kerangka model equilibrium • Kesimpulan Krugman: makin banyak barang dan jasa diproduksi di satu pabrik yang sama, makin rendah pula biaya produksi yang harus dikeluarkan.

 • Bagi Krugman, teori comparative advantage yang diciptakan oleh David Ricardo pada abad

• Bagi Krugman, teori comparative advantage yang diciptakan oleh David Ricardo pada abad ke-19, tidak lagi dapat menjawab fenomena perdagangan internasional pada saat ini. • Ricardo yang menyempurnakan teori absolute advantage Adam Smith, menyatakan bahwa tiap negara perlu mencari spesialisasi produksinya agar proses ‘barter’ terjadi dan pendapatan negara meningkat.

Aglomerasi Industri • Aglomerasi Industri yaitu pemusatan industri di suatu kawasan tertentu dengan tujuan

Aglomerasi Industri • Aglomerasi Industri yaitu pemusatan industri di suatu kawasan tertentu dengan tujuan agar pengelolanya dapat optimal. • Proses aglomerasi (pemusatan) industri keberhasilannya banyak ditentukan oleh faktor teknologi. lingkungan, produktivitas, modal, SDM, manajemen dan lain-lain.

 • Penempatan aglomerasi industri harus memperhatikan: modal, teknologi, bahan baku, transportasi, tenaga kerja,

• Penempatan aglomerasi industri harus memperhatikan: modal, teknologi, bahan baku, transportasi, tenaga kerja, manajemen, pasar dan infrastruktur. • Transportasi merupakan salah satu faktor penting dalam mendirikan industri • Adanya sarana dan prasarana transportasi yang memadai lebih mempermudah perusahaan untuk mengangkut bahan baku ke pabrik dan mendistribusikannya ke pasar. • Transportasi merupakan alasan utama untuk mendirikan industri di sepanjang jalan, pelabuhan, dan station kereta.

Penyebab terjadinya aglomerasi industri : • terkonsentrasinya beberapa faktor produksi yang dibutuhkan pada suatu

Penyebab terjadinya aglomerasi industri : • terkonsentrasinya beberapa faktor produksi yang dibutuhkan pada suatu lokasi; (manufacturing) • kesamaan lokasi usaha yg didasarkan pada salah satu faktor produksi tertentu; (semen) • adanya wilayah pusat pertumbuhan industri yang disesuaikan dengan tata ruang dan fungsi wilayah; (KAPET) • adanya kesamaan kebutuhan sarana, prasarana, dan bidang pelayanan industri lainnya yang lengkap; (Kawasan Industri) • adanya kerja sama dan saling membutuhkan dalam menghasilkan suatu produk ( Textile/Benang, kain, kancing

Model aglomerasi industri menguntungkan karena: • mengurangi pencemaran atau kerusakan lingkungan, karena terjadi pemusatan

Model aglomerasi industri menguntungkan karena: • mengurangi pencemaran atau kerusakan lingkungan, karena terjadi pemusatan kegiatan sehingga memudahkan dalam penanganannya; • mengurangi kemacetan di perkotaan, karena lokasinya dapat disiapkan di sekitar pinggiran kota; • memudahkan pemantauan dan pengawasan; • tidak mengganggu rencana tata ruang; • dapat menekan biaya transportasi dan biaya produksi serendah mungkin.

Aglomerasi dapat dibagi menjadi 2, yaitu: • Aglomerasi primer adalah perusahaan yang baru muncul

Aglomerasi dapat dibagi menjadi 2, yaitu: • Aglomerasi primer adalah perusahaan yang baru muncul tidak ada hubungannya dengan perusahaan lama yang sudah terdapat di wilayah aglomerasi, • Aglomerasi sekunder jika perusahaan yang baru beroperasi adalah perusahaan yang memiliki tujuan untuk memberi pelayanan pada perusahaan yang lama.

Terdapat 3 jenis aglomerasi, yaitu : • Internal return to scale, timbul karena perusahaan

Terdapat 3 jenis aglomerasi, yaitu : • Internal return to scale, timbul karena perusahaan memiliki skala ekonomi yang besar; • Lokalisasi ekonomi, terjadi pada satu kelompok perusahaan dalam satu industri yang sejenis yang terletak pada lokasi yang sama; • Urbanisasi Ekonomi, timbul pada perusahaan dari sektor industri yang berbeda yang mengelompok di lokasi yang sama.

Contoh: Kawasan industri atau sering disebut industrial estate, yaitu suatu kawasan atau tempat pemusatan

Contoh: Kawasan industri atau sering disebut industrial estate, yaitu suatu kawasan atau tempat pemusatan kegiatan industri pengolahan yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana, yang telah disediakan oleh perusahaan pengelola kawasan industri. Tujuan dibentuknya suatu kawasan industri (aglomerasi yang disengaja): • untuk mempercepat pertumbuhan industri • memberikan kemudahan bagi kegiatan industri • mendorong kegiatan industri agar terpusat di kawasan • menyediakan fasilitas lokasi industri yang berwawasan lingkungan. Misalnya: beberapa kawasan industri di Indonesia, antara lain Medan, Cilegon (Banten), Pulogadung (Jakarta), Cikarang (Bekasi), Cilacap (Jateng), Rungkut (Surabaya), dan Makassar.

Kawasan berikat (Bonded zone) merupakan suatu kawasan dengan batas tertentu di dalam wilayah pabean

Kawasan berikat (Bonded zone) merupakan suatu kawasan dengan batas tertentu di dalam wilayah pabean yang di dalamnya diberlakukan ketentuan khusus di bidang pabean. Kawasan berikat berfungsi sebagai tempat penyimpanan, penimbunan, dan pengolahan barang yang berasal dari dalam atau luar negeri. Contoh: kawasan berikat, yaitu PT Kawasan Berikat Indonesia meliputi Tanjung Priok, Cakung, dan Batam.

Jika terdapat istilah aglomerasi, yaitu pengelompokan, ada pula istilah deglomerasi, yaitu suatu kecenderungan perusahaan

Jika terdapat istilah aglomerasi, yaitu pengelompokan, ada pula istilah deglomerasi, yaitu suatu kecenderungan perusahaan untuk memilih lokasi usaha yang terpisah dari kelompok lokasi perusahaan lain. Pemicu lahirnya perusahaan yang melakukan deglomerasi : • Harga buruh yang semakin meningkat di daerah padat industri • Penyempitan luas tanah yang dapat digunakan karena sudah banyak dipakai untuk perumahan dan kantor pemerintah. • Harga tanah yang semakin tinggi di daerah yang telah padat. • Sarana dan Prasarana di daerah lain semakin baik namun harga tanah dan upah buruh masih rendah.

Hubungan antar Industri secara Fungsional dapat ditunjukkan melalui 3 hubungan, berikut ini: • Hubungan

Hubungan antar Industri secara Fungsional dapat ditunjukkan melalui 3 hubungan, berikut ini: • Hubungan produksi (Production Linkages) Hubungan ini merupakan hubungan hasil porduksi dari satu perusahaan ke perusahaan lain. Dengan kata lain, terdapat arus barang yang bergerak dari tempat produksi 1 ke tempat produksi lain untuk diolah kembali atau dikemas dalam bentuk lain. Misalnya, pabrik benang menggerakkan produksinya ke pabrik kain. • Hubungan pelayanan (Service Lingkage) Perusahaan pasti membutuhkan layanan jasa yang berhubungan dengan perusahaan lain. Sebagai contoh, perusahaan membutuhkan jasa akuntan publik dari perusahaan akuntan untuk menghitung kekayaan perusahaan. • Hubungan pemasaran (Market Linkages) Hubungan pemasaran akan melibatkan bagian yang terpisah, yaitu bagian yang bekerja sebagai penjual atau distributor hasil produksi. Dapat dikatakan bahwa terdapat hubungan antara perusahaan yang akan membuat kemasan, para tengkulak, dan agen-agen penjualan.