TEORI EKONOMI 2 BAB 11 INFLASI DAN PENGANGGURAN
TEORI EKONOMI 2 BAB 11 INFLASI DAN PENGANGGURAN Ardiprawiro S. E. , MMSI
TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah mempelajari bab ini, Anda diharapkan dapat: “Mampu memberikan pemahaman terhadap kurva penawaran dan permintaan agregat tentang hubungan antara output dan laju inflasi. ” ardiprawiro. staff. gunadarma. ac. id
INFLASI DAN PENGANGGURAN v Dua tujuan dalam kebijakan ekonomi yang ingin dicapai inflasi yang rendah dan pengangguran yang rendah. v Kebijakan fiskal/moneter untuk memperbesar (ekspansi) penawaran agregat akan meningkatkan harga dan output. Output yang tinggi berarti pengangguran yang rendah namun harga yang tinggi berarti inflasi yang tinggi. Jadi, ketika para pembuat kebijakan menggerakkan perekonomian ke atas sepanjang kurva penawaran agregat jangka pendek, mereka menurunkan tingkat pengangguran dan menaikkan tingkat inflasi. Begitu juga sebaliknya. v Trade-off antara inflasi dan pengangguran disebut kurva Phillips. ardiprawiro. staff. gunadarma. ac. id
KURVA PHILLIPS Tingkat inflasi (% per tahun) B 7 A 3 2 6 Tingkat Pengangguran (persen) v Kurva Phillips adalah kurva yang menunjukkan hubungan antara tingkat pengangguran dengan tingkat inflasi di sebuah negara. v Hubungan antara tingkat pengangguran dengan tingkat inflasi dalam kurva Phillips adalah berbanding terbalik. v Jadi ketika inflasi naik, maka pengangguran turun. Dan ketika inflasi turun, maka pengangguran naik jumlahnya. ardiprawiro. staff. gunadarma. ac. id
KURVA PHILLIPS v Kurva Phillips memiliki tiga ciri yaitu: 1. Mempunyai lereng yang negatif, sehingga kurva ini turun dari kiri atas ke kanan bawah. 2. Kurva Phillips mempunyai intersep pada sumbu horizontal pada tingkat pengangguran natural, di mana pada saat itu tingkat inflasi sama dengan nol. 3. Kurva ini menunjukkan tanggapan tingkat pengangguran terhadap perubahan tingkat inflasi. Ini ditunjukkan oleh besar kecilnya lereng kurva Phillips tersebut. ardiprawiro. staff. gunadarma. ac. id
FAKTOR PENENTU PERGESERAN KURVA PHILLIPS v Faktor utama yang menentukan pergeseran atau perubahan pada Kurva Phillips adalah: 1. Tingkat Inflasi 2. Tingkat Pengangguran 3. Demografi Masalah kependudukan atau tinggi rendahnya jumlah penduduk di suatu negara akan mempengaruhi tingkat pengangguran yang pada akhirnya berdampak pada pergeseran kurva Phillips. 4. Keseimbangan Pasar Tenaga Kerja Dalam kondisi keseimbangan pasar kerja, secara alamiah akan selalu terdapat pengangguran. Dalam kurva Phillips, pengangguran alamiah tersebut dibuktikan dengan adanya titik potong kurva Phillips dan sumbu horizontal. ardiprawiro. staff. gunadarma. ac. id
TAHAPAN PERGESERAN KURVA PHILLIPS v Pergeseran kurva Phillips dapat dijelaskan melalui beberapa tahapan periode berikut: 1. Periode Awal Pada periode ini, tingkat pengangguran berada pada tingkat normal dan tidak terdapat permintaan atau penawaran yang mencolok. 2. Periode Kedua Peningkatan yang cepat pada keluaran (output) selama ekspansi ekonomi menurunkan tingkat pengangguran. Seiring menurunnya pengangguran, perusahaan cenderung merekrut pekerja lebih banyak lagi dan memberikan peningkatan upah yang lebih besar dari biasanya. Saat keluaran (output) melebihi potensinya, utilitas kapasitas meningkat dan penggelembungan dana meningkat, upad dan harga mulai naik. ardiprawiro. staff. gunadarma. ac. id
TAHAPAN PERGESERAN KURVA PHILLIPS 3. Periode Ketiga Dengan naiknya inflasi maka perusahaan dan pekerja akan mengharapkan inflasi yang lebih tinggi. Harapan inflasi yang lebih tinggi tampak dalam keputusan upah dan harga. Tingkat ekspektasi inflasi lalu meningkat. Tingkat ekspektasi meningkat di atas kurva Phillips awal yang menunjukkan tingkat ekspektasi inflasi yang lebih tinggi. 4. Periode Akhir Pada periode akhir, dengan melambatnya perekonomian, kontraksi pada kegiatan ekonomi membawa keluaran (output) kembali ke potensinya semula dan meningkatkan pengangguran kembali ke tingkat wajar. Karena tingkat ekspektasi inflasi meningkat, tingkat inflasi pada periode 4 menjadi lebih besar dari periode 1, meskipun tingkat penganggurannya sama. ardiprawiro. staff. gunadarma. ac. id
PERSAMAAN KURVA PHILLIPS v Tingkat inflasi tergantung 3 kekuatan menurut kurva Phillips dalam bentuk modernnya: a) Inflasi yang diharapkan mengukur beberapa besar orang-orang mengharapkan keseluruhan tingkat harga mengalami perubahan. b) Deviasi pengangguran dari tingkat alamiah (pengangguran siklis) Pandangan ini menjelaskan bahwa pengangguran pada akhirnya akan kembali pada tingkat alamiahnya, berapa pun tingkat inflasinya yang disebut hipotesis tingkat alamiah. c) Guncangan penawaran adalah peristiwa yang secara langsung mempengaruhi biaya produksi suatu perusahaan sehingga mempengaruhi harga yang dibebankan oleh perusahaan tersebut. ardiprawiro. staff. gunadarma. ac. id
PERSAMAAN KURVA PHILLIPS v Persamaan kurva Phillips didapat dengan cara menderivasi dari persamaan untuk penawaran agregat. P = Pe + (1/α)(Y - Ȳ) v Berikut ini tahap-tahapannya: 1. Tambahkan sisi kanan persamaan itu dengan guncangan penawaran (v) untuk menunjukkan peristiwa eksogen (seperti perubahan harga minyak dunia) untuk mengubah tingkat harga dan menggeser kurva penawaran agregat jangka pendek. P = Pe + (1/α)(Y - Ȳ) + v ardiprawiro. staff. gunadarma. ac. id
PERSAMAAN KURVA PHILLIPS 2. Untuk mengubah dari tingkat harga menjadi tingkat inflasi, kurangi tingkat harga tahun lalu (P-1) dari kedua sisi persamaan. (P – P-1) = (Pe – P-1) + (1/α)(Y - Ȳ) + v Simbol pada sisi kiri, P – P-1, adalah perbedaan antara tingkat harga sekarang dan tingkat harga tahun lalu, yang merupakan inflasi (π). Simbol pada sisi kanan, Pe – P-1, adalah perbedaan antara tingkat harga yang diharapkan dan tingkat harga tahun lalu yang merupakan inflasi yang diharapkan (πe). π = πe + (1/α)(Y - Ȳ) + v ardiprawiro. staff. gunadarma. ac. id
PERSAMAAN KURVA PHILLIPS 3. Untuk beralih dari keluaran (output) ke pengangguran, satu versi hukum Okun menyatakan bahwa penyimpangan keluaran (output) dari tingkat alamiah berbanding terbaik dengan penyimpangan pengangguran dari tingkat alamiah; yaitu, bila keluaran (output) lebih tinggi dari tingkat keluaran (output) alamiah, pengangguran lebih rendah daripada tingkat pengangguran alamiah. Hubungan itu bisa ditulis seperti: (1/α)(Y - Ȳ) = -β(u – ue) Dengan menggunakan hubungan hukum Okun ini, kita bisa menyubstitusi -β(u – ue) untuk (1/α)(Y - Ȳ) dalam persamaan sebelumnya untuk mendapatkan persamaan kurva Phillips: π = πe -β(u – ue) + v ardiprawiro. staff. gunadarma. ac. id
EKSPEKTASI ADAPTIF v Ekspektasi adaptif adalah asumsi/ekspektasi terhadap inflasi berdasarkan inflasi yang sedang diamati. Sebagai contoh, asumsikan orang-orang mengharapkan bahwa harga meningkat tahun ini (πe) pada tingkat yang sama sebagaimana tahun lalu (π-1), maka: πe = π-1 Dalam kasus ini, kita bisa menulis persamaan kurva Phillips sebagai: π = π-1 -β(u – ue) + v Ketika kurva Phillips ditulis dalam bentuk ini, tingkat pengangguran alamiah kadang kala disebut NAIRU atau Non-Accelerating Inflation Rate of Unemployment ardiprawiro. staff. gunadarma. ac. id
INERSIA INFLASI v Inersia inflasi adalah situasi di mana semua harga dalam suatu perekonomian secara terus menerus disesuaikan dengan kaitannya dengan indeks harga dengan kekuatan kontrak. v Inersia ini muncul karena inflasi masa lalu mempengaruhi ekspektasi inflasi masa depan dan karena ekspektasi ini mempengaruhi upah serta harga yang ditetapkan. v Robert Solow menguraikan konsep inersia inflasi yaitu “Mengapa uang kita berkurang nilainya? Hal itu dapat dinyatakan secara sederhana bahwa kita mengalami inflasi karena kita mengharapkan inflasi. Dan kita mengharapkan inflasi karena kita mengalaminya. ardiprawiro. staff. gunadarma. ac. id
DUA PENYEBAB NAIK DAN TURUNNYA INFLASI v Dalam persamaan kurva Phillips menunjukkan dua kekuatan yang dapat mengubah tingkat inflasi. Dua kekuatan ini ditunjukkan dengan: 1. Simbol β(u – ue) menunjukkan bahwa pengangguran siklis – penyimpangan pengangguran dari tingkat alamiah – memberi tekanan ke atas dan ke bawah pada inflasi. Pengangguran yang rendah akan menarik inflasi ke atas. Inilah yang disebut inflasi tarikan-permintaan (demand-pull inflation). 2. Simbol v menunjukkan bahwa inflasi juga naik dan turun karena guncangan penawaran. Guncangan penawaran yang memperburuk, seperti kenaikan harga minyak dunia pada tahun 1970 -an, menunjukkan nilai positif v dan menyebabkan inflasi naik. Ini disebut inflasi dorongan-biaya (cost-pust inflation). ardiprawiro. staff. gunadarma. ac. id
TRADEOFF JANGKA PENDEK ANTARA INFLASI DAN PENGANGGURAN v Dalam jangka pendek, untuk suatu tingkat inflasi yang diprediksikan, pembuat kebijakan dapat memanipulasi permintaan agregat untuk memilih kombinasi inflasi dan pengangguran pada kurva Phillips disebut kurva Phillips jangka pendek. Tingkat inflasi (% per tahun) v Parameter β menunjukkan kemiringan dari tradeoff antara inflasi dan pengangguran. v Pembuat kebijakan bisa memperbesar (ekspansi) permintaan agregat untuk menurunkan pengangguran dan meningkatkan inflasi atau bisa menekan (kontraksi) permintaan agregat untuk meningkatkan pengangguran dan menurunkan inflasi. ardiprawiro. staff. gunadarma. ac. id Inflasi yang diharapkan tinggi β 1 Inflasi yang diharapkan rendah Tingkat Pengangguran (persen)
RASIO PENGORBANAN DISINFLASI v Rasio pengorbanan adalah persentase PDB riil satu tahun yang harus dikorbankan untuk menurunkan inflasi sebesar 1 persen. v Dengan rasio pengorbanan dapat diperkirakan berapa lama pengangguran harus naik guna menurunkan inflasi. Hukum Okun menyatakan jika inflasi turun 1% maka pengorbanan sebesar 2% dari PDB dan meningkatkan pengangguran 2, 5%. Peristiwa ini disebut disinflasi. v Disinflasi terdiri dari berbagai bentuk yang masing-masing membutuhkan 20% PDB setahun: a) Disinflasi cepat akan menurunkan output sebesar 10% selama 2 tahun. b) Disinflasi moderat akan menurunkan outout sebesar 5% selama 4 tahun. c) Disinflasi gradual akan menekan output sebesar 2% selama satu dekade. ardiprawiro. staff. gunadarma. ac. id
EKSPEKTASI RASIONAL, HIPOTESIS TINGKAT ALAMIAH, DAN HISTERESIS v Ekspektasi rasional adalah asumsi bahwa orang menggunakan secara optimal semua informasi yang tersedia tentang kebijakan pemerintah saat ini untuk meramalkan masa depan. v Hipotesis tingkat alamiah (natural rate hypothesis) adalah fluktuasi permintaan agregat yang mempengaruhi output dan kesempatan kerja hanya dalam jangka pendek. Dalam jangka panjang, perekonomian kembali ke tingkat output, kesempatan kerja, dan pengangguran yang dijelaskan oleh model klasik. v Histeresis adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan pengaruh yang nyaris tiada habisnya dari sejarah terhadap tingkat alamiah. ardiprawiro. staff. gunadarma. ac. id
REFERENSI v Mankiw, N. G. 1997. Macroeconomics, 4 th Edition. New York: Worth Publication v Rahardja, Pratama dan Mandala Manurung. 2008. Teori Ekonomi Makro: Suatu Pengantar. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia ardiprawiro. staff. gunadarma. ac. id
TERIMA KASIH
- Slides: 20