TEORI BIAYA PRODUKSI Oleh Dr Ir Yusuf Azis
TEORI BIAYA PRODUKSI Oleh Dr. Ir. Yusuf Azis, M. Sc
Pendahuluan Jika produksi bicara ttg jumlah/nilai fisik penggunaan faktor produksi, maka biaya mengukurnya dgn nilai uang. Dlm ekonomi modern, ukuran efisiensi yg paling baik (meski bukan paling lengkap) adalah uang. Sesuatu yg efisien secara teknis, belum tentu efisien secara ekonomi. Asumsi dalam pembahasan ini adalah: 1)Perusahaan bergerak di pasar persaingan sempurna. Harga output ditentukan pasar & berapapun produksi akan terserap pasar. Produsen hanya memikirkan brp tkt output agar biaya produksi per unit dpt diminimumkan. 2)Faktor produksi atau input yg digunakan adalah barang modal & tenagakerja (TK). TK sifatnya variabel pd jk pdk.
Konsep Biaya Dalam ilmu ekonomi pengertian biaya (costs) adalah biaya kesempatan (opportunity costs). Konsep ini tetap dipakai dlm analisis teori biaya produksi. Berkaitan dgn konsep tsb dikenal adanya: 1)Biaya eksplisit (explicit cost), yaitu biaya 2 yg scr nyata terlihat, terutama melalui laporan keuangan, seperti biaya upah/gaji pekerja, listrik, telpon dan air, dsb. 2)Biaya implisit (implicit cost), yaitu biaya yg tdk secara dikeluarkan, namun dpt diperhitungkan, atau biaya kesem patan (opportunity cost), seperti upah tenaga kerja dalam keluarga, sewa lahan milik sendiri, dsb.
Biaya Produksi Jangka Pendek Dalam jangka pendek, biaya produksi total (Total Cost atau TC) merupakan penjumlahan antara biaya tetap (Fixed Cost atau FC) dan biaya variabel (VC). FC adalah Biaya yg dikeluarkan secara tetap jumlahnya tanpa dipengaruhi oleh jumlah produksi, seperti biaya barang modal (penyusutan), gaji pekerja, sewa gedung, bunga pinjaman. VC adalah biaya yang besarnya tergantung pada tingkat produksi, seperti upah pekerja dan biaya bahan baku. Secara matematis bisa dituliskan: TC = FC + VC Secara grafis bisa dilihat pada gambar berikut:
Kurva TC, FC dan VC Biaya TC VC FC Jumlah produksi
Kurva FC mendatar menunjukkan bahwa biaya tetap tdk tergantung pada jumlah produksi. Kurva VC menaik yg menunjukkan bahwa biaya variabel tergantung pada jumlah produksi. Makin besar produksi maka VC juga menaik. Kurva TC sejajar dgn kurva VC, yg menunjukkan bahwa dlm jk. pendek perubahan TC semata-mata ditentukan oleh perubahan VC.
Biaya Rata-rata Biaya rata-rata (Average Cost atau AC) merupakan biaya yg dikeluarkan utk memproduksi satu unit output. Besarnya AC adalah TC dibagi jumlah output (Q) atau TC/Q. Karena TC = FC + VC, maka AC=TC/Q=(FC+VC)/Q Atau AC = FC/Q + VC/Q = AFC + AVC Dimana: AC = Biaya rata-rata jk pendek AFC = Biaya tetap rata-rata AVC = Biaya variabel rata-rata Secara grafis bisa dilihat pada gambar berikut:
Kurva AC, AFC dan AVC Biaya AC AVC AFC Jumlah produksi
Kurva AFC terus menurun, menunjukkan bahwa AFC makin menurun bila produksi ditambah. Tetapi kurva AFC tdk pernah menyentuh sumbu horizontal (bernilai nol ataupun negatif). Kurva AC mula 2 menurun kemudian menaik, sepola dgn pergerakan kurva AVC. Pola ini berkaitan dgn hukum LDR (law of diminishing return). Kurva AVC juga mula 2 menurun, selanjutnya menaik dan terus mendekati kurva AC, namun tdk pernah bersentuhan. Makin kecilnya jarak AC dan AVC karena makin kecilnya AFC
Biaya Marginal (Marginal Cost atau MC), adalah tambahan biaya krn menambah produksi sebanyak satu unit output. MC = ∂TC/∂Q MC = (TC 2 – TC 1)/ (Q 2 -Q 1), krn FC tetap maka MC = (VC 2 -VC 1)/(Q 2 -Q 1)
Tabel FC, VC, TC, AFC, AVC, ATC & MC Q FC VC TC AFC AVC ATC MC 0 60 1 60 30 90 30 2 60 40 100 30 20 50 10 3 60 45 105 20 15 35 5 4 60 55 115 15 13, 75 28, 75 10 5 60 75 135 12 15 27 20 6 60 120 180 10 20 30 45
u Dari tabel tsb selanjutnya kurva biaya yg bersifat total, yang bersifat rata-rata dan marjinal dapat dibuat
Penerimaan (Revenue) u Diperoleh dari hasil penjualan output produksi. Disini ada istilah: u TR (Total Revenue)= P Q (dmn P adalah harga output per unit dan Q adalah jumlah output yg dihslkan / dijual) u AR (Average Revenue)= TR/Q = (PQ)/Q = P u MR (Marginal Revenue) = ∂TR/∂Q
Laba (Pofit) u Diperoleh dari hasil pengurangan TR thdp TC u = TR – TC, bila positif berarti laba, bila negatif berarti rugi u Utk memaksimumkan laba: u ∂ /∂Q=0, artinya ∂TR/∂Q-∂TC/∂Q=0 u MR-MC=0 atau MR=MC
Revenue Cost Ratio (RCR) u Diperoleh dari hasil perbandingan antara TR dan TC Kaidah keputusannya adalah: u Usaha layak/menguntungkan bila TR/TC > 1 u Usaha impas/breakeven bila TR/TC = 1 u Usaha tidak layak/merugi bila TR/TC <1
u Misal dgn data biaya sebelumnya, deketahui harga per unit output adalah Rp 45, maka kita bisa buat tabel TC, MC, TR, AR, MR,
Tabel TC, MC, TR, AR, MR & MC TR AR MR Q TC 0 60 1 90 30 45 45 45 -45 2 100 10 90 45 45 -10 3 105 5 135 45 45 30 4 115 10 180 45 45 65 5 135 20 225 45 45 90 6 180 45 270 45 45 90* 0 -60
Tabel FC, VC, TC, AFC, AVC, ATC & MC Q FC VC 0 50 0 5 50 10 12 50 20 18 50 30 23 50 40 27 50 50 30 50 60 TC AFC AVC ATC MC
u Misal dgn data biaya sebelumnya, diketahui harga per unit output adalah Rp 5, maka kita bisa buat tabel TC, MC, TR, AR, MR,
- Slides: 19