TEORI ILMUILMU SOSIAL Dirangkum Oleh Dr H A

  • Slides: 152
Download presentation
TEORI ILMU-ILMU SOSIAL Dirangkum Oleh Dr. H. A. Halim, M. Ag.

TEORI ILMU-ILMU SOSIAL Dirangkum Oleh Dr. H. A. Halim, M. Ag.

SUBSTANSI PEMBELAJARAN TEORI ILMU-ILMU SOSIAL Mata kuliah ini mengajarkan berbagai konsep dasar dan teori-teori

SUBSTANSI PEMBELAJARAN TEORI ILMU-ILMU SOSIAL Mata kuliah ini mengajarkan berbagai konsep dasar dan teori-teori ilmu sosial terutama yang terkait dengan perspektif sosiologi, antropologi, politik, ekonomi, psikologi sosial, hukum, administrasi publik, dan pengembangannya (prospek)

POKOK BAHASAN 1. 2. 3. 4. Daftar Bacaan (Referensi) Konsep dan Teori Memahami Teori

POKOK BAHASAN 1. 2. 3. 4. Daftar Bacaan (Referensi) Konsep dan Teori Memahami Teori Ilmu-Ilmu Sosial Awal Sejarah Perkembangan Teori Ilmu Sosial 5. Dasar Pengamatan Ilmu-Ilmu Sosial 6. Permasalahan Sosial 7. Kategorisasi Teori Ilmu-Ilmu Sosial

8. Sifat Hubungan Antar Teori Ilmu-Ilmu Sosial 9. Persyaratan Studi Teori Ilmu-Ilmu Sosial 10.

8. Sifat Hubungan Antar Teori Ilmu-Ilmu Sosial 9. Persyaratan Studi Teori Ilmu-Ilmu Sosial 10. Perspektif Perkembangan Teori Ilmu-Ilmu Sosial 11. Anatomi dan Jenis Teori Ilmu Sosial 12. Paradigma Ilmu Sosial 13. Peta Teori Ilmu-Ilmu Sosial 14. Pertanyaan Besar Teori Ilmu-Ilmu Sosial, tbk

DAFTAR BACAAN (Referensi)

DAFTAR BACAAN (Referensi)

Agger, Ben, 2007, Teori Sosial Kritis: Kritik, Penerapan dan Implikasinya, Yogyakarta, Kreasi Wacana. Baert,

Agger, Ben, 2007, Teori Sosial Kritis: Kritik, Penerapan dan Implikasinya, Yogyakarta, Kreasi Wacana. Baert, Patrick, 1998, Social Theory in the Twentieth Century, Cambridge, Polity Press. Beilharz, Peter, 2002, Teori-Teori Sosial: Observasi Kritis terhadap Para Filosof Terkemuka, Yogyakarta, Pustaka Pelajar Campbell, Tom, 1994, Tujuh Teori Sosial, Sketsa, Penilaian, Perbandingan, Yogyakarta, Kanisius. Craib, Ian, 1986, Teori-Teori Sosial Modern: Dari Parson Sampai Habermas, Jakarta, Rajawali. Delanty, Gerard, 1999, Social Theory in a Changing World, Conception of Modernity, Cambridge, Polity Press. Doyle, Paul Johnson, 1986, Teori Sosiologi Klasik Dan Modern, (Robert MZ Lawang, penterjemah), Jilid 1, 2, Jakarta, Gramedia.

Effendi, Sofian, dkk, 1996, Membangun Martabat Manusia: Peranan Ilmu-Ilmu Sosial Dalam Pembangunan, Yogyakarta, Gadjah

Effendi, Sofian, dkk, 1996, Membangun Martabat Manusia: Peranan Ilmu-Ilmu Sosial Dalam Pembangunan, Yogyakarta, Gadjah Mada University Press. Giddens, Anthony, 2009, Problematika Utama dalam Teori Sosial, Yogyakarta, Pustaka Pelajar. Hardiman, F. Budi, 1993, Menuju Masyarakat Komunikatif, Ilmu, Masyarakat, Politik dan Postmodernisme menurut Jurgen Habermas, Yogyakarta, Kanius. Hoogvelt, Ankie MM, 1995, Sosiologi Masyarakat Sedang Berkembang, (Alimandan, Penyadur), Jakarta, Rajawali. Jackson, Stevi dan Jackie Jones, 2009, Teori-Teori Feminis Kontemporer, Yogyakarta, Jalasutra. Jones, Pip, 2009, Pengantar Teori-Teori Sosial, Jakarta, Yayasan Obor Indonesia

Kuhn, Thomas, S, 2000, The Structure of Scientific Revolutions: Peran Paradigma Dalam Revolusi Sains,

Kuhn, Thomas, S, 2000, The Structure of Scientific Revolutions: Peran Paradigma Dalam Revolusi Sains, Bandung, Remaja Rosda Karya. Lechte, John, 2001, 50 Filsuf Kontemporer: Dari Strukturalisme sampai Postmodernitas, Yogyakarta, Kanisius. Polanyi, Michael, 1996, Segi Tak Terungkap Ilmu Pengetahuan, Jakarta, Gramedia Pustaka Utama. Ritzer, George, 2002, Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda, (Alimandan: Penyadur), Cetakan ketiga, Jakarta, Rajawali. ---------, 2003, Teori Sosial Post Modern, Yogyakarta, Kreasi Wacana. Salim, Agus, 2001, Teori dan Paradigma Penelitian Sosial: Dari Denzin Guba dan Penerapannya, Yogyakarta, Tiara Wacana.

Sanderson, Stephen. K, 2000, Makro Sosiologi: Sebuah Pendekatan Terhadap Realitas Sosial, Jakarta, Raja. Grafindo

Sanderson, Stephen. K, 2000, Makro Sosiologi: Sebuah Pendekatan Terhadap Realitas Sosial, Jakarta, Raja. Grafindo Persada. Sindhunata, 1983, Dilema Usaha Manusia Rasional, Jakarta, Gramedia Soedjatmoko, 1984, Dimensi Manusia dalam Pembangunan, Jakarta, LP 3 ES Supardan, Dadang, 2008, Pengantar Ilmu Sosial: Sebuah Kajian Pendekatan Struktural, Jakarta, Bumi Aksara. Suryono, Agus, 2004, Pengantar Teori Pembangunan, Malang, Universitas Negeri Malang, UM Press. ------, 2006, Ekonomi Politik Pembangunan dalam Perspektif Teori Ilmu Sosial, Malang, UM Press.

Turner, Bryan, 2000, Teori-Teori Sosiologi: Modernitas-Postmodernitas, Yogyakarta, Pustaka Pelajar. Veeger, KJ, 1990, Realita Sosial,

Turner, Bryan, 2000, Teori-Teori Sosiologi: Modernitas-Postmodernitas, Yogyakarta, Pustaka Pelajar. Veeger, KJ, 1990, Realita Sosial, Refleksi Filsafat Sosial Atas Hubungan Individu Masyarakat Dalam Cakrawala Sejarah Sosiologi, Jakarta, Gramedia Pustaka Utama. Wallace, Walter, L, 1990, Metoda Logika Ilmu Sosial, Jakarta, Bumi Aksara. Waters, Malcolm, 1994, Modern Sociological Theory, London-New Delhi, Sage Publications, Thousand Oaks. tbk

PENDAHULUAN • BERTEORI SOSIAL DIAWALI DENGAN KEMAMPUAN UNTUK MENGERTI DAN MEMAHAMI KONSEP-KONSEP SOSIAL •

PENDAHULUAN • BERTEORI SOSIAL DIAWALI DENGAN KEMAMPUAN UNTUK MENGERTI DAN MEMAHAMI KONSEP-KONSEP SOSIAL • TEORI SOSIAL MERUPAKAN GABUNGAN ATAU KUMPULAN DARI KONSEP-KONSEP SOSIAL YANG TELAH DIUJI KEBENARANNYA SECARA UMUM (OBYEKTIF, METODOLOGIS) DAN MEMILIKI SIFAT GENERALISASI • BELAJAR TEORI SOSIAL BERBEDA DENGAN PRAKTEK TEORI SOSIAL (AKTUALISASI – REAKTUALISASI)

KONSEP TEORI METODOLOGI

KONSEP TEORI METODOLOGI

APA ITU KONSEP ? • MERUPAKAN GAMBARAN (WACANA) ABSTRAK DARI FENOMENA ALAMI DAN FENOMENA

APA ITU KONSEP ? • MERUPAKAN GAMBARAN (WACANA) ABSTRAK DARI FENOMENA ALAMI DAN FENOMENA SOSIAL • WACANA FENOMENA ALAMI, MELAHIRKAN ALIRAN POSITIVISTIK – NATURALISTIK (NATURAL LAW) • WACANA FENOMENA SOSIAL, MELAHIRKAN ALIRAN HUMANISTIK – KULTURALISTIK (SOCIAL LAW)

KONSEP • Fenomena alami, berkaitan dengan: posisi dan lokasi wilayah/geografi, kondisi sumberdaya alam, kondisi

KONSEP • Fenomena alami, berkaitan dengan: posisi dan lokasi wilayah/geografi, kondisi sumberdaya alam, kondisi kependudukan (SDM) – disebut Trigatra/Sikayamampu

 • Fenomena sosial, berkait dengan: peristiwa ideologi, peristiwa politik, peristiwa ekonomi, peristiwa sosial,

• Fenomena sosial, berkait dengan: peristiwa ideologi, peristiwa politik, peristiwa ekonomi, peristiwa sosial, peristiwa budaya, dan peristiwa pertahanan dan keamanan masyarakat (IPOLEKSOSBUDHANKAM) • Ilmu sosial merupakan kajian-kajian yang banyak berkaitan dengan fenomena sosial (konsep sosial) yang disebut dengan aspek kemasyarakatan (Pancagatra)

KONSEP-KONSEP DASAR DALAM ILMU PENGETAHUAN SOSIAL : 1. Realita atau fenomena sosial 2. Individu

KONSEP-KONSEP DASAR DALAM ILMU PENGETAHUAN SOSIAL : 1. Realita atau fenomena sosial 2. Individu dan masyarakat 3. Interaksi sosial 4. Proses sosial 5. Kategori sosial 6. Kolektivitas sosial 7. Kelompok sosial 8. Posisi/kedudukan sosial 9. Peran sosial 10. Fungsi sosial 11. Status sosial 12. Struktur sosial 13. Kebudayaan 14. Lembaga/Pranata sosial 15. Stratifikasi sosial 16. Kekuasaan dan otoritas sosial 17. Integrasi/solidaritas sosial 18. Konflik sosial 19. Sikap dan perilaku sosial 20. Penyimpangan/Patologi sosial 21. Nilai dan norma sosial 22. Sosialisasi dan akulturasi 23. Sistem sosial 24. Organisasi sosial 25. Harmonisasi/Tertib sosial

FUNGSI KONSEP DALAM TEORI SOSIAL • Memberi pengertian dan pemahaman ttg sesuatu (kognitif dan

FUNGSI KONSEP DALAM TEORI SOSIAL • Memberi pengertian dan pemahaman ttg sesuatu (kognitif dan afektif atau understanding) • Memberikan penjelasan atau keterangan ttg sesuatu (explanasi) • Menilai suatu kondisi obyek sosial (evaluatif) • Dapat memberitahu ttg sesuatu (informatif dan komunikatif) • Menghasilkan suatu istilah yang sifatnya praktis dan sederhana (pragmatis)

TUJUAN KONSEP DALAM TEORI SOSIAL • Sebagai reduksi atau refleksi dari peristiwa, realita, gejala

TUJUAN KONSEP DALAM TEORI SOSIAL • Sebagai reduksi atau refleksi dari peristiwa, realita, gejala atau fenomena sosial yang berisikan data dan fakta sosial • Untuk merumuskan kesepakatan (komitmen) definisi, pengertian, istilah, kata-kata, kalimat atau label-label dari fenomena sosial sebagai konsep sosial

 • Untuk merumuskan simbol-simbol, kategorisasi, mitos, formula/dalil, dan kode-kode (morse) sebagai hasil konstruksi

• Untuk merumuskan simbol-simbol, kategorisasi, mitos, formula/dalil, dan kode-kode (morse) sebagai hasil konstruksi kelompok tertentu yang sifatnya lebih halus daripada peristiwa dan konsep-konsep sosial yang dirumuskan sebelumnya

MANFAAT KONSEP • Dengan konsep, manusia dapat berkomunikasi dengan manusia lain dan bahkan dengan

MANFAAT KONSEP • Dengan konsep, manusia dapat berkomunikasi dengan manusia lain dan bahkan dengan machluk lain, karena adanya kesamaan pemahaman (mutual understanding) dan kesamaan pemaknaan (mutual meaning)

KONSEP-KONSEP DASAR DALAM ILMU SOSIAL : 1. Realita atau fenomena sosial 2. Individu dan

KONSEP-KONSEP DASAR DALAM ILMU SOSIAL : 1. Realita atau fenomena sosial 2. Individu dan masyarakat 3. Interaksi sosial 4. Proses sosial 5. Kategori sosial 6. Kolektivitas sosial 7. Kelompok sosial 8. Posisi/kedudukan sosial 9. Peran sosial 10. Fungsi sosial 11. Status sosial 12. Struktur sosial 13. Kebudayaan 14. Lembaga/Pranata sosial 15. Stratifikasi sosial 16. Kekuasaan dan otoritas sosial 17. Integrasi/solidaritas sosial 18. Konflik sosial 19. Sikap dan perilaku sosial 20. Penyimpangan/Patologi sosial 21. Nilai dan norma sosial 22. Sosialisasi dan akulturasi 23. Sistem sosial 24. Organisasi sosial 25. Harmonisasi/Tertib sosial 26. Perubahan Sosial

PROSES KONSEP KE TEORI Halus KODE (Askripsi, Morse) FORMULA (dalil, rumus, stikma) MITOS (legenda,

PROSES KONSEP KE TEORI Halus KODE (Askripsi, Morse) FORMULA (dalil, rumus, stikma) MITOS (legenda, cerita) SIMBOL (Bahasa) KATAGORISASI (Teoritisasi) Kasar KONSEP (Istilah) Sensing, Persepsi dan Interpretasi PERISTIWA, FENOMENA Fakta dan Realita

FOKUS PEMBELAJARAN TEORI ILMU-ILMU SOSIAL REALITA E M P I R I S FENOMENA/PERISTIWA

FOKUS PEMBELAJARAN TEORI ILMU-ILMU SOSIAL REALITA E M P I R I S FENOMENA/PERISTIWA KONSEP TEORI METODOLOGI N O N E M P I R I S

Peristiwa/Fenomena/Realita/Gejala Proses dan kemampuan Penginderaan (sensing) Definisi konsep (sbg knowledge) Pembentukan proposisi (postulat/aksioma dan

Peristiwa/Fenomena/Realita/Gejala Proses dan kemampuan Penginderaan (sensing) Definisi konsep (sbg knowledge) Pembentukan proposisi (postulat/aksioma dan teorem) TEORI Non Uji Hipotesis (kualitatif) Uji Hipotesis (kuantitatif) Fokus Variabel dan Indikator Definisi operasional

MEMAHAMI TEORI ILMU-ILMU SOSIAL

MEMAHAMI TEORI ILMU-ILMU SOSIAL

MEROKOK DAPAT MENYEBABKAN KANKER, SERANGAN JANTUNG, IMPOTENSI, GANGGUAN KEHAMILAN DAN JANIN

MEROKOK DAPAT MENYEBABKAN KANKER, SERANGAN JANTUNG, IMPOTENSI, GANGGUAN KEHAMILAN DAN JANIN

AAH…TEORI !!

AAH…TEORI !!

KANKER GIGI DAN RONGGA MULUT

KANKER GIGI DAN RONGGA MULUT

UNSUR-UNSUR TEORI (Tom Campbell, 1994) • DEFINISI/ TERMINOLOGI (KONSEP) • DISKRIPTIP (EMPIRIS, FAKTA, DATA,

UNSUR-UNSUR TEORI (Tom Campbell, 1994) • DEFINISI/ TERMINOLOGI (KONSEP) • DISKRIPTIP (EMPIRIS, FAKTA, DATA, INFORMASI) • PENJELASAN (EKSPLANASI, NARASI, URAIAN, ANALISIS, SINTESA, KONKLUSI, TEMUAN, INOVASI)

TEORI ILMU-ILMU SOSIAL Ilmu Politik/ Adm ILMU-ILMU SOSIAL (UMUM) Teori Politik/ Adm A -

TEORI ILMU-ILMU SOSIAL Ilmu Politik/ Adm ILMU-ILMU SOSIAL (UMUM) Teori Politik/ Adm A - Z Ilmu Ekonomi Teori Ekonomi A - Z Sosiologi Teori Sosiologi A - Z

TEORI-TEORI ILMU SOSIAL TEORI ILMU POLITIK/ADM (KHUSUS) Teori A - Z TEORI ILMU EKONOMI

TEORI-TEORI ILMU SOSIAL TEORI ILMU POLITIK/ADM (KHUSUS) Teori A - Z TEORI ILMU EKONOMI (KHUSUS) Teori A - Z TEORI SOSIOLOGI (KHUSUS) Teori A - Z

TEORI • Serangkaian asumsi, konsep, konstrak, definisi dan proposisi untuk menerangkan suatu fenomena sosial

TEORI • Serangkaian asumsi, konsep, konstrak, definisi dan proposisi untuk menerangkan suatu fenomena sosial dan alami secara sistematis dengan cara merumuskan hubungan antar konsep • Gabungan dari konsep-konsep yang telah diuji kebenarannya secara sistematis dan metodologis sehingga memiliki sifat obyektif (generalisasi) sebagai kesepakatan dunia akademis

 • Teori adalah alat untuk memahami kenyataan atau realitas sosial • Teori sebagai

• Teori adalah alat untuk memahami kenyataan atau realitas sosial • Teori sebagai alat untuk menyatakan hubungan sistematik antara fenomena atau gejala yang hendak diteliti • Teori selalu lahir dari kenyataan dan selalu diuji pula di dalam kenyataan • Teori merupakan hasil kesepakatan masyarakat akademis sebagai perspektif etik (agenda akademis)

 • Teori memberikan pola bagi interpretasi data • Teori menghubungkan satu studi dengan

• Teori memberikan pola bagi interpretasi data • Teori menghubungkan satu studi dengan studi lainnya • Teori menyajikan kerangka sehingga konsep dan variabel memiliki arti dan makna penting • Teori memungkinkan interpretasi makna yang lebih besar (siap pakai) daripada hasil temuan yang diperoleh dari penelitian (kegunaan laten/hidden)

PERSOALAN POKOK TEORI SOSIAL • Adalah bagaimana memandang dan memahami kenyataan kehidupan sosial sebagai

PERSOALAN POKOK TEORI SOSIAL • Adalah bagaimana memandang dan memahami kenyataan kehidupan sosial sebagai realita yang harus dihadapi secara bijaksana (wisdom) dan bebas nilai (values free/ neutral/ non- etic)

TUJUAN TEORI SOSIAL • Untuk memberikan pengertian dan pemahaman (understanding) terhadap realita/fenomena sosial •

TUJUAN TEORI SOSIAL • Untuk memberikan pengertian dan pemahaman (understanding) terhadap realita/fenomena sosial • Untuk memberikan penjelasan (explanation) terhadap realita/fenomena sosial • Untuk kepentingan prediksi atau peramalan (forcasting) terhadap fenomena-fenomena sosial • Sebagai kritik dan pengawasan (control) terhadap perkembangan konsep dan teori sosial • Melatih kepekaan dan tanggungjawab sosial (sensitivity and responsebelity)

MANFAAT TEORI SOSIAL • Sebagai alat (instrument) dalam menjelaskan realita/fenomena sosial • Sebagai alat

MANFAAT TEORI SOSIAL • Sebagai alat (instrument) dalam menjelaskan realita/fenomena sosial • Sebagai alat analisis (tools of analysis) terhadap fenomena sosial yang diamati • Sebagai sarana atau upaya peneliti untuk melakukan konstruksi, rekonstruksi atau dekonstruksi teori terhadap realita/ fenomena sosial yang diamati dengan persyaratan: relevan (cocok, layak), aplikabel/manajebel (dapat dilaksanakan), replikan (dapat di daur ulang), dan konsisten (runtut dan sistematik)

INTENSITAS TEORI SOSIAL • Jika situasi dan kondisi dalam keadaan normal (stabil), maka wacana

INTENSITAS TEORI SOSIAL • Jika situasi dan kondisi dalam keadaan normal (stabil), maka wacana teori memiliki intensitas rendah, tetapi aplikasinya tinggi • Jika situasi dan kondisi dalam keadaan tidak normal (labil), maka wacana teori memiliki intensitas tinggi, tapi aplikasinya rendah bahkan tertolak

STRUKTUR TEORI SOSIAL I GRAND THEORY (Analisis Menyeluruh) II MIDDLE RANGE THEORY/ MESO THEORY

STRUKTUR TEORI SOSIAL I GRAND THEORY (Analisis Menyeluruh) II MIDDLE RANGE THEORY/ MESO THEORY (Analisis Sebagian) III CASE/SUBSTANTIVE/ IDEOGRAFIS THEORY (Analisis Kasus/Isu dari Fakta Empiris)

PAHAM TEORI SOSIAL DALAM PRAKTEK IDEALISME TEORI PRAGMATISME UTOPIANISME

PAHAM TEORI SOSIAL DALAM PRAKTEK IDEALISME TEORI PRAGMATISME UTOPIANISME

METODOLOGI TEORI ILMU-ILMU SOSIAL • HEURISTIK = Menghimpun jejak-jejak dan dokumen sejarah perkembangan teori

METODOLOGI TEORI ILMU-ILMU SOSIAL • HEURISTIK = Menghimpun jejak-jejak dan dokumen sejarah perkembangan teori sosial • VERIFIKASI = Menguji kebenaran dari data dan informasi (referensi) tentang perkembangan konsep dan teori-teori sosial • INTERPRETASI = Melakukan penafsiran suatu peristiwa / pandangan realistis empiris dari sejarah perkembangan teori sosial

METODE KRITIK TEORI • • • Kejelasan Konsistensi Kecukupan Empiris Kecukupan Eksplanatoris Rasionalitas Normatif

METODE KRITIK TEORI • • • Kejelasan Konsistensi Kecukupan Empiris Kecukupan Eksplanatoris Rasionalitas Normatif

AWAL SEJARAH PERKEMBANGAN TEORI ILMU-ILMU SOSIAL

AWAL SEJARAH PERKEMBANGAN TEORI ILMU-ILMU SOSIAL

IBNU KHALDUN (ABDURRACHMAN ABU ZAID WALIUDDIN BIN KHALDUN) (1332 – 1350 M) Buku Muqaddimah

IBNU KHALDUN (ABDURRACHMAN ABU ZAID WALIUDDIN BIN KHALDUN) (1332 – 1350 M) Buku Muqaddimah (Lajnah al-Bayan al-Arabi) = Membahas pengaruh letak geografis (letak bumi) terhadap gejala, perilaku dan aktivitas masyarakat

(1469 – 1559) • • • IL PRINCIPE (Politik Kekuasaan, 1513) atau RES PUBLICA

(1469 – 1559) • • • IL PRINCIPE (Politik Kekuasaan, 1513) atau RES PUBLICA (Kekuasaan Rakyat) dan DISCORSI (Politik Kerakyatan, 1519) THE AIM JUSTIFY THE WAY (Tujuan menghalalkan cara) JADILAH SEKUAT SINGA, SEKALIGUS SELICIK RUBAH

SEKULARISME (Nichollo Machiavelli) • Sekularisme adalah ide dasar yang mengesampingkan peran agama dari pengaturan

SEKULARISME (Nichollo Machiavelli) • Sekularisme adalah ide dasar yang mengesampingkan peran agama dari pengaturan kehidupan (dunia) • Sekularisme menuntun manusia untuk menempatkan agama hanya pada ranah individu dan wilayah spiritual (moral, teologi) • Sekularisme mengharamkan agama ikut andil dalam mengatur kehidupan • Sekularisme mengajarkan bahwa manusia bebas mengatur hidupnya sendiri tanpa campur tangan Tuhan/ Allah

AWAL SEJARAH PENGEMBANGAN TEORI SOSIAL ISIDORE AUGUSTE MARIE FRANCOIS XAVIER COMTE (1789 -1857)

AWAL SEJARAH PENGEMBANGAN TEORI SOSIAL ISIDORE AUGUSTE MARIE FRANCOIS XAVIER COMTE (1789 -1857)

HUKUM TIGA TAHAP (Law of Three Stages) Bahwa sejarah umat manusia, baik secara individual

HUKUM TIGA TAHAP (Law of Three Stages) Bahwa sejarah umat manusia, baik secara individual maupun secara kolektif, berkembang menurut tiga tahap, yaitu: 1. Tahap teologi atau fiktif (Mitologi) 2. Tahap metafisik atau abstrak (Ideologi) 3. Tahap positif atau ilmiah atau riel (Ilmu) *) *)Tahap positif atau filsafat positivisme = sebagai sesuatu yang nyata, pasti, jelas, bermanfaat, serta lawan dari sesuatu yang negatif

REAKSI TERHADAP FILSAFAT POSITIVISME (ABAD KE 20) 1. Ketidakpuasan terhadap dominasi positivisme, terutama terhadap

REAKSI TERHADAP FILSAFAT POSITIVISME (ABAD KE 20) 1. Ketidakpuasan terhadap dominasi positivisme, terutama terhadap latarbelakangnya yang naturalistik dan deterministik. Naturalisme dan determinisme inilah yang di masa lalu telah mendorong berkembangnya metafisika yang materialistik (kuantitatif), dengan implikasinya yang luas dalam segi kehidupan umat manusia

2. Reaksi terhadap kenyataan semangat kemajuan (progress dan modernisasi) yang terjadi pada abad ke

2. Reaksi terhadap kenyataan semangat kemajuan (progress dan modernisasi) yang terjadi pada abad ke 20 sebagai akibat dari pengaruh pemikiran-pemikiran historis yang kuat, tetapi sekaligus juga membuktikan adanya ketidak sinambungan (diskontinyuitas) di dalam perkembangan itu sendiri 3. Timbulnya reaksi terhadap pengertian istilah PERKEMBANGAN (linear vs kontinuum) yang menjadi mitos masyarakat secara umum. Selanjutnya, melahirkan upaya untuk memperhatikan struktur dari fenomena yang sebenarnya, atau secara lebih formal terhadap bentuk-bentuk logis yang lebih realistik

Output Input HUKUM ALAM (POSITIVISTIK-NATURALISTIK) SEBAB (Penanda) Kausalitas AKIBAT (Yang ditandai) Linear HUKUM SOSIAL

Output Input HUKUM ALAM (POSITIVISTIK-NATURALISTIK) SEBAB (Penanda) Kausalitas AKIBAT (Yang ditandai) Linear HUKUM SOSIAL (HUMANISTIK-KULTURALISTIK) SEBAB Makna AKIBAT Proses Kesinambungan (kontinuum)

Kemiskinan Struktural MISKIN Kemiskinan Natural Kemiskinan Kultural MALAS

Kemiskinan Struktural MISKIN Kemiskinan Natural Kemiskinan Kultural MALAS

DASAR-DASAR PENGAMATAN ILMU-ILMU SOSIAL

DASAR-DASAR PENGAMATAN ILMU-ILMU SOSIAL

DASAR PENGAMATAN ILMU-ILMU SOSIAL • • INTUISI AGAMA RASIONAL EMPIRIS Non- Empiris Aliran Positivistik

DASAR PENGAMATAN ILMU-ILMU SOSIAL • • INTUISI AGAMA RASIONAL EMPIRIS Non- Empiris Aliran Positivistik – Naturalistik (Auguste Comte) Aliran Humanistik – Kulturalistik (Ibnu Khaldun, Ibnu Roos, Ibnu Tamia)

SUMBER PENGAMATAN DAN PENELITIAN ILMU PENGETAHUAN • • INTUISI AGAMA RASIONAL EMPIRIS Non-Empiris Non-Mainstream

SUMBER PENGAMATAN DAN PENELITIAN ILMU PENGETAHUAN • • INTUISI AGAMA RASIONAL EMPIRIS Non-Empiris Non-Mainstream Aliran Positivistik - Naturalistik Mainstream Aliran Humanistik - Kulturalistik • DEDUKTIF • INDUKTIF

Dunia Empiris/ Empirical World: Dunia manusia di mana bisa dilakukan pengamatan, baik dengan indera

Dunia Empiris/ Empirical World: Dunia manusia di mana bisa dilakukan pengamatan, baik dengan indera atau peralatan yang dibuat manusia (The worlds susceptible to observation)

Sains berkembang oleh: Proses pengamatan manusia secara sistematis & terusmenerus akan sesuatu yang dialami

Sains berkembang oleh: Proses pengamatan manusia secara sistematis & terusmenerus akan sesuatu yang dialami atau disaksikan dlm kehidupannya.

Sains mengandung 2 hal pokok: 1. Istilah khas (konsep, jargon) yang digunakan sains 2.

Sains mengandung 2 hal pokok: 1. Istilah khas (konsep, jargon) yang digunakan sains 2. Kaidah-kaidah (teori, rumus) yang ditemukan oleh penelitian

Pengembangan sains umumnya melalui proses kajian yang unsurnya sbb : Fakta/fenomena ditemukan Diamati fakta

Pengembangan sains umumnya melalui proses kajian yang unsurnya sbb : Fakta/fenomena ditemukan Diamati fakta baru Dikomunikasikan di masyarakat secara luas disusun teori sesuai hasil dg jargonnya diperkirakan kaitannya (hipotesis) dilakukan pengujian secara sadar-terencana untuk menguji hipotesis. ditemukan adanya bukti benar-tidaknya kaitan antar fakta 2 tersebut

Perkembangan sains ditentukan oleh Obyek yang diteliti Ada 3 kelompok obyek sains: - Benda

Perkembangan sains ditentukan oleh Obyek yang diteliti Ada 3 kelompok obyek sains: - Benda mati - Makhluk Hidup (sel, virus, atom) - Individu dan Kelompok Masyarakat

Jika Obyeknya Benda mati: - Mudah ditemukan kaidahnya - Sains di bidang ini, a.

Jika Obyeknya Benda mati: - Mudah ditemukan kaidahnya - Sains di bidang ini, a. l. Fisika, Kimia, Geologi, Astronomi amat cepat majunya.

Jika Obyek Makhluk Hidup: - Relatif lebih sulit ditemukan kaidahnya dibanding dengan jika obyeknya

Jika Obyek Makhluk Hidup: - Relatif lebih sulit ditemukan kaidahnya dibanding dengan jika obyeknya benda mati. - Perkembangan misalnya: biologi, zoologi, dan kedokteran relatif lebih lambat dibanding dengan fisika-kimia

Jika Obyeknya Individu & Masyarakat : - Paling sulit menentukan kaidah- kaidah empiriknya -

Jika Obyeknya Individu & Masyarakat : - Paling sulit menentukan kaidah- kaidah empiriknya - Perkembangan ilmu sosial seperti: ekonomi, hukum, politik, dan sosiologi relatif lambat - Sains sosial kadang disebut berkembang pesat tapi kaidahnya relatif kurang keakuratannya (uncertainties).

Dunia Barat (Eropa, Amerika) amat maju dalam sains-teknologi karena 3 hal: - Kerja manusianya

Dunia Barat (Eropa, Amerika) amat maju dalam sains-teknologi karena 3 hal: - Kerja manusianya yg profesional Vs Amatiran - Memegang kunci teknologi - Dana & peralatan penelitiannya tercukupi

PERMASALAHAN SOSIAL (Social Problems)

PERMASALAHAN SOSIAL (Social Problems)

CONCEPTUAL WORLD THEORY M E L B O PR RESEARCH EXPLANATION UNDERSTANDING PREDICTION CONTROL

CONCEPTUAL WORLD THEORY M E L B O PR RESEARCH EXPLANATION UNDERSTANDING PREDICTION CONTROL EMPIRICAL WORLD EMPIRIC

MASALAH SOSIAL • Sesuatu yang menimbulkan pertanyaan 5 W + 1 H (what, why,

MASALAH SOSIAL • Sesuatu yang menimbulkan pertanyaan 5 W + 1 H (what, why, who, where, when, how) • Sesuatu yang mengandung keraguan dan ketidak pastian dalam kehidupan masyarakat (anomie) • Suatu kesenjangan (gap) antara sesuatu yang seharusnya (das sollen, teori) dengan sesuatu yang senyatanya (das sein, empiris)

 • Adanya kesenjangan (gap) antara teori sosial dan praktek teori sosial • Adanya

• Adanya kesenjangan (gap) antara teori sosial dan praktek teori sosial • Adanya sesuatu yang dianggap masih kurang (dis-distribution) • Adanya ketidakseimbangan (dis-equity/dis -balance) • Adanya sesuatu yang dianggap tidak cocok/tidak relevan (defesiensi) • Sesuatu yang tidak layak (veasible), dianggap layak dan dipakai terus

 • Masalah sosial ada yang bisa terpecahkan dan ada pula yang tidak bisa

• Masalah sosial ada yang bisa terpecahkan dan ada pula yang tidak bisa terpecahkan (social connatus) • Dalam penelitian sosial, permasalahan sosial (social problems) dapat dirumuskan secara teoritis, empiris, dan normatif

MASALAH SOSIAL (UMUM) • • • Kemiskinan Keadilan Sosial Pemerataan Penataan Kelembagaan Demokrasi Hak

MASALAH SOSIAL (UMUM) • • • Kemiskinan Keadilan Sosial Pemerataan Penataan Kelembagaan Demokrasi Hak Azasi Manusia Supremasi dan Penegakan Hukum Lingkungan Hidup Ketidak percayaan Sosial (social distrust) dan Kebohongan Publik (public lie)

 • Penyalahgunaan Obat Terlarang (psikotropika) • Persamaan gender (egalitarian) • Kebebasan (the freedom)

• Penyalahgunaan Obat Terlarang (psikotropika) • Persamaan gender (egalitarian) • Kebebasan (the freedom) • Pemberdayaan SDM (empowerment) • Terorisme dan Separatisme • Aborsi dan Prostitusi • Pornografi dan Pornoaksi • Konflik Peradaban (civilization conflict) • Kebebasan Informasi Publik (KIP)

MASALAH SOSIAL (KHUSUS) 1. Tingginya jumlah pengangguran 2. Kesenjangan pembangunan 3. Rendahnya kualitas SDM

MASALAH SOSIAL (KHUSUS) 1. Tingginya jumlah pengangguran 2. Kesenjangan pembangunan 3. Rendahnya kualitas SDM ((Pendidikan) 4. Menurunnya kualitas SDA 5. Rendahnya penegakan hukum dan keadilan 6. Rendahnya kualitas pelayanan kepada publik 7. Belum optimalnya fungsi kelembagaan 8. Ancaman separatisme dan terorisme 9. Tingginya tingkat kejahatan/kriminalitas/korupsi (konvensional, transnasional) 10. Rendahnya kemampuan Hankam 11. Kekerasan atas nama agama

PERNYATAAN MASALAH (Problem Statement) RUMUSAN MASALAH Dijawab dengan asumsi, Proposisi, hipotesa, dan teori DEFINISI

PERNYATAAN MASALAH (Problem Statement) RUMUSAN MASALAH Dijawab dengan asumsi, Proposisi, hipotesa, dan teori DEFINISI MASALAH (Problem Definition) OPERASIONALISASI MASALAH (Problem Operationalization)

PERAN ILMU SOSIAL DALAM PEMECAHAN MASALAH SOSIAL MEMBANTU MEMPERJELAS MASALAH YANG DIHADAPI MENGUMPULKAN DATA

PERAN ILMU SOSIAL DALAM PEMECAHAN MASALAH SOSIAL MEMBANTU MEMPERJELAS MASALAH YANG DIHADAPI MENGUMPULKAN DATA DAN FAKTA MENGAJUKAN REKOMENDASI PEMECAHAN MASALAH Proses dimulai lagi MEMBERIKAN PENJELASAN DAN MENDORONG KEGIATAN MENANGGULANGI MASALAH MENGANALISA DAN MENAFSIRKAN DATA SARAN-SARAN MEMPELAJARI HALANGAN YANG MUNGKIN TERJADI

ILMU PENGETAHUAN (SCIENTIFIC) PURE SCIENCE/TEORI NOMOTETIS: • Memperhatikan bendanya dlm sifat keabstrakannya • Ingin

ILMU PENGETAHUAN (SCIENTIFIC) PURE SCIENCE/TEORI NOMOTETIS: • Memperhatikan bendanya dlm sifat keabstrakannya • Ingin tahu hakekat bendanya • Memperhatikan hal-hal yang bersifat umum • Sosiologi IDIOGRAFIS : • Memperhatikan bendanya dalam sifatnya yg konkrit, nyata (benar-benar terjadi dlm ruang dan waktu tertentu) • Memperhatikan hal yang khusus • Sosiografi APPLIED SCIENCE/PRAKTEK EKOLOGIS : • Bagaimana seseorang harus berbuat untuk menyesuaikan diri dari salah satu citanya (etika, hukum) • Bagaimana seseorang harus berbuat untuk mencapai suatu hasil • Ilmu kedokteran, pertanian

Ilmu Ekonomi Ilmu Kesehatan Masyarakat Antropologi INDIVIDU, MASYARAKAT, DAN KEBUDAYAAN Ilmu Politik Sejarah Psikologi

Ilmu Ekonomi Ilmu Kesehatan Masyarakat Antropologi INDIVIDU, MASYARAKAT, DAN KEBUDAYAAN Ilmu Politik Sejarah Psikologi Sumber: Soerjono Soekanto, 1986 Sosiologi Ilmu Hukum

KATEGORI ILMU-ILMU SOSIAL (Dadang Supardan, 2008) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

KATEGORI ILMU-ILMU SOSIAL (Dadang Supardan, 2008) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Sosiologi Antropologi Ilmu Geografi Ilmu Sejarah Ilmu Ekonomi Psikologi Ilmu Politik Ilmu Administrasi (Dikti, 2010) Ilmu Hukum (? ) Masuk Ilmu Politik

FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI 1. JURUSAN ILMU ADMINISTRASI NEGARA/PUBLIK (Public Administration): Program Studi Ilmu Administrasi

FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI 1. JURUSAN ILMU ADMINISTRASI NEGARA/PUBLIK (Public Administration): Program Studi Ilmu Administrasi Negara/Publik 2. JURUSAN ILMU ADMINISTRASI NIAGA/ BISNIS (Business Administration): Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/ Bisnis

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA/PUBLIK • • • Kebijakan Publik (S 1, S 2)

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA/PUBLIK • • • Kebijakan Publik (S 1, S 2) Administrasi Pembangunan (S 1) Administrasi Pemerintahan Daerah (S 1) Perencanaan Pembangunan (? ) Administrasi Pendidikan (? ) Manajemen Publik (S 2) Keuangan Daerah (S 2) Perencanaan Pembangunan Daerah (S 2) Pemberdayaan Masyarakat (S 2)

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NIAGA/BISNIS • • • Manajemen Keuangan (S 1) Manajemen Pemasaran

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NIAGA/BISNIS • • • Manajemen Keuangan (S 1) Manajemen Pemasaran (S 1) Manajemen Sumber Daya Manusia (S 1) Manajemen Sistem Informasi (S 1) Bisnis Internasional (? ) Administrasi Perpajakan (? ) Kebijakan Bisnis (S 2) Pengembangan Sumber Daya Manusia (S 2) Pengembangan Sistem Informasi (S 2) Pengembangan Organisasi dan Kepemimpinan (S 2)

PERSPEKTIF TEORI-TEORI ADMINISTRASI PUBLIK (KONTEMPORER) 1. Desentralisasi Fiskal & Kebijakan Publik 2. Desentralisasi Sumber

PERSPEKTIF TEORI-TEORI ADMINISTRASI PUBLIK (KONTEMPORER) 1. Desentralisasi Fiskal & Kebijakan Publik 2. Desentralisasi Sumber daya Alam dan Kebijakan Publik 3. Ekologi Administrasi Lokal dan Otonomi Daerah 4. Environtmental Administration (termasuk Kebijakan Publik untuk Pencegahan & Penanggulangan Bencana) 5. Etika Administrasi Publik/Etika Birokrasi/Korupsi Birokrasi 6. Gender dan Administrasi Publik 7. Globalisasi dan Peran Administrasi Publik

8. Hermeunetika Pembangunan 9. Hubungan Masyarakat, Negara dan Administrasi Publik 10. Kelaparan/kemiskinan, Negara dan

8. Hermeunetika Pembangunan 9. Hubungan Masyarakat, Negara dan Administrasi Publik 10. Kelaparan/kemiskinan, Negara dan Administrasi Publik 11. Kemerosotan/diskresi Sektor Publik dan Peran Administrator Publik 12. Kepemimpinan Sektor Publik dan Proses Demokratisasi 13. Konflik Sosial dan Peran Administrasi Publik 14. Konflik Sosio-politik dan Peran Pemerintah Lokal

15. Konteks Politik dan Demokrasi Administrasi Publik 16. Pelayanan Publik dan Hak-hak Sipil 17.

15. Konteks Politik dan Demokrasi Administrasi Publik 16. Pelayanan Publik dan Hak-hak Sipil 17. Pelayanan Publik Sibernetik 18. Pemerintahan Sibernetika 19. Perubahan Sosial dan Budaya Administrasi (Administrative Culture) 20. Problematika Anggaran Pembangunan Sebagai Masalah Politik & Administrasi Publik

21. Problematika Privatisasi Sektor Publik 22. Problematika Relasi Negara, Masyarakat Sipil dan Pasar (good

21. Problematika Privatisasi Sektor Publik 22. Problematika Relasi Negara, Masyarakat Sipil dan Pasar (good governance) 23. Proses Anggaran dan Administrasi Publik 24. Sinergi Problematika Hukum Administrasi Publik/Kebijakan Pembangunan 25. Media dan Administrasi Publik 26. Terorisme & Administrasi Publik 27. Problematika Pengambilan Keputusan di Sektor Publik, tbk

KATEGORISASI TEORI SOSIAL (William L. Morrow, Stephen P. Robbin, Stephen K. Bailey, 1986) 1.

KATEGORISASI TEORI SOSIAL (William L. Morrow, Stephen P. Robbin, Stephen K. Bailey, 1986) 1. Teori Diskriptif 2. Teori Pre-skriptif 3. Teori Normatif 4. Teori Asumtif 5. Teori Instrumental

6. Teori Hubungan Manusia (Human Relation) 7. Teori Pengambilan Keputusan (decesion making) 8. Teori

6. Teori Hubungan Manusia (Human Relation) 7. Teori Pengambilan Keputusan (decesion making) 8. Teori Perilaku (Behavior) 9. Teori Sistem (Integral Comprehensive) 10. Teori Kontingensi (Mixed Theory), dan 11. Teori Diskriptif - Eksplanatori

KETERANGAN 1. Teori diskriptif menggambarkan apa-apa yang nyata-nyata terjadi dilapangan (memotret apa adanya) 2.

KETERANGAN 1. Teori diskriptif menggambarkan apa-apa yang nyata-nyata terjadi dilapangan (memotret apa adanya) 2. Teori pre-skriptif menggambarkan perubahan-perubahan untuk melakukan pembaharuan, koreksi dan perbaikan suatu proses teori dan fenomena tertentu 3. Teori normatif pada dasarnya mempersoalkan peranan suatu kebijaksanaan/ perundang-undangan/ peraturan tertentu.

4. Teori asumtif lebih memusatkan perhatian pada usaha-usaha untuk memperbaiki suatu praktek dengan memahami

4. Teori asumtif lebih memusatkan perhatian pada usaha-usaha untuk memperbaiki suatu praktek dengan memahami hakekat suatu fenomena yang terjadi dalam lingkungannya 5. Teori instrumental bermaksud untuk melakukan konseptualisasi mengenai cara -cara memperbaiki suatu teknis sehingga dapat dibuat sebagai sasaran yang lebih realistik (tools of analysis)

6. Teori hubungan manusia (human relation theory) menitik beratkan bahwa norma-norma sosial merupakan faktor

6. Teori hubungan manusia (human relation theory) menitik beratkan bahwa norma-norma sosial merupakan faktor kunci dalam menentukan sikap, perilaku dan tindakan seseorang terutama dalam lingkungan kerja 7. Teori pengambilan keputusan (decesion making theory) lebih mengkonsentrasikan diri pada analisa proses pengambilan keputusan, apakah mempergunakan model statistik, model optimasi, model informasi, model simulasi, model liniar programming, model critical path scheduling, model inventory, model site location, ataukah model resources allocation, dan sebagainya (catatan : pada beberapa fakultas dan program training sudah merupakan mata pelajaran tersendiri).

8. Teori perilaku (behavior theory) orientasi yang dikembangkan adalah efesiensi dan sasaran dengan cara

8. Teori perilaku (behavior theory) orientasi yang dikembangkan adalah efesiensi dan sasaran dengan cara mengintegrasikan komponen-komponen anggota organisasi, struktur dan prosesnya. Dengan kata lain teori perilaku lebih memahami pentingnya aspek dan faktor manusia sebagai alat utama untuk mencapai tujuan organisasi ( catatan : teori perilaku ini juga sudah merupakan mata kuliah tersendiri sebagai mata kuliah perilaku organisasi)

9. Teori sistem merupakan suatu cara pendekatan yang memandang bahwa setiap fenomena mempunyai berbagai

9. Teori sistem merupakan suatu cara pendekatan yang memandang bahwa setiap fenomena mempunyai berbagai komponen yang saling berinteraksi satu sama lain agar dapat bertahan hidup (survival). Dalam sistem memiliki beberapa unsur sistem antara lain : unsur lingkungan, unsur masukan (input), unsur pengelola (konversi/throught put), unsur keluaran (out put/product), unsur efek atau unsur akibat (consequences), dan unsur umpan balik (feed back)

10. Teori kontingensi sebagai perkembangan dari teori sistem yang dipersamakan dengan pendekatan situasional yang

10. Teori kontingensi sebagai perkembangan dari teori sistem yang dipersamakan dengan pendekatan situasional yang mengakui adanya dinamika dan kompleksitas antar hubungan (interaksi sosial) 11. Teori deskriptif eksplanatori menjelaskan keaneka ragaman isi yang terkandung dalam fenomena lingkungan nyata (cenderung ke metode content analysis, discourse analysis, framing analysis).

PERBEDAAN ANTAR TEORI ILMU-ILMU SOSIAL • Terletak pada dimensi atau sudut pandang yang digunakannya

PERBEDAAN ANTAR TEORI ILMU-ILMU SOSIAL • Terletak pada dimensi atau sudut pandang yang digunakannya dalam memahami, menelaah dan mencermati masyarakat itu secara khusus, misal: 1. Ilmu Ekonomi mencoba memahami kehidupan individu dan masyarakat dalam usahanya memenuhi kebutuhannya, yaitu usaha manusia dalam memproduksi, mendistribusikan dan mengkonsumsi barang dan jasa yang terbatas dalam masyarakat 2. Ilmu Politik memahami tentang hak dan wewenang, kekuasaan, proses pembuatan keputusan dalam masyarakat serta konflik yang terjadi akibat distribusi dan alokasi kekuasaan dalam masyarakat 3. Sosiologi memahami tentang struktur sosial, mobilitas sosial, modernisasi, dsb.

SIFAT HUBUNGAN ANTAR TEORI ILMU-ILMU SOSIAL • Ketiga ilmu tersebut sama-sama membicarakan dan menelaah

SIFAT HUBUNGAN ANTAR TEORI ILMU-ILMU SOSIAL • Ketiga ilmu tersebut sama-sama membicarakan dan menelaah objek yang sama yakni tingkah laku manusia dalam masyarakat, baik sebagai individu maupun sebagai kelompok masyarakat serta berbagai gejala-gejala sosial yang ditimbulkannya akibat dari interaksi, status dan peran mereka dalam masyarakat

 • Walaupun membicarakan objek yang sama, namun munculnya ketiga disiplin ilmu tersebut didasarkan

• Walaupun membicarakan objek yang sama, namun munculnya ketiga disiplin ilmu tersebut didasarkan pada sudut pandang (point view) yang berbeda tentang tingkah laku manusia dengan berbagai gejala-gejala sosial yang ditimbulkannya • Apabila ditelaah lebih mendalam, sesungguhnya gejala yang muncul kepermukaan didasarkan pada “kepentingan” atau alasan yang saling berkaitan dan saling membutuhkan satu sama lainnya (multidisiplin & interdisiplin)

SIFAT HUBUNGAN ANTAR ILMU-ILMU SOSIAL • • • Monodisipliner Teori Klasik Multidisipliner Interdisipliner Teori

SIFAT HUBUNGAN ANTAR ILMU-ILMU SOSIAL • • • Monodisipliner Teori Klasik Multidisipliner Interdisipliner Teori Modern Transdisipliner Supradisipliner Teori Post-Modern

I. PENDEKATAN MONODISIPLINER Kesimpulan IE Masalah Ilmu Ekonomi Kesimpulan IP Masalah Ilmu Politik Kesimpulan

I. PENDEKATAN MONODISIPLINER Kesimpulan IE Masalah Ilmu Ekonomi Kesimpulan IP Masalah Ilmu Politik Kesimpulan Sos Masalah Sosiologi

II. PENDEKATAN MULTIDISIPLINER Kesimpulan Gabungan (Konklusi) Kesimpulan IE Kesimpulan IP Kesimpulan Sos Masalah Ilmu

II. PENDEKATAN MULTIDISIPLINER Kesimpulan Gabungan (Konklusi) Kesimpulan IE Kesimpulan IP Kesimpulan Sos Masalah Ilmu Ekonomi Ilmu Politik Sosiologi

III. PENDEKATAN INTERDISIPLINER KESIMPULAN KOMPREHENSIF Team Work (Tim Ahli) Masalah Rencana Pendekatan Bersama Pendekatan

III. PENDEKATAN INTERDISIPLINER KESIMPULAN KOMPREHENSIF Team Work (Tim Ahli) Masalah Rencana Pendekatan Bersama Pendekatan Ekonomi Pendekatan Politik Ilmu Ekonomi Ilmu Politik Pendekatan Sosiologi

IV. PENDEKATAN TRANS-DISIPLINER • Menghilangkan ethnocentrisme atau fanatisme teori • Memiliki rasa skeptis (rendah

IV. PENDEKATAN TRANS-DISIPLINER • Menghilangkan ethnocentrisme atau fanatisme teori • Memiliki rasa skeptis (rendah hati) terhadap ilmunya sendiri dengan mencari bantuan disiplin lain yang dianggap lebih mampu melengkapi dan menyempurnakan ekspedisi (kajian) ilmiahnya dalam memecahkan persoalan publik yang dihadapi • Contoh: Ekonomi Pancasila/Ekonomi Kerakyatan(Alm. Mubyarto)

V. PENDEKATAN SUPRA DISIPLINER • Pendekatan ilmu-ilmu sosial (contoh: ilmu ekonomi politik) yang melampaui

V. PENDEKATAN SUPRA DISIPLINER • Pendekatan ilmu-ilmu sosial (contoh: ilmu ekonomi politik) yang melampaui batas-batas disiplin berkait dengan masalah visi (konsep dan teori), presisi (metodologi), maupun substansi kajian (studi kasus/fenomena) yang kompleks • Tergolong Contemporary Theory (teori kontemporer) • Menggunakan gabungan banyak/ beberapa metode (multhymethode)

SYARAT STUDI TEORI ILMU-ILMU SOSIAL • Empirik (hasil pengamatan dan penalaran yang rasional dari

SYARAT STUDI TEORI ILMU-ILMU SOSIAL • Empirik (hasil pengamatan dan penalaran yang rasional dari realita sosial) • Teoritik (adanya kalimat ilmiah yang menggambarkan hubungan sebab akibat/ kausal antar variabel/indikator-komponen/fokus) • Kumulatif (dibentuk, disusun berdasarkan teori, ditambah, diperluas, disempurnakan dikritik) • Non-etik (tidak ada maksud menanyakan apakah sesuatu itu baik atau buruk)

KARAKTERISTIK TEORI ILMU-ILMU SOSIAL (Babbie, 1973) • • Logik Deterministik Umum Hemat Spesifik Dapat

KARAKTERISTIK TEORI ILMU-ILMU SOSIAL (Babbie, 1973) • • Logik Deterministik Umum Hemat Spesifik Dapat dibuktikan secara empirik Antar subyek (replikasi) Terbuka bagi adanya perubahan

PENDEKATAN TEORI ILMU-ILMU SOSIAL PENDEKATAN INTERPRETATIF : • Manusia sebagai subyek interpretatif dalam pembentukan

PENDEKATAN TEORI ILMU-ILMU SOSIAL PENDEKATAN INTERPRETATIF : • Manusia sebagai subyek interpretatif dalam pembentukan dunia (konsep) sosial dengan melalui proses empathi • Pendekatan ini cenderung statusquo, karena mengabaikan rekonsiliasi antara tindakan manusia dengan kenyataan sosial PENDEKATAN POSITIVISTIK : • Manusia sebagai obyek perspektif hukum kausal • Dunia (konsep) sosial terbentuk melalui hukum sosial yang memiliki kekuatan sendiri dan bekerja dengan caranya sendiri terlepas dari kehendak manusia

PENDEKATAN KRITIS : • Menawarkan perubahan yang bersifat partisipatoris • Seluruh anggota masyarakat terlibat

PENDEKATAN KRITIS : • Menawarkan perubahan yang bersifat partisipatoris • Seluruh anggota masyarakat terlibat secara aktif untuk menentukan siapa mereka, apa yang mereka inginkan, dan bagaimana memenuhi keinginanya, dan bukan elit manusia yang menentukan arah tindakan manusia • Teori dialektika Hegel: these + antithese = synthese; teks + konteks = aktualisasi

RUANG LINGKUP TEORI ILMU-ILMU SOSIAL • Teori Ilmu Sosial pada hakikatnya berbicara tentang objek

RUANG LINGKUP TEORI ILMU-ILMU SOSIAL • Teori Ilmu Sosial pada hakikatnya berbicara tentang objek yang sama yaitu masyarakat (kumpulan individu yang bertempat tinggal pada suatu wilayah, dalam waktu yang relatif lama dan terus menerus) • Kumpulan individu ini mempunyai karakteristik tersendiri yang dapat dibedakan dengan kumpulan individu dan masyarakat yang lain

FOKUS TEORI ILMU-ILMU SOSIAL 1. Mengkaji, memahami, meneliti, dan menemukan makna tentang: Persamaan dan

FOKUS TEORI ILMU-ILMU SOSIAL 1. Mengkaji, memahami, meneliti, dan menemukan makna tentang: Persamaan dan perbedaan antara satu masyarakat dengan masyarakat yang lainnya 2. Interaksi dalam masyarakat, yakni: interaksi individu dengan individu, individu dengan kelompok, individu dengan organisasi, kelompok dengan kelompok, kelompok dengan organisasi, dan organisasi dengan organisasi lain 3. Pikiran, gagasan (ide), dan lembaga-lembaga sosial dalam masyarakat

4. Sistem dan Struktur sosial yang muncul sebagai akibat dari perbedaan nilai dan norma,

4. Sistem dan Struktur sosial yang muncul sebagai akibat dari perbedaan nilai dan norma, serta pemilikan atas barang-barang dan jasa yang dianggap bernilai 5. Kerjasama, persaingan, konflik dan kompromi yang timbul sebagai akibat dari usaha-usaha memperebutkan nilai-nilai yang dianggap bermanfaat dan menguntungkan 6. Perubahan sosial: baik dalam artian perubahan pikiran, gagasan, struktur sosial maupun perubahan dalam kelembagaan sosial secara keseluruhan

JENIS TEORI ILMU-ILMU SOSIAL • BERCORAK LIBERAL (BEBAS NILAI): dikarenakan ia tidak berusaha mempromosikan

JENIS TEORI ILMU-ILMU SOSIAL • BERCORAK LIBERAL (BEBAS NILAI): dikarenakan ia tidak berusaha mempromosikan suatu cita-cita sosial, nilai-nilai kebajikan tertentu, dan bersifat netral (taken for granted) • BERCORAK PERFEKSIONIS (TERIKAT NILAI): berusaha mencari wahana dari cita-cita mengenai kebajikan, bersifat partisipan, memperhatikan dan menghargai nilai-nilai objek yang diamati bahkan menjadikannya sebagai subjek/aktor (Contoh: teori Marxisme yang mencita-citakan masyarakat tanpa kelas, dan teori feminisme yang mencita-citakan masyarakat tanpa eksploitasi seksual)

PERSPEKTIF PERKEMBANGAN TEORI ILMU-ILMU SOSIAL

PERSPEKTIF PERKEMBANGAN TEORI ILMU-ILMU SOSIAL

ILMU PENGETAHUAN SOSIAL BISA BERKEMBANG DENGAN BAIK JIKA PROFESIONALISME MENJADI PROSES DAN TUJUANNYA DAN

ILMU PENGETAHUAN SOSIAL BISA BERKEMBANG DENGAN BAIK JIKA PROFESIONALISME MENJADI PROSES DAN TUJUANNYA DAN TIDAK TEROBSESI OLEH MARKET ORIENTED DAN POLITISASI

TIGA PERSPEKTIF TEORI SOSIAL (Ignas Kleden, 1987) • Teori Struktural Fungsional (Konstruksionisme, Social Redudency)

TIGA PERSPEKTIF TEORI SOSIAL (Ignas Kleden, 1987) • Teori Struktural Fungsional (Konstruksionisme, Social Redudency) • Teori Struktural – Historis (Struktural Equilibrium) • Teori Struktural- A Historis (Struktural Konflik)

TEORI STRUKTURAL FUNGSIONAL (KONSTRUKSIONISME) • Teori ini menjelaskan tingkah laku manusia berdasarkan suatu sistem

TEORI STRUKTURAL FUNGSIONAL (KONSTRUKSIONISME) • Teori ini menjelaskan tingkah laku manusia berdasarkan suatu sistem sosial yang terbentuk oleh jaringan hubungan berbagai fungsi yang ada dalam suatu masyarakat, yaitu fungsi-fungsi seperti : peran, status, pendapatan, pekerjaan dll. Hubungan antara fungsi-fungsi sosial tersebut dianggap sama dengan hubungan antara fungsi-fungsi biologis dalam suatu organisme (Talcott Parson).

TEORI STRUKTURAL HISTORIS • Dimana tingkah laku manusia seakan ditentukan hanya oleh pranata ekonomi

TEORI STRUKTURAL HISTORIS • Dimana tingkah laku manusia seakan ditentukan hanya oleh pranata ekonomi dengan tekanan khusus, padahal kenyataannya bahwa tingkah laku manusia berhubungan langsung dengan hubungan produksi yang melibatkannya (Max Weber= Legal Formal, Ekonomi, Tradisi, Emosi/Afeksi --- Action)

 • Dengan demikian orang-orang yang mempunyai akses terhadap faktor-faktor produksi akan mempunyai bentuk

• Dengan demikian orang-orang yang mempunyai akses terhadap faktor-faktor produksi akan mempunyai bentuk tingkah laku yang berbeda dari mereka yang tidak memiliki akses tersebut (Hegel = Ide --Action ---Sejarah) • Relasi produksi tersebut menimbulkan klas -klas sosial dalam masyarakat, dan tingkah laku sosial sebetulnya tidak lebih dari masalah yang muncul dari pertarungan antar klas (Karl Marx = Materi --- Action----Sejarah)

TEORI STRUKTURAL A-HISTORIS • Teori ini beranggapan bahwa tingkah laku manusia ditentukan oleh beberapa

TEORI STRUKTURAL A-HISTORIS • Teori ini beranggapan bahwa tingkah laku manusia ditentukan oleh beberapa struktur apriori yang asal-usulnya tidak dapat dijelaskan oleh perkembangan sejarah, bahkan sebaliknya sejarah dibentuk oleh watak struktur-struktur tersebut (Levi Strauss).

PENGEMBANGAN TEORI SOSIAL ABAD XIX DAN ABAD XX ABAD XIX • Teori klasik &

PENGEMBANGAN TEORI SOSIAL ABAD XIX DAN ABAD XX ABAD XIX • Teori klasik & modern • Data empirik • Generalis-Praktisi • Proses teoritisasi • Uni Linear • A – Historis • Definisi tidak jelas • Sebagai alat analisis (mean) • Untuk tujuan praktis dan memecahkan masalah (problem solving) ABAD XX • Teori kontemporer • Konsep – Teoritik • Teoritisi – Profesional • Kepentingan Politik/Publik • Multi Linear • Historis • Definisi jelas • Sebagai tujuan (end) • Sebagai wilayah profesionalis untuk tujuan akademik Sumber: Patrick Baert, 1998, Social Theory in The Twentieth Century, Cambridge, Polity Press.

ANATOMI DAN JENIS TEORI ILMU SOSIAL

ANATOMI DAN JENIS TEORI ILMU SOSIAL

ANATOMI TEORI SOSIAL • KLASIK: teori perkembangan/ kemajuan (Comte), teori siklus perubahan budaya (Sorokin),

ANATOMI TEORI SOSIAL • KLASIK: teori perkembangan/ kemajuan (Comte), teori siklus perubahan budaya (Sorokin), teori integrasi/solidaritas sosial (Durkheim), teori konflik/ pertentangan kelas (Marx), teori rasionalitas (Weber), teori interaksi (Simmel), teori konstruksi sosial (Berger) • MODERN: teori fenomenologi (Weber), teori interaksionisme simbolik (Mead), teori dramaturgi (Goffman), teori etnometodologi (Garfinkel), teori pertukaran sosial (Homans), teori fungsional (Parson), teori fungsionalismestruktural (Merton), teori neo-fungsionalisme (Alexander), teori kritis (Marx)

 • KONTEMPORER: teori hegemoni (Gramsci), teori strukturasi (Giddens), teori pilihan rasional (Elster), teori

• KONTEMPORER: teori hegemoni (Gramsci), teori strukturasi (Giddens), teori pilihan rasional (Elster), teori konflik (Dahrendorf), teori post-modernism (Bourdieu, Michel Foucault, Derrida), teori kritis (Jurgen Habermas)

KARAKTERISTIK TEORI KONTEMPORER • Teori kontemporer menjelaskan hubungan (aksi dan interrelasi) antara struktur dan

KARAKTERISTIK TEORI KONTEMPORER • Teori kontemporer menjelaskan hubungan (aksi dan interrelasi) antara struktur dan agensi • Kelompok kontemporer (strukturasionis) tidak memandang struktur dan agensi sebagai dua hal yang dikotomis sehingga menghasilkan dualisme struktur; melainkan dua hal tersebut saling berhubungan secara dialektis dan kontinuum sehingga menghasilkan dualitas struktur

 • Aktor atau agensi menurut pandangan aliran ini adalah partisipan yang aktif dalam

• Aktor atau agensi menurut pandangan aliran ini adalah partisipan yang aktif dalam mengkonstruksi kehidupan sosial, setidak-tidaknya menjadi tuan atas nasibnya sendiri. Setiap tindakan manusia selalu mempunyai tujuan • Artinya bahwa aktor secara rutin dan diam-diam memonitor apa yang sedang ia lakukan, sebagaimana reaksi orang terhadap tindakannya dan lingkungan dimana ia melakukan aktivitas tersebut

 • Sedangkan struktur, selain dapat membatasi aktivitas manusia (constraining) tetapi juga memberikan kebebasan

• Sedangkan struktur, selain dapat membatasi aktivitas manusia (constraining) tetapi juga memberikan kebebasan bertindak (enabling) kepada manusia • Dualitas struktur melihat kekuasaan sosial sebagai simuka janus (the janus face of power) yang berfungsi sebagai alat analisis kehidupan sosial yang penting, terutama mengenai hubungan antara tindakan manusia dan struktur.

JENIS TEORI SOSIAL • TEORI SOSIAL MAKRO: teori fungsional, teori struktural , teori equilibrium,

JENIS TEORI SOSIAL • TEORI SOSIAL MAKRO: teori fungsional, teori struktural , teori equilibrium, teori konflik • TEORI SOSIAL MIKRO: teori fenomenologi, teori interaksionisme simbolik, teori etnometodologi, dan teori dramaturgi

PARADIGMA (ILMU) SOSIAL

PARADIGMA (ILMU) SOSIAL

PARADIGMA • Sebagai suatu cara pandang terhadap suatu persoalan yang didalamnya terdapat sejumlah asumsi

PARADIGMA • Sebagai suatu cara pandang terhadap suatu persoalan yang didalamnya terdapat sejumlah asumsi tertentu, teori tertentu, metodologi tertentu, model tertentu, dan solusi tertentu • Setiap paradigma diandaikan otonom, mandiri dan terpisah dengan paradigma yang lain (memiliki jargon, simbul dan konsep sendiri), sehingga paradigma pada hakekatnya tidak dapat disatukan (apalagi disamakan), tetapi hanya bisa dibandingkan sebagai studi komparatif

PERKEMBANGAN PARADIGMA SOSIAL • Dalam diskursus ilmu-ilmu sosial kajian paradigma sebagai aliran utama pada

PERKEMBANGAN PARADIGMA SOSIAL • Dalam diskursus ilmu-ilmu sosial kajian paradigma sebagai aliran utama pada umumnya dikaitkan dengan persoalan tingkah laku sosial, kehidupan, dan perubahan sosial dalam masyarakat • Misalnya: bermula dari penelitian dan penulisan pemikir-pemikir sosial klasik seperti Karl Marx, Emile Durkheim dan Max Weber, sampai dengan perkembangan pemikiran teoritis di zaman modern dan kontemporari seperti Karl Manheim, C. Wright Mills, Erving Goffman, Gramsci, Habermas, Foucault yang membentuk pelbagai aliran dan usaha mengintegrasikan pelbagai aliran pemikiran teoritis

MANFAAT PARADIGMA SOSIAL • Dalam kedudukan ilmu pengetahuan, tiga paradigma tersebut merupakan metode untuk

MANFAAT PARADIGMA SOSIAL • Dalam kedudukan ilmu pengetahuan, tiga paradigma tersebut merupakan metode untuk memahami masalah dan kenyataan sosial (penjelas realita) • Sebagai peta metode (map method) kedudukan ilmu dan fungsinya • Secara bersama-sama dapat juga dipergunakan untuk melihat suatu realitas sosial dan masa depan kehidupan sosial sebagai pokok bahasan suatu penelitian sosial

TIGA PARADIGMA SOSIAL • Paradigma Fakta Sosial • Pardigma Definisi Sosial, dan • Paradigma

TIGA PARADIGMA SOSIAL • Paradigma Fakta Sosial • Pardigma Definisi Sosial, dan • Paradigma Perilaku Sosial.

FAKTA SOSIAL (Emile Durkheim, 1858 -1917) • Paradigma ini memberi arti penting pada pranata

FAKTA SOSIAL (Emile Durkheim, 1858 -1917) • Paradigma ini memberi arti penting pada pranata dan struktur sosial sebagai dasar realitas kehidupan sosial, • Struktur sosial terdiri atas norma-norma dan nilai, • Pranata dan struktur merupakan suatu kenyataan eksternal yang memiliki daya paksa atau koersif • Pranata dan struktur sosial merupakan kunci memahami dan mengerti tindakan seseorang atau sekelompok orang • Paradigma ini berpendapat bahwa tindakan manusia tidak dapat dilakukan secara bebas, karena ada fakta lain yang memiliki kemampuan daya paksa terhadap tindakan manusia tersebut

Foto Emile Durkheim

Foto Emile Durkheim

Karya-karya Utama • • The Divison of Labour in Society (1893), Rules of Sociological

Karya-karya Utama • • The Divison of Labour in Society (1893), Rules of Sociological Method (1895), Suicide (1897), The Elemetary Forms of Religious Life (1912)

DEFINISI SOSIAL (Max Weber, 1864 -1920) • menyatakan bahwa problem kehidupan sosial berkaitan dengan

DEFINISI SOSIAL (Max Weber, 1864 -1920) • menyatakan bahwa problem kehidupan sosial berkaitan dengan tindakan individu (person) sebagai pelaku kehidupan sosial • Weber memandang bahwa tindakan individu adalah kunci kehidupan bersama • Bagi Weber apa yang dimaksud dengan pranata dan struktur adalah sesuatu yang impersonal yang merupakan konsep rasional tindakan individu yang disadari dan berdasar motif dan tujuan tertentu • Impersonalitas pranata dan struktur sosial menjadi ukuran rasionalitas suatu konsep kehidupan sosial • Tindakan sosial bersifat subyektif, karena setiap tindakan selalu dilandasi oleh motivasi dan tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu secara sadar

PERILAKU SOSIAL (BF. Skiner) • memandang bahwa tata hubungan sosial adalah merupakan suatu mekanisme

PERILAKU SOSIAL (BF. Skiner) • memandang bahwa tata hubungan sosial adalah merupakan suatu mekanisme hubungan kausal yakni hubungan stimulus dan respon • Dengan demikian tindakan manusia adalah tanggapan atau respon terhadap stimuli yang ditujukan kepadanya • Suatu tindakan sosial akan dapat diulang jika stimulus disajikan kembali dan jika menyangkut suatu kebutuhan dan kepentingannya • Secara teknis kebutuhan dan kepentingan itu disebut ganjaran atau hadiah (reward) • Jadi, dinamika hidup sosial esensinya adalah sebagai suatu mekanisme stimuli dan respon (aksi dan reaksi)

PERJALANAN PARADIGMA SOSIAL Paradigma 1 Normal Anomali Paradigma 2 Revolusi Ilmu Krisis Sumber: Kuhn,

PERJALANAN PARADIGMA SOSIAL Paradigma 1 Normal Anomali Paradigma 2 Revolusi Ilmu Krisis Sumber: Kuhn, Thomas. S, 1970, The Structure of Scientific Revolutions.

MODEL • Model lahir dari proposisi minor dan proposisi mayor sebagai hasil temuan penelitian

MODEL • Model lahir dari proposisi minor dan proposisi mayor sebagai hasil temuan penelitian empiris • Replikasi atau refleksi dari realita • Model ideal (hasil bacaan/ referency/ theoritical model) • Model yang senyatanya (exsisting/ empiric model) • Model yang diajukan/ disarankan (recommended/ alternative model)

PETA TEORI ILMU-ILMU SOSIAL (Dadang Supardan, 2008)

PETA TEORI ILMU-ILMU SOSIAL (Dadang Supardan, 2008)

SKETSA/PARAMETER TEORI SOSIAL (Tom Campbell, 1994) 1. 2. 3. 4. 5. Idealis - Materialis

SKETSA/PARAMETER TEORI SOSIAL (Tom Campbell, 1994) 1. 2. 3. 4. 5. Idealis - Materialis (Platoian, Marxian) Deskriptif - Normatif (Durkheimian, Weberian) Individualistis - Holistis (Hobbesian) Konflik - Konsensus (Aristotelesian, Marxian) Positivis - Interpretatif (Comteian, Weberian)

TEORI-TEORI SOSIOLOGI • TEORI TINDAKAN SOSIAL DAN SISTEM - TALCOT PARSONS: Teori Tindakan Sosial;

TEORI-TEORI SOSIOLOGI • TEORI TINDAKAN SOSIAL DAN SISTEM - TALCOT PARSONS: Teori Tindakan Sosial; Teori Sistem Sosial • TEORI EVOLUSI SOSIAL HERBERT SPENCER • TEORI TEKNOLOGI DAN KETINGGALAN BUDAYA (CULTURAL LAG) - WILLIAM F. OGBURN • TEORI DRAMATURGI ERVING GOFFMAN • TEORI STRUKTURASI - ANTHONY GIDDENS • TEORI GLOBALISASI “OF NOTHING” - GEORGE RITZER

TEORI-TEORI ANTROPOLOGI • TEORI ORIENTASI NILAI BUDAYA - KLUCKHOHN • TEORI EVOLUSI SOSIOKULTURAL PARALELKONVERGEN-DIVERGEN

TEORI-TEORI ANTROPOLOGI • TEORI ORIENTASI NILAI BUDAYA - KLUCKHOHN • TEORI EVOLUSI SOSIOKULTURAL PARALELKONVERGEN-DIVERGEN SAHLINS DAN HARRIS • TEORI EVOLUSI KEBUDAYAAN LEWIS H. MORGAN • TEORI EVOLUSI ANIMISME DAN MAGIC - TAYLOR DAN FRAZER • TEORI EVOLUSI KELUARGA - J. J. BACHOVEN • TEORI UPACARA SESAJI SMITH

TEORI-TEORI ILMU GEOGRAFI • TEORI LEDAKAN PENDUDUK - THOMAS ROBERT MALTHUS • TEORI PENGARUH

TEORI-TEORI ILMU GEOGRAFI • TEORI LEDAKAN PENDUDUK - THOMAS ROBERT MALTHUS • TEORI PENGARUH IKLIM TERHADAP PERADABAN - ELLSWORT HUNTINGTON • TEORI LOKASI LAHAN - JOHANN HEINRICH VON THUNEN • TEORI KOTA KONSENTRIS – BURGESS • TEORI KONFLIK ANTAR SUKU BANGSA NOMADIK – SEDENTER JEAN BUNHES

TEORI-TEORI ILMU SEJARAH • TEORI GERAK SIKLUS SEJARAH – IBNU KHALDUN • TEORI DAUR

TEORI-TEORI ILMU SEJARAH • TEORI GERAK SIKLUS SEJARAH – IBNU KHALDUN • TEORI DAUR KULTURAL SPIRAL – GIAMBATTISTA VICO • TEORI TANTANGAN DAN TANGGAPAN – ARNOLD TOYNBEE • TEORI DIALEKTIKA KEMAJUAN – JAN ROMEIN • TEORI DESPOTISME TIMUR – WITTFOGEL • TEORI PERKEMBANGAN SEJARAH DAN MASYARAKAT – KARL MARX • TEORI FEMINISME – WOLLSTONECRAFT

TEORI-TEORI ILMU EKONOMI • TEORI EKONOMI KLASIK – ADAM SMITH: Kebijaksanaan pasar bebas; Keuntungan

TEORI-TEORI ILMU EKONOMI • TEORI EKONOMI KLASIK – ADAM SMITH: Kebijaksanaan pasar bebas; Keuntungan mendorong investasi; Keuntungan cenderung menurun; Keadaan stationer • TEORI TAHAPAN PERTUMBUHAN EKONOMI MODERNISASI - WW. ROSTOW: Tahap tradisional; Tahap prakondisi tinggal landas; Tahap kematangan (maturity); Tahap konsumsi massa tinggi

 • TEORI DAMPAK BALIK DAN DAMPAK SEBAR – GUNNARD MYRDAL: Dampak balik; Dampak

• TEORI DAMPAK BALIK DAN DAMPAK SEBAR – GUNNARD MYRDAL: Dampak balik; Dampak sebar; Ketimpangan regional; Dampak balik dan dampak sebar; Peranan pemerintah; Ketimpangan internasional; Perpindahan modal • TEORI NILAI SURPLUS – KARL MARX • TEORI MONETARISME PASAR BEBAS - FRIEDMAN

TEORI-TEORI PSIKOLOGI • TEORI AGRESI PSIKOANALISIS – SIGMUND FREUD • TEORI DISONANSI KOGNITIF –

TEORI-TEORI PSIKOLOGI • TEORI AGRESI PSIKOANALISIS – SIGMUND FREUD • TEORI DISONANSI KOGNITIF – FESTINGER • TEORI KEPRIBADIAN – ERICH FROMM • TEORI DEPRIVASI RELATIF – GURR • TEORI KECERDASAN MAJEMUK – HOWARD GARDNER

BENTUK PEMETAAN TEORI DALAM ILMU POLITIK • TEORI POLITIK EMPIRIS • TEORI POLITIK FORMAL

BENTUK PEMETAAN TEORI DALAM ILMU POLITIK • TEORI POLITIK EMPIRIS • TEORI POLITIK FORMAL • TEORI POLITIK NORMATIF

TEORI-TEORI ILMU POLITIK • TEORI POLITIK KEKUASAAN – NICCOLO MACHIAVELLI • TEORI NEGARA BERDAULAT

TEORI-TEORI ILMU POLITIK • TEORI POLITIK KEKUASAAN – NICCOLO MACHIAVELLI • TEORI NEGARA BERDAULAT – JEAN BODIN • TEORI KEKUASAAN NEGARA TERBATAS – JOHN LOCKE • TEORI PEMISAHAN KEKUASAAN – BARON DE MONTESQUIEU • TEORI HAK PEMILIKAN LEGAL – ROBERT NOZICK

TERIMA KASIH SEMOGA BERMANFAAT !!

TERIMA KASIH SEMOGA BERMANFAAT !!