TEORI KETAHANAN NASIONAL Oleh Agus Suryono MUKADDIMAH Ketika

  • Slides: 41
Download presentation
TEORI KETAHANAN NASIONAL Oleh Agus Suryono

TEORI KETAHANAN NASIONAL Oleh Agus Suryono

MUKADDIMAH • Ketika anda membaca dan mempelajari power point ini, ingat bahwa ini hanya

MUKADDIMAH • Ketika anda membaca dan mempelajari power point ini, ingat bahwa ini hanya sekedar poin atau kisi-kisi pokok bahasan dari materi mata kuliah yang saya asuh, bukan diskripsi dan eksplanasi • Alangkah indahnya jika anda juga membaca dan mempelajari power texs-nya yakni buku bacaan atau referensi yang saya cantumkan dalam tayangan ini; di samping anda juga harus aktif mengikuti jadwal kuliah saya. Terima Kasih. (Agus Suryono)

SUMPAH PALAPA (Patih Gajah Mada – Raja Brawijaya – Mojopahit) Lamun huwus kalah nusantara

SUMPAH PALAPA (Patih Gajah Mada – Raja Brawijaya – Mojopahit) Lamun huwus kalah nusantara isun amukti palapa, lamun kalah ring gurun, ring seram, tanjungpura, ring haru, pahang, dompo, ring bali, sunda, palembang, tumasik, samana isun amukti palapa (Apabila sudah kalah Nusantara, saya akan beristirahat. Apabila gurun telah dikalahkan, begitu pula Seram, Tanjungpura, Haru, Pahang, Dompo, Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, pada waktu itu pula saya akan menikmati istirahat)

POKOK BAHASAN TEORI TANNAS 1. Tujuan Mata Kuliah 2. Terminologi Teori, Konsep, dan Ilmu

POKOK BAHASAN TEORI TANNAS 1. Tujuan Mata Kuliah 2. Terminologi Teori, Konsep, dan Ilmu Pengetahuan 3. Analisa Kondisi Obyektif Indonesia (Wasantara) 4. Pengertian Tannas (Indonesia) 5. Pengertian Konsepsi Tannas (Indonesia) 6. Hakekat Tannas dan Konsepsi Tannas (Indonesia) 7. Asas-Asas Tannas (Indonesia) 8. Sifat Tannas (Indonesia)

9. Pengaruh Aspek Tannas pada Kehidupan Berbangsa dan Bernegara 10. Pengaruh Aspek Ideologi (Tugas

9. Pengaruh Aspek Tannas pada Kehidupan Berbangsa dan Bernegara 10. Pengaruh Aspek Ideologi (Tugas Terstruktur dan Diskusi Kelas) 11. Pengaruh Aspek Politik (Tugas Terstruktur dan Diskusi Kelas) 12. Pengaruh Aspek Ekonomi (Tugas Terstruktur dan Diskusi Kelas) 13. Pengaruh Aspek Sosial-Budaya (Tugas Terstruktur dan Diskusi Kelas) 14. Pengaruh Aspek Pertahanan dan Keamanan (Tugas Terstruktur dan Diskusi Kelas) 15. Ujian Tengah dan Akhir Semester

TUJUAN MATA KULIAH • TUJUAN UMUM: Menitik beratkan pada pemberian pengertian teori dan doktrin

TUJUAN MATA KULIAH • TUJUAN UMUM: Menitik beratkan pada pemberian pengertian teori dan doktrin di bidang Ketahanan Nasional maupun Pertahanan dan Keamanan Nasional • TUJUAN KHUSUS : Memberikan pengertian secara teoritis dan kesadaran bagi para mahasiswa tentang pertahanan dan keamanan negara (bela negara) secara proporsional dan profesional

DAFTAR BACAAN Hefner, Robert. W, 2007, Politik Multikulturalisme: Menggugat Realitas Kebangsaan, Yogyakarta, Kanisius Heryanto,

DAFTAR BACAAN Hefner, Robert. W, 2007, Politik Multikulturalisme: Menggugat Realitas Kebangsaan, Yogyakarta, Kanisius Heryanto, Ariel, 1996, Nasionalisme: Refleksi Kritis Kaum Ilmuwan, Yogyakarta, Pustaka Pelajar Kartodirdjo, Sartono, 1993, Pembangunan Bangsa: Nasionalisme, Kesadaran dan Kebudayaan Nasional, Yogyakarta, Aditya Media Sobana, 1996, Kewiraan: Dalam Konsepsi dan Implementasi untuk Perguruan Tinggi, Bandung, Trigenda Karya

Sumarno, Kohar Hari, 1985, Sistem Ketatanegaraan Berdasarkan UUD 1945 Mampu Mendukung Wasantara dan Tannas,

Sumarno, Kohar Hari, 1985, Sistem Ketatanegaraan Berdasarkan UUD 1945 Mampu Mendukung Wasantara dan Tannas, Jakarta, Lemhannas Suryono, Agus, 1997, Pendidikan Kewiraan sebagai Pendidikan Kewarganegaraan, Malang, KOPMA Universitas Brawijaya Suseno, Alex dan Napitupulu AS, 1994, Satya Negara: Mengakarkan Watak dan Kepribadian Bangsa Pejuang, Jakarta, Grasindo Sujana, I Nyoman Naya (editor), 2004, Pembangunan Jatidiri Bangsa Indonesia, Surabaya, DHD 45 Jatim Yakin, Ainul, M, 2005, Pendidikan Multikulturalisme: Cross Cultural Understanding untuk Demokrasi dan Keadilan, Yogyakarta, Pilar Media

TERMINOLOGI TEORI

TERMINOLOGI TEORI

HAKEKAT TEORI • Teori adalah menciptakan cita-cita, rencana dan impian besar bagi anak manusia

HAKEKAT TEORI • Teori adalah menciptakan cita-cita, rencana dan impian besar bagi anak manusia untuk menjadi orang besar. Mereka-mereka yang tidak memiliki cita-cita, rencana dan impian besar dalam hidupnya, hakekatnya mereka telah mati • Teori adalah enerji besar yang menggerakkan hidup manusia. Oleh karena itu berikan manusia kebebasan untuk memiliki enerji besar itu.

TEORI • Adalah sesuatu yang ideal (das sollen) • Serangkaian asumsi, konsep, konstruksi, definisi

TEORI • Adalah sesuatu yang ideal (das sollen) • Serangkaian asumsi, konsep, konstruksi, definisi dan proposisi untuk menerangkan suatu fenomena sosial dan alami secara sistematis dengan cara merumuskan hubungan antar konsep • Gabungan dari konsep-konsep yang telah diuji kebenarannya secara sistematis dan metodologis sehingga memiliki sifat obyektif (generalisasi) sebagai kesepakatan dunia akademis

 • Teori adalah alat untuk memahami kenyataan atau realitas sosial • Teori sebagai

• Teori adalah alat untuk memahami kenyataan atau realitas sosial • Teori sebagai alat untuk menyatakan hubungan sistematik antara fenomena atau gejala yang hendak diteliti • Teori selalu lahir dari kenyataan dan selalu diuji pula di dalam kenyataan • Teori merupakan hasil kesepakatan masyarakat akademis sebagai perspektif etik (agenda akademis)

 • Teori memberikan pola bagi interpretasi data dan fakta • Teori menghubungkan satu

• Teori memberikan pola bagi interpretasi data dan fakta • Teori menghubungkan satu studi dengan studi lainnya • Teori menyajikan kerangka sehingga konsep dan variabel memiliki arti dan makna penting • Teori memungkinkan interpretasi makna yang lebih besar (siap pakai) daripada hasil temuan yang diperoleh dari penelitian (kegunaan laten/hidden)

TUJUAN BELAJAR TEORI • Untuk memberikan pengertian dan pemahaman (understanding) terhadap realita/fenomena sosial •

TUJUAN BELAJAR TEORI • Untuk memberikan pengertian dan pemahaman (understanding) terhadap realita/fenomena sosial • Untuk memberikan penjelasan (explanation) terhadap realita/fenomena sosial • Untuk kepentingan prediksi atau peramalan (forcasting) terhadap fenomena-2 sosial • Sebagai kritik dan pengawasan (control) terhadap perkembangan konsep dan teori-teori sosial • Melatih kepekaan dan tanggungjawab sosial (sensitivity and responsebelity)

MANFAAT BELAJAR TEORI • Sebagai alat (instrument) dalam menjelaskan realita/fenomena sosial • Sebagai alat

MANFAAT BELAJAR TEORI • Sebagai alat (instrument) dalam menjelaskan realita/fenomena sosial • Sebagai alat analisis (tools of analysis) terhadap fenomena sosial yang diamati • Sebagai sarana atau upaya peneliti untuk melakukan konstruksi, rekonstruksi atau dekonstruksi teori terhadap realita/ fenomena sosial yang diamati dengan persyaratan: relevan (cocok, layak), aplikabel/manajebel (dapat dilaksanakan), replikan (dapat di daur ulang), dan konsisten (runtut dan sistematik)

INTENSITAS TEORI • Jika situasi dan kondisi dalam keadaan normal (stabil), maka wacana teori

INTENSITAS TEORI • Jika situasi dan kondisi dalam keadaan normal (stabil), maka wacana teori memiliki intensitas rendah, tetapi aplikasinya tinggi • Jika situasi dan kondisi dalam keadaan tidak normal (labil), maka wacana teori memiliki intensitas tinggi, tapi aplikasinya rendah bahkan tertolak

TERMINOLOGI KONSEP

TERMINOLOGI KONSEP

TUJUAN KONSEP • Sebagai reduksi atau refleksi dari peristiwa, realita, gejala atau fenomena alami

TUJUAN KONSEP • Sebagai reduksi atau refleksi dari peristiwa, realita, gejala atau fenomena alami dan fenomena sosial yang berisikan data dan fakta-fakta alami dan sosial • Untuk merumuskan kesepakatan (komitmen) definisi, pengertian, istilah, kata-kata, kalimat atau label-label dari fenomena alami dan fenomena sosial sebagai konsep-konsep alami dan konsep sosial

 • Untuk merumuskan simbol-simbol, kategorisasi, mitos, formula/dalil, dan kode (morse) sebagai hasil konstruksi

• Untuk merumuskan simbol-simbol, kategorisasi, mitos, formula/dalil, dan kode (morse) sebagai hasil konstruksi kelompok tertentu yang sifatnya lebih halus daripada peristiwa dan konsep-konsep sosial yang dirumuskan sebelumnya

KONSEP • Gambaran abstrak dari peristiwa/ fenomena/gejala/realita Alami dan sosial • Fenomena alami: geografi/wilayah,

KONSEP • Gambaran abstrak dari peristiwa/ fenomena/gejala/realita Alami dan sosial • Fenomena alami: geografi/wilayah, kekayaan alam/potensi alam/SDA, dan demografi/kemampuan penduduk/SDM • Fenomena sosial: ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, hankam

 • Dalam konteks pembangunan di Indonesia gabungan analisis fenomena alami dan fenomena sosial

• Dalam konteks pembangunan di Indonesia gabungan analisis fenomena alami dan fenomena sosial disebut dengan ASTAGATRA terdiri dari TRIGATRA (aspek alami) dan PANCAGATRA (aspek sosial/kemasyarakat) • Fenomena atau realita, meliputi: ruang lingkup realita, dan jenis realita • Ruang lingkup realita, terdiri dari: lingkup makro (holistik/umum), dan lingkup mikro (inkremental/khusus)

 • Jenis realita, terdiri dari: realita obyektif dan realita subyektif • Realita obyektif,

• Jenis realita, terdiri dari: realita obyektif dan realita subyektif • Realita obyektif, meliputi: fakta sosial, empirik/propan, dan kausal (positivistik) • Realita subyektif, meliputi: definisional, simbolik, dan interpretatif • Gabungan analisis konsep (lingkup realita dan jenis realita) akan melahirkan teori, paradigma, mazhab, aliran pemikiran (school of thought)

MAKROSKOPIK I. Makro-Obyektif Masyarakat, birokrasi, hukum, arsitektur, teknologi dan bahasa II. Makro-Subyektif Kultur, norma,

MAKROSKOPIK I. Makro-Obyektif Masyarakat, birokrasi, hukum, arsitektur, teknologi dan bahasa II. Makro-Subyektif Kultur, norma, nilai, dan ideologi OBYEKTIF SUBYEKTIF III. Mikro-Obyektif Pola interaksi, pola perilaku dan tindakan IV. Mikro-Subyektif Berbagai konstruksi tentang realitas MIKROSKOPIK

MAKRO/HOLISTIK/UMUM I. Teori Struktural Kritis (makro-obyektif ) II. Teori Fungsionalisme (makro-subyektif) OBYEKTIF SUBYEKTIF III.

MAKRO/HOLISTIK/UMUM I. Teori Struktural Kritis (makro-obyektif ) II. Teori Fungsionalisme (makro-subyektif) OBYEKTIF SUBYEKTIF III. Teori Utilitarianisme (mikro-obyektif) IV. Teori Konstruktivisme (mikro-subyektif) MIKRO/INKREMENTAL/KHUSUS

POSISI KONSEP DAN TEORI REALITA E M P I R I S FENOMENA/PERISTIWA KONSEP

POSISI KONSEP DAN TEORI REALITA E M P I R I S FENOMENA/PERISTIWA KONSEP TEORI METODOLOGI N O N E M P I R I S

CONCEPTUAL& THEORITICAL WORLD -Sistematis - Teratur - Umum -Bebas Nilai -Teks Logika Deduktif Permasalahan

CONCEPTUAL& THEORITICAL WORLD -Sistematis - Teratur - Umum -Bebas Nilai -Teks Logika Deduktif Permasalahan (Problems) Logika Induktif EMPERICAL WORLD -Komplek - Tidak teratur - Khusus -Terikat Nilai -Konteks

CONCEPTUAL WORLD THEORY M E BL EMPIRICAL WORLD RESEARCH EMPIRIC O PR EXPLANATION UNDERSTANDING

CONCEPTUAL WORLD THEORY M E BL EMPIRICAL WORLD RESEARCH EMPIRIC O PR EXPLANATION UNDERSTANDING PREDICTION CONTROL

TERMINOLOGI ILMU PENGETAHUAN

TERMINOLOGI ILMU PENGETAHUAN

ILMU PENGETAHUAN • Adalah gabungan antara konsep dan teori sebagai suatu proses atau sesuatu

ILMU PENGETAHUAN • Adalah gabungan antara konsep dan teori sebagai suatu proses atau sesuatu yang belum jadi atau tidak pernah berakhir (unending) • Agar ilmu pengetahuan menjadi berakhir (ending), maka perlu technoknowledge yaitu kegiatan riset atau penelitian ilmiah

 • Ilmu pengetahuan yang sudah jadi atau berakhir (ending), akan melahirkan IDEOLOGI sebagai

• Ilmu pengetahuan yang sudah jadi atau berakhir (ending), akan melahirkan IDEOLOGI sebagai dalil/stikma/ hukum/ paradigma ilmu pengetahuan yang DIYAKINI kebenarannya • Jadi IDEOLOGI adalah fanatisme atau anarkhisme terhadap suatu teori ilmu pengetahuan • Ideologi yang diajarkan disebut doktrin • Doktrin yang di implementasikan akan merupakan TEORI ALIRAN (mashab) yang bernuansa gerakan (movement) dan tindakan (action)

 • Selanjutnya, ideologi dan doktrin akan melahirkan AJARAN atau PAHAM (ISME) sebagai wujud

• Selanjutnya, ideologi dan doktrin akan melahirkan AJARAN atau PAHAM (ISME) sebagai wujud dari teori ilmu pengetahuan yang bersifat monumental (grand theory) • Kecanggihan dan ketangguhan suatu teori ilmu pengetahuan akan selalu terus di uji coba (trial and error) berdasarkan dimensi waktu dan gerak sejarah (time and motion/space)

ANALISA KONDISI OBYEKTIF INDONESIA (WASANTARA)

ANALISA KONDISI OBYEKTIF INDONESIA (WASANTARA)

INDONESIA DALAM POSISI SILANG DUNIA UTARA: ± 6 o 08’ LU (Lintang Utara) SELATAN:

INDONESIA DALAM POSISI SILANG DUNIA UTARA: ± 6 o 08’ LU (Lintang Utara) SELATAN: ± 110 15’ LS (LIntang Selatan) BARAT: ± 940 45’ BT (Bujur Timur) TIMUR: ± 1410 05’ BT (Bujur Timur)

GLOBALISME -World Bank -MNC -IMF -WTO REGIONALISME -Asean, G 7, G 15 -MEE -Comecon

GLOBALISME -World Bank -MNC -IMF -WTO REGIONALISME -Asean, G 7, G 15 -MEE -Comecon NASIONALISME PRIMORDIALISME (SARA)

SPHERE OF INFLUENCE (kekuatan pengaruh) KEKUATAN PANREGION (G 7) KEKUATAN GLOBAL KEKUATAN LATEN/ OTB

SPHERE OF INFLUENCE (kekuatan pengaruh) KEKUATAN PANREGION (G 7) KEKUATAN GLOBAL KEKUATAN LATEN/ OTB ? (FREE RIDERS) KEKUATAN REGIONAL (MEE, ASEAN) KEKUATAN LOKAL (DAERAH) KEKUATAN NASIONAL KEKUATAN PRIMORDIAL (SARA)

EMPAT PILAR UTAMA KOMITMEN FOUNDING FATHERS INDONESIA 1. Landasan Ideologi Pancasila 2. Landasan Konstitusi

EMPAT PILAR UTAMA KOMITMEN FOUNDING FATHERS INDONESIA 1. Landasan Ideologi Pancasila 2. Landasan Konstitusi UUD 1945 3. Membangun Negara Kesatuan Republik Indonesia 4. Dalam Ke Bhineka Tunggal Ika-an (Masyarakat Majemuk) - Dharma Pusaka 1945 -

PILIHAN SIKAP BAGI NEGARA DAN BANGSA YANG BERDAULAT • Membiarkan diri sendiri terus menjadi

PILIHAN SIKAP BAGI NEGARA DAN BANGSA YANG BERDAULAT • Membiarkan diri sendiri terus menjadi obyek dan lalu lintas kekuatan-kekuatan dan pengaruh dari luar yang melintasi kedudukan (wilayah) Indonesia, dengan setiap saat menyandarkan dan menggantungkan diri kepada kekuatan atau pengaruh terbesar dari negara lain, ataukah • Ikut serta mengatur lalu lintas kekuatan-kekuatan dan pengaruh-pengaruh tersebut dalam arti ikut serta memainkan secara aktih peran sebagai subyek, ataukah • Bingung atau tidak jelas dalam menentukan sikap (ngambang)?

PERSYARATAN UNTUK IKUT AKTIF DALAM PERGOLAKAN DUNIA GLOBAL 1. Adanya tujuan dan landasan perjuangan

PERSYARATAN UNTUK IKUT AKTIF DALAM PERGOLAKAN DUNIA GLOBAL 1. Adanya tujuan dan landasan perjuangan yang jelas yang mampu mempersatukan seluruh bangsa 2. Adanya kemampuan untuk menyadari, memahami, mengenal dan menilai tantangan, ancaman, hambatan, dan gangguan terhadap tujuan dan landasan perjuangan tersebut 3. Kemauan dan tekad yang bulat untuk mengatasi tantangan, ancaman, hambatan, dan gangguan tersebut

4. Adanya strategi nasional yang menunjukkan kerangka dan arah perjuangan yang jelas menuju pencapaian

4. Adanya strategi nasional yang menunjukkan kerangka dan arah perjuangan yang jelas menuju pencapaian tujuan perjuangan nasional 5. Adanya mekanisme dan prosedur yang tepat dan cepat untuk melaksanakan strategi nasional tersebut dengan senantiasa menilai ketepatan dan keserasian dengan perkembangan situasi dan kondisi yang berubah dengan cepat 6. Adanya unsur kepemimpinan nasional yang tegas, jujur, berani, berwibawa, berdedikasi, dan mampu membangkitkan semangat kegairahan (untuk membangun) dan adanya partisipasi bangsa dalam melaksanakan strategi nasional yang telah digariskan dan yang telah disepakati bersama secara konsisten, transparan, dan akuntabel

IKUTI EPISODE 02 PENGERTIAN TANNAS (INDONESIA)

IKUTI EPISODE 02 PENGERTIAN TANNAS (INDONESIA)