TEORI EKONOMI MIKRO Oleh HENKY HERWOTO September 2018
TEORI EKONOMI (MIKRO) Oleh: HENKY HERWOTO September 2018
BAB 1 RUANG LINGKUP dan PERMASALAHAN EKONOMI 1. Ilmu Ekonomi dapat membantu memahami wujud perilaku ekonomi dalam dunia nyata secara lebih baik. Misalnya: harga barang naik menjelang hari raya & tahun baru, harga BBM naik, maka diikuti dengan harga lainnya; 2. Dengan mempelajari Ilmu Ekonomi, akan membuat seseorang lebih pandai dalam perekonomian. Misalnya: menentukan harga yang layak dalam sebuah produk; 3. Dengan menguasai Ilmu Ekonomi, maka akan memberikan pemahaman atas potensi dan keterbatasan kebijakan ekonomi. Misalnya: jika terjadi harga dolar Amerika naik, maka lebih dapat memperkirakan apa yang sebaiknya dilakukan.
Ilmu Ekonomi Mikro mempelajari beberapa hal, yang menyangkut: 1. Keuntungan mendirikan pabrik/industri; 2. Berapa harga jual barang agar kompetitif; 3. Berapa banyak memproduksi suatu barang; 4. Apa manfaat memproduksi suatu barang.
BAB 2 PERMINTAAN dan PENAWARAN 1. PERMINTAAN: adalah sejumlah barang yang dibutuhkan oleh pasar disertai dengan harga yang sudah ditentukan dalam suatu periode. Hal yang dapat mempengaruhi: (a). Pendapatan masyarakat setempat; (b). Perkiraan pendapatan dan harga diwaktu mendatang; (c). Harga hasil produk dimaksud; (d). Rerata harga barang lain yang diperlukan konsumen; (e). Banyaknya orang yang membutuhkan produk tersebut.
1. Il 2. PENAWARAN: adalah sejumlah produk yang dihasilkan oleh penjual dengan harga yang telah ditentukan dipasar tertentu dalam suatu periode. Beberapa hal yang mempengaruhi penawaran: (a). Beaya yang dikeluarkan untuk memproduksi suatu barang; (b). Kegunaan barang tersebut dimasyarakat; (c). Harga yang pantas untuk hasil produk tersebut; (d). Kecanggihan teknologi yang digunakan untuk memproduksi barang itu; (e). Kesesuaian harga terhadap hasil produk lainnya.
1. Il 2. D 3. PERMINTAAN dan PENAWARAN yang SETARA: Hukum permintaan mengatakan jika harga barang turun, maka konsumen akan meningkatkan pembelian barang tersebut. Sedangkan produsen, akan menambah hasil produknya jika harganya naik. Namun, disisi lain konsumen akan berkurang jika harga barang menjadi naik, dan produsen barang akan menurunkan hasil produksi barangnya jika konsumennya berkurang akibat daya belinya yang rendah. Agar terjadi kesetaraan, maka produsen akan menentukan harga sesuai dengan kemampuan konsumen atau pembeli.
BAB 3 TEORI ELASTISITAS (PERMINTAAN) A. PERMINTAAN: Permintaan yang dilakukan konsumen, tergantung dari jenis barang yang dijualbelikan. Misalnya: Beras. Apakah dengan naiknya harga beras, akan langsung menurunkan orang yang akan membeli beras? Atau, jika harga beras turun, apakah orang memborong beli beras? Untuk mengetahui perubahan hal tersebut, ada RUMUSNYA: ED = % perubahan jumlah yang diminta dibagi dengan % perubahan harga;
B. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ELASTISITAS PERMINTAAN (ED) 1. Adanya barang subsitusi, yaitu barang yang gunanya hampir sama dengan barang utamanya. Contoh: Jagung adalah subsitusi beras; 2. Persentase pendapatan yang digunakan. Konsumen mengutamakan membeli barang kebutuhan sehari-hari dibanding lainnya; 3. Jangka waktu analisis. Dalam jangka pendek, perubahan harga tidak langsung mengubah permintaan; 4. Tersedianya sarana kredit. Permintaan barang relatif tetap, jika ada fasilitas kredit.
C. PERMINTAAN SILANG Elastis silang adalah koefisien yang mencoba mengukur tarik menarik antara dua macam barang pada berbagai tingkat harga. Maksudnya tarik-menarik adalah berapa besar efek yang ditimbulkan oleh naiknya harga barang X terhadap permintaan barang Y atau sebaliknya.
BAB 4 TEORI ELASTISITAS (PENAWARAN) A. PENAWARAN: Elastisitas Penawaran (ES=Elasticity Sale) adalah derajad kepekaan atas perubahan harga terhadap perubahan jumlah barang yang ditawarkan. Maka diketahui bagaimana perilaku produsen suatu barang di dalam menawarkan barang hasil produksinya yang berhubungan dengan harga yang ditawarkan. ES = % perubahan jumlah barang yang ditawarkan dibagi dengan % perubahan harga barang yang dimaksud.
B. HUBUNGAN ELASTISITAS Pemerintah pada umumnya ikut campur dalam masalah perekonomian, sesuai dengan kewenangannya, berupa: undang, peraturan pemerintah, peraturan daerah, atau lainnya. Salahsatu pendapatan pemerintah adalah PAJAK, yang terdiri dari: 1. PAJAK LANGSUNG: Langsung dikenakan dibayar oleh wajib pajak. Misalnya PBB, PKB, Reklame, atau lainnya; 2. PAJAK TIDAK LANGSUNG: Dibayar oleh bukan wajib pajak secara langsung. Misalnya: makan di restoran, bermalam di hotel, menonton film di bioskop, atau lainnya.
BAB 5 APLIKASI HUKUM dan TEORI 1. APLIKASI DI BIDANG PERTANIAN: Adalah salahsatu bidang produksi dan lapangan usaha yang paling tua di dunia, kegiatannya pernah dan sedang dilakukan oleh masyarakat , terutama di negara yang mempunyai tanah luas dan subur, serta ditunjang dengan iklim yang memadai. Sektor Pertanian dibagi menjadi sub sektor, yaitu: sub sektor yang a). Sub Sektor Perkebunan: a. 1: Perkebunan Rakyat; a. 2: Perkebunan Besar. Mejutkolmkujhyretehrnjjutikoiumniuyij b). Sub Sektor Kehutanan: b. 1: Penebangan Kayu; b. 2: Pengambilan Hasil Hutan Lainnya; b. 3: Perburuan. c). Sub Sektor Peternakan: mencakup kegiatan beternak dan pengusahaan hasilnya yang meliputi produksi ternak besar dan kecil serta hasil pemotongan hewan. Mkijnju mkoiuk mnjhynbhy d). Sub Sektor Perikanan: Meliputi semua hasil kegiatan perikanan laut, perairan umum, dan pengolahan sederhana atas produksi perikanan, seperti pengeringan dan pengasinan.
2. APLIKASI DI BIDANG INDUSTRI. Industri: Adalah kumpulan dari seluruh perusahaan yang menghasilkan barang yang sama. Contoh: Industri kain, mobil, sepatu, dan lainnya. Bidang Industri: Jenis industri yang ada dan dapat dinikmati oleh masyarakat luas. Jenis Industri yang termasuk dalam bidang industri, antara lain: mkjun mkjhyg nbhgfrt bhyffd bhyg a. Industri Pengolahan: adalah industri sebagai unit produksi yang menyangkut kegiatan ekonomi, produksi barang/jasa, yang bertempat di suatu lokasi tertentu, ada produksi dan struktur upah, dan mempunyaipemimpin yg bertanggungjawab b. Industri Pariwisata(UU 10 tahun 2009): Kumpulan atau serangkaian perusahaan yang menghasilkan produk, baik jasa maupun barang yang dibutuhkan wisatawan selama melakukan perjalanan ke suatu tempat. Misalnya: Hotel, Restoran, Hiburan, atau lainnya.
c. Industri Hiburan: Terdiri dari sejumlah besar sub-industri yang ditujukan khusus pada hiburan. Tapi sebutan ini sering digunakan di media massa untuk menjelaskan perusahaan media massa yang mengontrol distribusi dan pembuatan hiburan media massa. Industri hiburan memiliki konotasi terhadap pentas seni populer musik, komedi, film, dan lainnya. d. Industri Pendidikan: Dapat muncul dimanapun selama manusia membutuhkan uang untuk hidup. Bahkan sebuah perubahan pencerdasan pun tidak begitu dipahami nilainya, karena uanglah yang membuat kita bersaing, bukan dalam pendidikan. Industri pendidikan ini hanyalah contoh nyata bahwa dalam dunia pendidikan ini juga bukanlah tempat sebenarnya mencari ilmu (google. com).
3. APLIKASI DI BIDANG INFORMATIKA. Industri: Adalah bidang yang berhubungan dengan data dan informasi, termasuk teknologi informasinya berupa komputer, manajemen dan manusia(operator), dan komunikasi. Ku DATA: adalah gambaran sebenarnya dari suatu obyek yang dinyatakan dalam bentuk angka atau lainnya yang dapat dibaca atau dimengerti oleh manusia atau komputer. Mkjhn bhgy njb INFORMASI: adalah data yang diproses sesuai dengan kebutuhan individu atau perusahaan. Mjikjh njuh nbgft bhujjn 4. PENSTABILAN HARGA KOMODITI PERTANIAN. Agar terjadi keseimbangan di pasar, pemerintah perlu ikut campur: 4. 1 Membatasi Produksi; 4. 2 Melaksanakan Operasi Pasar; 4. 3 Kebijakan Harga Minimum dan Maksimum; 4. 4 Kebijakan Subsidi.
BAB 6 PERILAKU KONSUMEN Adalah bagaimana konsumen mendaya-gunakan sumber daya yang ada (uang) dalam rangka memuaskan keinginan/kebutuhan dari suatu produk. A. TEORI NILAI GUNA KARDINAL Suatu barang akan memberikan nilai guna yang tinggi bila barang yang dimaksud memberikan daya guna yang tinggi bagi pemakainya. Misalnya: SIM C nilainya bagi tukang ojek lebih tinggi daripada tukang tambal ban. Atau: Seorang mahasiswa gaul, akan merasa sedih sekali bila handphone nya hilang, daripada dia kehilangan cincin emasnya. Meskipun ciccinnya lebih mahal. Nilai Guna Total adalah keseluruhan nilai guna yang diperoleh seseorang sebagai akibat mengkonsumsi suatu barang. Misalnya: Pergi dari Surabaya ke Malang. Kalau naik pesawat terbang, ongkosnya paling mahal tapi paling nyaman. Kalau naik Bis Patas, agak murah tapi masih menunggu. Naik bis biasa, lebih murah, tapi kurang nyaman dan kurang aman. Nilai Guna Marginal adalah tambahan kepuasan yang diperoleh seseorang sebagai akibat dari menambah satu unit barang untuk memenuhi kepuasannya. Misalnya: Seseorang membeli Nasi Putih Rp. 20. 000, - tentu rasanya kurang nyaman. Tetapi ketika dibelikan nasi Rp. 8. 000, - dan ayam goreng Rp. 12. 000, - menjadi lebih nyaman.
B. TEORI NILAI GUNA ORDINAL Beberapa asumsi yang mendasari teori nilai guna ordinal adalah: • Rasionalitas: konsumen akan berusaha meningkatkan kepuasannya atau akan memilih tingkat kepuasan yang tertinggi yang bisa dicapainya; • Konveksitas: bentuk kurva indifference cembung dari titik origin dari sumbu absis dan ordinat (kurva indifference adalah kurva yang menggambarkan kombinasi 2 macam input untuk menghasilkan output yang sama, yaitu kepuasan); • Nilai guna Tergantung: pada jumlah barang yang dikonsumsi; • Transitivitas: konsumen akan menjatuhkan pada pilihan yang terbaik dari beberapa pilihan. Contoh teori nilai guna: • Makan di restoran siap saji: Terlihat & dilewati banyak orang, ditutup dengan kaca; Tempat duduk konsumennya dekat dengan kaca, untuk melihat & dilihat; Tingkat kepuasannya bukan pada jenis makanan & jumlahnya; Tingkat kepuasannya pada ”Penilaian orang sekitar”; Harganya relatif lebih mahal; Kepuasan berdasarkan tempat makannya (subyektif – nilai kardinal). • Makan di warung kaki lima: Tertutup & konsumen yang makan tidak terlihat dari luar; Memilih tempat duduk yang terlindung dari pengelihatan orang banyak; Tingkat kepuasannya pada jenis makanan & jumlahnya; Tingkat kepuasannya bukan pada ”Penilaian orang sekitar”; Harganya relatif lebih murah; Kepuasan berdasarkan jumlah yang dimakannya (obyektif – nilai ordinal).
BAB 7 PERILAKU PRODUSEN Produsen juga berusaha memuaskan kebutuhannya dengan cara menghasilkan barang yang murah. Jika dalam teori perilaku konsumen kita mengenal garis anggaran dan kurva indifference, maka dalam teori perilaku produsen kita akan mengenal isocost (garis beaya sama) dan isoquant (kurva kuantitas sama). A. PENGERTIAN DAN TEORI PRODUKSI Produksi adalah menambah kegunaan (nilai guna) suatu barang. Kegunaan suatu barang akan bertambah bila memberikan manfaat baru atau lebih dari bentuk semula. Untuk memproduksi dibutuhkan faktor-faktor produksi, yaitu alat atau sarana untuk melakukan proses produksi: – – Manusia (tenaga kerja = TK); Modal (uang atau alat modal seperti mesin = M); Sumber daya alam (tanah = T); Keterampilan (skill, teknologi = S);
Ada dua jenis produksi: 1. PRODUKSI ALAMI: Produksi yang dihasilkan tanpa penggunaan teknologi, modal, dan manusia, yang dilakukan oleh proses alam. Bersifat eksternal, efisiensi, dan efektivitasnya tidak dapat dikontrol oleh manusia. Sehingga kelebihan atau kekurangannya merupakan hal yang harus diterima oleh pemakai. Contoh: ikan di lautan, rotan & damar di hutan, minyak & gas bumi di perut bumi; 2. PRODUKSI REKAYASA: Produksi yang dilakukan dengan menggunakan modal, teknologi, dan manusia. Produksinya bersifat internal, dapat dikontrol oleh pemakai. Efektivitas dan efisiensinya dapat diatur dengan menggunakan teknologi. B. MEMAKSIMUMKAN KEUNTUNGAN • Keuntungan maksimum bagi produsen adalah bila produsen dapat menggunakan anggaran untuk membiayai faktor-faktor produksi yang ada sesuai dengan balas jasanya yang dimanfaatkan seefisien mungkin. Cara agar produsen efisiensi dalam beaya dan produksi adalah: meminimumkan beaya dan memaksimumkan produksi.
BAB 8 TEORI BEAYA PRODUKSI A. PENGERTIAN BEAYA Beaya (cost) adalah segala pengeluaran yang berhubungan dengan hasil yang diharapkan di masa yang akan datang. Dalam pengertian ekonomi beaya adalah investasi. Contoh: perumahan (real estate), peralatan mesin, sewa kantor, sewa tenaga ahli, atau lainnya. Ongkos (expenses) adalah pengeluaran yang dilakukan untuk manfaat yang telah kita dapat saat ini atau yang lalu (saat melakukan transaksi). Contoh: membayar rekening listrik, air minum, telepon, atau lainnya. Beaya dapat digolongkan dalam: • Beaya Eksplisit: segala beaya yang dikeluarkan dalam rangka mendapatkan faktor-faktor produksi; • Beaya Implisit (tersembunyi): segala beaya taksiran yang dimiliki oleh faktor produksi bila digunakan; • Beaya Internal: segala beaya yang dikeluarkan dalam rangka operasional perusahaan; • Beaya Eksternal: beaya yg seharusnya ditanggung oleh perusahaan sbg akibat operasional perusahaan yang menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan sekitar usahanya. Misalnya: pencemaran, polusi, dll; • Beaya Jangka Pendek: biasanya bersifat tetap dan berubah; • Beaya Jangka Panjang: umumnya adalah berubah.
B. BEAYA PRODUKSI JANGKA PENDEK • Beaya Tetap (fixed cost = FC) yaitu beaya yang dikeluarkan oleh perusahaan yang bersifat tetap dalam rangka operasional perusahaan. Beaya tetap harus dikeluarkan walaupun perusahaan belum berproduksi. Misalnya: beaya sewa gedung; • Beaya Berubah (variable cost = VC) yaitu beaya yang dikeluarkan berhubungan dengan banyaknya faktor produksi yang digunakan serta besar kecilnya unit produksi. Misalnya: beaya gaji tenaga kerja; • Beaya Total (total cost = TC) yaitu segala beaya baik tetap maupun berubah yang harus dikeluarkan dalam rangka operasional perusahaan; • Beaya Tetap Rata-rata (average fixed cost = AFC) yaitu rerata beaya tetap sehubungan dengan produksi per unit barang oleh perusahaan. Makin besar produksinya, makin kecil AFC nya; • Beaya Berubah Rata-rata (average variable cost = AVC) yaitu rerata beaya berubah sehubungan dengan hasil produksi dari faktor produksi yang digunakan; • Beaya Rata-rata (average cost = AC) yaitu rerata beaya total yang dikeluarkan oleh perusahaan, baik yang bersifat tetap maupun yang bersifat variabel; • Beaya Marginal (marginal cost = MC) yaitu tambahan beaya yang dikeluarkan oleh perusahaan sebagai akibat dari bertambahnya faktor produksi dan dalam rangka menambah unit produksi.
BAB 9 TEORI PASAR Secara garis besar, macam pasar ditinjau dari sisi penjual adalah: 1. Persaingan sempurna; 2. Monopoli; 3. Monopolistis (banyak penjual, barang yang dijual berbeda corak); 4. Oligopoli (beberapa penjual, penetapan harga dan jumlah produksi berbeda). PASAR PERSAINGAN SEMPURNA Adalah suatu macam pasar yang memiliki ciri: 1. Pembeli dan penjual sangat banyak: Pembeli dan penjual tidak bisa sesukanya menentukan harga di pasar. Pembeli mempunyai banyak alternatif kepada siapa ia akan membeli, demikian juga sebaliknya penjual; 2. Jumlah barang yang dijual-belikan banyak dan seragam (homogen): Penjual hanya menjual jenis barang yang sama (kualitas dan macam produk). Dengan demikian, pembeli dan penjual tidak bisa mempermainkan harga semaunya; 3. Bebas keluar dan masuk bagi pengusaha: Dapat dimasuki dan keluar kapan saja bagi penjual. Juga pembeli akan masuk bila menguntungkan, dan akan keluar bila merugikan; 4. Pengetahuan pembeli dan penjual mengenai pasar relatif sempurna: Maksudnya agar konsumen yang ingin membeli barang mendapatkan harga yang sesuai dan sama dengan lainnya. Sebaliknya penjual juga berhak menolak harga yang ditawarkan konsumen, karena masih terlalu rendah; 5. Mobilitas sumber ekonomi relatif cukup sempurna: Suplai barang harus relatif sempurna, agar tidak terjadi kelangkaan barang, di saat pembeli masih sangat banyak yang ingin memiliki barang tersebut. Jika ini terjadi maka harga barang akan naik.
PASAR MONOPOLI Beberapa macam monopoli: 1. MONOPOLI USAHA Adalah monopoli yang dilakukan oleh perusahaan atau badan usaha karena menguasai produksi dan penjualan suatu produk atau jasa secara sendiri atau tanpa saingan di suatu pasar. Misalnya: sebelum tahun 1997, PT Bogasari adalah perusahaan yang memonopoli usaha tepung terigu di Indonesia; 2. MONOPOLI PERUSAHAAN Adalah monopoli yang berasal dari satu kelompok usaha yang terdiri atas beberapa perusahaan yang menghasilkan produk yang relatif sama atau generik (fungsi dan gunanya sama). Misalnya: PT. Indofood Sukses Makmur, adalah perusahaan yang memproduksi dan menjual mie instant di Indonesia, dengan beberapa merk: Indo Mie, Super Mie, Sarimie, dan lainnya, yang menguasai sekitar 80% konsumen mie instant dengan berbagai rasa; 3. MONOPOLI PANGSA PASAR Adalah monopoli yang berasal dari monopoli perusahaan, tetapi bila perusahaan yang bersangkutan telah menguasai pangsa pasar absolut di atas 50%, dan perusahaan tersebut merupakan pemimpin harga untuk produk yang sama dengan yang dihasilkan dijual di pasaran oleh produsen lain.
PERBEDAAN HARGA PADA PASAR MONOPOLI Agar perusahaan pemerintah dapat terus beroperasi, maka perusahaan tersebut akan mendapatkan subsidi dari pemerintah. Perusahaan monopoli akan melakukan subsidi silang melalui penjualan produknya di pasar. Misalnya PT. KAI (Kereta Api Indonesia). Perusahaan ini menghasilkan produk dengan ciri dan fungsi yang sama, tetapi dengan harga yang berbeda. Perbedaan harga ini dapat dilakukan dengan syarat: 1. Barang atau jasa tersebut relatif tidak dapat dipindahkan dari pasar: Artinya: produsen hanya memberi harga murah pada suatu produk ditempat tertentu. Misalnya: operasi pasar beras dan minyak goreng; 2. Barang dan jasa tersebut memang memungkinkan untuk diberlakukannya perbedaan harga: Untuk produk yang sifatnya subyektif dan kebutuhan masyarakat bawah. Misalnya: Rumah Sakit (Kartu Gakin), PLN 450 watt; 3. Perbedaan derajat elastisitas produk: Untuk masyarakat tertentu, ada produk dengan harga murah. Misalnya: susu, gula; 4. Apresiasi masyarakat: perusahaan melakukan perbedaan harga untuk suatu produk yang sama dengan cara membedakan pelayanan penjualannya maupun kemasannya. Misalnya: Obat generik, minyak goreng curah.
PASAR OLIGOPOLI Adalah pasar yang hanya terdiri atas beberapa penjual. Biasanya terdapat 2 kondisi usaha: (1). Adanya perbedaan penetapan harga dan jumlah produksi tiap perusahaan; (2). Adanya kesepakatan jumlah produksi yang dilakukan oleh tiap perusahaan dengan harga yang sama. Biasanya perusahaan yang bermain dalam persaingan oligopoli adalah perusahaan yg telah mapan modal, SDM, & teknologi. Hambatan dalam Persaingan Oligopoli: 1. Skala Ekonomis: Perusahaan lama relatif lebih mampu berkembang dan menjual produknya relatif lebih murah daripada perusahaan pendatang baru; 2. Ongkos Produksi yang Berbeda: Perusahaan lama bisa menurunkan beaya produksi dengan membuka kapasitas produksi baru, dibandingkan perusahaan baru yang belum berproduksi; 3. Keistimewaan Hasil Produksi: Perusahaan lama produknya sudah dikenal masyarakat, sedangkan perusahaan baru harus cermat dan hati-hati, sehingga memerlukan waktu yang lama.
SEKIAN TERIMAKASIH Bila ada sumur di ladang Bolehlah kita menumpang mandi Bila ada umur yang panjang Bolehlah kita bertemu di kamar mandi.
- Slides: 26